operasional menggunakan minimal 2 dari 3 identitas yang tercantum di gelang identitas Proses identifikasi pasien secara benar : staf rumah sakit menanyakan secara aktif minimal 2 identitas pasien. Peluang : indikasi dilakukan dentifikasi pasien secara benar yaitu sebelum : Pemberian pengobatan : obat, cairan intravena, darah atau produk darah. Pemberian diet. Sebelum prosedur tindakan : operasi, tindakan minimal invasif. Pemeriksaan diagnostik : pengambilan sampel darah dan cairan tubuh, pungsi lumbal, bronkoskopi, endoskopi, kateterisasi jantung, pemeriksaan radiologi. Kondisi khusus : pasien dengan penurunan kesadaran, bayi dan anak, pasien tanpa identifikasi. Tujuan Terlaksananya proses identifikasi pasien agar menjamin keselamatan pasien Dimensi mutu 1. Keselamatan 2. Fokus kepada pasien 3. Kesinambungan Dasar Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 : pemikiran Keselamatan Pasien Numerator Jumlah proses identifikasi pasien secara benar. Denominator Jumlah total peluang yang diobservasi. Formula Jumlah pasien yang diidentifikasi dengan benar X pengukuran 100% Jumlah pasien yang diobservasi Standar 100% Metodologi Concurrent , pendataan secara survei di setiap unit pengumpulan data Cakupan data IGD, Rawat Inap, Laboratorium, Radiologi, Farmasi, Gizi Frekuensi Setiap hari (survey di setiap unit) pengumpulan data Metodologi Control chart analisis data Sumber data Observasi Penanggung Keperawatan : Kabid Keperawatan, KSPK jawab Penunjang : Kabid Penunjang, Kepala Instalasi pengumpul data Publikasi data Bulanan : Laporan Kepala Instalasi ke Komite PMKP Triwulan : Laporan Komite PMKP ke Direktur Laporan Direktur ke Dewan Pengawas 2. Rerata waktu tanggap pelayanan IGD
Definisi Waktu tanggap pelayanan IGD : waktu yang dibutuhkan
operasional sejak pasien tiba di IGD sampai mendapat pelayanan dokter IGD. Tujuan Terselenggaranya pelayanan kegawatdaruratan yang cepat dan tepat sehingga mampu mengoptimalkan penanganan pasien gawat darurat. Dimensi mutu 1. Keselamatan 2. Fokus kepada pasien 3. Kesinambungan Dasar Pasal 29 UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. pemikiran Numerator Lama waktu sejak pasien IGD datang hingga dilayani dokter Denominator Jumlah pasien IGD yang disurvei (100 pasien zone merah, 100 pasien zone kuning). Formula Jumlah kumulatif waktu yang dibutuhkan sejak pasien pengukuran tiba di IGD (triase) sampai mendapat pelayanan dokter IGD (menit) Jumlah pasien IGD yang disurvei Standar < 5 menit Metodologi Concurrent, pendataan secara survei di setiap unit pengumpulan data Cakupan data IGD Frekuensi Setiap hari (survey di setiap unit) pengumpulan data Metodologi Control chart analisis data Sumber data IGD Penanggung Kepala Instalasi Gawat Darurat, KSPK IGD jawab pengumpul data Publikasi data Bulanan : Laporan Kepala Instalasi ke Komite PMKP Triwulan : Laporan Komite PMKP ke Direktur Laporan Direktur ke Dewan Pengawas 3. Rerata waktu tunggu rawat jalan
Definisi Waktu tunggu rawat jalan : waktu yang dibutuhkan
operasional mulai saat pasien kontak dengan petugas pendaftaran sampai mendapat pelayanan dokter spesialis. Waktu saat pasien kontak dengan petugas pendaftaran : waktu yang tercantum di SEP. Waktu mendapat pelayanan dokter spesialis : didata oleh staf administrasi poliklnik di formulir tools waktu tunggu rawat jalan. Tujuan Tersedianya pelayanan dokter spesialis di rawat jalan yang mudah dan cepat diakses oleh pasien. Dimensi mutu 1. Aksesibilitas 2. Keselamatan 3. Fokus kepada pasien 4. Kesinambungan Dasar pemikiran Pasal 29 UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan. Denominator Jumlah pasien rawat jalan yang disurvei : setiap Kamis : Poli dengan kunjungan > 20 pasien perhari : diambil 50% nya. Poli dengan kunjungan < 20 pasien perhari : diambil semuanya. Formula Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan pengukuran (menit) Jumlah pasien rawat jalan yang disurvei Standar < 60 menit Metodologi Concurrent pengumpulan data Sumber data Formulir tools waktu tunggu rawat jalan Penanggung Kepala Instalasi Rawat Jalan, KSPK Rawat Jalan jawab pengumpul data Publikasi data Bulanan : Laporan Kepala Instalasi ke Komite PMKP Triwulan : Laporan Komite PMKP ke Direktur Laporan Direktur ke Dewan Pengawas 4. Penundaan operasi elektif
Definisi Penundaan operasi elektif : perubahan jadwal operasi
operasional yang sudah direncanakan sebelumnya. Operasi elektif : operasi yang terencana atau dijadwalkan. Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan bedah dan ketepatan penjadwalan operasi Dimensi mutu 1. Keselamatan 2. Fokus kepada pasien 3. Kesinambungan Dasar pemikiran Pasal 29 UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Numerator Jumlah pasien yang jadwal operasinya berubah. Denominator Jumlah pasien operasi elektif. Formula Jumlah pasien yang jadwal operasinya berubah X pengukuran 100% Jumlah pasien operasi elektif Standar < 5% Metodologi Retrospektif pengumpulan data Sumber data Data jadwal operasi, formulir tool perubahan jadwal operasi Penanggung Kepala Instalasi Bedah Sentral, KSP Bedah Sentral jawab pengumpul data Publikasi data Bulanan : Laporan Kepala Instalasi ke Komite PMKP Triwulan : Laporan Komite PMKP ke Direktur Laporan Direktur ke Dewan Pengawas 5. Kepatuhan waktu visite dokter spesialis / DPJP
Definisi Waktu kunjungan DPJP untuk melihat perkembangan
operasional pasien yang menjadi tanggung jawabnya setiap hari termasuk hari libur Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan bedah dan ketepatan penjadwalan operasi Dimensi mutu 1. Keselamatan 2. Fokus kepada pasien 3. Kesinambungan Dasar pemikiran Undang-Undang no 29 tahun 2005 tentang Praktik Kedokteran Undang-Undang no 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik Undang-Undang no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit Numerator Jumlah visite dokter spesialis pukul 08.00 – 14.00 wib Denominator Jumlah visite dokter spesialis hari itu Formula Jumlah visite dokter spesialis pukul 08.00 – 14.00 wib pengukuran X 100% Jumlah visite dokter spesialis hari itu Standar 80% Metodologi Retrospektif pengumpulan data Sumber data Formulir visite dokter spesialis Penanggung Kepala Instalasi Rawat Inap dan C3, KSPK jawab pengumpul data Publikasi data Bulanan : Laporan Kepala Instalasi ke Komite PMKP Triwulan : Laporan Komite PMKP ke Direktur Laporan Direktur ke Dewan Pengawas 6. Pelaporan hasil kritis laboratorium < 30 menit
Definisi Hasil kritis : hasil pemeriksaan yang termasuk kriteria
operasional kritis sesuai kebijakan rumah sakit dan memerlukan penatalaksanaan segera Waktu pelaporan hasil kritis dihitung sejak hasil kritis keluar sampai dengan lapor kepada dokter yang meminta pemeriksaan laboratorium Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium Dimensi mutu 1. Keselamatan 2. Fokus kepada pasien 3. Kesinambungan Dasar pemikiran Undang-Undang no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit Peraturan Menteri Kesehatan no 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien Numerator Jumlah hasil kritis laboratorium yang dilaporkan ke ruang rawat <30 menit Denominator Jumlah hasil kritis laboratorium Formula Jumlah hasil kritis laboratorium yang dilaporkan ke pengukuran ruang rawat < 30 menit X 100% Jumlah visite dokter spesialis hari itu Standar 08.00 – 14.00 wib Metodologi Concurrent pengumpulan data Sumber data Formulir tool pelaporan nilai kritis Penanggung Kepala Instalasi Penunjang Diagnostik jawab pengumpul data Publikasi data Bulanan : Laporan Kepala Instalasi ke Komite PMKP Triwulan : Laporan Komite PMKP ke Direktur Laporan Direktur ke Dewan Pengawas 7. Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional
Definisi Formularium nasional : daftar obat yang disusun
operasional berdasarkan bukti ilmiah mutakhir oleh Komite Nasional Penyusunan Formularium Nasional Kepatuhan penggunaan formularium nasional : peresepan obat oleh DPJP kepada pasien sesuai formularium nasional Tujuan Terwujudnya efisiensi pelayanan obat kepada pasien berdasarkan daftar yang ditetapkan secara nasional Dimensi mutu 1. Efisiensi 2. Efektivitas Dasar pemikiran Keputusan Menteri Kesehatan no HK.02.02/MENKES/137/2016 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Kesehatan no HK.02.02/MENKES/523/2015 tentang Formularium Nasional Numerator Jumlah R/ yang sesuai dengan formularium nasional Denominator Jumlah R/ yang disurvei Formula Jumlah R/ yang sesuai dengan Formularium Nasional pengukuran x 100% Jumlah R/ yang disurvei Standar > 80% Metodologi Concurrent pengumpulan data Sumber data Formulir tool peresepan sesuai Formularium Nasional Penanggung Kepala Instalasi Farmasi jawab pengumpul data Publikasi data Bulanan : Laporan Kepala Instalasi ke Komite PMKP Triwulan : Laporan Komite PMKP ke Direktur Laporan Direktur ke Dewan Pengawas 8. Kepatuhan Kebersihan Tangan
Definisi Kebersihan tangan : segala usaha yang dilakukan
operasional untuk membersihkan kotoran yang secara kasat mata terlihat dan mikroorganisme yang tinggal sementara di tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir (hand wash) atau dengan cairan berbasis alkohol (handrub) dalam 6 langkah (WHO, 2009). Audit kebersihan tangan : prosedur penilaian kepatuhan petugas melakukan kebersihan tangan sesuai 5 indikasi dari WHO yaitu sebelum kontak dengan pasien, setelah kontak dengan pasien, sebelum melakukan tindakan invasif dan aseptik, setelah kontak dengan cairan tubuh, dan setelah kontak dengan lingkungan dan menjalankan 6 tahap teknik melakukan kebersihan tangan. Indikasi kebersihan tangan : Sebelum kontak dengan pasien, yaitu sebelum masuk ruangan perawatan pasien Sesudah kontak dengan pasien : menyentuh tubuh atau pakaian pasien Sebelum melakukan prosedur aseptik : transfusi, perawatan luka, pemasangan kateter urin, suctioning, perawatan daerah tindakan invasif Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien : muntah, darah, nanah, urin, feses, produksi drain, dll Setelah menyentuh lingkungan : tempat tidur pasien, linen, peralatan lain yang digunakan pasien, kertas/lembar untuk menulis yang ada di sekitar pasien Petugas yang dinilai adalah semua petugas yang bertugas di ruangan (dokter, perawat, peserta didik, pekarya, cleaning service) Total kebersihan tangan adalah jumlah kebersihan tangan yang dilakukan (handrub dan handwash) Peluang kebersihan tangan : indikasi cuci tangan sesuai lima kondisi (five moments) yang diwajibkan cuci tangan Sessi adalah lama waktu untuk observasi yang dihitung sejak mula sampai selesai Tujuan Terwujudnya layanan kesehatan yang berorientasi pada standar keselamatan pasien untuk mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan Kesehatan Dimensi mutu 1. Efisiensi 2. Efektivitas Dasar pemikiran Keputusan Menteri Kesehatan no HK.02.02/MENKES/137/2016 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Kesehatan no HK.02.02/MENKES/523/2015 tentang Formularium Nasional Numerator Total kebersihan tangan yang benar Denominator Peluang kebersihan tangan Formula Total kebersihan tangan yang benar x 100% pengukuran Peluang kebersihan tangan Standar > 85% Metodologi Concurrent pengumpulan data Sumber data Formulir observasi kebersihan tangan Penanggung Komite PPI jawab pengumpul data Publikasi data Bulanan : Laporan Kepala Instalasi ke Komite PMKP Triwulan : Laporan Komite PMKP ke Direktur Laporan Direktur ke Dewan Pengawas 9. Kepatuhan terhadap Clinical Pathway
Definisi Clinical pathway : suatu konsep perencanaan
operasional pelayanan terpadu/ terintegrasi yang merangkum setiap langkah yang diberikan kepada pasien, yang berdasarkan standar pelayanan medis, standar pelayanan keperawatan dan standar pelayanan PPA lainnya yang berbasis bukti dengan hasil terukur, pada jangka waktu tertentu selama pasien dirawat di rumah sakit Varian : perbedaan pelayanan yang diberikan dengan clinical pathway yang ditetapkan rumah sakit meliputi pemberian terapi, pemeriksaan penunjang (laboratorium dan radiologi) dan lama hari rawat (length of stay/LOS) Tujuan Terselenggaranya standarisasi proses asuhan klinis di rumah sakit sehingga dapat memberikan jaminan kepada pasien untuk memperoleh pelayanan klinis berdasarkan pada nilai ilmiah sesuai kebutuhan medis/klinis pasien Dimensi mutu 1. Efisiensi 2. Efektivitas 3. Keselamatan 4. Kesinambungan Dasar pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan no 1438/PERMENKES/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran Standar Akreditasi Rumah Sakit Numerator Jumlah proses pelayanan yang sesuai dengan CP Denominator Jumlah proses pelayanan yang memiliki clinical pathway yang disurvei Formula Jumlah proses pelayanan yang sesuai dengan CP pengukuran x 100% Jumlah proses pelayanan yang memiliki CP yang disurvei Standar > 80% Metodologi Concurrent pengumpulan data Sumber data Formulir observasi kebersihan tangan Penanggung Komite PPI jawab pengumpul data Publikasi data Bulanan : Laporan Kepala Instalasi ke Komite PMKP Triwulan : Laporan Komite PMKP ke Direktur Laporan Direktur ke Dewan Pengawas 10. Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Jatuh
Definisi Upaya pencegahan risiko jatuh meliputi :
operasional Asesmen awal risiko jatuh rawat inap Asesmen ulang risiko jatuh Intervensi pencegahan risiko jatuh Kebutuhan upaya pencegahan risiko jatuh : pelaksanaan ketiga upaya pencegahan jatuh pada pasien yang berisiko jatuh sesuai dengan standar yang ditetapkan rumah sakit Tujuan Terselenggaranya standarisasi proses asuhan klinis di rumah sakit sehingga dapat memberikan jaminan kepada pasien untuk memperoleh pelayanan klinis berdasarkan pada nilai ilmiah sesuai kebutuhan medis/klinis pasien Dimensi mutu 1. Keselamatan 2. Fokus kepada pasien Dasar pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan no 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien Numerator Jumlah pasien berisiko jatuh yang mendapatkan ketiga upaya pencegahan risiko jatuh Denominator Jumlah pasien rawat inap berisiko jatuh yang disurvei Formula Jumlah proses pelayanan yang sesuai dengan CP pengukuran x 100% Jumlah proses pelayanan yang memiliki CP yang disurvei Standar 100% Metodologi Concurrent pengumpulan data Sumber data Formulir tool pencegahan risiko jatuh Penanggung Komite PMKP jawab pengumpul data Publikasi data Bulanan : Laporan Kepala Instalasi ke Komite PMKP Triwulan : Laporan Komite PMKP ke Direktur Laporan Direktur ke Dewan Pengawas 11. Kepuasan Pasien dan Keluarga
Definisi Kepuasan : pernyataan tentang persepsi pelanggan
operasional terhadap jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit. Kepuasan pelanggan dapat dicapai bila pelayanan yang diberikan sesuai atau melampaui harapan pelanggan. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan survei kepuasan pelanggan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dengan mengacu pada kepuasan pelanggan berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Pemantauan dan pengukuran kepuasan pasien dan keluarga : kegiatan untuk mengukur tingkat kesenjangan pelayanan rumah sakit yang diberikan dengan harapan pasien dan keluarga di rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Pelayanan yang diukur berdasarkan persepsi dan pengalaman pasien terhadap : Fasilitas : sarana, prasarana, alat SDM : dokter, perawat, petugas lain Farmasi : kecepatan, sikap petugas, penjelasan penggunaan obat Servis : pendaftaran, ruang tunggu, pelayanan (kecepatan, kemudahan, kenyamanan) Tujuan Terwujudnya pemantauan dan pengukuran tingkat kepuasan pasien dan keluarga sebagai dasar upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu memberikan kepuasan pelanggan Dimensi mutu Fokus kepada pasien Kesinambungan Dasar pemikiran Undang-Undang No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Undang-Undang No 25 Tahun 2014 tentang Pelayanan Publik Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah Keputusan Menteri Kesehatan No 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Numerator Denominator Jumlah pasien rawat inap berisiko jatuh yang disurvei Formula Total NRR Tertimbang Unsur X nilai konversi interval pengukuran terkecil (25) Standar > 76,61 (B=Baik) Metodologi Survei pengumpulan data Sumber data Kuesioner kepuasan pasien Penanggung KSP Pemasaran jawab pengumpul data Publikasi data Bulanan : Laporan Kepala Instalasi ke Komite PMKP Triwulan : Laporan Komite PMKP ke Direktur Laporan Direktur ke Dewan Pengawas 12. Waktu tanggap komplain
Definisi Kecepatan waktu tanggap komplain : rentang waktu
operasional rumah sakit dalam menanggapi komplain tertulis, lisan atau melalui media masa melalui tahap identifikasi, penetapan grading risiko, analisis hingga tindak lanjutnya Grading risiko komplain dan standar waktu tanggap komplain : Grading merah (ekstrim) ditanggapi dan ditindaklanjuti maksimal 1x24 jam. Kriteria : cenderung berhubungan dengan polisi, pengadilan, kematian, megnancam sistem/kelangsungan organisasi, potensi kerugian material, dll Grading kuning (tinggi) ditanggapi dan ditindaklanjuti maksimal 3 hari. Kriteria : cenderung berhubungan dengan pemberitaan media, potensi kerugian imaterial, dll Grading hijau (rendah) ditanggapi dan ditindaklanjuti maksimal 7 hari. Kriteria : tidak menimbulkan kerugian berarti baik material maupun imaterial. Tujuan Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu memberikan kepuasan pelanggan Dimensi mutu 1. Fokus kepada pasien 2. Kesinambungan Dasar pemikiran Undang-Undang No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Numerator Jumlah komplain yang ditanggapi dan ditindaklanjuti sesuai waktu yang ditetapkan Denominator Jumlah complain Formula Jumlah komplain yang ditanggapi dan X pengukuran 100% ditindaklanjuti sesuai waktu yang ditetapkan Jumlah complain Standar > 75% Metodologi Survei pengumpulan data Sumber data Kuesioner kepuasan pasien Penanggung KSP Pemasaran jawab pengumpul data Publikasi data Bulanan : Laporan Kepala Instalasi ke Komite PMKP Triwulan : Laporan Komite PMKP ke Direktur Laporan Direktur ke Dewan Pengawas