Anda di halaman 1dari 2

Mata Kuliah Isu Isu Global

Nadya Saraswati
114105090
Fakultas Falsafah dan Peradaban
Hubungan Internasional

Summary and Reaction Paper


Cosmopolitanism by Kwame Anthony Appiah (2012)

Appiah mengatakan bahwa kosmopolitanisme atau yang berarti


citizen of the world (warga kosmos) adalah A tradition of thought that
tries to develop the metaphor of the idea that we are all citizens of the
world Appiah juga berpendapat bahwa sebuah intervensi internasional
pada dasarnya merupakan itikad yang baik, namun pada implementasinya
sering terjadi tidak sejalan dengan teori, hal tersebut kontradiksi dengan
tujuan awal sebuah intervensi, oleh karena itu, Appiah berulang kali
menyebutkan bahwa sebuah intervensi harus dilakukan secara intelligent
dan informed.
Penulis melihat kosmopolitanisme termasuk kaum utopis, hal ini
karena agenda mereka yang optimis terhadap masyarakat Internasional
dengan mengedepankan 3 agenda: common good/kebaikan bersama,
prosperity/kemakmuran, dan social justice/keadilan sosial dengan
menghapus ketimpangan global merupakan kunci dari kosmopolitanisme
sendiri, dan menurut saya hal tersebut sangat normatif, karena pada
dasarnya hal tersebut bertentangan dari kenyataan masyarakat global
yang ada, dimana ketimpangan sosial sangat sulit untuk dihapus.
Terlebih lagi mereka berasumsi bahwa masyarakat internasional
harus merubah pola pikir mereka guna terwujudnya agenda-agenda
kosmopolitanisme tersebut, dan penulis rasa hal tersebut sulit untuk
dicapai namun bukan berarti tidak bisa dicapai. Namun, harus ditekankan
sekali lagi bahwa hal tersebut sangat utopis bahkan dengan ekstrim

mereka nampak tidak membutuhkan negara dalam tataran internasional


serta semua kebijakan dan regulasi dibentuk berdasarkan musyawarah
yang mengedepankan toleransi dan transparansi.
Dan bagi penulis hal tersebut

sangat tidak rasional. Walaupun

memang sistem baru yang ditawarkan semua aspirasi individu secara


praktis akan tersampaikan dimana tidak ada ketimpangan global sehingga
terwujudnya kebaikan bersama, kemakmuran dan keadilan sosial
kosmopolitanis merupakan cita-cita masyarakat global, dan dalam dalam
video tersebut Appiah tidak mempermasalahkan berbagai macam etnis,
kelas, agama, yang berbeda namun bagi kaum kosmopolitanisme pada
dasarnya mereka terkoneksi satusama lain atau seperti yang Appiah
katakan Cosmopolitan expect people to be different, and I think thats
fine. They expect its okay to be different but theyre interesting and we
care about them and thats the cosmopolitan attitude Dan berbicara
mengenai globalisasi budaya, kosmopolitan berpendapat bahwa ada yang
dominasi kultur tertentu (seperti Hollywood) pada dasarnya tidak dapat
dibenarkan karena jelas ketimpangan budaya di era globalisasi seperti
saat ini bukan harapan dari kaum kosmopolitan. Pada akhirnya walaupun
kosmopolitanisme beriringan dengan globalisasi, namun dapat bertolak
belakang dengan fenomena yang terjadi di era globalisasi
Namun penulis rasa kosmopolitanis sendiri tidak menjelasan
masalah prosedur dan teknis bila suatu saat sistem dunia berasaskan pada
satu global government yang berlandaskan moral dan kemanusiaan,
walaupun Appiah sendiri mengatakan bahwa masyarakat global yang
dimaksud bukan berarti merujuk pada satu pemerintah dunia.

Anda mungkin juga menyukai