KELOMPOK A-11
Ketua
Sekretaris
Anggota
(1102104049)
(1102014015)
(1102013075)
(1102013078)
(1102104024)
(1102014059)
(1102014093)
(1102014118)
(1102104146)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2016-2017
SKENARIO
ANAK YANG LAMBAN
Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun, dibawa ibunya ke puskesmas karena
menurut guru disekolah, pasien tidak dapat mengikuti pelajaran disekolah. Pasien
sering mendapatkan nilai yang jelek, padahal saat diterangkan oleh gurunya
pasien selalu tampak memperhatikan gurunya, pasien belum lancar membaca dan
menulis, pasien sudah lancar berbicara, dapat makan, mandi dan berpakaian
sendiri. Saat ini pasien masih duduk di kelas I SD karena tidak naik kelas.
Pasien kemudian dirujuk untuk penilaian Intelligence Question (IQ) dan
didapatkan nilai 55 yang menunjukkan pasien terdiagnosa sebagai retardasi
mental ringan. Pasien disarankan untuk bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB),
tetapi ortu tidak melakukan hal tersebut karena masalah biaya.
Pasien berasal dari keluarga dengan tikat social ekonomi rendah, menempati
rumah kontrakan yang sempit, ditempati oleh tujuh anggota keluarga. Sebagai
anak bungsu dari lima bersaudara, pasien banyak diasuh oleh kakak
perempuannya yang paling tua; kedua orang tua bekerja, ayah buruh kasar dan ibu
buruh cuci, shingga pemberian makan pada usia balita tidak sesuai dengan
kebutuhan nutrisi.
Dengan tekad yang kuat akhirnya keluarga ini mendapat bantuan dari Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak mengelola Zakat-Infak-Shodaqoh
(ZIS), akhirnya orang tua pasien memasukan anaknya ke SLB sebagai tanggung
jawab dan wujud dari kewajiban orang tua kepada anak untuk mendapatkan
pendidikan khusus yang dilanjutkan dengan pendidikan ketrampilan, agar klien
dapat hidup mandiri, tidak tergantung dengan orang lain.
KATA SULIT
IQ
PERTANYAAN
1. Apakah tes IQ merupakan tes yang efektif untuk menilai kecerdasan
seseorang? Adakah tes lainnya?
2. Apa penyebab retardasi mental pada anak?
3. Apa hubungan nutrisi dengan anak yang mengalami retardasi mental?
4. Kriteria-kriteria apa saja yang dapat dibilang retardasi mental ringan?
5. Berapa nilai normal IQ?
6. Mengapa retardasi mental berpengaruh terhadap fungsi motorik dan pola
pikir?
7. Adakah hubungan tingkat sosial ekenomi rendah dengan anak retardasi
mental?
JAWABAN
1. Efektivitas relatif tergantung kondisi tubuh saat mengerjakan tes. Tidak
ada
2. Terkena toxo dan rubella saat hamil, hipotiroid, nutrisi yang buruk,
kelainan kromosom, hamil pada usia lanjut, post aterm dan asfiksia
3. Nutrisi yang buruk dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan
kognitif
4. Tergantung dari nilai IQ
5. > 70
6. karena ada gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental
yang menyebabkan fungsi motorik dan pola pikir juga terganggu
7. tingkat sosial ekonomi yang rendah berdampak kepada asupan nutrisi yang
buruk dan lingkungan sosial dan tempat tinggal yang kurang baik
HIPOTESA
SASARAN BELAJAR
LO 1.1 Definisi
Retardasi mental adalah penurunan fungsi intelektual yang menyeluruh
secara bermakna dan secara langsung menyebabkan gangguan adaptasi sosial, dan
bermanifestasi selama masa perkembangan.
a. Menurut WHO (dikutip dari Menkes 1990), retardasi mental adalah
kemampuan mental yang tidak mencukupi.
b. Carter CH (dikutip dari Toback C.) megatakan retardasi mental
adalah suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensi yang rendah
yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan
beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang
dianggap normal.
c. Crocker AC 1983, retardasi mental adalah apabila jelas terdapat
fumgsi intelegensi yang rendah, yang disertai adanya kendala
dalam penyusuaian perilaku, dan gejalanya timbul pada masa
perkembangan.
d. Melly Budhiman, seseorang dikatakan retardasi mental, bila
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Fungsi intelektual umum dibawah normal
2. Terdapat kendala dalam perilaku adaptif sosial
3. Gejalanya timbul dalam masa perkembangan yaitu dibawah usia 18 tahun.
Fungsi intelektual dapat diketahui dengan test fungsi kecerdasan dan
hasilnya dinyatakan sebagai suatu taraf kecerdasan atai IQ (Intelegence Quotient).
IQ adalah MA/CA x 100%
M.A = Mental Age, umur mental yang didapat dari hasil test.
C.A = Chronological Age, umur berdasarkan perhitungan tanggal lahir.
Yang dimaksud fungsi intelektual dibawah normal, yaitu apabila IQ
dibawah 70. Anak ini tidak dapat mengikuti pendidikan sekolah biasa, karena cara
berfikirnya yang terlalu sederhana, daya tangkap dan daya ingat lemah, demikian
pula dengan pengertian bahasa dan berhitungnya juga sangat lemah.
Sedangkan yang dimaksud dengan perilaku adaptif sosial adalah
kemampuan seseorang untuk mandiri, menyesuaikan diri dan mempunyai
tanggung jawab sosial yang sesuai dengan kelompok umur dan budayanya. Pada
penderita retardasi mental gangguan perilaku adaptif yang paling meninjol adalah
kesulitan menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitarnya. Biasanya tingkah
lakunya kekanak-kanakan tidak sesuai dengan umurnya.
Gejala tersebut harus timbul pada masa perkembangan, yaitu dibawah
umur 18 tahun. Karena gejala tersebut timbul setelah 18 tahun, bukan lagi disebut
retardasi mental tetapi penyakit lain sesuai dengan gejala klinisnya.
LO 1.2 Epidemiologi
Faktor Biologis
1. Pengaruh genetik
Kebanyakan peneliti percaya bahwa di samping pengaruh-pengaruh
lingkungan, penderita retardasi mental mungkin dipengaruhi oleh gangguan gen
majemuk (lebih dari satu gen). Salah satu gangguan gen dominan yang disebut
tuberous sclerosis, yang relatif jarang, muncul pada 1 diantara 30.000 kelahiran.
Sekitar 60% penderita gangguan ini memiliki retardasi mental. Phenyltokeltonuria
(PKU) merupakan gangguan genetis yang terjadi pada 1 diantara 10.000 kelahiran
(Plomin, dkk, 1994, dalam Nevid, 2002). Gangguan ini disebabkan metabolisme
asam amino Phenylalanine yang terdapat pada banyak makanan. Asam
Phenylpyruvic, menumpuk dalam tubuh menyebabkan kerusakan pada sistem
saraf pusat yang mengakibatkan retardasi mental dan gangguan emosional.
2. Pengaruh kromosomal
Jumlah kromosom dalam sel-sel manusia yang berjumlah 46 baru
diketahui 50 tahun yang lalu. Tiga tahun berikutnya, para peneliti menemukan
bahwa penderita Sindroma Down memiliki sebuah kromosom kecil tambahan.
Semenjak itu sejumlah penyimpangan kromosom lain menimbulkan retardasi
mental telah teridentifikasi yaitu Down syndrome dan Fragile X syndrome.
a. Down syndrome
Sindroma down, merupakan bentuk retardasi mental kromosomal
yang paling sering dijumpai, di identifikasi untuk pertama kalinya oleh
Langdon Down pada tahun 1866. Gangguan ini disebabkan oleh adanya
sebuah kromosom ke 21 ekstra dan oleh karenanya sering disebut dengan
trisomi 21. (Durand, 2007). Anak retardasi mental yang lahir disebabkan
oleh faktor ini pada umumnya adalah Sindroma Down atau Sindroma
mongol (mongolism) dengan IQ antar 20 60, dan rata-rata mereka
memliki IQ 30 50. Abnormalitas kromosom yang paling umum
menyebabkan retardasi mental adalah sindrom down yang ditandai oleh
adanya kelebihan kromosom atau kromosom ketiga pada pasangan
kromosom ke 21, sehingga mengakibatkan jumlah kromosom menjadi
47. Anak dengan sindrom down dapat dikenali berdasarkan ciri-ciri fisik
tertentu, seperti wajah bulat, lebar, hidung datar, dan adanya lipatan kecil
yang mengarah ke bawah pada kulit dibagian ujung mata yang
memberikan kesan sipit. Lidah yang menonjol, tangan yang kecil, dan
berbentuk segi empat dengan jari-jari pendek, jari kelima yang
melengkung, dan ukuran tangan dan kaki yang kecil serta tidak
proporsional dibandingkan keseluruhan tubuh juga merupakan ciri-ciri
anak dengan sindrom down. Hampir semua anak ini mengalami retardasi
Superior
120-129
Diatas rata-rata
110-119
Rata-rata
90-110
Dibawah rata-rata
80-89
70-79
52-69
36-51
20-35
Dibawah 20
Yang disebut retardasi mental apabila IQ dibawah 70, retardasi mental tipe
ringan masih mampu didik, retardasi mental sedang mampu latih, sedangkan
retardasi mental tipe berat dan sangat berat memerlukan pengawasan dan
bimbingan seumur hidupnya.
Retardasi Mental Taraf Perbatasan
secara mandiri dan sering kali terlihat lesu karena kerusakan otak mereka yang
parah menjadikan mereka relatif pasif dan kondisi kehidupan mereka hanya
memberikan sedikit stimulasi
Retardasi Mental Sangat Berat
a. Intelligence Quotient: Kurang dari 20 (idiot/keadaan pander)
b. Patokan social: Tidak dapat mengurus diri sendiri dan tidak dapat
mengenal bahaya. Selama hidup tergantung dari pihak lain.
c. Patokan pendidikan: Tidak dapat dididik dan dilatih Membutuhkan
supervisi total dan sering kali harus diasuh sepanjang hidup mereka.
Sebagian besar mengalami abnormalitas fisik yang berat serta kerusakan
neurologis dan tidak dapat berjalan sendiri kemanapun.
Ditinjau dari gejalanya, maka Melly Budhiman membagi:
a. Tipe klinik
Tipe ini mudah dideteksi sejak dini, karena kelainan fisis maupun
mentalnya cukup berat. Penyebab sering kelainan organik. Kebanyakan
anak ini perlu perawatan yang terus menerus da kelainan ini dapat terjadi
pada kelas sosial tinggi ataupun rendah. Orang tua dar si anak yang
menderiita retardasi mental tipe ini cepat mencari pertolongan karena
mereka melihat sendiri kelainan pada anaknya.
b. Tipe sosial budaya
Biasanya baru diketahui setelah anak masuk sekolah dan ternyata tidak
dapat mengikuti pelajaran. Penampilannya seperti anak normal, sehingga
disebut juga retardasi enam jam. Karena begitu mereka keluar sekolah,
mereka dapat bermain seperti anak-anak yang normal lainnya. Tipe ini
kebanyakan berasal dari golongan sosial ekonomi rendah. Orang tua dari
anak tipe ini tidak melihat adanya kelainan pada anaknya, mereka
mengetahui kalau anaknya retardasi dari gurunya atau dari psikolog,
karena anaknya gagal beberapa kali tidak naik kelas. Pada umumnya anak
tipe ini mempunyai taraf IQ golongan borderline dan retardasi mental
ringan.
Klasifikasi menurut faktor sosial dan pendidikan sebagai berikut:
a. Bodoh atau bebal, bila IQ 65-85, taraf perbatasan, tidak sanggup bersaing
mencari nafkah dan beberapa kali tidak naik kelas di SD.
b. Debilitas (keadaan tolol), bila IQ 52-64, termasuk kategori retardasi
mental ringan, dapat mencari nafkah secara sederhana dalam keadaan baik,
dapat dididik dan dilatih di sekolah khusus.
c. Imbisilitas (keadaan dungu), bila IQ 35-51 (retardasi mental sedang)
atau IQ 20-35 (retardasi mental berat), mengenal bahaya, ridak bisa
mencari nafkah, tidak dapat dididik dan dilatih.
d. Idiosi (keadaan pandir) jika IQ kurang dari 20, termasuk golongan
retardasi mental sangat berat, tidak mengenal bahaya, tidak dapat
mengurus diri sendiri, tidak dapat dididik dan dilatih.
Tingkat
Kisaran
IQ
Ringan
52-68
Modera
t
36-51
Kemampuan
Usia Prasekolah
(sejak lahir-5
tahun)
Bisa
membangun
kemampuan
sosial dan
komunikasi
Koordinasi
otot sedikti
terganggu
Seringkali
tidak
terdiagnosis
Bisa
berbicara dan
belajar
Kesadaran
sosial kurang
Koordinasi
otot cukup
Kemampuan
Masa Dewasa
(21 tahun
keatas)
Biasanya bisa
Bisa
mencapai
mempelajari
kemampuan
pelajaran kelas
kerja dan
6 pada akhir
bersosialisasi
usia belasan
yang cukup,
tahun
tetapi ketika
Bisa
mengalami stres
dibimbing ke
sosial ataupun
arah pergaulan
ekonomi,
sosial
memerlukan
Bisa dididik
bantuan
Bisa
Bisa
mempelajari
memenuhi
beberapa
kebutuhannya
kemampuan
sendiri
sosial dan
dengan
pekerjaan
melakukan
Bisa belajar
pekerjaan
bepergian
yang tidak
sendiri di
terlatih atau
tempat-tempat
semi terlatih
yang
dibawah
dikenalnya
pengawasan
dengan baik
Memerlukan
pengawasan
dan
Kemampuan
Usia Sekolah (620 tahun)
bimbingan
ketika
mengalami
stres sosial
maupun
ekonomi yang
ringan
Berat
20-35
Sangat
berat
19 atau
kurang
Bisa
mengucapkan
Bisa
beberapa kata
memelihara
Mampu
diri sendiri
Bisa berbicara
mempelajari
dibawah
atau belajar
kemampuan
pengawasan
berkomunikasi
untuk
Dapat
Bisa
menolong
melakukan
mempelajari
diri sendiri
beberapa
kebiasaan
Tidak
kemampuan
hidup sehat
memiliki
perlindungan
yang
kemampuan
diri dalam
sederhana
ekspresif atau
lingkungan
hanya sedikit
yang
Koordonasi
terkendali
jelek
f. Memiliki
a. Sangat
d. Memiliki
beberapa
terbelakang
beberapa
koordinasi
b. Koordinasi
koordinasi
otot dan
ototnya
otot
berbicara
sedikit sekali
e. Kemungkinan g. Bisa merawat
c. Mungkin
tidak dapat
diri tetapi
memerlukan
berjalan aau
sangat
perawatan
berbicara
terbatas
khusus
h. Memerlukan
Anak-anak cacat mental berbeda dari anak-anak lain dalam aspek berikut:
Proses kognitif (terbatas dan menghambat prestasi dalam bidang akademis);
Pemerolehan dan penggunaan bahasa: kurang benar dalam hal struktur dan
maknanya; Kemampuan fisik dan motorik (termasuk penglihatan dan
pendengaran serta penggunaan motorik ringan); Ciri-ciri pribadi dan sosial
(kurang daya konsentrasi, bermasalah dalam tingkah laku).
Adapun cici cirri yang lainnya yaitu lambatnya ketrampilan ekspresi dan resepsi
bahasa, Gagalnya melewati tahap perkembangan yang utama, Lingkar kepala
diatas atau dibawah normal (kadang-kadang lebih besar atau lebih kecil dari
ukuran normal), Kemungkinan lambatnya pertumbuhan Kemungkinan tonus otot
abnormal (lebih sering tonus otot lemah).
Kelainan tubuh anak pada retardasi mental:
a. Kelainan pada mata:
1. Katarak: Sindrom Cockayne, Sindrom Lowe, Galactosemia, Sindrom Down,
Kretin, Rubella Pranatal, dll.
2. Bintik cherry-merah pada daerah macula: Mukolipidosis, Penyakit NiemannPick, Penyakit Tay-Sachs
3. Korioretinitis: Lues congenital, Penyakit Sitomegalovirus, Rubella Pranatal
4. Kornea keruh: Lues Congenital, Sindrom Hunter, Sindrom Hurler, Sindrom
Lowe
b. Kejang
a. Kejang umum tonik klonik: Defisiensi glikogen sinthesa, Hipersilinemia,
Hipoglikemia, terutama yang disertai glikogen storage disease I, III, IV,
dan VI, Phenyl ketonuria, Sindrom malabsobrsi methionin, dll.
b. Kejang pada masa neonatal: Arginosuccinic asiduria, Hiperammonemia I
dan II, Laktik asidosis, dll.
c. Kelainan kulit Bintik caf-au-lait: Atakasia-telengiektasia, Sindrom bloom,
Neurofibromatosis, Tuberous selerosis
d. Kelainan rambut
a. Rambut rontok: Familial laktik asidosis dengan Necrotizing ensefalopati
b. Rambut cepat memutih: Atrofi progresif serebral hemisfer, Ataksia
telangiectasia, Sindrom malabsorbsi methionin
c. Rambut halus: Hipotiroid, Malnutrisi
e. Kepala
1 Mikrosefali
2 Makrosefali: Hidrosefalus, Neuropolisakaridase, Efusi subdural
ANAMNESIS
Seperti pada gangguan perkembangan lainnya, kesulitan utama dalam
diagnosis adalah membedakannya dari variasi perkembangan yang normal. Anak
normal mempunyai variasi besar pada usia saat mereka belajar berbicara dan
terampil berbahasa. Keterlambatan berbahasa sering diikuti kesulitan dalam
membaca dan mengeja, kelainan dalam hubungan interpersonal, serta gangguan
emosional dan perilaku.
Anamnesis pada gangguan bahasa dan bicara mencakup perkembangan bahasa
anak. Beberapa pertanyaan yang dapat ditanyakan antara lain:
Pada usia berapa bayi mulai mengetahui adanya suara, misalnya berkedip,
terkejut, atau menggerakkan bagian tubuh.
Pada usia berapa bayi mulai tersenyum (senyum komunikatif), misalnya
saat berbicara padanya.
Kapan bayi mulai mengeluarkan suara aaaggh
Orientasi terhadap suara, misalnya bila ada suara apakah bayi memaling
atau mencari ke arah suara
Kapan bayi memberi isyarat daag dan bermain cikkebum
Mengikuti perintah satu langkah, seperti beri ayah sepatu atau ambil
koran
Berapa banyak bagian tubuh yang dapat ditunjukkan oleh anak, seperti
mata, hidung, telinga.
American Psychiatric Associations Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorder (DSM IV) membagi gangguan bahasa dalam 4 tipe:
1. Gangguan bahasa ekspresif
2. Gangguan bahasa reseptif ekspresif
3. Gangguan phonological
4. Gagap
Pada gangguan bahasa ekspresif, secara dapat ditemukan gejala seperti
perbendaharaan kata yang jelas terbatas, membuat kesalahan dalam kosa kata,
mengalami kesulitan dalam mengingat kata-kata atau membentuk kalimat yang
panjang dan memiliki kesulitan dalam pencapaian akademik, dan komunikasi
sosial, namun pemahaman bahasa anak tetap relatif utuh. Gangguan menjadi jelas
pada kira-kira usia 18 bulan, saat anak tidak dapat mengucapkan kata dengan
spontan atau meniru kata dan menggunakan gerakan badannya untuk menyatakan
keinginannya.
Pada gangguan bahasa campuran ekspresif-reseptif, selain ditemukan
gejala-gejala gangguan bahasa ekspresif, juga disertai kesulitan dalam mengerti
kata dan kalimat. Gangguan ini biasanya tampak sebelum usia 4 tahun. Bentuk
yang parah terlihat pada usia 2 tahun, bentuk ringan tidak terlihat sampai usia 7
tahun atau lebih tua. Anak dengan gangguan bahasa reseptif-ekspresif campuran
memiliki gangguan auditorik sensorik atau tidak mampu memproses simbol visual
seperti arti suatu gambar, biasanya tampak tuli.
Pemeriksaan Audiometric
Pemeriksaan audiometri diindikasikan untuk anak-anak yang sangat kecil
dan untuk anak-anak yang ketajaman pendengarannya tampak terganggu. Ada
4 kategori pengukuran dengan audiometri:
Timpanometri
Digunakan untuk mengukur kelenturan membrana timpani dan system
osikular. Selain tes audiometri, bisa juga digunakan tes intelegensi. Paling
dikenal yaitu skala Wechsler, yang menyajikan 3 skor intelegen, yaitu IQ
verbal, IQ performance, dan IQ gabungan.
Skala intelegensi Wechsler untuk anak II: penyelesaian susunan
gambar. Tes ini terdiri dari satu set gambar-gambar objek yang umum,
seperti gambar pemandangan. Salah satu bagian yang penting
dihilangkan dan anak diminta untuk mengidentifikasi. Respon dinilai
sebagai benar atau salah.
Skala intelegensi Wechsler untuk anakIII: mendesain balok. Anak
diberikan pola bangunan dua dimensi dan kemudian diminta untuk
membuat replikanya menggunakan kubus dua warna. Respon dinilai
sebagai benar atau salah.
Tes Laboratorium
Pada tes laboratorium retardasi mental yang digunakan adalah
pemeriksaan urin dan darah untuk mencari gangguan actorti. Kelainan enzim
pada gangguan kromosom, terutama sindrom down.
Amniosentesis yaitu pengambilan cairan actort dari ruang amnion secara
trans-abdominal antara usia kehamilan 14 dan 16 minggu, digunakan untuk
kelainan kromosom bayi terutama sindrom Down. Sel cairan amnion, yang
terbanyak berasal dari janin, dibiakkan untuk pemeriksaan sitogenetik dan
biokimiawi. Amniosentesis dianjurkan untuk semua wanita hamil di atas usia
35 tahun.
Pengambilan sampel vili korionik (CVS; chorionic villi sampling) adalah
tehnik skrining yang baru untuk menentukan kelainan janin. Cara ini
dilakukakn pada usia kehamilan 8 dan 10 minggu, yang 6 minggu lebih awal
dibandingkan amniosentesis. Hasilnya tersedia dalam waktu yang singkat
(beberapa jam/hari), jika kehamilan abnormal, keputusan untuk mengakhiri
kehamilan dapat dilakukakan dalam trimester pertama. (Soetjiningsih, 1995)
Pemeriksaan Psikologis
Dilakukan oleh ahli psikologi yang berpengalaman. Tes Gesell, Bayley,
dan Cattell adalah tes yang sering digunakan untuk bayi. Tes Bender Gestalt
dan Benton Visual Retention test juga digunakan untuk anak retardasi mental.
Disamping itu, pemeriksaan psikologi harus menilai kemampuan actortic,
motorik, actortic, dan kognitif. Informasi tentang actor motivasional,
emosional, dan interpersonal juga penting.
Pemeriksaan lainnya:
1. Kromosomal kariotipe
Terdapat beberapa kelainan fisik yang tidak khas
Anamnesis ibu tercemar zat-zat teratogen
Terdapat beberapa kelainan kongenital
Genital abnormal
2. EEG (Elektro Ensefalogram)
Gejala kejang yang dicurigai
Kesulitan mengerti bahasa yang berat
3. CT (Cranial Computed Tomography) atau MRI (Magnetic Resonance
Imaging)
Pemebesaran kepala yang progresif
Tuberous sklerosis
Dicurigai kelainan otak yang luas
Kejang lokal
Dicurigai adanya tumor intrakranial
4. Titer virus untuk infeksi kongenital
Kelainan pendengaran tipe sensorineural
Neonatal hepatosplenomegali
Petechie pada periode neonatal
Chorioretinitis
Mikroptalmia
Kalsifikasi intrakranial
Mikrosefali
5. Serum asam urat
Choreoatetosis
Gout
Sering mengamuk
6. Laktat dan piruvat darah
Asidosis metabolik
Kejang mioklonik
Kelemahan yang progresif
Ataksia
Degenerasi retina
Ophtalmoplegia
Episode seperti stroke yang berulang
7. Plasma asam lemak rantai sangat panjang
Hepatomegali
Tuli
Kejang dini dan hipotonia
Degenerasi retina
Ophtalmoplegia
Kista pada ginjal
8. Serum seng (Zn)
Acrodermatitis
9. Logam berat dalam darah
Anamnesis adanya pika
Anemia
10. Serum tembaga (Cu) dan ceruloplasmin
Gerakan involunter
Sirosis
Cincin Kayser-fleischer
11. Serum asam amino atau asam organik
1 Kejang yang tidak diketahui sebabnya pada bayi
2 Gagal tumbuh
3 Bau yang tidak biasa pada air seni atau kulit
4 Warna rambut yang tidak biasa
5 Mikrosefali
6 Asidodis yang tidak diketahui sebabnya
12. Plasma amonia
a. Muntah-muntah dengan asidosis metabolik
13. Analisa enzim lisozom pada lekosit atau biopsi kulit
b. Kehilangan fungsi motorik dan kognitif
c. Atrofi N. Optikus
d. Degenerasi retina
e. Sereberal ataksia yang berulang
f. Mioklonus
g. Hepatosplenomegali
LO 1.9 Prognosis
Retardasi mental yang diketahui penyakit dasarnya, biasanya prognosisnya
lebih baik. Tetapi pada umumnya sukar untuk menemukan penyakit dasarnya.
Anak dengan dengan retardasi mental ringan dengan kesehatan yang baik tanpa
penyakit kardiorespirasi, pada umumnya umur harapan hidupnya sama dengan
orang yang normal. Tetapi sebaliknya pada retardasi mental yang berat dengan
masalah kesehatan dan gizi, sering meninggal pada usia muda.
Pada anak dengan retardasi mental berat, gejalanya telah dapat terlihat
sejak dini. Retardasi mental ringan tidak selalu menjadi gangguan yang
berlangsung seumur hidup. Seorang anak bisa saja pada awalnya memenuhi
kriteria retardasi mental saat usianya masih dini, namun seiring dengan
bertambahnya usia, anak tersebut dapat saja hanya menderita gangguan
perkembangan (gangguan komunikasi, autisme, slow learner-intelejensia ambang
normal). Anak yang didiagnosa dengan retardasi mental ringan di saat masa
sekolah, mungkin saja dapat mengembangkan perilaku adaptif dan berbagai
keterampilan yang cukup baik sehingga mereka tidak dapat lagi dikategorikan
menderita retardasi mental ringan, atau dapat dikatakan efek dari peningkatan
maturitas menyebabkan anak berpindah dari satu kategori diagnosis ke kategori
lainnya (contohnya, dari retardasi mental sedang menjadi retardasi mental ringan).
Beberapa anak yang didiagnosis dengan gangguan belajar spesifik atau gangguan
komunikasi dapat berkembang menjadi retardasi mental seiring dengan
berjalannya waktu. Ketika masa remaja telah dicapai, maka diagnosis biasnya
telah menetap.
Prognosis jangka panjang dari retardasi mental tergantung dari penyebab
dasarnya, tingkat defisit adaptif dan kognitif, adanya gangguan perkembangan dan
medis terkait, dukungan keluarga, dukungan sekolah/masyarakat, dan pelayanan
dan training yang tersedia untuk anak dan keluarga. Saat dewasa, banyak
penderita retardasi mental yang mampu memenuhi kebutuhan ekonmi dan
sosialnya secara mandiri. Mereka mungkin saja membutuhkan supervisi secara
periodik, terutama di saat mengalami masalah sosial maupun ekonomi.
Kebanyakan penderita dapat hidup dengan baik dalam masyarakat, baik secara
mandiri maupun dalam supervisi. Angka harapan hidup tidak terpengaruh oleh
adanya retardasi mental ini.
LI 2. Memahami dan Menjelaskan Gizi Anak dan Remaja
o Periode Pertumbuhan Anak dan Remaja
Kecepatan pertumbuhan anak melambat setelah tahun pertama kehidupan.
Pada umur setahun berat badan anak menjadi 3 kali BB lahir, tetapi pada umur 2
tahun BB anak hanya 4 kali BB lahir. Panjang badan anak bertambah 50% pada
umur setahun, namun panjang badan lahir baru tercapai pada umur 4 tahun. Pada
anak yang baru sembuh dari suatu penyakit atau anak mengalami kekurangan gizi
akan mengalami pertumbuhan yang lambat.
Anak membutuhkan nutrien yang lebih banyak untuk pertumbuhan tulang,
gigi, otot dan darah. Anak mempunyai risiko mengalami malnutrisi apabila anak
terlalu lama nafsu makannya buruk, asupan makanan yang terbatas atau makanan
yang terlalu encer. Energi dibutuhkan oleh anak untuk keperluan metabolisme
basal, pertumbuhan dan aktifitas. Komposisi makanan pada masa ini dianjurkan
terdiri dari 60-70% karbohidrat, 10-15% protein dan 25-30% lemak. Dalam
menghitung kebutuhan energi pada anak normal lebih baik berdasarkan kebutuhan
energi per kg BB dan jenis kelamin anak.Anak umur 1 3 tahun mempunyai
risiko mengalami anemia defisiensi besi. Keadaan ini disebabkan oleh
meningkatnya kebutuhan zat besi pada masa pertumbuhan, dan akibat dari diet
anak yang tidak cukup mengandung energi. Kalsium dibutuhkan untuk
mineralisasi tulang dan mempertahankan pertumbuhan tulang. Kebutuhan kalsium
tergantung pada kemampuan absorpsi dan faktor diet seperti jumlah protein,
vitamin D dan fosfor. Vitamin D diperlukan untuk absorpsi kalsium dan deposisi
kalsium di tulang.
Seng sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan. Defisiensi seng dapat
mengakibatkan gagal tumbuh, penurunan nafsu makan atau pengecapan, dan
penyembuhan luka yang lambat. Kebutuhan seng adalah 10 mg/hari.
Faktor faktor yang mempengaruhi asupan makanan adalah:
Keluarga
Media
Teman sebaya
Penyakit
Masalah makanan yang sering terjadi pada masa anak adalah:
Obesitas
Kurang gizi
Defisiensi besi
Defisiensi vitamin A
Karies gigi
Alergi makanan
Umur
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan
penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil
penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti
bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering
muncul adalah adanya kecenderungan untuk memilih angka yang mudah seperti 1
tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung
dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30
hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam
hari tidak diperhitungkan
Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran
massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap
perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi
makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U
(Berat Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat
perubahan
berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam
penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak
digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung
pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan
perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu .
Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari
keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat
keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir
rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk
Indeks TB/U (tinggi badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB (Berat Badan
menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang
lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada
umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik,
kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun.
Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk
menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan
status gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator
status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi
tubuh (Soekirman, 2000).
Prinsip Gizi Pada Remaja Dan Dewasa
Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam
proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi
kematangan seksual dan tercapainya bentuk dewasa karena pematangan fungsi
endokrin. Pada saat proses pematangan fisik, juga terjadi perubahan komposisi
tubuh. Periode Adolesensia ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (Growth
Spurt) baik tinggi badannnya maupun berat badannya. Pada periode growth spurt,
kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan dengan besarnya tubuh.
Growth Spurt:
Anak perempuan: antara 10 dan 12 tahun
Anak laki-laki: umur 12 sampai 14 tahun.
Permulaan growth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama
melainkan tergantung individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi
oleh pertumbuhan aktivitas fisik sehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula.
Penelitian membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai usia lebih dari
20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah terhenti. Ini berarti,
makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk
mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat gizinya menjadi
lebih baik. Dengan demikian, kebutuhan akan unsur-unsur gizi dalam masa
dewasa sudah agak konstan, kecuali jika terjadi kelainan-kelainan pada tubuhnya,
seperti sakit dan sebagainya. Sehingga mengharuskan mendapatkan kebutuhan zat
gizi yang lebih dari biasanya.
o Jenis Gizi Anak Dan Remaja
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia.
Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak dalam kandungan,
bayi, anak-anak, masa remaja, hingga usia lanjut. Zat besi merupakan salah satu
komponen gizi mikro yang memiliki peranan penting dalam proses tumbuh
kembang khususnya pada anak.
Fungsi zat-zat gizi
Jenis-jenis zat gizi penunjang perkembangan otak dan kecerdasan anak antara
lain adalah:
Karbohidrat, dalam bentuk gula sederhana dan gula kompleks, dibutuhkan
sebagai sumber energi untuk membentuk sel-sel otak baru.
Protein, baik hewani maupun nabati, terdiri daru 25 jenis asam amino yang
berperan penting bagi terbentuknya neutrotransmitter, yaitu senyawa
pengantar pesan dari sel otak satu ke sel otak yang lain.
Lemak, terutama dalam bentuk asam lemak, sebagai bahan baku
pembentuk sel-sel otak baru. Sebanyak 60% dari otak terbentuk dari
lemak. Jenis asam lemak yang paling utama adalah asam lemak tidak
jenuh rantai panjang, contohnya omega-3, EPA, dan DHA. Asam lemak
omega-3 ini paling banyak ditemukan dalam ikan laut, seperti ikan kod.
Vitamin dan mineral, sangat dibutuhkan untuk membantu fungsi kerja
otak, menunjang kerja sistem imun dan sistem saraf pusat.
Zat besi berperan besar dalam pembentukan sel-sel baru, termasuk otak, di
mana mengangkut dan mendistribusikan O2 paru-paru ke seluruh tubuh. Serta
berperan dalam pembentukan eritrosit di dalam sumsum tulang belakang. Sistem
imun yang berfungsi dengan baik adalah tanda cukupnya zat besi dalam tubuh.
Sumber-sumbernya adalah hati, daging merah, ikan, telur, serealia, dan sayuran
berwarna hijau tua.
Kelompok Vitamin B
Berbagai jenis vitamin B sangat besar peranannya dalam perkembangan
otak anak, yaitu B1, B3, B6, dan B12. Vitamin B1 melindungi sel-sel saraf dalam
jaringan sel pusat, B3 menjaga keseimbangan kerja sel-sel saraf, B6 berperan
dalam proses pembentukan eritrosit, serta membantu tubuh dalam proses
penyerapan karbohidrat, protein, dan lemak; B12 berperan dalam membentuk
senyawa kimia yang mendukung pertumbuhan dan fungsi sel saraf dan
pertumbuhan tulang belakang, serta mencegah kerusakan saraf dan meningkatkan
daya ingat. Bersama zat besi, vitamin B12 jga membantu pembentukan eritrosit.
Sumber vitamin B adalah serealia, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, ayam,
daging tanpa lemak, produk olahan susu, dan sayuran berwarna hijau.
Seng (Zn)
Seng berfungsi membantu otak dalam mengantar informasi genetik dalam
sel. Selain itu, seng juga bertugas membantu proses pembentukan sel-sel tubuh,
termasuk otak. Kekurangan seng dapat berpengaruh terhadap perkembangan
kecedasan anak dan gangguan fungsi otak. Seng banyak terdapat dalam daging,
hati, ayam, seafood, susu, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Jenis Nutrisi
Fungsi
Sumber
Air
Air, makanan
Protein
Karbohidrat
Lemak
Jenis Vitamin
Fungsi
Vitamin A
Penglihatan
Perkembangan dan pemeliharaan
epitel
Diferensiasi sel-sel epitel
Vitamin B
Thiamine
Riboflavin
Niasin
Asam
Pantothenat
Piridoksin
Asam Folat
Kobalamin
Vitamin C
Vitamin D
Vitamin E
Vitamin K
Sumber
Susu, telur, buah,
jaringan sayur, cod & halibut
liver oil
Sebagai
koenzim
dalam
metabolisme
karbohidrat
Konduksi membran dan saraf
Sebagai komponen dalam koenzim FAD dan
FMN
Berperan sebagai kofaktor enzim, seperti NAD
dehidrogenase
Merupakan komponen dari hampir semua zatzat pembawa elektron dalam sel hidup
Berperan dalam berbagai proses metabolisme
Sebagai bagian dari koenzim A dan protein
pembawa asil
Sebagai koenzim piridoksal fosfat dan
piridiksamine fosfat
Koenzim dalam mitokondria dan sitosol dalam
metabolisme asam amino, purin, dan nukleat
Kofaktor enzim sintesis DNA dan RNA
Sebagai antioksidan yang mempengaruhi
redoks potensial tubuh
Integritas epitel melalui kesehatan kolagen
Mekanisme imunitas
Mempercepat absorbsi besi
Sintesis hormon norepinefrin dan reseptor
neurotransmitter asetilkolin
Homeostasis kalsium dalam plasma
Mengatur sintesis protein yang mengatur
transpor Ca
Pembentukan garam Ca di jaringan yang
membutuhkan
Sebagai antioksidan alam paling kuat
Berperan dalam metabolisme selenium
Sintesis protrombin, faktor VII, IX, dan X
Sebagai kofaktor enzim yang mempercepat
reaksi karboksilase pada hati
Padi-padian,
ragi,
jeroan
Susu, telur, daging,
kacang-kacangan
Ikan tuna dan halibut,
daging, sereal gandum
Kuning telur, susu,
kacang-kacangan
Daging, ikan, tepung
kedelai, ragi
Sayuran hijau, kacangkacangan, telur, ikan
Telur, susu
Kacang-kacangan,
sayuran hijau, buahbuahan
Minyak ikan
kuning telur
laut,
Minyak
biji-bijian,
buah, sayur, lemak
Sayuran hijau, sereal,
susu, telur
Jenis Mineral
Fungsi
Sumber
Kalsium
Susu, sayur
salmon, kerang
Klorida
Khromium
Kobalt
Tembaga
Fluorin
Iodium
Besi
Magnesium
Mangan
Molibdenum
Fosfor
Kalium
Selenium
Sulfur
Natrium
Seng
(Nelson, 1999)
hijau,
hijau,
biji-
Asi eksklusif, kemudian kecukupan zat gizi, lingkungan yang sehat dan nyaman
serta suasana keluarga yang harmonis. Berikut ini adalah 7 makanan yang baik
untuk kecerdasan anak:
Ikan salmon yaitu sumber asam lemak omega-3-DHA and EPA- yang keduanya
penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak anak.
Telur, kuning telur padat kandungan kolin yaitu zat yang membantu
perkembangan daya ingat.
Kacang tanah, merupakan sumber vitamin E. Vitamin ini membantu otak dan
sistem saraf dalam penggunaan glukosa untuk kebutuhan energi.
Susu dan yoghurt, protein dan vitamin B tinggi yang terkandung di dalamnya
sangat penting untuk pertumbuhan jaringan otak, neurotransmitter dan enzim.
Daging sapi tanpa lemak, selain mengandung zat besi daging sapi juga dapat
memelihara daya ingat dan kecerdasan anak.
Gandum murni, serat pada gandum, dapat membantu mengatur pelepasam
glukosa dalam tubuh, selain itu juga mengandung vitamin B yang berfungsi
memelihara kesehatan sistem saraf. Gandum juga mempunyai kemampuan untuk
mendukung kebutuhan sediaan glukosa dari tubuh yang sifatnya konstan.
Strawberry, cherry, blueberry. Buah-buahan ini kaya antioksidan kadar tinggi,
khususnya vitamin C. Biji dari buah berry kaya asam lemak omega-3 yang sangat
penting untuk kecerdasan otak. Secara umum, semakin kuat warnanya, semakin
banyak nutrisinya.
Peranan dan Pengaruh Gizi dalam Perkembangan Inteligensi
Periode emas. Proses perkembangan otak anak terdiri dari serangkaian
tahapan yang telah dimulai sejak di dalam kandungan. Tepatnya, ketika kehamilan
memasuki trimester ke-3. Tahapan itu berlanjut setelah anak lahir dan
perkembangan yang berlangsung hingga usia 2 tahun merupakan periode emas
atau periode pacu tumbuh otak.
Pada usia 6 bulan, perkembangan otak anak mencapai 50%.
Pada umur 2 tahun melonjak hingga 75%.
Pada umur 5 tahun perkembangan otak mencapai 90%.
Pada umur 10 mencapai 99%.
Faktor genetik hanya berperan 30-40% dalam menentukan perkembangan
otak dan tingkat kecerdasan anak. Selebihnya, yang berperan adalah faktor
lingkungan, pemenuhan kebutuhan berbagai zat gizi yang diperlukan untuk
menunjang proses perkembangan otak anak.
DHA merupakan bahan baku pembentuk 60% asam lemak esensial otak,
yang memiliki fungsi penting, yaitu membentuk sel-sel saraf otak, melindungi
serabut saraf otak, dan memelihara fungsi otak serta indera penglihatan (terutama
retina).
Dari berbagai kajian ilmiah menunjukkan bahwa kekurangan zat besi
dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan serta sel otak. Kekurangan kadar Hb
dalam darah dapat menimbulkan gejala lesu, lemah, letih, lalai dan cepat capai.
Akibatnya dapat menurunkan prestasi belajar, olahraga dan produktifitas kerja
serta menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi.
Seng (Zink)
Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja,
terutama untuk remaja laki-laki. AKG seng adalah 15 mg per hari untuk remaja
dan dewasa muda perempuan serta laki-laki.
Vitamin
Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karena
pertumbuhan dan perkembangan cepat yang terjadi. Karena kebutuhan energi
meningkat, maka kebutuhan beberapa vitamin pun meningkat, antara lain yang
berperan dalam metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti vitamin B1, B2
dan Niacin. Untuk sintesa DNA dan RNA diperlukan vitamin B6, asam folat dan
vitamin B12, sedangkan untuk pertumbuhan tulang diperlukan vitamin D yang
cukup. Dan vitamin A, C dan E untuk pembentukan dan penggantian sel.
Kebutuhan Gizi Bayi
Kalori
100-120 per kilogram berat badan. Bila berat badan bayi 8 kilogram maka
kebutuhannya: 8 x 100 /120 = 800/960 kkal.
Protein
1,5-2 gram per kilogram berat badan. Bila berat badan bayi 8 kilogram
maka kebutuhannya 8 x 1,5/2 = 12/16 : 4 = 3/4 gram.
Karbohidrat
50-60 persen dari total kebutuhan kalori sehari. Bila kebutuhan kalori
sehari 800 kkal, maka 50%-nya = 400 : 4 = 100 gram.
Lemak
20 persen dari total kalori. Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka
20%-nya = 160 : 40 = 40 gram.
Kebutuhan Gizi pada Balita
Beda orang dewasa dengan balita
Gula & Garam
Jika anak sudah berusia di atas 1 tahun, batasi penggunaannya. Konsumsi
garam untuk balita tidak lebih dari 1/6 jumlah maksimum orang dewasa
sehari atau kurang dari 1 gram. Porsi makan anak juga berbeda dengan
orang dewasa. Anak membutuhkan makanan sumber energi yang lengkap
gizi dalam jumlah lebih kecil namun sering.
Kebutuhan Energi & Nutrisi
Bahan makanan sumber energi seperti karbohidrat, protein, lemak serta
vitamin, mineral dan serat wajib dikonsumsi anak setiap hari.
Susu Pertumbuhan
Susu sebagai salah satu sumber kalsium, juga penting dikonsumsi balita.
Sedikitnya balita butuh 350 ml/12 oz per hari.
Asupan makanan sehari untuk anak harus mengandung 10-15% kalori, 2035% lemak, dan sisanya karbohidrat. Setiap kg berat badan anak
memerlukan asupan energi sebanyak 100 kkal.
Asupan lemak juga perlu ditingkatkan karena struktur utama pembentuk
otak adalah lemak. Lemak tersebut dapat diperoleh antara lain dari minyak
dan margarin.
Indeks TB/U
a. Normal : -2 SD s/d 2
SD
b. Pendek : -3 SD s/d < -2
SD
c. Sangat pendek : < -3 SD
Indeks IMT/U
a. Sangat gemuk : > 3 SD
b. Gemuk : > 2 SD s/d 3 SD
c. Normal : -2 SD s/d 2
SD
d. Kurus : -3 SD s/d < -2
SD
e. Sangat kurus : < -3 SD
Data baku WHO-NCHS indeks BB/U, TB/U dan BB/TB disajikan dalan
dua versi yakni persentil (persentile) dan skor simpang baku (standar deviation
score = z). Menurut Waterlow, et al, gizi anak-anak dinegara-negara yang
populasinya relative baik (well-nourished), sebaiknya digunakan presentil,
sedangkan dinegara untuk anak-anak yang populasinya relative kurang (under
nourished) lebih baik menggunakan skor simpang baku (SSB) sebagai persen
terhadap median baku rujukan.
Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri (BB/U,TB/U,
BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)
Indeks yang digunakan
No
Interpretasi
BB/U
TB/U
BB/TB
1
2
3
Rendah
Rendah
Rendah
Normal
Normal
Normal
Tinggi
Rendah
Tinggi
Normal
Normal
Tinggi
Rendah
Tinggi
Normal
Rendah
Rendah
Normal
Rendah
Tinggi
Normal
Tinggi
Rendah
Tinggi
Obese
Tinggi
Normal
Tinggi
Sekarang lebih, belum obese
Keterangan: untuk ketiga indeks (BB/U, TB/U, BB/TB) :
Rendah: < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Normal: -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Tinggi: > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
+3sd
94.1
+3sd
55.4
+3sd
193.2
Perempuan
13- 15 th 16 19 th
20 - 45 th
2100
62
700
19
500
8
1,0
60
130
2200
48
600
26
500
8
1,0
60
150
2000
51
600
25
500
8
1,0
60
150
Laki laki
13 - 15 16 - 19 th
th
2400
2500
64
66
700
600
17
23
600
700
10
10
1,0
1,0
60
60
125
165
20 - 45 th
2800
55
500
13
700
10
1,2
60
170
Allah SWT pasti akan memberikan rizqi baik kepada orang tua maupun
sang anak, asalkan berusaha.
Menyusui
Wajib atas seorang ibu menyusui anaknya yang masih kecil,
sebagaimana firman Allah (QS Al Baqarah: 233)
{233}
Artinya: Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama 2 tahun
penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.
Bayi yang memperoleh ASI akan mempunyai daya kekebalan
tubuh yang lebih baik. Seorang ibu diwajibkan untuk menyusui anaknya
sampai 2 tahun penuh, kecuali ada alasan yang dapat diterima
oleh hukum Islam. Menyusui anak sampai dua tahun ini akan
menumbuhkan pengaruh positif terhadap sang anak baik secara fisik
maupun secara jiwani.
Mengaqiqahkan Anak
Menurut keterangan A. Hasaan aqiqah adalah; menyembelih
kambing untuk (bayi) yang baru lahir, dicukur dan diberi nama anak itu,
pada hari ketujuhnya. Rasulullah s.a.w. bersabda; Tiap-tiap seorang anak
tergadai dengan aqiqahnya. Disembelih (aqiqah) itu buat dia pada hari
yang ketujuhnya dan di cukur serta diberi nama dia. (Diriwayatkan oleh
Ahmad dan Imam yang empat dan dishahihkan oleh At Tirmidzy, hadits
dari Samurah).
Mendidik anak
Mendidik anak dengan baik merupakan salah satu sifat seorang
ibu muslimah. Dia senantiasa mendidik anak-anaknya dengan akhlak
yang baik, yaitu akhlak Muhammad dan para sahabatnya yang mulia.
Mendidik anak bukanlah (sekedar) kemurahan hati seorang ibu kepada
Memberikan kepada anak tempat yang baik dalam hati orang tua
Hilangkanlah rasa benci pada anak apa pun yang mereka lakukan,
doakan dia selalu, agar menjadi anak yang sholeh, santunilah dengan
lemah lembut, sabarlah menghadapi perilakunya yang tidak baik, hadapi
segalanya dengan penuh kearifan, jangan mudah membentak apalagi
memukul tanpa alasan, tempatkan dia dengan ikhlas pada hati, belailah
dengan penuh kasih sayang nasehati dengan santun. Seorang datang
kepada Nabi s.a.w. dan bertanya; Ya Rasulullah, apakah hak anakku ini?
Nabi SAW. menjawab; Kau memberinya nama yang baik, memberi adab
yang baik dan memberinya kedudukan yang baik (dalam hatimu). (HR At
Tuusy )
Menikahkannya
Bila anak telah memasuki usia siap nikah, maka nikahkanlah.
Jangan biarkan mereka terus tersesat dalam belantara kemaksiatan.
Doakan dan dorong mereka untuk hidup berkeluarga, tak perlu
menunggu memasuki usia senja. Bila muncul rasa khawatir tidak
mendapat rezeki dan menanggung beban berat kelurga, Allah berjanji
akan menutupinya seiring dengan usaha dan kerja keras yang
dilakukannya, sebagaimana firman-Nya, Kawinkanlah anak-anak kamu
(yang belum kawin) dan orang-orang yang sudah waktunya kawin dari
hamba-hambamu yang laki-laki ataupun yang perempuan. Jika mereka
itu orang-orang yang tidak mampu, maka Allah akan memberikan
kekayaan kepada mereka dari anugerah-Nya. (QS. An-Nur:32)
DAFTAR PUSTAKA
Harold Kaplan & Benyamin Sadock. (2008). Synopsis Psikiatri Jilid 2. Jakarta:
Karisma.
Pedoman penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi ke 5 (PPDGJ-V). 2005.
Departemen Kesehatan RI.
Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. (2008). Pedoman
Pelaksanaan Manajemen Sekolah Khusus Tunanigra (SLB-C). Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Pedoman Pemeriksaan
Kemampuan Fungsional Penyandang Cacat untuk Sekolah dan Melamar Kerja.
Jakarta.
Nelson, Behrman, Kliegman, Arvin. (1999). Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1 Edisi 15.
Jakarta: EGC.
Moersintowati. B, Narendra. (2008). Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan
Remaja Edisi 1. Jakarta: Sagung Seto.
Soekirman. (2000). Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional Republik Indonesia.
Hurlock, E.B. (2007). Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Gramedia.
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah. (2000). Fiqih Bayi. Jakarta: Fikr Rabbani Group.
Phyllis A. Balch CNC. (2000). Prescription for Nutritional Healing. USA: New
York
Toback C. Mental Retardation in Psichological Handbook: A guidline for
pediatric health care provider, 1st. Ed. Exterpa Medica Co. Singapore, p 100-109.