Anda di halaman 1dari 2

Mata Kuliah Politik Identitas

Nadya Saraswati
114105090
Fakultas Falsafah dan Peradaban
Hubungan Internasional

MULTICULTURALISM
A Review Essay by Nadya Saraswati

Meer, Nasar, Tariq Modood, 2012. How Does Interculturalism Contrast with
Multiculturalism?. Journal of Intercultural Studies. Pp. 175-196

Tujuan artikel ini pada dasarnya untuk memberikan pemahaman atas

interkulturalisme dan multikulturalisme sebagai sebuah kerangka kerja dalam

hubungan perpolitikan dan dalam konteks keanekaragaman budaya. Dalam artikel ini

Meer dan Modood menjelaskan bahwa adanya korelasi antara interkulturalisme

dengan multikulruralisme yang dapat dilihat dari segi positif.

Dalam segi positif, interkulturalisme lebih mendorong adanya sebuah

komunikasi, seperti mempercayai adanya identitas yang dinamis, mempromosikan

persatuan serta kebebasan dan nilai-nilai toleransi lainnya. Sedangkan

multikulturalisme sendiri pada dasarnya telah melampaui interkulturalisme sebagai

sebuah orientasi politik dimana individu dan kelompok perlu diatur dalam

pendistribusian formal dan informal terkait kekuasaan dan juga harus dilihat dari etika

kewarganegaraan bukan hanya satu instrumen saja.

Konsep interkulturalisme saat ini sering ditempatkan kepada hal-hal yang

diverse seperti dengan program edukasi di Jerman dan Yunani, Komisi Belgia untuk

keanekaragaman budaya, dan budaya-budaya di dunia yang diajarkan Rusia. Dan

apakah interkulturalisme ini merupakan update-an dari multikulturalisme? Jika iya,

maka apa yang di-update? Dan jika tidak, lantas apa yang menjadi perbedaan antara
interkulturalisme dengan multikulturalisme? pertanyaan Lentin (2005) tersebut

dikutip oleh Meer dan Moodod. Dalam artikel ini, mengkritisi dan mengevaluasi

bahwa konsep dari interkulturalisme secara positif dikonstruksikan dengan

multikulturalisme dan berfokus kepada dimensi politik. Dan mereka juga menjawab

pertanyaan Lentin tersebut, bahwa interkulturalisme bukan merupakan update-an dari

multikulturalisme, baik interkulturalisme dan multikulturalisme memiliki fokus yang

sama dalam mengakui adanya perbedaan-perbedaan atau keanekaragaman budaya

dalam masyarakat. dimana seperti yang sudah saya singgung sebelumnya bahwa

dalam kenyataannya interkulturalisme berusaha untuk menekankan kualitas positifnya

dalam mendorong komunikasi, mengakui identitas adalah sebuah hal yang bersifat

dinamis, mempromosikan persatuan, menantang illiberality dan semua hal tersebut

juga sudah ada dalam multikulturalisme sendiri.

Konsep multikulturalisme saat ini pada dasarnya telah melampaui

interkulturalisme sebagai sebuah orientasi politik yang dapat mengakui bahwa

kehidupan sosial yang terdiri dari individu maupun kelompok dan keduanya perlu

diberikan pendistribusian kekuasaan baik informal maupun formal seperti layaknya

telah direfleksikan dalam sebuah konsep etnis dalam masyarakat. Dan dapat

disimpulkan bahwa selama interkulturalisme sebagai diskursus politik dapat

memberikan sebuah prespektif yang original dengan kata lain dapat membicarakan

mengenai identitas yang kompleks dan pentingnya kesetaraan dan keanekaragaman

dalam sebuah sikap yang lebih persuasif, maka konsep tersebut dapat setidaknya

mengungguli multikulturalisme.

Anda mungkin juga menyukai