Anda di halaman 1dari 10

Waktu Tunggu Rawat Jalan

Area Klinis
Dasar 1. Undang-Undang tentang Rumah Sakit.
Pemikiran 2. Rumah sakit harus menjamin ketepatan pelayanan kesehatan termasuk di
unit rawat jalan. Walaupun tidak dalam kondisi gawat maupun darurat
namun tetap harus dilayani dalam waktu yang ditetapkan. Hal ini untuk
menjamin terpenuhinya kebutuhan pasien akan rencana diagnosis dan
pengobatan. Waktu tunggu yang lama dapat menyebabkan ketidakpuasan
pasien dan keterlambatan diagnosis maupun pengobatan pasien.
Dimensi mutu Berorientasi kepada pasien, tepat waktu
Tujuan Tergambarnya waktu pasien menunggu di pelayanan sebagai dasar untuk
perbaikan proses pelayanan di unit rawat jalan agar lebih tepat waktu dan
efisien sehingga meningkatkan kepuasan pasien
Definisi 1. Waktu tunggu rawat jalan adalah waktu yang dibutuhkan mulai saat pasien
Operasional kontak dengan petugas pendaftaran sampai mendapat pelayanan
dokter/dokter spesialis.
2. Kontak dengan petugas pendaftaran adalah proses saat petugas pendaftaran
menanyakan dan mencatat/menginput data sebagai pasien atau pada saat
pasien melakukan konfirmasi kehadiran untuk pendaftaran online.
a. Pasien datang langsung, maka dihitung sejak pasien kontak dengan
petugas pendaftaran sampai mendapat pelayanan dokter/ dokter
spesialis.
b. Pasien mendaftar online, maka dihitung sejak pasien melakukan
konfirmasi kehadiran kepada petugas pendaftaran sesuai jam pelayanan
pada pendaftaran online sampai mendapat pelayanan dokter/ dokter
spesialis.
c. Pasien anjungan mandiri, maka dihitung sejak bukti pendaftaran
tercetak pada anjungan mandiri sampai mendapat pelayanan dokter/
dokter spesialis.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
pengukuran
Formula Jumlah pasien rawat jalan dengan waktu tunggu ≤ 60 menit
X 100%
Jumlah pasien rawat jalan yang diobservasi
Numerator Jumlah pasien rawat jalan dengan waktu tunggu ≤ 60 menit
(pembilang)
Denominator Jumlah pasien rawat jalan yang diobservasi
(penyebut)
Target ≥ 80%
Pencapaian
Kriteria: Inklusi Inklusi : Pasien yang berobat di rawat jalan
Eksklusi Eksklusi :
a. Pasien medical check up, pasien poli gigi
b. Pasien yang mendaftar online atau anjungan mandiri datang lebih dari 60
menit dari waktu yang sudah ditentukan
c. Pasien yang ada tindakan pasien sebelumnyabatasan yang mengakibatkan
subjek tidak dapat diikutkan dalam pengukuran
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber data Sumber data sekunder antara lain dari:
1. Catatan Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
2. Rekam Medik Pasien Rawat Jalan Jumlah pasien rawat jalan dengan waktu
tunggu ≤ 60 menit Jumlah pasien rawat jalan yang diobservasi x 100%
3. Formulir Waktu Tunggu Rawat Jalan
Instrument Formulir Waktu Tunggu Rawat jalan
Pengambilan
Data
Besar sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Probability Sampling – Simple Random Sampling/Stratified Random sampling
pengambilan (berdasar poliklinik rawat jalan)
sampel
Periode Bulanan
pengumpulan
data
Frekuensi Frekuensi pengumpulan data adalah frekuensi pengambilan data dari sumber
pengumpulan data untuk tiap indikator
data Harian Mingguan Bulanan Lainnya ……
Penyajian Data  Tabel
 Run chart
Periode analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan pelaporan
data
Metodologi Metodologi analisis data adalah cara untuk melakukan analisis data dalam
analisis data teori pengukuran indikator. ( PDSA/RCA )
Area Area monitoring adalah wilayah yang dilakukan monitoring pemantauan
Monitoring indikator.
Mekanisme Mekanisme adalah tatacara pengelolaan data menjadi hasil capaian indikator
yang dapat dipertanggungjawabkan
Publikasi Data Publikasi data adalah sarana untuk menginformasikan hasil capaian indikator
sesuai SPO publikasi data.
Penanggung Kepala Instalasi Rawat Jalan
jawab data
Penanggung Penanggungjawab validasi data adalah orang/jabatan yang mendapat tanggung
jawab validasi jawab untuk melakukan validasi atas data yang sudah dikumpulkan oleh
data penanggung jawab data.
A. INDIKATOR INSTALASI RAWAT JALAN
1 Waktu Tunggu Rawat Jalan
Area Klinis
Judul indicator Waktu Tunggu Rawat Jalan
Definisi Operasional Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien mendaftar
sampai dilayani oleh dokter <60 menit
Tujuan peningkatan Tersedianya pelayanan rawat jalan spesialistik pada hari kerja yang
mutu mudah dan cepat diakses oleh pasien
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan yang disurvei
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvei
Formula pengukuran Numerator X 100%
Denumerator
Sumber data Survey pasien rawat jalan
Penanggung jawab Ka Ur Pelayanan Rawat Jalan
data
Penanggung jawab Kepala Instalasi Rawat Jalan
validasi data
Alasan pemilihan Waktu tunggu merupakan gambaran mutu kecepatan pasien
indicator mendapatkan pelayanan rawat jalan
Tipe indikator Struktur Outcome
 Proses  Proses danOutcome
Cakupan data Total populasi
Jangka waktu Bulanan
pelaporan
Frekuensi Harian Bulanan
pengumpulan data Mingguan Lainnya ………………
Frekuensi analisis Harian Bulanan
data Mingguan Lainnya : ………………
Metodologi Retrospektif
pengumpulan data SensusHarian
Metodologi Analisis Laboratorium
Data
Area monitoring 60%
Nilai Laboratorium
ambang/standar
Mekanisme 1. Perawat mengobservasi waktu pendaftaran pasien yang tertera di
slip pendaftaran sampai saat bertemu dengan dokter spesialis yang
dituju.
2. Apabila kurang dari 60 menit member tanda centang di register
rawat jalan.
3. Diakhir pelayanan perawat menjumlah banyaknya psien yang
diperiksa sebelum 60 menit diperiksa tersebut dari jumlah pasien
yang berkunjung pada hari itu.
Publikasi Data SISMADAK
Format pencatatan Formulir pengumpulan data indikator

2 Penanganan pasien tuberkulosis yang tidak sesuai strategi DOTS (Directly Observed
Treatment Shortcourse)
Area Klinis
Judul indikator Penanganan pasien Tuberkulosis yang tidak sesuai strategi DOTS
( Directly Observed Treatment Shortcourse )
Definisi Operasional Pelayanan tuberkulosis dengan strategi DOTS adalah pelayanan
tuberkulosis dengan 5 (lima) strategi penanggulangan tuberkulosis
nasional.
Penegakan diagnosis dan follow up pengobatan pasien tuberkulosis
harus melalui pemeriksaan mikroskopis tuberkulosis, pengobatan
harus menggunakan paduan obat anti tuberkulosis yang sesuai
dengan standar penanggulangan tuberkulosis nasional, dan semua
pasien yang tuberkulosis yang diobati dievaluasi secara kohort
sesuai dengan penanggulangan tuberkulosis nasional
Tujuan peningkatan 1. Meningkatkan mutu pelayanan yang efektif
mutu 2. Mampu memaksimalkan pelayanan bagi pasien Tuberkulosis

Numerator Jumlah semua pasien tuberkulosis yang tidak ditangani sesuai


dengan Strategi DOTS perbulan
Denominator Jumlah seluruh pasien tuberculosis yang ditangani dalam bulan
tersebut.
Formula pengukuran Jumlah semua pasien tuberkulosis yang tidak ditangani sesuai
dengan Strategi DOTS perbulan : Jumlah seluruh pasien
tuberculosis yang ditangani dalam bulan tersebut.

Sumber data Rekam Medik , Register TB 01


Penanggungjawab Tim TB
pencatatan data
Penanggungjawabva Ka Instalasi Rawat Jalan
lidasi, analisa dan
pelaporan data
Alasan pemilihan Program Nasional
indicator
Tipeindikator Struktur Outcome
Proses  Proses danOutcome
Cakupan data Total populasi
Jangka waktu 3 bulan
pelaporan
Frekuensi Harian Bulanan
pengumpulan data Mingguan Lainnya : ………………..
Frekuensi analisis Harian Bulanan
data Mingguan Lainnya : ………………..
Metodologi Retrospektif
pengumpulan data SensusHarian
Metodologi analisis PDSA / RCA
data
Area monitoring Instalasi Rawat Jalan
Nilai 0
ambang/standar
Mekanisme 1. Dokter Spesialis paru melakukan anamnesa
2. Dokter Spesialis menentukan Diagnosa pasti berdasarkan hasil
pemeriksaan penunjang
3. Dokter spesialis melakukan peresepan sesuai dengan
formularium
4. Tim TB DOTS memasukkan data ke TB 01
5. Apotik mengeluarkan obat sesuai dengan resep dokter dan
diserahkan ke pasien
6. TIM TB DOTS menginput data ke Sistem aplikasi on line

Publikasi data Sismadak dan Laporan Direktorat Pelayanan Klinik


Format pencatatan Formulir pengumpulan data indikator:

3 Proporsi pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis diantara terduga TB.


Area Klinis
Judul indikator Proporsi pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis diantara
terduga TB
Definisi Operasional Terduga TB : adalah semua pasien yang  diduga menderita
tuberkulosis
Terkonfirmasi bakteriologis : minimal 1 (satu) dari 3 (tiga)
spesimen pemeriksaan dahak adalah BTA(+)
Tujuan peningkatan mutu 1. Meningkatkan mutu pelayanan yang efektif
2. Memperoleh data kasus TB dengan BTA ( + ) untuk
memutus mata rantai penularan karena BTA (+ )
3. Mampu memaksimalkan pelayanan bagi pasien
Tuberkulosis

Numerator Jumlah seluruh pasien teruga TB terkonfirmasi bakteriologis


pada triwulan tersebut
Denominator Jumlah seluruh pasien terduga TB yang melakukan
pemeriksaan dahak mikroskopis pada bulan tersebut.
Formula pengukuran Jumlah seluruh pasien terdiagnosa TB terkonfirmasi
bakteriologis pada Triwulan tersebut :Jumlah seluruh pasien
terduga TB yang melakukan pemeriksaan dahak mikroskopis
pada bulan tersebut.
Sumber data Register TB 04, Register TB 06
Penanggungjawab TIM TB DOTS
pencatatan data
Penanggungjawab Ka Instalasi Rawat Jalan
validasi, analisa dan
pelaporan data
Alasan pemilihan 1.Program Nasional
indicator 2. Mencegah penularan dan penyebaran TB

Tipeindikator Struktur Outcome


Proses  Proses danOutcome
Cakupan data Total populasi
Jangka waktu pelaporan 3 bulan
Frekuensi pengumpulan Harian Bulanan
data Mingguan Lainnya : ………………..
Frekuensi analisis data Harian Bulanan
Mingguan Lainnya : ………………..
Metodologi Retrospektif
pengumpulan data SensusHarian
Metodologi analisis data PDSA / RCA
Area monitoring Instalasi Rawat Jalan
Nilai ambang/standar ≧ 80 %
Mekanisme 1. Dokter Spesialis paru melakukan pemeriksaan dan membuat
pengantar pemeriksaan dahak
2. Pasien melakukan pemeriksaan dahak sesuai prosedur
3. Laboratorium mengeluarkan hasil pemeriksaan dahak
4. TIM TB DOTS melakukan validasi data
5. TIM TB DOTS melakukan enti data ke system aplikasi on
line

Publikasi data Sismadak dan Direktorat Pelayanan Klinik


Format pencatatan Formulir pengumpulan data indikator:
4 Angka konversi.
Area Klinis
Judul indikator Angka konversi
Definisi Operasional
Angka konversi adalah prosentase pasien TB paru terkonfirmasi
bakteriologis yang mengawali perubahan menjadi BTA negatif
setelah menjalani masa pengobatan tahap awal  diantara pasien TB
paru terkonfirmasi bakteriologis yang diobati.
Tujuan peningkatan 1. Meningkatkan mutu pelayanan yang efektif
mutu 2. Memperoleh data pasien TB yang mengalami Konversi dibulan
ke 3
3. Mampu memaksimalkan pelayanan bagi pasien Tuberkulosis
Numerator Jumlah seluruh pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis dengan
hasil pemeriksaan BTA akhir tahap awal negatif

Denominator Jumlah seluruh pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis yang


diobati
Formula pengukuran Jumlah seluruh pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis dengan
hasil pemeriksaan BTA ahir tahap awal negative :Jumlah seluruh
pasien TB paru terkonfimasi bakteriologis yang diobati
Sumber data Register TB 04, Register TB 06, Register TB 01 & 03
Penanggungjawab TIM TB DOTS
pencatatan data
Penanggungjawabva Ka Instalasi Rawat Jalan
lidasi, analisa dan
pelaporan data
Alasan pemilihan Program Nasional
indicator
Tipeindikator Struktur Outcome
Proses  Proses danOutcome
Cakupan data Total populasi
Jangka waktu 3 bulan
pelaporan
Frekuensi Harian Bulanan
pengumpulan data Mingguan Lainnya : ………………..
Frekuensi analisis Harian Bulanan
data Mingguan Lainnya : ………………..
Metodologi Retrospektif
pengumpulan data SensusHarian
Metodologi analisis PDSA / RCA
data
Area monitoring Instalasi Rawat Jalan
Nilai ≧80 %
ambang/standar
Mekanisme 1. Dokter Spesialis Paru melakukan pemeriksaan rutin pemantauan
pengobatan
2. Dokter Spesialis paru memberikan pengantar pemeriksaan
dahak dibulan ke 3
3. Pasien melakukan pemeriksaan dahak sesuai prosedur
4. TIM TB DOTS melakukan validasi data
5. TIM TB DOTS melakukan entri data ke aplikasi on line

Publikasi data Sismadak dan Direktorat Pelayanan Klinik


Format pencatatan Formulir pengumpulan data indikator:

5 Angka kesembuhan
Area Klinis
Judul indikator Angka kesembuhan.
Definisi Operasional Angka kesembuhan adalah angka yang menunjukkan prosentase
pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis yang sembuh setelah
selesai masa pengobatan diantara pasien TB paru terkonfirmasi
bakteriologis  yang tercatat.
Tujuan peningkatan 1 Meningkatkan mutu pelayanan yang efektif.
mutu 2 Mampu memaksimalkan pelayanan bagi pasien Tuberkulosis
Numerator Jumlah seluruh pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis yang
sembuh.
Denominator Jumlah seluruh pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis yang
diobati
Formula pengukuran Jumlah seluruh pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis yang
sembuh. : Jumlah seluruh pasien TB paru terkonfirmasi
bakteriologis yang diobati
Sumber data Register TB 01,03,04,06
Penanggungjawab TIM TB DOTS
pencatatan data
Penanggungjawabva Ka InstalasiRawat Jalan
lidasi, analisa dan
pelaporan data
Alasan pemilihan Program Nasional
indicator
Tipeindikator Struktur Outcome
Proses  Proses danOutcome
Cakupan data Total populasi
Jangka waktu 3 bulan
pelaporan
Frekuensi Harian Bulanan
pengumpulan data Mingguan Lainnya : ………………..
Frekuensi analisis Harian Bulanan
data Mingguan Lainnya : ………………..
Metodologi Retrospektif
pengumpulan data SensusHarian
Metodologi analisis PDSA / RCA
data
Area monitoring Instalasi Rawat Jalan
Nilai ≧ 85 %
ambang/standar
Mekanisme 1 Pengobatan TB dilaksanankan selama minimal 6 bulan
2 Pemeriksaan Laboratorium BTA dilakukan pada ahir bulan ke
3, ahir bulan ke 5 dan ahir bulan Ke 6 pengobatan

Publikasi data Sismadak dan Direktorat Pelayanan Klinik


Format pencatatan Formulir pengumpulan data indikator:

Anda mungkin juga menyukai