Anda di halaman 1dari 49

Kelompok 3

STRUKTUR ATOM DAN


SPEKTRA ATOM
Oleh Angelina, Michaelle Flavin, Muhammad Galih Utomo,
Putty Ekadewi, Rizki Larasati
Teknologi Bioproses 2014 FT UI, Depok
November 2015

Peta Konsep
Struktur Atom dan
Spektra Atom
Struktur dan Spektra
Atom Hidrogen

10.1 Struktur
Atom
Hidrogen

Struktur dari Atom


Banyak Elektron

10.2 Orbital
Atom dan
Energinya

Spektra Atom
Kompleks

10.6
Kekurangan
Kuantum dan
Batas Ionisasi
10.8
pemasangan
Orbit Putaran

10.3 Transisi
Spektra dan
Aturan Seleksi
10.5 Orbital medan
konsisten-diri

10.4 Pendekatan
Orbital

10.7 Keadaan
singlet dan triplet

10.9 Simbol
Pernyataan dan
Peraturan Seleksi

STRUKTUR DAN
SPEKTRA ATOM
HIDROGEN

Pada pembahasan ini, kita


akan
melihat
mekanika
kuantum yang menjelaskan
struktur elektron sebuah atom,
yaitu susunan elektron di
sekitar inti. Konsep pada bab
ini dapat diterapkan dengan
lingkup hidrogenik dan atom
berelektron banyak.
Atom hidrogenik adalah atom
berelektron tunggal dan ion
yang umumnya bernomor
atom Z, meliputi H, He+ , Li2+
dan U91+.
Atom berelektron banyak
adalah atom dan ion yang
mempunyai lebih dari satu
elektron, dan meliputi semua
atom netral kecuali H.

PENDAHULUAN

Struktur dan Spektra Atom Hidrogenik


Jika muatan listrik dilewatkan melalui gas hidrogen, molekul
H2 akan terurai, menghasilkan atom H yang tereksitasi
secara energetik. Atom-atom H ini memancarkan sinar
dengan frekuensi diskret. (Perhatikan Gambar 10.1)

Ahli spektroskopi Swedia, Johannes Rydberg, pada tahun 1890 mencatat


bahwa ketiga deret itu, yaitu deret Lyman, Balmer, dan Paschen sesuai
dengan:

Dengan n1 = 1 (Lyman), 2 (Balmer), dan 3 (Paschen) dan pada setiap kasus


n2 = n1+1, n1+2, ........ Konstanta RH sekarang disebut konstanta Rydberg
untuk atom hidrogen.
Bentuk persamaan (1) memberi kesan yang kuat bahwa bilangangelombang dari setiap garis spektrum dapat dituliskan sebagai selisih dari
dua suku yang masing-masing berbentuk :

Konsep suku spektroskopi merupakan kandungan dari asas kombinasi Ritz,


yang menyatakan
Bilangan-gelombang garis spektrum manapun merupakan selisih dari
dua suku

Dapat dikatakan bahwa dua suku T1 dan T2 bergabung menghasilkan garis


spektrum dengan bilangan-gelombang:

Kekekalan energi menyiratkan kondisi frekuensi Bohr :


Jika sebuah atom berubah energinya sebesar E, selisihnya dibawa
sebagai foton dengan frekuensi v, dengan :
E = hv ............................... (2)

10.1 Struktur Atom Hidrogenik


Energi potensial Coulomb dari elektron (dengan muatan e) pada jarak r
dari inti yang bermuatan Ze (dengan Z =1 untuk H) :

Hamiltonian untuk elektron dan massa nukleus MN adalah :

Pemisahan gerakan dalam


Secara garis besar, kita mulai dengan menuliskan persamaan
Schrdinger untuk inti dan elektron dalam bentuk :

dengan = massa tereduksi.


Selanjutnya, kita pisahkan variasi sudut fungsi-gelombang dari
kebergantungannya terhadap jari-jari. Jika dituliskan akan menjadi:

Setelah itu uji apakah persamaan Schrodinger itu terpisah menjadi


dua persamaan, satu untuk R dan yang lain untuk Y. Kedua
persamaan yang terpisah itu adalah :

Dengan,

Persamaan Gelombang Radial


Penyelesaian persamaan radial hanya dapat diterima untuk energi,
yaitu :

Fungsi gelombang yang bersesuaian adalah

Dengan
n= 1, 2, ........ Dan l = 0, 1, 2, ....., n-1

Variabel yang terdapat di dalam R sebanding dengan jari-jari r :

Faktor L() yang terdapat di dalam R merupakan polinomial dalam , yang


disebut polinomial yang terhubungkan dengan polinomial Laguerre.
Beberapa polinomial Laguerre terhubungkan dapat diambil dari fungsi
yang terdapat di dalam Tabel 10.1 dan kebergantungan fungsi gelombang
radial R terhadap jari-jari (ternominalisasi) penuh digambarkan pada
gambar 10.4. Perhatikanlah, nilai maksimum yang paling jauh mempunyai
amplitudo paling besar.

10.2 Orbital Atom dan Energinya


Elektron selain bersifat partikel juga bersifat gelombang.
Persamaan Schrdinger: persamaan gelombang penyelesaiannya
disebut fungsi gelombang ().
Orbital adalah fungsi gelombang atom hidrogenik yang dinyatakan
dengan tiga bilangan kuantum, yaitu bilangan kuantum utama (n),
bilangan kuantum azimuth (l), dan bilangan kuantum magnetik (ml
atau m)
Atom hidrogen memiliki keistimewaan yaitu :
Energi tidak bergantung pada orbital l dan m
Energi hanya bergantung pada orbital n
n
l

: 1, 2, 3 ....
: 0, 1, 2, 3 ....

m : 0, 1, 2, 3, ...

a. Tingkat Energi
Keadaan berikatan (bound states) : energi elektron lebih
rendah daripada energinya ketika elektron berada jauh tak
terhingga dan pada keadaan diam (yang sesuai dengan energi
nol). Densitas elektron terpusat terpusat di antara intiinti
atom
Keadaan tak berikatan (unbound states) : keadaan tempat
dinaikkannya elektron, jika elektron dikeluarkan dari atom
oleh tubrukan berenergi tinggi/ foton. Energi elektron tak
berikatan itu tidak terkuantitatifkan dan membentuk
keadaan kontinum atom.

b. Energi Pengionan
Energi pengionan atom I adalah energi minimum
yang diperlukan untuk mengionkan atom dalam
keadaan dasar (energi rendah).
Atom terionkan jika elektron sudah tereksitasi sapai
tingkat E=0 yang sesuai dengan n= sehingga
energi yang harus diberikan
I = hcRH= 2,179 x 10-18 J = 13,60 eV

c. Kulit dan Subkulit


a. Bilangan Kuantum Utama (n)
Bilangan kuantum utama (n) menyatakan tingkat energi utama atau kulit atom
Orbital dengan bilangan kuantum utama berbeda memiliki tingkat energi yang
berbeda
Orbital n membentuk kulit tunggal atom

n=

b. Bilangan Kuantum Azimuth (l)


Subkulit (subtingkat energi) yang masing-masing subkulit tersebut dicirikan
oleh bilangan kuantum azimuth yang diberi lambang (l ).
Orbital dengan nilai n yang sama tetapi berbeda nilai l membentuk subkulit dari kulit
tersebut, yang dinyatakan dengan

l=

c. Bilangan Kuantum Magnetik (m)


Bilangan kuantum magnetik (m) menyatakan orbital
khusus yang ditempati elektron pada suatu subkulit. Nilai
bilangan kuantum magnetik bergantung pada nilai
bilangan kuantum azimuth

d. Bilangan Kuantum Spin (s)


Sambil beredar mengintari inti, elektron juga berputar
pada sumbunya. Gerak berputar pada sumbu ini
disebut rotasi. Hanya ada dua kemungkinan arah rotasi
elektron, yaitu searah atau berlawanan arah jarum jam.
Kedua arah yang berbeda itu dinyatakan dengan bilangan
kuantum spin (s) yang mempunyai nilai s = + 1/2
atau s = 1/2.

Fungsi Distribusi Jari- Jari


melalui fungsi gelombang menunjukkan peluang
menemukaan elektron di sembarang daerah
Fungsi Distribusi Radial P
kepekatan peluang, jika P dikalikan dr akan
menghasilkan peluang menemukan elektron
dimanapun didalam kulit dengan ketebalan dr pada
jari- jari r

Fungsi Distribusi Radial P

d. Orbital Atom

10.3 Transisi Spektra dan Aturan Seleksi


TRANSISI SPEKTRA
Jika elektron mengalami transisi, yaitu perubahan keadaan, dari orbital
dengan bilangan kuantum n1, l1, ml1 ke orbital lain (yang energinya lebih
rendah) dengan bilangan kuantum n2, l2, ml2, maka elektron itu mengalami
perubahan energi E dan membuang frekuensi v yang dinyatakan oleh
syarat frekuensi Bohr.
Asumsi Semua transisi yang mungkin, diperbolehkan, dan bahwa
spektrum atom berasal dari transisi sebuah elektron dari sembarang orbital
awal ke sembarang orbital lain.
Hal ini tidak akan terjadi, karena foton mempunyai momentum sudut spin
intrinsik satuan. Jika foton dihasilkan oleh elektron yang mengalami
transisi, momentum sudut elektron harus berubah untuk mengimbangi
momentum sudut yang terbawa oleh foton sebagai spinnya.

ATURAN SELEKSI
Aturan seleksi merupakan pernyataan tentang transisi mana yang
dibolehkan. Aturan ini diturunkan (untuk atom) dengan
mengenali transisi yang menghimpun momentum sudut jika foton
dipancarkan atau diabsorbsi. Aturan seleksi untuk atom
hidrogenik adalah:

Aturan seleksi memungkinkan kita membuat diagram Grotrian


(Gambar 10.17), yaitu diagram yang merangkum energi keadaan
dan transisi yang dibolehkan di antara keadaan-keaadaan itu.
Kepekatan garis-garis transisi pada diagram menyatakan
intensitas relatifnya di dalam spektrum.

STRUKTUR DARI
ATOM BANYAK
ELEKTRON

10.4 Pendekatan Orbital


Dapat dianggap bahwa setiap elektron menempati
orbital milik sendiri :

Orbital individual menyerupai orbital hidrogenik,


tetapi dengan muatan inti yang sudah berubah
karena adanya elektron lain di dalam atom

Atom Helium
Hamparan orbital digunakan untuk menyatakan
struktur elektronik atom dengan menampilkan
konfigurasinya
Atom He memiliki 2 elektron. Elektron pertama dan
kedua menempati orbital hidrogenik 1s, sehingga
konfigurasi elektron keadaan dasar He adalah 1s2

Asas Pauli
Tidak lebih dari dua elektron yang dapat menempati sembarang
orbital tertentu, dan jika dua elektron menempati satu orbital,
spinnya harus berpasangan.
Misal, 2 elektron akan menempati subkulit 1s. Tiga bilangan
kuantum pertama akan mempunyai nilai yang sama (n = 1, l = 0,
m = 0). Untuk itu bilangan kuantum yang terakhir, yaitu bilangan
kuantum spin(s) harus mempunyai nilai berbeda (+1/2 atau -1/2)

Dengan kata lain, setiap orbital maksimal hanya dapat terisi 2


elektron dengan arah spin berlawanan. Sebagai contoh, pengisian
elektron pada orbital 1s digambarkan sebagai berikut.

Jumlah elektron
maksimal untuk tiap
subkulit sama dengan
dua kali dari jumlah
orbitalnya.
orbital s maksimal 2
elektron,
orbital p maksimal 6
elektron,
orbital d maksimal
10 elektron, dan
orbital f maksimal
14 elektron,

Asas Aufbau
Tujuannya untuk mencari urutan penempatan orbital
hidrogenik sehingga menghasilkan konfigurasi
keadaan dasar atom netral.
Prinsip Aufbau verasal dari asas larangan Pauli yang
mengatakan bahwa tidak ada 2 elektron dalam
sebuah atom yang dapat memiliki bilangan kuantum
sama, karena harus membangun ke tingkat energi
yang lebih tinggi.

Anak panah menunjukan


urutan pengisian orbital.
Urutan orbital berdasarkan
tingkat energi mengacu
pada urutan arah panah,
yaitu 1s, 2s, 2p, 3s, 3p, dan
seterusnya. Dari urutan
tersebut terlihat bahwa
tingkat energi 3d lebih
besar dibandingkan tingkat
energi 4s. Jadi, setelah 3p
penuh,
elektron
akan
mengisi subkulit 4s terlebih
dahulu sebelum subkulit
3d.

Aturan Hund
Atom pada keadaan dasar membentuk konfigurasi
dengan jumlah elektron tak berpasangan terbesar.
Aturan Hund menyatakan bahwa:
1. Setiap orbital di subtingkat diisi elektron tunggal
sebelum orbital diisi pasangan elektron.
2. Semua elektron tunggal yang mengisi orbital akan
mempunyai spin yang sama.

Subkulit yang mengandung orbital lebih dari 1 adalah p, d,


dan f. Pengisian elektron menurut aturan hund dimulai
dengan mengisi satu elektron pada tiap-tiap orbital dengan
arah putaran (spin) yang sama. Setelah semua orbital terisi
satu elektron, elektron sisanya akan mengisi orbital dengan
arah putaran (spin) yang berlawanan, sehingga orbital
terisi pasangan elektron.

10.5 Orbital medan konsisten-diri


(self-consistent field orbitals)
Persamaan Schrodinger :

Prosedur Hartree-Fock :
Misalkan pada atom Na, pendekatan orbital menghasilkan
konfigurasi 1s22s22p63s1 dan orbital diperkirakan=orbital
hidrogenik. Persamaan Schrodinger dapat dituliskan untuk
elektron itu dengan menganggao bahwa energi potensialnya
berasal dari tarikan inti dan tolakan elektron rata-rata dari
elektron lain dalam orbital hampiran itu.

-> fungsi distribusi radial


untuk
orbital
Na
berdasarkan
perhitungan
Self
Consistent
Field
(SCF).
Gambar ini memperlihatkan
pengelompokan kepekatan
elektron ke dalam kulit.
Perhitungan
SCF
mendukung
pembahasan
kualitatif yang menjelaskan
keperiodikan kimia dan
menampilkan
fungsi
gelombang yang terinci dan
energi yang tepat.

SPEKTRA DARI ATOM


KOMPLEKS

10.6 Kekurangan Kuantum dan Batas Ionisasi


Salah satu kegunaan spektroskopi atomik adalah
penentuan energi ionisasi
Level energi atom secara umum tidak berbeda sebesar
1/n2. Oleh karena itu nilai Zeff lebih dari 1 dalam
bentuk -hcR/n2 namun kurang sedikit dari persamaan
tersebut.
Kekurangan ini disebut kekurangan kuantum, .
Sehingga persamaan menjadi -hcR/(n-)2.

10.7 Keadaan Singlet dan Triplet


Pada konfigurasi, terdapat
bilangan s, atau spin.
Spin paralel dan anti-paralel
berpasangan saling
meniadakan sehingga
menghasilkan total putaran
sama dengan nol. -> singlet
Pengaturan elektron
berpasangan disebut singlet,
nilai putarannya mengikuti
prinsip Pauli, yaitu:

Momentum angular dari 2 putaran


paralel bertambah sehingga nilai
putaran total menjadi tidak 0.
Keadaan ini disebut keadaan
triplet.

Untuk keadaan yang didapatkan


dari konfigurasi yang sama,
keadaan triplet biasanya lebih
rendah dari keadaan singlet.

Menurut peraturan Hund: keadaan


atom dengan spin paralel memiliki
tingkat energi yang lebih rendah
dibandingkan keadaan
berpasangan

10.8 Pemasangan Orbit Putaran


Elektron memiliki momen
magnetik yang muncul dari
putarannya. Elektron dengan
momentum angular memiliki
momen magnetik dari
momentum orbitalnya.
Interaksi antara momen
magnetik putaran dengan medan
magnet dari momentum angular
orbital disebut pemasangan orbit
putaran.
Kekuatan pemasangan
bergantung pada orientasi relatif
dari putaran dan momen
magnetik orbital.

Momentum angular total:

dideskripsikan oleh bilangan


kuantum j dan m. j=l + atau
j=l

kekuatan pemasangan putaran


orbit bergantung pada muatan
nuklir.

Saat spin dan orbital momentum


angular hampir paralel,
momentum angular total tinggi.
Kebalikannya berlaku untuk spin
dan orbital momentum angular
yang berlawanan.

10.8 pemasangan Orbit Putaran

10.8 Pemasangan Orbit Putaran

Struktur halus:

adalah struktur pada spektrum


akibat pemasangan putaran orbit.
Dapat dilihat dengan jelas pada
spektrum emisi dari uap natrium
yang dieksitasi oleh muatan
listrik.
Contoh dari struktur halus
adalah 2 garis spectra dengan
transisi yang dimulai pada j=3/2
dan j=1/2.

10.9 Simbol Pernyataan dan Peraturan Seleksi


Simbol pernyataan
memberikan tiga informasi
(2P ):
3/2

Total momentum angular


orbital (L)

saat terdapat beberapa


elektron, penting untuk
ditentukan apakah
momentum angular orbital
mereka saling menambah
atau saling berlawanan

L menyatakan besarnya nilai


momentum angular yang
mengikuti seri ClebschGordan

P melambangkan total
momentum angular orbital
bilangan kuantum, L.
2P melambangkan perkalian
dari pernyataan.

P3/2 adalah nilai total


momentum angular orbital
bilangan kuantum, J.

10.9 Simbol Pernyataan dan Peraturan Seleksi


Perkalian (S)

saat terdapat beberapa elektron


yang dipertimbangkan maka
nilai total putaran momentum
angular bilangan kuantumnya,
S, perlu untuk dihitung. S turut
mengikuti seri ClebschGordan
S= 1 atau S= 0 untuk 2
elektron, untuk 3 elektron
nilainya ditambahkan ke
kedua s pertama sehingga S=
3/2 atau S=
Perkalian suatu pernyataan
adalah nilai dari 2S+1.

10.9 Simbol Pernyataan dan Peraturan Seleksi

Total momentum angular (J)

J memberi indikasi orentasi relatif dari putaran dan


momentum angular orbital elektron. Hal ini berlaku juga pada
lebih dari satu elektron.

Apabila pemasangan putaran orbit lemah, maka dapat


digunakan skema pemasangan Russell-Saunders.

Dapat menggunakan seri Clebsch-Gordan untuk RussellSaunsers coupling

Apabila nilai putaran orbit besar (atom berat), nilai spin


individu dan momentum orbital digunakan untuk menentukan
nilai j (yang akan digabungkan untuk memberi nilai J).
Skema ini disebut jj-coupling.

10.9 Simbol Pernyataan dan Peraturan Seleksi


Peraturan seleksi
Peraturan seleksi muncul dari konservasi momentum angular pada
saat transisi
Peraturan seleksi dapat diaplikasikan pada saat skema pemasangan
Russell-Saunders valid, karena pada atom yang berat peraturan ini
akan gagal secara progresif karena jj-coupling lebih tepat untuk
menggambarkan keadaanya.
Peraturan:

SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Pertanyaan dan Jawaban


Diah: Fungsi dari pemisahan gerak dalam untuk mempermudah perhitungan atau
mempermudah pengklasifikasian struktur atom?
Jawab: Mempermudah perhitungan, karena pemisahan gerak dalam hanya untuk struktur atom
hidrogenik sehingga tidak perlu diklasifikasikan lagi.
Delfina: Elektro memiliki momen magnet, dihasilkan dari mana momen magnet tersebut?
Jawab: Momen magnet muncul/dihasilkan dari spin; arus yang beredar
Adinda: Singlet & Triplet. Mengapa singlet: paralel & non paralel, triplet: paralel & paralel?
Jawab: Triplet adalah keadaan ketika momentum angular dari 2 putaran paralel bertambah
sehingga nilai putaran total menjadi tidak 0. Singlet adalah ketika spin paralel dan anti-paralel
berpasangan saling meniadakan sehingga menghasilkan total putaran sama dengan nol.
Evi: Parameter besar dan kecil dari jj coupling dan Russell-Saunders?
Jawab: Pada atom ringan, interaksi antara orbital angular moomentum dari elektron secara
individu lebih besar daripada spin orbit coupling di antara spin dan orbital angular momentum.
Bila atom berat, maka menjadi sama besarnya sehingga tidak bisa menggunakan russelsaunders.
Sam: Apa yang terjadi jika terjadi hibridisasi (schrodinger) pendekatan apa yang digunakan?
Jawab: Karena yang dilakukan adalah pendekatan analitis, seringkali persamaan tersebut sudah
disederhanakan. Jadi, untuk menentukan sesuatu yang lebih kompleks dibutuhkan teknik
komputasi yang menghasilkan penyelesaian numerik untuk menghitung fungsi gelombang dan
energi secara lebih rinci.

Atkins, P.W. 2006. Physical Chemistry 8th Edition. New York:


Oxford University Press.

D
A
F
T
A
R
P
U
S
T
A
K
A

Anda mungkin juga menyukai