Anda di halaman 1dari 8

No.

Menurut

pendapat

anda,

bagaimana

mikroalga

tersebut

memperoleh energinya dari alam?


1.1 Proses Fotosintesis
Fotosintesis menunjukkan suatu proses konversi energi cahaya matahari.
Pada proses ini, senyawa anorganik dan energi cahaya dikonversi menjadi
senyawa organik dengan fotoautotrof.
Cyanobacteria

(alga

hijau-biru)

memiliki

organisasi

internal

prokariot, dimana daerah pusat (nukleoplasma) kaya akan DNA dan


daerah pinggir (kromoplas) mengandung membran fotosintetik. Lembaran
membran fotosintetik biasanya tersusun secara parallel, dekat dengan
permukaan sel.
Mikroorganisme autotrof eukariot biasanya dibagi menurut pigmen
fotosintetiknya: Rhodophyta (alga merah), Chrysophyceae (alga emas),
Phaeophyceae (alga coklat) dan Chlorophyta (alga hijau). Perlengkapan
fotosintetik

diatur

dalam

organel

khusus,

yaitu

kloroplas,

yang

mengandung lapisan membran lipoprotein (tilakoid) dan fase aqueous


(stroma).
Fotosintesis oksigenik dapat dinyatakan dalam reaksi redoks yang
didorong oleh energi cahaya (dikumpulkan oleh molekul klorofil) dimana
karbon dioksida dan air diubah menjadi karbohidrat dan oksigen.
Deskripsi

umum

dari

aktivitas

fotosintetik

didasarkan

pada

pengukuran evolusi oksigen dan perbandingannya dengan intensitas


cahaya, yang disebut dengan kurva respon cahaya (P/I). Kemiringan awal
= Pmax/Ik, dimana Ik menunjukkan intensitas jenuh dan P max adalah laju
maksimum fotosintesis. Dalam situasi gelap, terdapat konsumsi bersih
oksigen yang terjadi karena adanya respirasi. Fotosintesis kotor dianggap
sebagai jumlah dari fotosintesis bersih (evolusi O 2) dan respirasi
(penyerapan O2). Pada intensitas rendah (daerah cahaya terbatas), laju
fotosintesis

berbanding

lurus

dengan

intensitas

cahaya.

Dengan

peningkatan intensitas cahaya, fotosintesis menjadi semakin tidak efisien.


Akhirnya pada titik jenuh cahaya, dimana reaksi enzimatik

yang

menggunakan energi tetap menjadi membatasi laju. Di bawah intensitas


supra-optimal berkepanjangan, laju fotosintesis pada umumnya akan
menurun dari nilai cahaya jenuh. Fenomena ini biasa disebut dengan
istilah fotoinhibisi.

Gambar 1. Kurva respon cahaya fotosintetik. (Sumber: Richmond, 2004)


1.2 Sifat Alami Cahaya
Energi untuk fotosintesis dikirimkan dalam bentuk cahaya. Cahaya
merupakan radiasi elektromagnetik dan bergerak dalam kecepatan c~3 x
108 m s-1. Berdasarkan panjang gelombang, radiasi elektromagentik dapat
dibagi menjadi beberapa komponen. Hanya panjang gelombang cahaya
tampak yang sesuai dengan radiasi aktif fotosintetis.
Menurut teori kuantum, energi cahaya dikirimkan dalam bentuk
paket-paket yang terpisah disebut dengan foton. Pigmen fotosintetik
menyerap energi foton dan memindahkannya ke pusat reaksi untuk
digunakan pada fotokimia. Foton memiliki energi kritis yang cukup untuk
mengeksitasi satu elektron dari satu molekul pigmen dan memulai
separasi muatan.
1.3 Pigmen Fotosintetik
Semua

organisme

fotosintetik

memiliki

pigmen

organik

untuk

mengumpulkan energi cahaya. Terdapat tiga kelas utama dari pigmen:


klorofil, karotenoid, dan fikobilin. Klorofil (pigmen hijau) dan karotenoid

(pigmen kuning atau oranye) bersifat lipofilik dan terdapat pada kompleks
protein Chl sementara fikobilin bersifat hidrofilik.
Molekul klorofil (Chl) mengandung cincin tetrapyrrole (kepala polar,
kromofor) yang memiliki atom pusat magnesium dan alcohol terpenoid
rantai panjang (kecuali Chl c). Molekul ini terikat secara nonkovalen ke
apoprotein. Secara struktur, berbagai tipe molekul Chl seperti a, b, c, dan
d berbeda pada substituent gugus sisi pada cincin tetrapyrrole. Semua Chl
memiliki dua pita penyerapan utama: biru atau biru-hijau (450 475 nm)
dan merah (630 675 nm). Chl a ada pada semua fotoautotrof oksigenik
sebagai bagian dari pusat reaksi kompleks pigmen-protein utama dan
pada antenna pengumpul cahaya ditambah dengan Chl b atau Chl c.
pigmen tambahan Chl b, c, dan d menambah rentang penyerapan cahaya.
Karotenoid mewakili sekelompok besar kromofor biologis dengan
rentang penyerapan antara 400 sampai 550 nm. Unsur structural dasar
dari karotenoid adalah dua cincin heksakarbon bergabung dengan 18karbon, dikonjugasi dengan rantai ikatan ganda. Bentuk umumnya adalah
hidrokarbon atau hidrokarbon teroksigenasiKarotenoid memiliki beberapa
peran dalam apparatus fotosintetik, berfungsi untuk (i) tambahan pigmen
pengumpul cahaya yang memindahkan eksitasi ke Chl a, (ii) entitas
structural dalam pusat reaksi dan kompleks pigmen-protein pengumpul
cahaya, (iii) molekul dibutuhkan untuk perlindungan terhadap irradiance
berlebih, triplet klorofil dan spesi oksigen reaktif.
Pada cyanobacteria dan alga merah, antenna utama mengandung
fikobilin yang berbentuk tetrapyrrole linier. Aksesori ii menyerap cahaya
hijau-biru, hijau, kuning, atau oranye (500 650 nm). Berkebalikan
dengan protein Chl dan protein karotenoid, fikobilin larut dalam air dan
pigemnnya terikat secara kovalen pada apoprotein.
1.4 Reaksi Terang Fotosintesis
1.4.1 Membran Fotosintetik

Reaksi terang terjadi pada membran


tilakoid

yang

terdiri

dari

dua

komponen lipid utama mono- dan


digalakto-sylglycerol tersusun secara
bilayer

dimana

membentuk

protein

mosaic

tertanam

cair.

Protein

tersebut membentuk vesikula datar


yang berdekatan di sekitar ruang
intratilakoidal (lumen).
Pada

cyanobacteria

(juga

Gambar 2. FS I dan FS II

(Sumber: Richmond, 2004)

alga

merah),

lamella

berbentuk

fotosintetik
tunggal,

kemungkinan besar dihasilkan dari


keberadaan

fikobilisom hidrofilik yang berfungsi sebagai kompleks pengumpul cahaya


bagian luar.
Membran tilakoid mengandung lima kompleks utama: antenna
pengumpul cahaya, fotosistem II dan fotosistem I, sitokrom b 6/f dan ATP
sintase

yang

menjaga

perpindahan

elektron

fotosintetik

dan

fotofosforilasi.
1.4.2 Perpindahan Elektron Fotosintetik dan Fosforilasi
Peran utama reaksi terang adalah menghasilkan reduktor biokimia
(NADPH2) dan energi kimia (ATP) untuk asimilasi karbon anorganik. Energi
cahaya terperangkap pada dua fotoreaksi yang dilakukan oleh dua
kompleks pigmen-protein, FS I dan FS II. Fotosistem beroperasi pada
rangkaian yang dihubungkan oleh rantai pembawa elektron (skema Z).
Pada skema ini, komponen redoks dikarakterisasi oleh titik tengah

kesetimbangan potensial dan reaksi perpindahan elektron yang terjadi


dari potensial redoks rendah ke tinggi.

Skema Z untuk aliran elektron fotosintetik dari air ke NADPH2. (Sumber:


Richmond, 2004)

Selama penyinaran, dua elektron diekstrak dari air (O 2 terevolusi)


dan dipindahkan melalui rantai pembawa elektron untuk menghasilkan
satu molekul NADPH2. Secara bersamaan, proton dipindahkan dari stroma
ke lumen membentuk gradient pH. Menurut hipotesa chemiosmotic
Mitchel, gradient tersebut mendorong sintesis ATP yang dikatalis oleh
ATPase. Reaksi ini disebut dengan fotofosforilasi

1.4.3 Antena Luar Pengumpul Cahaya


Fungsi primer sistem antenna adalah mengumpulkan cahaya dan
memindahkan energi ke pusat reaksi fotosintetik. Energi disalurkan ke
pusat reaksi dari potensial redoks rendah ke tinggi. Sejumlah panas
dilepaskan saat energi berpindah. Semua pigmen aktif fotosintesis

terasosiasi dengan protein yang bertanggung jawab untuk memberikan


berbagai

macam

fungsi

spesifik

pada

pengumpulan

cahaya

dan

perpindahan elektron.
Dua kelas utama dari kompleks pigmen-protein pengumpul cahaya
dapat

diidentifikasi:

(i)

fikobiliprotein

hidrofilik

yang

ada

pada

cyanobacteria dan alga merah, (ii) kompleks pigmen-protein hidrofobik,


seperti LHC II dan LHC I.
1.4.4 Fotosistem II
Fotosistem II menujukkan kompleks multimeric yang terletak pada
membran tilakoid dengan lebih dari 20 subunit dan massa molekul
relative sekitar 300 kDa, terdiri dari pusat reaksi, komplek evolusi oksigen
dan antenna dalam pengumpul cahaya. Pusat reaksi FS II memiliki protein
D1 dan D2 serta subunit dan dari cyt b 559. Protein D1 dan D2
membawa gugus prostetik yang dibutuhkan untuk separasi muatan dan
stabilisasinya. Antenna dalam berfungsi untuk memindahkan energi
eksitasi dari antenna luar ke pusat reaksi.
1.4.5 Plastoquinone, Kompleks Sitokrom b6/f, dan Plastocyanin
Perpindahan elektron antara FS II dan FS I dihubungkan melalui kompleks
sitokrom b6/f dan dibantu oleh dua jenis mobile carriers. Plastoquinone
berfungsi sebagai pembawa dua elektron antara FS II dan kompleks
sitokrom b6/f. Selain itu, juga berfungsi untuk translokasi dua proton dari
stroma ke dalam lumen. Plastocyanin beroperasi dalam lumen tilakoid,
memindahkan elektron antara kompleks sitokrom b6/f dan FS I.
1.4.6 Fotosistem I
Fotosistem I merupakan kompleks multi subunit intermembrane yang
terdiri dari sekitar 10 protein dan 100 klorofil. FS I melakukan reaksi
fotokimia yang menghasilkan potensial redoks rendah yang dibutuhkan
untuk mereduksi ferredoxin dan menghasilkan NADPH 2. Elektron yang
dihasilkan dipindahkan ke akseptor elektron 4Fe-4S (ferredoxin).

Mekanisme Fotosintesis. (Sumber: Richmond, 2004)

1.5 Reaksi Gelap Fotosintesis


1.5.1 Asimilasi Karbon
Fiksasi karbon dioksida terjadi pada reaksi gelap menggunakan NADPH 2
dan ATP dari reaksi terang.

1.5.2 Fotorespirasi
Fotorespirasi menunjukkan proses kompetisi untuk karboksilasi, dimana
karbon organik

diubah menjadi CO2 tanpa

keuntungan metabolis.

Fotorespirasi bergantung pada konsentrasi relative oksigen dan CO2


dimana rasio O2/CO2 yang tinggi merangsang proses ini, dan rasio O 2/CO2
rendah mengarah pada karboksilasi. Untuk menghasilkan yield optimal
pada kultur mikroalga, fotorespirasi harus dibuat seminimal mungkin. Hal
ini dapat dicapai dengan pengurangan O2 dan penambahan CO2.

DAFTAR PUSTAKA
Becker, Eberhard W. 1994. Microalgae: biotechnology and microbiology.
Cambridge: Cambridge University Press
Richmond, Amos. 2004. Handbook of Microalgal Culture: Biotechnology
and Applied Phycology. Oxford: Blackwell Science

Anda mungkin juga menyukai