Tanggal (kasus)
: 22 Mei 2016
Persenter : dr. Usbatun Latifah
Tangal presentasi :
Pendamping : dr. Agus Pranawa
Tempat presentasi : RSUD Toboali
Obyektif presentasi :
Keterampilan
Penyegaran Tinjauan pustaka
Keilmuan
Manajemen
Masalah
Istimewa
Diagnostik
Neonatu
Bayi
Anak Remaja Dewasa
Lansia Bumil
s
Deskripsi:
Laki-laki, 62 tahun datang ke IGD RSUD Toboali bersama keluarganya dengan
keluhan sesak nafas sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak dirasakan sampai
menganggu aktivitas dan bahkan ketika sesak, pasien hanya bisa mengeluarkan beberapa
kata saja saat berbicara. Pasien merasa sesak terutama saat aktivitas berat/kecapekan dan
terkadang gejala kambuh juga saat cuaca dingin. Untuk memperingan gejalanya, pasien
memposisikan tubuhnya dengan posisi duduk. Selain sesak, pasien juga mengeluhkan
dada terasa berat, batuk berdahak terutama malam dan pagi hari.
Pasien mengakui, dalam lima tahun terakhir, sesak dirasakan semakin memberat,
frekuensi sesak saat malam hari sekitar 2-3 kali dalam dalam sebulan, sesak sekitar 3 kali
dalam seminggu sehingga mengganggu aktivitas.
Pasien mengalami sesak berulang sejak masih kecil dan sudah didiagnosis asma
oleh dokter tetapi keluhannya tidak seberat sekarang. Pasien terbiasa minum obat ketika
sesak namun pasien tidak mengetahi nama obat yang biasa diminumnya. Bapak pasien
juga memiliki keluhan serupa dengan pasien dan didiagnosis asma. Pasien menyangkal
cepat lelah ketika braktivitas, pasien tidak merokok dan juga tidak pernah menderita
penyakit paru lainnya seperti tuberkulosis paru.
Tujuan: Mengetahui penatalaksanaan asma bronkhial
Bahan bahasan:
Tinjauan Riset
Cara membahas:
pustaka
Diskusi
Presentasi dan
Kasus
E-mail
Audit
Pos
diskusi
Data pasien :
Nama: Tn. M
No registrasi:022793
Nama klinik : dr. Usbatun Latifah
Telp : 081903444728
Terdaftar sejak :
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis :
Serangan asma sedang pada asma persisten ringan. Keadaan umum tampak sesak, batuk
berdahak terutama malam dan pagi hari dan dada terasa berat.
2. Riwayat Pengobatan :
Pasien terbiasa mengkonsumsi obat-obatan untuk sesak nafas namun pasien tidak
mengetahui nama obat yang biasa diminumnya
3. Riwayat kesehatan/Penyakit :
Pasien sudah didiagnosis asma bronkial sejak kecil. Pasien tidak pernah menderita
penyakit paru lainnya seperti tuberkulosis paru
4. Riwayat keluarga:
Ayah pasien memiliki penyakit yang sama yaitu asma bronkial
5. Riwayat pekerjaan:
Nelayan
6. Lain-lain:
Pekerjaan pasien sebagai nelayan sangat berhubungan dengan penyakit yang diderita
pasien. Pekerjaan tidak ada batas waktunya, lebih sering berada di laut saat malam hari,
rekan kerja yang kebanyakan memiliki kebiasaan merokok tentu saja mempunyai andil
dalam mencetuskan serangn asma pada pasien ini.
Daftar Pustaka:
1. Tanto, C.,et al. 2014. Asma. In Kapita Selekta Kedokteran essential of medicine. Jakarta:
Media Aesculapius.
2. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia. PDPI
3. 2014. Panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer. Jakarta:
IDI.
Hasil pembelajaran:
1. Faktor risiko asma bronkial
2. Manifestasi klinis asma bronkial
3. Diagnosis dan klasifikasi asma bronkial
4. Penatalaksanaan asma bronkial
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:
1. Subyektif:
Pasien dengan keluhan sesak nafas sampai menganggu aktivitas. Pasien merasa
sesak terutama saat aktivitas berat/kecapekan dan terkadang kambuh juga saat cuaca
dingin. Pasien juga mengeluhkan dada terasa berat, batuk terutama malam dan pagi
hari. Sesak dirasakan semakin memberat, frekuensi sesak saat malam hari sekitar 2-3
kali dalam sebulan, sesak sekitar 3 hari dalam seminggu sehingga mengganggu
aktivitas. Untuk memperingan gejalanya, pasien memposisikan tubuhnya dengan posisi
duduk Pasien sudah didiagnosis asma bronkial sejak kecil. Bapak pasien juga menderita
penyakit yang sama.
2. Objektif:
Tanda-tanda Vital
3. Assessment(penalaran klinis):
Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan
banyak
sel
dan
elemennya.
Inflamasi
kronik
menyebabkan peningkatan
hiperesponsif jalan napas yang menimbulkan gejala episodik berulang. Gejala yang
muncul sesuai dengan gejala yang di keluhkan pasien berupa sesak nafas, dada terasa
berat, mengi dan batuk.
Risiko berkembangnya asma merupakan interaksi antara faktor pejamu dan
faktor lingkungan. Faktor pejamu disini termasuk predisposisi genetik yang
mempengaruhi untuk berkembangnya asma, yaitu genetik asma, alergik (atopi),
hipereaktivitas bronkus, dan pada kasus ini pasien memiliki faktor risiko berupa genetik
asma, alergik (atopi), hipereaktiviti bronkus. Faktor lingkungan mempengaruhi individu
dengan
kecenderungan/predisposisi
asma
untuk
berkembang
menjadi
asma,
jiwa
Mencegah serangan asma berulang
Menurunkan tekanan darah pasien
DOKTER INTERNSIP,