: 20 23 42
Nama
: Tn.R
Jenis kelamin
: laki - laki
Tanggal lahir
: 21 april 1994
Status pernikahan
: belum menikah
Agama
: Islam
Warga negara
: Indonesia
Pekerjaan
: Pelajar
Pendidikan terakhir
: SMA
Alamat
Tanggal masuk
: 01 april 2016
LAPORAN PSIKIATRIK
I.
Riwayat Penyakit
A. Keluhan utama dan alasan MRSJ/terapi:
Merasa tidak lagi memiliki semangat
B. Riwayat gangguan sekarang, perhatikan:
a. Keluhan dan gejala
Pasien datang diantar oleh ibunya, dengan keluhan tidak
lagi memiliki semangat dalam beraktivitas, pasien sudah
tidak mau masuk kuliah sejak 1 bulan yang lalu karena
merasa tidak bisa berkonsentrasi dan tidak mampu
memahami pelajarannya. Pasien menganggap segala hal
dirasakan tidak menarik lagi, dan hobinya yang dulu sangat
ia sukai sekarang tidak lagi menyenangkan. Pasien juga
sering diam, menyendiri dan berpikir untuk mengakhiri
hidupnya karena merasa sudah tidak berguna lagi. Hal ini
pasien alami sejak 3 bulan yang lalu, pasien mengaku hal
ini terjadi 1 minggu setelah orang tua (ayah) di phk dari
kantornya.
sebayanya.
Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Pada masa kanak kanak pasien dapat berinteraksi baik
dengan keluarga. Masa sekolah dasar dimulai pada umur 6
Managemen
dan
pasien
tetap
melanjutkan
sakit.
Status mental
A. Deskripsi umum
a. Penampilan:
Seorang pasien datang dengan menggunakan baju kaos
biru, celana jeans hitam, rambut di cukur botak. Perawatan
b.
c.
d.
e.
tidak
mampu
berkonsentrasi
dan
memahi
III.
IV.
f. Bakat kreatif
: tidak ada
g. Kemampuan menolong diri sendiri : cukup
D. Gangguan persepsi:
a. Halusinasi
: tidak ditemukan
b. Ilusi
: tidak ditemukan
c. Depersonalisasi: tidak ditemukan
d. Derealisasi
: tidak ditemukan
E. Proses berfikir:
1. Arus fikiran
a. Produktivitas
: cukup
b. Kontiniuitas
: relevan
c. Hendaya berbahasa : tidak ada
2. Isi pikiran
a. Preokupasi
: ada
b. Gangguan isi fikir : tidak ada
F. Pengendalian impuls : tidak terganggu
G. Daya nilai:
a. Norma sosial
: tidak terganggu
b. Uji daya nilai
: tidak terganggu
c. Penilaian realitas
: tidak terganggu
H. Tilikan (insight)
: derajat 5
I. Taraf dapat dipercaya
: dapat dipercaya
Pemeriksaan Diagnostik Lebih lanjut
Pemeriksaan fisik:
Status internus :
Tekanan darah
: 100/80 mmHg
Denyut nadi
: 84x/menit
Suhu
: 36,5 c
Pernafasan
: 20x/menit
Pemeriksaan fisik dan penunjang lainnya: tidak dilakukan
Ikhtisar Penemuan Bermakna
Pasien laki laki berumur 21 tahun datang ke poli RSUD Kota Makassar
dengan ibunya dengan keluhan pasien tidak lagi mempunyai semangat
dalam beraktivitas, menjadi pendiam, sering menyendiri, tidak mau
melanjutkan kuliah, berhenti bekerja, dan sering ada keinginan untuk
mengakhiri hidupnya, hal itu pasien rasakan sejak 2012 setelah ayahnya di
V.
phk.
Evaluasi Multiaksial
Aksis I
Berdasarkan
autoanamnesis,
alloanamnesis
dan
VI.
Aksis IV
Merasa terbebani karena orang tua (ayah) di phk
Aksis V
GAF 60 51 : gejala sedang (moderate), disabiliti sedang
Daftar problem
a. Organobiologik :
Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna namun diduga
terdapat
ketidakseimbangan
neurotransmitter
maka
pasien
membutuhkan farmakoterapi.
b. Psikologi :
Terdapat hendaya ringan dalam menilai realita sehingga pasien
membutuhkan terapi.
c. Sosiologik :
Adanya hendaya dalam bidang sosial, penggunaan waktu
VII.
VIII.
c. Faktor Psikososial
Peistiwa
kehidupan
dan
stess
lingkungan,
suatu
Efek depresif,
Kehilangan minat dan kegembiraan, dan
Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah
lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan
menurunnya aktivitas.
Gejala lainnya(4)
a. Konsentrasi dan perhatian berkurang
b. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
c. Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
d. Pandangan masa depan yang suram
e. Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri.
f. Gangguan tidur
g. Nafsu Makan berkurang
Untuk episode depresi dari ketiga tingkat keparahan tersebut
diperlukan masa sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakan
diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala
luar biasa beratnya dan berlangsung lama.
Pedoman diagnostik untuk episode depresi berat tanpa gejala psikotik
:(4)
dari 2 minggu.
Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial,
pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat
terbatas.
tersebut diatas
Disertai waham, halusinasi, atau stupor depresi. Waham biasanya
melibatkan ide tentang dosa , kemiskinan atau malapetaka yang
mengancam, dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu.
Halusinasi auditorik biasanya berupa suara yang menghina atau
menuduh, atau bau kotoran atau daging membusuk. Retardasi
psikomotor yang berat dapat menuju stupor.
DIAGNOSA BANDING
Dalam menegakkan suatu gangguan depresi, diagnosa lain perlu
dipikirkan,
seperti
adanya
gangguan
organik,
intoksikasi
atau
ketergantungan
zat dan abstinensia, distimia, siklotimia, gangguan kepribadian, berkabung
dan gangguan penyesuaian.
Perubahan instrinsik yang berhubungan dengan epilepsi lobus
temporalis dapat menyerupai gangguan depresi, khususnya jika fokus
epileptik adalah sisi kanan.
PENATALAKSANAAN
oxidase
Opipramol.
Tetrasiklik : Maprotiline, Mianserin, Amoxapine
MAOI Reversible : Moclobemide
Atypical : Trazodone, mirtazepin
SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor) : Sertraline, Paroxetine,
Fluvoxamine, Fluoxetine, Citalopram.
PROGNOSIS
Gangguan depresi berat bukan merupakan gangguan yang ringan.
Keadaan ini cenderung merupakan gangguan yang kronis dan pasien
cenderung mengalami relaps. Pasien yang dirawat di rumah sakit untuk
episode pertama gangguan depresif memiliki kemungkinan 50 % untuk
pulih di dalam tahun pertama. Rekurensi episode depresi berat juga sering,
kira-kira 30 sampai 50 % dalam dua tahun pertama dan kira-kira 50
sampai 70 % dalam 5 tahun. Insidensi relaps adalah jauh lebih rendah dari
pada
angka
tersebut
pada
pasien
yang
meneruskan
terapi
Rencana terapi
1. Psikofarmaka : Fluoxatine 10 mg 1 0 1
2. Psikoterapi :
Ventilasi : Memberikan kesempatan kepada pasien untuk
menceritakan masalahnya dan meyakinkan pasien dapat
mengatasi masalahnya.
Konseling : Memotivasi pasien agar selalu berpikir positif agar
pasien memahami kondisi dirinya dan memahami cara
menghadapinya, serta memotivasi pasien agar tetap minum
obat secara teratur.
3. Sosioterapi
Memberikan pengertian kepada keluarga pasien agar dapat
memahami keadaan pasien sekarang ini dan mampu mengerti
kebutuhan pasien serta terus dapat menjaga hubungan dengan pasien.
X.
Follow up
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya
serta efektivitas terapi dan efek samping dari obat.