Anda di halaman 1dari 19

A.

Pengertian
Adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik
maupun psikologis. Berdasarkan definisi ini, maka perilaku kekerasan dapat dilakukan dengan
verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Perilaku kekerasan bias dalam
2 bentuk yaitu : saat sedang berlangsung perilaku kekerasan atau riwayat perilaku kekerasan.
Adalah nyata melakukan kekerasan, ditujukan pada diri sendiri/orang lain secara
verbal maupun non verbal pada lingkungan (Depkes RI, 2006)
Suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun
psikologis. Marah tidak mempunyai tujuan khusus tapi lebih merujuk pada perangkat
perasaan tertentu yang biasanya disebut perasaan marah. (Berkowitz, 1993)
Adalah perasaan emosi yang timbul sebagai reaksi terhadap kecemasan yang
meningkat dan dirasakan sebagai ancaman. Marah juga dapat diekpresikan sebagai perasaan
kecewa, tidak puas, dan tidak tercapai keinginan.
B. Rentang Respon Marah

Respon Adaptif

Respon Maladaptif
Perilaku kekerasan

Asertif

Dalam setiap orang terdapat kapasitas untuk berperilaku pasif, asertif, dan
Pasif

agresif/perilaku kekerasan (Stuart dan Laraia, 2005)


Perilaku Asertif adalah perilaku individu yang mampu menyatakan rasa marah
dan tidak setuju tanpa menyalahkan atau menyakiti orang lain sehingga dapat

menimbulkan kelegaan pada individu.


Perilaku Pasif adalah perilaku individu yang tidak mampu mengungkapkan
perasaan marah yang sedang dialami, dilakukan dengan tujuan menghindari

suatu yang nyata.


Perilaku Agresif / Perilaku kekerasan adalah hasil dari kemarahan dan
ketakutan yang sangat tinggi (panic).
1

Stress cemas harga diri rendah dan rasa bersalah dapat menimbulkan kemarahan yang
dapat mengarah pada perilaku kekerasan. Respon marah dapat diekspresikan secara eksternal
(perilaku kekerasan) atau secara internal (depresi dan penyakit fisik).
Penyebab :
1. Kehilangan harga diri karena tidak dapat memenuhi kebutuhan sehingga
individu tidak berani bertindak, cepat tersinggung dan lekas marah
2. Frustasi akibat tujuan tidak tercapai sehingga individu merasa cemas,
terancam. Individu akan coba mengatasi tanpa memperhatikan hak hak
orang lain.
3. Kebutuhan aktualisasi diri yang tidak tercapai sehingga menimbulkan
ketegangan dan membuat individu cepat tersinggung.
Respon marah dapat diungkapkan dengan cara :
1. Mengungkapkan secara verbal/langsung pada saat itu sehingga melegakan
individu dan membantu orang lain.
2. Menekan kemarahan atau pura-pura tidak marah. Hal ini mempersulit diri dan
mengganggu hubungan interpersonal.
3. Menentang atau melarikan diri. Cara ini anak menimbulkan rasa bermusuhan
dan bila dipakai terus menerus kemarahan dapat diekspresikan pada diri
sendiri atau orang lain sehingga tampak sebagai psikosomatis/agresi/amuk.
C. Tanda dan Gejala
Data perilaku kekerasan dapat diperoleh dengan observasi atau wawancara tentang
perilaku berikut ini :
1. Muka merah dan tegang
2. Pandangan tajam
3. Mengatupkan rahang dengan kuat
4. Mengepalkan tangan
5. Bicara kasar
6. Suara tinggi, menjerit dan berteriak
7. Mengancam secara verbal dan fisik
2

8. Melempar atau memukul benda atau orrang lain


9. Merusak barang atau benda lain
10. Tidak mempunyai kemampuan mencegah/mengontrol perilaku kekerasan

Ancaman atau Kebutuhan

D. Gambaran Perilaku Kekerasan


Sumber : Rawlins et al, 1993 dalam Depkes RI 2000
Stress

Ansietas
Marah
Merasa Berkuasa

Mengungkapkan kemarahan

Merasa tidak adekuat

Menentang
Menyadarkan oral akan kebutuhannya

Menentang

Tidak ada penyelesaian masalah


Mengingkari Kemarahan
Marah berkepanjangan

Memenuhi kebutuhan nya


Marah teratasi

Tidak mengekspresikan

Perkembangan kemarahan
Bermusuhan Kronik

Kemarahan diarahkan kepada diri sendiri

Depresi, penyakit fisik lainya

Kemarahan diarahkan keluar


Agresif, Perilaku kekerasan

E. Perubahan yang terjadi


1. Fisiologis
TD meningkat, RR meningkat, nafas dangka, tonus otot meningkat, muka merah,
peningkatan saliva, mual, penurunan peristaltic lambung atau perubahan kadar HCl
lambung, dilatasi pupil.
2. Emosi
Jengkel, labil, tidak sabar, ekspresi wajah tegang, pandangan tajam, merasa tidak
aman, bermusuhan, marah, bersikeras, dendam, menyerang, takut, cemas, merusak
benda.
3. Intelektual
Bicara mendominasi, bawel, berdebat, meremehkan, konsentrasi menurun.
4. Sosial
Menarik diri, sinis, curiga, agresif, mengejek, menolak kasar, humor
5. Spiritual
Ragu-ragu, moral bejat, maha kuasa, kebijakan.
F. Fungsi Positif Marah
1. Energizing Function
Marah akan menambah energy/tenagaseorang karena emosi akan meningkatkan
adrenalin dalam tubuh mengakibatkan peningkatan metabolism tubuh sehingga
terbentuk energy.

2. Ekspressive Function
Dengan
mengekspresikan

kemarahan

individu

dapat

memperhatikan/mengkomunikasikan pada orang lain keinginan dan harapan secara


terbuka tanpa melalui kata kata. Ekspresi yang terbuka menandakan hubungan sehat.
3. Self Promotional Function
Kemarahan dapat digunakan untuk memproyeksikan konsep diri yang positif atau
meningkatkan harga diri
4. Defensive Function
Kemarahan dapat meningkatkan pertahanan ego dalam menanggapi kecemasan yang
meningkat dalam konflik eksternal
5. Potienting Function

Kemampuan koping terhadap rasa marah akan meningkatkan kemampuan mengontrol


situasi.
6. Discriminating Function
Dengan mengekspresikan marah individu dapat membedakan keadaan alam
perasaannya:sedih, jengkel, marah, amuk.

G. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
b. Faktor predisposisi

Biologis
Dalam otak system limbik berfungsi sebagai regulator/pengatur prilaku. Adanya
lesi pada hipotalamus dan amigdala dapat mengurang atau meningkatkan prilaku
agresif. Perangsang pada sistem neurofisiologis dapat menimbulkan responprspon

emosional

dan

ledakan

agresif.

Penurunan

norepinefrin

dapat

menstimulasi prilaku agresif misalnya pada peningkatan kadar testosterone atau


progesterone. Pengaturan prilaku agresif adalah dengan mengatur jumlah
metabolism biogenic amino-norepinetrin.
5

Psikologis
Menurut Lorenz, agresif adalah pembawaan individu sejak lahir sebagai respon
terhadap stimulus yang diterima. Respon tersebut berupa pertengkaran atau
permusuhan. Gangguan ekspesi marah disebabkan karena ketidakmampuan
menyelesaikan agresif yang menyebabkan individu akan mengalami ancaman
yang perlu diekspresikan. Perilaku deksturktif terjadi apabila ancaman tersebut
menguasai individu. Menurut preud, agresi berasal dari rasa frustasi akibat
ketidakmampuan individu mencapai tujuan. Bila individu tidak mampu
mengekpresikan perasaannya individu akan marah pada dirinya. Frustasi
dirasakan sebagai ancaman yang menimbulkan kecemasan sehingga individu
merasa dirinya terganggu. Konflik juga merupakan anacaman bagi individu yang
dapat mencetuskan prilaku agresif. Persepsi yang salah terhadap konflik yang
terjadi dpat membuat individu menjadi agresi. Teori eksistensi yang dikemukakan
oleh fromm menyatakan bahwa tingkah laku individu didasarkan pada kebutuhan
hidupnya dengan cara konstruktif individu akan berprilaku agresif. Prilaku
dekstruktif juga dapat disebabkan oleh kegagalan mendapatkan eksistensi akibat
kondisi sosiasocial tidak sejalan dengan niat dan alas an individu.

Sosiokultural
Norma-norma cultural dapat digunakan untuk membantu memahami ekspresi
agresif individu. Teori lingkungan social mengemukakan bahwa norma yang
memperkuat prilaku disebabkan oleh ekspresi marah yang pernah dialami
sebelumnya. Menurut Madden, orang-orang yang pernah memiliki riwayat ditipu

cenderung mudah marah yang di sebut Acting out terhadap marah. Bila
privacy/pribadi terganggu oleh kondisi sosial maka responnya

berupa

agresif/amuk. Teori belajar sosial menurut Robert; yang disempurnakan oleh


Miller dan Dollar, mengemukakan bahwa tingkah laku agresif dipelajari sebagai
bagian dari proses sosial. Agresif dipelajari dengan cara imitasi terhadap
pengalaman langsung. Pola subcultural cenderung menyebabkan imitasi tingkah
laku agresi yang mengarah pada amuk. Ahli teori sosial berpendapat bahwa
komponen biologi tingkah laku agresif berhubungan dengan aspek-aspek
psikososial.
c. Stressor presipitasi
Ancaman terhadap fisik: pemukulan, penyakit fisik
Ancaman terhadap konsep diri: frustasi, harga diri rendah.
Ancaman eksternal: serangan fisik, kehilangan orang/ benda berarti.
Ancaman internal: kegagalan, kehilagan perhatian.
d. Mekanisme koping
Denial, mekanisme pertahanan ini cenderung meningkatkan marah seseorang
Karena

sering

digunakan

untuk

mempertahankan

harga

diri

ketidakmampuannya.
Sublimasi, adalah dengan mengalihakan rasa marah pada aktifitas lainnya

akibat

Proyeksi, juga cenderung meningkatkan ekspresi marah karena individu berusaha


mengekspresi marahnya terhadap orang/benda tanpa dihalangi.
Formasi,adalah perilaku pasif-agresif karena perasaannya tidak dikeluarkan
akibat ketidakmampuannya mengekspresikan kemarahannya atau memodifikasi
perilakunya. Pada saat-saat tertentu individu dapat menjadi agresif secara tibatiba.
Represi, merupakan mekanisme pertahanan yang dapat menimbulkan permusuhan
yang tidak disadari sehingga individu bersifat eksploaitatif, manipulative, dan
ekspresi lainnya yang mudah berubah.
2. Diagnose keperawatan
Diagnose keperawatan ditetapkan sesuai dengan data yang didapat, walaupun saat ini
tidak melakuakan perilaku kekerasan tetapi pernah melakukan atau mempuanya riwayat
perilaku kekerasan dan belaum mempunyai kemampuan mecegah/mengontrol perilaku
kekerasan tersebut.
Masalah keperawatan yang mungkin muncul untuk masala perilakun kekerasan adalah :
1. Harga diri rendah
2. Perilaku kekerasan
3. Koping individu tidak efektif
4. Perubahan persepsi sensori : halusinasi
5. Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain dan lingkungan.
8

3. Rencana Tindakan Keperawatan


1. Tujuan tindakan keperawatan
Tujuan umum :klien dapat

mengontrol perilakunya dan dapat mengungkapkan

kemarahannya secara asertif.


Tujuan khusus:
1. klien dapat mengidentifikasi penyebab dan tanda-tanda perilaku kekerasan.
2. Klien dapat memilih cara uang kontruktif dalam berespon terhadap kemarahannya.
3. Klien mampu mendemostrasikan perilaku yang terkontrol.
4. Klien memperoleh dukungan keluarga dalam mengontrol perilaku danmenggunakan
obat dengan benar.
2. Tindakan keperawatan
Dengan mengunakan ppendeka tentang rencana keperawatan mulai dari strategi
pencegahan samapai strategi pengontrolan. Pada strategi penjegahan dapat dikaukan
pendidikan kesehatan, latihan asertif, kesadaran diri, komunikasi verbal dan non verbal,
peubahan lingkungan, intervvensi perilaku dan penggunaan psikofarmaka. Jika strategi
ini dilakuakn namun klien bbertambah agresif maka teknik manajemen krisis seperti
isolasi dan pengikatan harus dilakukan. Namun demikian pencegahan adalah upaya yang
terbaik dalam mengelola klien dalam perilaku kekerasan.
Berikan beberapa rencana keperawatan yang berkaitan dengan perilaku kekerasan
:
9

Isi

Kegiatan Instruksional

Bantu

klien

mengidentifikasi

Focus pada perilaku non verbal.

Evaluasi

Klien mendemonstrasikan

Mengeksperisakan maarah secara

sikap tubuh dan ekspres

non verbal melalui bermin peran

wajah pada saat marah

(role playing)
Gambaran situasi yang bviasanya

Klien

kesempatan

dapat menimbulkan rasa marah

mengambarkan

mengekspresikan

yang tepat.

marah

marahnya

Berikan

marah

dapat

dengan

siatuasi
respon

yang sesuai

Katihan ekspresi

Bermain peran atau (role playing)

Klien ikut serta dalam

marah

dengan membayangkan respon

bermain

yang sesuai terhadapa marah

mengidetifikasikan

peran

dan

perilaku yang sesuai untuk


Terapkan

Bantu klien mengidentifikasikan

mengekspresikan marah
Klien mengidentifikasikan

ekspresi

marah

situasi nyata yang mebuat ia

situasi nyata yang telah

dalam

situasi

marah.

mebuat marah.

nyata

Bermain

peran

menghadapi

Klien

mampu

obyek yang menimbulkan rasa

mengkspresikan

marah

marahnya melalui peran


bermain.

Berikan

umpan

balik

apabila

klien

dapat

mengekspresikan

10

perasaannya .

Identifikasi

Baut

daftar

beberapa

cara

Klien

ikut

serta

alternative yang

ekspresi marah tanpa konfrontasi

mengidentifikasikan

digunkan untuk

lansung

alternatif-alternatif

mengekspresikan

Diskusikan

marahnya .

yang sesuai yang akan digunakan

Hadapai

klien

Berikan

alternative

situasi

dukungan

konfrontasi bila diperlukan.

sebagai

Diskusikan

yang

orang
menajsi

akan digunakan.

sama

dengan berperan

yang

Klien

mengidetifikasi

perasaan marahnya dan

pengalaman

yang

dapat menghaspi obyek


yang mebuatnya marah

dirasakan

sumber marah

dengan

cara

yang

positif/sesuai.

Tindakan keperawatan klien kesulitan untuk mengekspresikan marahnya


Prinsip umum
Mengekspresikan
secara esertif

marash

Rasional
Perilaku

pasif

memperkuar
rendah

harga

Tindakan keperawatan
akan
diri

Bina hubungan saling


percaya.

Bantu klien mengenali


perasaan

11

dan

batas

Mengekspresikan marhanya

Kemarahan yang ditekan

marahnya.
Komunikasikan

secara asertif

akan menyebabkan depresi

bahawa

Perilaku

normal

agresif

juga

menyebabkan rasa tidak

Identifikasikan

aman

mekanisme

dan harga diri

rendah

marah

itu

koping

yang bisa digunakan

Perilaku

asertif

akan

Berikan

dukungan

menghasilkan harga diri

pada

tinggi

konstrutif

dan

dapat

koping

yang

menghindarkan diri dari

Eksplorasi alternative

melakukan

perilaku

tindakan

kekerasan pada orang lain

Bantu

klien

untuk

membantu
mengekpresikan
perasaannya

secara

asertif
Peningkatan perhatian pada

Memebrikan batas perilaku

Berikan umpan balik


Informasikan batasan

perilaku yang positif

yang dapat diterima dan

perlaku

tidak

diterimaberikut

dapat

diterima

meningkatkan

Ekspresi

prasaan
12

dapat

alasannya

sosialisasinya

yang

adalah

Klasifikasika kembali
tanggung jawab klien

sutu proses yang membantu

terhadap perilakunya

klien

Berikan

untuk

saling

mengharagai orang lain

bataskonsekuensi

Mendapatkan batsan marah

untuk

Marah

peraturan yang telah

dapat

dipelajari

disepakati.

klien dan lebih befektif dari

mekanisme koping

pelanggaran

Tingkatkan
kesepakatan

staf

terhadap

batasan-

batasan yang sesuai

Konsisten

terhadap

batasan-batasan
telah

yang

ditetapkan

bersama

Berikan umpan balik


positif

Lindungi diri dari usaha


mmelukai

diri

sendiri

Perilaku

kekerasan

mepunyai

maupun orang lain

tinggi

resiko

yang

diri dan oranglain

Perasaan

menimbulkan

aka

tekanan

psikologis, apabila tidak


13

sikap

lingkungan

dengan tenang

bersalah

berhasil.
Pertahankan
maupun

untuk mencederai

apabila

Control emosi tandatanda ketegangan


Berikan
anticemas

obata
atau

dapat
individu

mengontrolnya
dapat

antipsikotik.

melukai

oranglain

Hindari

pertentangan

dengan klien yang dapt

Ciptakan rasa nyaman


merendahkan dirinya.
Respon tidak terapeutik terhadap respon marah
Respon
Bertahan

Ciri utama
Kemarahan klien diinterprestasikan sebagai penyerangan dengan
penjelasan bahwa situasi menyerang itu tidak adil atau pengecut.

Membalas dendam

Menempatkan diri pada status yang lebih tinggi dengan harapan


dapat

menghunkum

orang

lain

dan

mengekspresikan

kemarahannya.
Merendahkan

Cirri

utama

adalah

menduga

bahwa

dengan

sikap

sombong/menempatkan diri pada posisi yang lebih tinggi dapat


menurunkan emosi klien
Menghindari

Tidak mengakui atau mengabaikan perasaan klien

Proses belajar asertif


Proses belajar asertif
1. Observasi perilaku anda.
2. Buat catatan tentang perilaku asertif dan tidak asertif
3. Pilih satu situasi untuk menguji perilaku anda
4. Ulangi perilaku anda dalam situasi yang berbeda
5. Observasi apakah tundakan anda efektif untuk situasi yang berbeda
6. Indentifikasi alternative respon
14

7. Bayangkan bagaiman anda mendapatkan diri untuk melakukan tindakan efektif, ulangi
latihan tersebut pada situasi yang berbeda
8. Latih untuk melakukan hubungan baru dengan situasi nyata
9. Siapakan diri anda untuk menerima umpan balik dan bersikap positif terhadap tanggapan
orang lain.

Prinsip yang perlu diperhatikan pada pengelolaan klien perilaku kekerasan :


1. Staf diberi latihan mengenai pencegahan dan pengelolaan klien perilaku kekerasan
termasuk bermain peran
2. Perbandingan perawat klien 1:1
3. Untuk tindakan pengamanan dilakukan secara kompak, tidak dibenarkan menghadapi
klien perilaku kekerasan seorang diri.
4. Berikan informasi tindakan yang akan dilakukan ataupun pemberian obat yang berkaitan
dengan perilaku kekerasan
5. Lindungi bagian tubuh vital staf dari upaya perlukaan
6. Bila situasi dapat diatasi, segera diskusikan insiden yang terjadi
7. Setelah klien tenang dan dapat mengontrol perilaku dan beri kesempatan kepadanya
untuk mengekspresikan perasaannya
8. Berikan penguatan positif bila klien dapat mengekspresikan perasaannya.
4. Implemetasi

15

a) Kesadaran diri perawat


Meliputi kesadaran tentang perasaan diri dn responnya terhadap marah, pengetahuan
tentang marah.
b) Merumuskan batasan marah
Menurut lomis (1970) dalam buku stuart dan sundeen 1987 menerapkan bahwa marah
akan membatu klien menentukan alas an dan magsud prilaku klien, menetapkan alternatif
cara mengungkapkan marah dan dengan marah dapt mengungkapkan harapan dengan
cara yang positif.
c) Pengendalikan terhadap kekerasan
Dimagsudkan untuk menyalurkan energy secara konstruktif. Pada kondisi ini perawat
perlu mengembangkan kemampuan mengatasi tingkah laku yang tidak terkontrol,
lakukan secara empati dan observasi cermat terhadap tingkah laku klien dalam rangka
antisipasi marah. Lakukan komunikasi dengan nada lembut, nada rendah, gunakan
kalimat sederhana dan pendak, tidak membalas dengan suara keras, sikap rileks,
hindarkan tertawa dan tersenyum bukan pada tempatnya. Hal ini dapat membatu menjaga
harga diri klien sehingga klien mampu mengungkapkan rasa marahnya.
d) Latihan asertif
Prinsip : komunikasi langsung pada orang lain.
Katakana tidak untuk hal yang tidak beralasan/tidak logis.
Mampu mengungkapkan keluhan.

16

Mengungkapkan penghargaan pujian.


Pelaksanaan asertif dapat terlhat melalui bahasa tubuh, mendengar dan percakapan.
Menurut hays ( dikutif dari stuart dan sundeen 1987) latihan insertif dapat dilakukan
dengan cara :
a) Menerima diri sebagai orang yang marah ( empati ).
b) Mengekplorasi diri untuk menemukan alasan marah.
c) Menyalurkan energy marah secara konstruktif.
Dengan melakukan latihan asertif individu akan berani dalam :
a) Menyatakan keinginan secara langsung.
b) Bicara dengan tegas dan yakin.
c) menguraian akibat tingkah lakunya.
d) Menolak permintaan orang lain tanpa merasa bersalah.
Intervensi lain yang dapt diberikan meliputi :
1) aspek biologis : Aktifitas fisik yang bermanfaat baik olahraga maupun
pekerjaan.
2) Aspek emosi : mengurangi sumber penyebab cemas atau yang meningkatkan
kecemasan.
3) Aspek intelektual : pembatasan pola piker dan focus pemecahan masalah
pada here and now .
17

4) Aspek sosial : mengajarkan klien menyalurkan marah secara sehar seperti


latihan asertif.
5) Aspek spiritual : sembahyang, berdoa atau ibadah lain meminta pada tuhan
untuk memberi kesabaran, mengadu pada tuhan keslahan/kejengkelan.
Intervensi yang dilakukan pada saat terjadinya perilaku kekerasa : amuk :
1) Bicara tentang, gerakan tidak terburu-buru, nada suara rendah.
2) Jika harus dilakukan pembatasan gerak.
3) Jangan lakukan sendiri, minimal ada 2-3 orang, satu orang jadi leader.
4) Bicara pada klie sesuai protocol pengekangan/ pembatasan gerak ( lihat
pedoman pengekangan/pelepasan).
5. Evaluasi
Pada klien :
1. klien

mampu

menggunakan

kesal/jengkel(fisik,verbal,sosial,sfiritual).
2. klien tidak melakukan prilaku kekerasan.
3. Klien menggunakan obat dengan benar.
4. Klien mampu melakukan kegiatan sehari-hari.
Pada keluarga
1. Keluarga mampu merawat klien.
18

cara

yang

sehat

jika

2. Keluarga mengetahui kegiatan yang perlu klien lakukan di rumah (boleh diluar jadwal).
3. Keluarga mengetahui cara memberi obat dengan benar dan waktu follow-up.

19

Anda mungkin juga menyukai

  • Dasjakasahdkakdjkd
    Dasjakasahdkakdjkd
    Dokumen1 halaman
    Dasjakasahdkakdjkd
    Novena Patricia Vita
    Belum ada peringkat
  • Penambahan Angka - Dalam Kode BCD
    Penambahan Angka - Dalam Kode BCD
    Dokumen11 halaman
    Penambahan Angka - Dalam Kode BCD
    Novena Patricia Vita
    Belum ada peringkat
  • Keluarga Print
    Keluarga Print
    Dokumen22 halaman
    Keluarga Print
    Novena Patricia Vita
    Belum ada peringkat
  • Dasjakas
    Dasjakas
    Dokumen1 halaman
    Dasjakas
    Novena Patricia Vita
    Belum ada peringkat
  • Encoder Dan Decoder
    Encoder Dan Decoder
    Dokumen17 halaman
    Encoder Dan Decoder
    Novena Patricia Vita
    Belum ada peringkat
  • PENGERTIAN
    PENGERTIAN
    Dokumen22 halaman
    PENGERTIAN
    Novena Patricia Vita
    Belum ada peringkat
  • Penanganan Dismenore Primer Dan Sekunder
    Penanganan Dismenore Primer Dan Sekunder
    Dokumen1 halaman
    Penanganan Dismenore Primer Dan Sekunder
    Novena Patricia Vita
    Belum ada peringkat
  • Remaja
    Remaja
    Dokumen1 halaman
    Remaja
    Novena Patricia Vita
    Belum ada peringkat
  • Bab III Itot
    Bab III Itot
    Dokumen5 halaman
    Bab III Itot
    Novena Patricia Vita
    Belum ada peringkat
  • BAB I Itot
    BAB I Itot
    Dokumen4 halaman
    BAB I Itot
    Novena Patricia Vita
    Belum ada peringkat
  • A. Definisi
    A. Definisi
    Dokumen17 halaman
    A. Definisi
    Novena Patricia Vita
    Belum ada peringkat
  • Bab III Itot
    Bab III Itot
    Dokumen5 halaman
    Bab III Itot
    Novena Patricia Vita
    Belum ada peringkat
  • Definisi
    Definisi
    Dokumen9 halaman
    Definisi
    Novena Patricia Vita
    Belum ada peringkat
  • Pen Gerti An
    Pen Gerti An
    Dokumen18 halaman
    Pen Gerti An
    Novena Patricia Vita
    Belum ada peringkat
  • Geron Tik
    Geron Tik
    Dokumen6 halaman
    Geron Tik
    Novena Patricia Vita
    Belum ada peringkat
  • Defisit Perawatan Diri
    Defisit Perawatan Diri
    Dokumen21 halaman
    Defisit Perawatan Diri
    Novena Patricia Vita
    Belum ada peringkat
  • Senam Chikung
    Senam Chikung
    Dokumen10 halaman
    Senam Chikung
    Novena Patricia Vita
    Belum ada peringkat
  • Gerontik Asma Dan BP Fixed
    Gerontik Asma Dan BP Fixed
    Dokumen32 halaman
    Gerontik Asma Dan BP Fixed
    Novena Patricia Vita
    Belum ada peringkat
  • Makalah Gerontik KLPK 1
    Makalah Gerontik KLPK 1
    Dokumen16 halaman
    Makalah Gerontik KLPK 1
    Novena Patricia Vita
    Belum ada peringkat
  • Stroke File
    Stroke File
    Dokumen19 halaman
    Stroke File
    tatamahyuvi
    Belum ada peringkat
  • Anatomi Fisiologi Kulit
    Anatomi Fisiologi Kulit
    Dokumen34 halaman
    Anatomi Fisiologi Kulit
    Novena Patricia Vita
    Belum ada peringkat