Anda di halaman 1dari 3

Mata Kuliah Diplomasi Asia Tenggara

Nadya Saraswati
114105090
Fakultas Falsafah dan Peradaban
Hubungan Internasional

Prospects and Challenges of ASEAN


by Kunal Mukherjee (2013)
A Critical Review by Nadya Saraswati

Pada artikel, saya akan berfokus pada poin analisa dimana Mukherjee
berargumen mengenai peningkatan kecenderungan Negara-Negara Association of
South East Asia (ASEAN) untuk melakukan

proses demokratisasi dalam level

regional, dan bagaimana peningkatan liberalisasi ekonomi pada level reginal, dan saya
tidak akan membahas secara khusus pandangan berbagai paradigma seperti realisme,
dan konstruktivisme seperti yang telah dijabarkan dalam artikel ini.
Seperti yang telah diketahui bahwa ASEAN dibentuk oleh Negara-Negara
pionir pada tahun 1967, dan pada awal terbentuknya ASEAN, mereka membentuk
Treaty of Amity and Coorperation (TAC) dimana dalam perjanjian tersebut sangat
menggambarkan jelas norma-norma dasar seperti diantaranya konsep non-infervensi.
Akhirnya TAC digunakan untuk menjadi dasar atau pedoman dalam berinteraksi,
namun seiring dengan berjalannya organisasi ASEAN, nampaknya organisasi regional
ini mendapat tantangan dari berbagai ahli seperti Lee Jones, dan Michael Leifer.
Dalam beberapa aspek, memang nampaknya ASEAN telah menjadi badan
regional yang dapat dikatakan sukses terlebih lagi bila dikomparasikan dengan
SAARC di Asia Selatan. (Mukherjee, 2013). Mukherjee juga mengatakan bahwa
UNIVERSITAS PARAMADINA 1

ASEAN dihadapi beberapa tantangan, tidak mudah bagi sebuah kawasan yang
heterogen untuk membawa elemen persatuan, disamping itu ASEAN di hadapi pula
dengan beberapa aktor ekternal seperti hegemoni Cina dan Intervensi Amerika. Dalam
kawasan ini juga terdapat ketegangan antara rezim demokrasi dan otoriter, hal ini jelas
berkaitan dengan demokratisasi di kawasan ini, dan menurut saya hal tersebut juga
dapat dikaitkan dengan liberalisasi ekonomi pada level regional. Seperti yang
dijelaskan dalam What Do We Know About Democratization After Twenty Years?
Oleh Barbara Geddes, ia menyebutkan bahwa hubungan antara pemerintah
demokratis dengan perkembangan ekonomi juga telah dipaparkan oleh sejumlah ahli.
Namun sejumlah penelitian telah menemukan bahwa prediksi yang paling penting
dari transisi otoritarianisme baik dari demokrasi ataupun bentuk lain dari
otoritaianisme adalah kemiskinan. Geddes (1999:117-18) menunjukan hubungan
antara perkembangan ekonomi disebuah negara dengan kecenderungan untuk
demokrasi pada pemerintahannya. Ada beberapa fakta lain mengenai demokratisasi,
yaitu diyakini bahwa pada hakekatnya kinerja ekonomi yang buruk meningkatkan
kemungkinan ambruknya rezim otoriter. Akhirnya Geddes menyimpulkan bahwa
perkembangan ekonomi dan demokratisasi terkait pada bentuk kuva S membuat
hubungannya tidak linier namun positif, keduanya berkorelasi. Dan seperti yang saya
singgung diatas, krisis ekonomi dikaitkan dengan jatuhnya rezim otoriter pada
konteks demokratisasi ini. Inilah 2 teori demokratisasi yang sangat umum pada kurun
waktu 20 tahun sebelum artikel ini dibuat; adanya hubungan antara pembangunan
ekonomi dengan demokratisasi dan kecenderungan transisi pada suatu rezim dengan
krisis ekonomi.
Dan seperti yang dikatakan oleh Mukherjee (2013: 755) bahwa ia berharap
moderenisasi ekonomi Negara-Negara ASEAN akan membuat pluralisme politik

UNIVERSITAS PARAMADINA 2

lewat peningkatan kelas menengah, dengan begitu hal tersebut dapat turut serta
membantu menjaga transparansi dan proses pengambilan keputusan regional, dengan
meningkatnya liberalisasi ekonomi dan integrasi ekonomi di masing-masing Negara
anggota ASEAN sehingga selanjutnya bisa mencapai level global maupun regional,
maka tingkat saling ketergantungan Negara-Negara anggota ASEAN juga akan
meningkat. Maka dari itu economic interdependence dan political transparency dapat
membantu terkait regionalisme ASEAN sebagai hal yang efektif dan positif dalam
kurun waktu kedepan.

References
Mukherjee, Kunal, 2013. Prospects and Challenges of ASEAN dalam Jurnal
Strategic Analysis. Diakses dari http://www.tandfonline.com/loi/rsan20 Hal. 742-57
Geddes, Barbara, 1999. What Do We Know About Democratization After
Twenty Years?. Diakses dari http://www.annualreviews.org/ Hal. 115-44

UNIVERSITAS PARAMADINA 3

Anda mungkin juga menyukai