Anda di halaman 1dari 10

BAB III

PEMBAHASAN
3.1 MASYARAKAT DAN PANDANGAN HIDUP
A. Tipe Pandangan Hidup

Konsep Pandangan Hidup


Pandangan hidup adalah hasil dari pemikiran dan pengalaman yang berupa nilai-

nilai kehidupan yang memberi manfaat, sehingga dijadikan pegangan, pedoman,


pengarahan, atau petunjuk hidup. Dilihat dari segi pola kehidupan masyarakat,
pandangan hidup dibagi menjadi dua, yaitu pandangan hidup modern dan pandangan
hidup tradisional. Pandangan hidup tradisional merupakan gambaran pola hidup
berdasarkan norma-norma kehidupan tradisional. Sedangkan pandangan hidup modern
didasarkan atas kekuasaan yang intinya kekuatan dan paksaan.

Bermacam tipe pandangan hidup


Pandangan hidup digolongkan menjadi lima macam; Pandangan hidup

liberalisme, pandangan hidup sosialisme, Pandangan hidup komunisme, Pandangan


hidup religius, Pandangan hidup sosialisme religius.
B. Unsur-Unsur Pandangan Hidup
Konsep pandangan hidup meliputi unsur-unsur: cita-cita, kebajikan, usaha, dan
keyakinan/kepercayaan. Keempat unsure tersebut merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Cita-cita adalah apa yang diinginkan, tujuan yang kehendak
dicapai adalah kebijakan, yaitu segala hal yang baik dan bermanfaat yang membuat
manusia tertib, damai, tentram, sejahtera, dan bahagia. Usaha dan perjuangan adalah
kerja yang dilandasi keyakinan diri yang diukur atas kemampuannya, jasmani dan
iman terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

3.2 KEINDAHAN DAN KEBURUKAN


A. Keindahan dan Estetika

Konsep Keindahan
Indah merupakan konsep konkret hasil tanggapan terhadap suatu objek. Indah
dalam bahasa yunani disebut aesthesis, diserap kedalam bahasa Indonesia
disebut estetis, artinya sifat indah, yaitu nilai kualitas dari suatu objek.
Sedangkan keindahan sendiri akan mempunyai makna yang abstrak jika tidak
dihubungkan dengan suatu objek atau bentuk.

Estetis dan Estetika


Estetika adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat estetis suatu objek. Objek
telah estetika meliputi;

Rasa keindahan (Sense of Beauty)

Sifat keindahan (Nature of Beauty)

Norma keindahan (Norms of Beauty)

Cara menanggapi keindahan (Way of Sensing Beauty)

Cara memperbandingkannya (Way of Comparing Beauty)

Sifat Keindahan
Sifat keindahan bersumber dari unsur rasa yang ada dalam diri manusia, yang
memberi pertimbangan bahwa keindahan adalah kebaikan dan dibenarkan oleh
akal.
Sifat-sifat keindahan antara lain 1) Baik, 2) Asli, 3) Abadi, 4) Wajar, 5) Nikmat,
6) Biasa, 7) Relatif.

B. Keindahan Dan Kebudayaan

Hubungan dengan Kebudayaan


Dalam hal keindahan, terdapat hubungan antara estetis dan kebudayaan. Estetis
adalah rasa yang terdapat dalam diri manusia sebagai unsur budaya, sedangkan
kebudayaan adalah pantulan dari estetis dalam diri manusia, baik yang berupa
sikap dan perilaku maupun yang berupa karya cipta.

Keindahan dalam Kebudayaan


Apabila dalam diri manusia sudah terbiasa berkembang rasa keindahan, setiap
wujud penampilannya selalu menyenangkan, menggembirakan, menarik
perhatian, dan tidak membosankan orang lain. Dalam kebudayaan terdapat
keindahan yang senantiasa dipelihara kelestarian dan kelangsungannya,
misalnya kehalusan tutur bahasa kerapian cara berpakaian, dan kemegahan
prasasti-prasasti peninggalan nenk moyang dan lain sebagainya. Maka manusia
harus benar-benar menjaga kelestarian keindahan, karena keindahan menentukan
kelestarian dan kelangsungan suatu kebudayaan.

Keindahan dan Karya Cipta


a. Kontemplasi dan Ekstasi
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu
yang indah, dalam konteksnya dengan keindahan kontemplasi merupakan
perenungan, pemikiran dan penatapan tentang sesuatu yang indah dan ini
cara mengisi waktu yang menyenangkan. Dan ekstasi adalah kegembiraan
luar biasa mengenai sesuatu, dalam konteksnya dengan keindahan ekstasi
adalah perasaan gembira dan senang melihat atau mengalami sesuatu yang
indah.
Apabila kedua dasar tersebut dihubungkan dengan objek luar diri manusia,
akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah. Apabila dihubungkan dengan
kreativitas, kontemplasi merupakan faktor pendorong untuk menciptakan
sesuatu yang indah, sedangkan ekstasi merupakan faktor pendorong untuk
merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
b. Keindahan, keserasian, kehalusan
Dalam keindahan tercermin unsur keserasian dan kehalusan. Keserasian
adalah kemampuan menata sesuatu yang dapat dinikmati orang lain karena
indah. Sedangkan kehalusan adalah kemampuan menciptakan sikap,
perilaku, perbuatan, tutur kata, ataupun cara berbusana yang menyenangkan,

menarik perhatian, dan menggembirakan akan orang lain. Dari kedua faktor
tersebut, maka akan timbullah keindahan yang dimaksud.
c. Kreativitas dan daya cipta
Keindahan adalah bagian dari kehidupan manusia yang bersifat kodrati,
karenanya manusia selalu berusaha untuk menciptakan keindahan. Untuk
memnuhi keindahan tersebut maka manusia berkreasi dan berkreativitas
untuk menciptakan dan menghasilkan karya cipta. Karya cipta didasari dan
dipengaruhi dari pengalaman ataupun kenyataan yang telah direnungkan,
ditimbang, dinilai, sehingga menghasilkan suatu karya yang indah, yang bisa
dinikmati oleh orang lain.

3.3 KASIH SAYANG


Hubungan dan Ungkapan Kasih Sayang

Konsep Kasih Sayang

Kasih sayang bersumber dari unsur rasa dalam dirimanusia, ungkapan perasaan
yang dibenarkan oleh akal, dan direalisasikan oleh karsa dalam bentuk tingkah laku
dan perbuatan yang bertanggung jawab. Dalam rumusannya kasih sayang dapat
diuraikan menjadi lima unsur yaitu;
a. Perasaan sayang, yang meliputi cinta, senang, suka, dan belas kasihan.
b. Kepada sesuatu, yaitu kepada objek.
c. Diungkapkan secara nyata, yaitu dalam bentuk sikap.
d. Penuh tanggung jawab
e. Pengabdian dan pengorbanan

Hubungan Kasih Sayang

Hubugan kasih sayang terjadi antara manusia dan manusia, antara manuisa dan alam
lingkungan, serta antara manusia dan hutan. Hubungan kasih sayang antara manusia
dengan manusia masih bias digolongkan lagi menjadi kasih sayang antara orang tua
dan anak, kasih sayang antara pria dan wanita, kasih sayang antar sesama manusia
karena hal tertentu.

Ungkapan Kasih Sayang

Kaih sayang dapat diungkapkan dengan berbagai cara, contohnya;


a. Melalui kata-kata dan pernyataan
b. Bentuk tulisan, telegram, dan facsimile
c. Gerakan
d. Media

3.4 TANGGUNG JAWAB DAN KESADARAN


A. Konsep Tanggung Jawab dan Alasannya

Konsep Tanggung Jawab


Dalam hubungannya dengan manusia lain, lingkungan, dan tuhan manusia
dituntut untuk memnuhi kewajiban serta haknya. Konsep tanggung jawab
berkenan dengan pemenuhan kewajiban mengcakup dua hal, yaitu tanggung
jawab negatif dan tanggung jawab negatif (Tidak bertanggung jawab).
Kewajiban dan hak ditimbulkan dari beberapa factor, yaitu adanya perjanjian

Adanya moralitas pada diri manusia,


dan adanya ciptaan-ciptaan tuhan yang menuntut manusia untuk bertanggung
jawab sesuai 4 norma kehidupan beragama.
Secara terarah konsep tanggung jawab adalah, bertanggung jawab kepada diri
sendiri, manusia lain, lingkungan dan Tuhan

Kesadaran Bertanggung Jawab


Tanggung jawab timbul karena adanya kesadaran atau pengertian atas segala
perbuatannya bagi diri sendiri, orang lain, lingkungan, dan Tuhan. Timbulnya
kesadaran itu sendiri karena manusia hidup bermasyarakat dan juga hidup di
lingkungan alam. Tanggung jawab adalah ciri manusia yang beradab. Manusia
merasa dirinya bertanggung jawab karena dia menyadari akibat perbuatannya
salah atau benar. Agar kesadaran bertanggung jawab dapat tumbuh dan
ditingkatkan, perlu ditempuh upaya pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan
ketakwaan kepada Tuhan.

B. Kewajiban dan Tanggung Jawab

Kebutuhan dan Kewajiban


Setiap manusia mempunyai kebutuhan yang berada, untuk memenuhi kebutuhan
itu diperlukan perjuangan, yaitu usaha untuk memenuhi kebutuhan itu sendiri,
maka dari sinilah timbul kewajiban dan tanggung jawab.

Tipe Tanggung Jawab


-

Tanggung Jawab kepada diri sendiri

Tanggung Jawab kepada keluarga

Tanggung Jawab kepada sesama manusia

Tanggung Jawab kepada alam lingkungan

Tanggung Jawab kepada Tuhan

C. Pengabdian dan Pengorbanan

Perbuatan Mulia Tanpa Pamrih


Tanggug jawab dapat juga diwujudkan melalui pengabdian dan pengorbanan,
baik kepada sesama manusia, alam lingkungan, dan Tuhan Sang Pencipta.
Pengabdian lebih ditujukan pada perbuatan baik untuk kepentingan pihak lain,
sedangkan pengorbana lebih ditujukan pada pemberian sesuatu untuk
kepentingan pihak lain. Dalam prakteknya pengabdian selalu dituntut
pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.

Pengorbanan dan Pengabdian Wujud Tnaggung Jawab


Pengabdian sifatnya terus-menerus, dalam waktu lama dan tidak hanya sepintas,
maka dalam pengabdian selalu disertai dengan pengorbanan dan ini adalah
wujud tanggung jawab dari seorang manusia terhadap diri sendiri, sesama,
lingkungan juga terhadap Tuhan.

3.5 KEADILAN DAN KESEWENANG-WENANGAN


A. Adil dan Rasa Keadilan

Konsep Adil dan Rasa Keadilan


Adil adalah tidak sewenang-wenang terhadap diri sendiri maupun kepada pihak
lain, jadi konsep adil berlaku untuk diri sendiri sebagai individu, pihak lain
sebagai anggota masyarakat, kepada alam lingkungan dan Tuhan sang Pencipta.
Adil bersifat kodrati yang sudah dibekalkan Tuhan kepada manusia, rasa
keadilan mendorong manusia untuk berbuat benar (akal), berbuat baik
(rasa),berbuat jujur (karsa), dan bermanfaat. Setiap manusia pasti akan
mangalami perlakuan adil dan tidak adil, karena manusia adalah makhluk
budaya maka manusia jugalah yang dapat menciptakan keadilan dan menghapus
kesewenang-wenangan.

Perlakuan adil dan tidak adil


a. Perlakuan Adil
Setiap manusia dapat melihat perlakuan adil dari sudut pandang masingmasing, sehingga tanggapannya mungkin sama berbeda. Ketidaksamaan
pandangan ini terletak pada nilai dan bobot kualitas perlakuannya, walaupun
yang satu dan yang lain memandang perlakuan itu sebagai perlakuan adil,
karena nilai bobot kualitas perlakuannya berbeda, maka timbullah gradasi
perlakuan dari perlakuan adil ke perlakuan kurang adil. Sampai keperlakuan tidak
adil.
b. Perlakuan Tidak Adil
Apabila perlakuan manusia tidak disadari oleh rasa keadilan, yang akan
terjadi adalah perlakuan tidak adil. Perlakuan tidak adil adalah perlakuan yang
sewenang-wenang. Akibat perlakuan tersebut adalah penderitaan dan ketidak
pastian. Kehidupan manusia jadi tidak menentu, tidak tenteram dan gelisah, bahkan
mungkin menyebabkan kematian.

B. Keadilan Manusia dan Keadilan Tuhan

Pengakuan Kepada Perlakuan Adil


Perlakuan adil sesama manusia mendapat pengakuan secara universal dalam
HAM Declaration of Human Right. Pengakuan tersebut bermula dari
Declaration of Independence Amerika 1776. di Indonesia pengakuan bias dibaca
di pemukaan Undang-Undang Dasar 1945, dan Undang-Undang no. 31 tahun
1999 tentang Hak Azazi Manusia.

Keadilan Manusia
Keadilan antara manusia dibedakan menjadi tiga;
a. Keadilan Koordinat
Keadilan koordinat terjadi dalam hubungan antara sesama anggota
masyarakat (anggota kelompok). Dalam hubungan tersebut, kedudukan
semua pihak adalah setara, sejajar, dan tidak melebihi satu sama lain.
b. Keadilan Subordinat
Keadilan Subordinat terjadi dalam hubungan rakyat kepada penguasanya,
warga negara terhadap pemerintah. Apabila rakyat telah memilih dan
mengangkat pemimpinnya sebagai penguasa, penguasa wajib memenuhi
tuntutan rakyat secara wajar dan adil.
c. Keadilan Superordinat
Keadilan Superordinat terjadi dalam hubungan dari penguasa kepada
rakyatnya, pemerintah kepada warga negara, pemimpin terhadap
anggotanya. Dalam hubungan ini inisiatif pelaksanaan memenuhi kebutuhan
dari atasan kepada bawahan yang merupakan negoisasi dari janji penguasa
ketika diangkat menjadi atasan akan menjadikan keadaan adil terhadap
bawahannya.

Keadilan Tuhan
Keadilan tuhan terjadi dalam hubungan manusia dengan Tuhannya, keadilan
Tuhan bersifat mutlak. Tuhan adalah pencipta segala yang ada dilangit dan bumi.

Karena manusia adalah makhluk Tuhan, sudah adil apabila dalam hubungan
manusia dengan Tuhan, menusia mengabdikan dirinya kepada Tuhan.

Usaha Menciptakan Keadilan


Usaha yang dapat ditempuh untuk menciptakan keadilan, antara lain;
a. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan tehnologi
c. Mengenal seni dan karya seni
d. Menganut pola hidup sederhana
e. Banyak memperoleh informasi mengenai kehidupan manusia yang berjuang
menumbuhkan keadilan
f. Pemulihan bagi yang terkena ketidak adilan

Anda mungkin juga menyukai