1
Kriteria:
- Inklusi Semua pasien
- Eksklusi
Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulan
Cara Concurrent
Pengumpulan
Data
Sampel Besaran sample disesuaikan dengan kaidah-kaidah statistik
Menggunakan sampling dengan besaran sampel disesuaikan
dengan kaidah – kaidah statistik.
Rencana Menggunakan diagram Garis atau diagram batang:
Analisis Data - diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari
waktu ke waktu
- diagram batang digunakan untuk menampiilkan data
perbandingan antar unit
2
2. Tanggap Pelayanan
3
Cara Retrospektif dengan menggunakan sampel
Pengumpulan
Data
Sampel Bagi RS yang input data secara elektronik (SIM RS) maka
diambil total populasi.
Bagi RS yang menggunakan catatan manual maka besaran
sample disesuaikan dengan kaidah-kaidah statistik
4
3. Waktu Tunggu Rawat Jalan (aspek manajemen)
2. Efektifitas
3. Aksesibilitas
5. Kesinambungan
5
Cara
Pengumpulan
Data
Sampel Bagi RS yang input data Elektronik Medical Record (Rekam
Medis Elektromedik) Besaran sample disesuaikan dengan
kaidah-kaidah statistik
Rencana Analisis Menggunakan Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Instrumen Formulir Pengumpulan data waktu tunggu rawat jalan
Pengambilan Formulir Rekapitulasi Bulanan
Data
6
4. Penundaan Operasi Elektif
Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
7
Periode analisis Pertiga bulan
Cara Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sampel Semua Pasien yang dijadwalkan operasi elektif
sampel bila data dikumpulkan secara elektronik.
8
5. Kepatuhan Jam Visite Dokter Spesialis
Catatan :
1.pasien baru masuk
2.batasan pukul 14.00
3.hari libur
4. RS. Swasta
Standar ≥ 80%
Kriteria:
- Inklusi - Semua pasien rawat Inap
- Eksklusi -
Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
9
Periode analisis 3 Bulanan
Cara Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sampel Seluruh Pasien Rawat Inap
Rencana Data akan dikumpulkan dan dianalisis oleh jajaran Bidang Pelayanan
Analisis Data Medik
Instrumen Formulir Indikator 4.1, 4.2,4.3, dan 4.4
Pengambilan
Data
Penanggung Kepala Bidang Pelayanan Medik
Jawab
10
6. Waktu Lapor Hasil Tes Kritis Laboratorium
11
pemeriksaan laboratorium patologi klinik kritis yang sudah dapat
dilihat oleh DPJP/perujuk melalui sistem informasi dan sudah
ditindaklanjuti.
Formula Jumlah pemeriksaan laboratorium kritis yang dilaporkan < 30 menit/
Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium kritis X 100 %
Numerator/Denumerator X 100%
Sumber data Catatan data Instalasi Laboratorium ; Rekam Medik
Frekuensi Bulanan
pengumpulan
data
Periode analisis Tiga bulanan
Cara Sensus harian
Pengumpulan
Data
Sampel Total populasi
Rencana grafik garis
Analisis Data
Instrumen Formulir sensus harian
Pengambilan
Data
12
7.A Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional Bagi RS Provider BPJS
3. Aksesibilitas
4. Keselamatan
6. Kesinambungan v
Tujuan Terwujudnya efisiensi pelayanan obat kepada pasien berdasarkan
daftar yang ditetapkan secara nasional.
Jenis Indikator
Struktur Proses Outcome Proses & Outcome v
13
Kriteria:
- Inklusi Semua resep yang dilayani di RS
- Bila dalam resep terdapat obat diluar FORNAS tetapi dibutuhkan
- Eksklusi oleh pasien dan telah mendapatkan rekomendasi dari Komite Medik
dan mendapatkan persetujuan dari Direktur.
- Bila dalam resep terdapat obat diluar FORNAS karena stok obat
nasional berdasarkan e-katalog habis/kosong.
Formula Numerator x 100%
Denominator
Sumber data Lembar resep di Instalasi Farmasi
Frekuensi Setiap bulan
pengumpulan
data
Periode analisis Setiap 3 bulan
Cara Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sampel Bagi rs yang menggunakan resep elektronik Besaran sample
disesuaikan
14
7.B Kepatuhan Penggunaan Formularium RS Non Provider BPJS
4. Keselamatan
6. Kesinambungan v
15
Jenis Indikator
Struktur Proses Outcome Proses & Outcome v
Cara Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sampel Bagi rs yang menggunakan resep elektronik Besaran sample
disesuaikan
16
8. Kepatuhan Cuci Tangan
Definisi Kebersihan tangan (hand hygiene) adalah segala usaha yang dilakukan
Operasional untuk membersihkan kotoran yang secara kasat mata terlihat dan
pengangkatan mikroorganisme yang tinggal sementara di tangan
dengan menggunakan sabun dan air mengalir (hand wash) atau dengan
cairan berbasis alkohol (handrub) dalam 6 langkah (WHO,2009)
17
Enam langkah teknik melakukan kebersihan tangan sesuai WHO
1. Ratakan dan gosokkan sabun dengan kedua telapak tangan
2. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan
dan sebaliknya
3. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari
4. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
5. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
lakukan sebaliknya
6. Gosokkan dengan memutar ujung jari–jari tangan kanan di telapak
tangan kiri dan sebaliknya, telapak tangan kiri dan sebaliknya
Jenis Indikator
Struktur Proses Outcome Proses & Outcome v
Rencana -Diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke waktu.
Analisis Data -Diagram batang digunakan untuk menampilkan data pembanding
masing-masing indikasi (5 indikasi), unit layanan, dan jenis ketenagaan
18
Instrumen formulir monitoring kebersihan tangan (hand hygiene)
Pengambilan
Data
Penanggung Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
Jawab Bidang Pelayanan Medik
19
9. Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera Akibat Pasien Jatuh
2. Efektifitas
3. Aksesibilitas
4. Keselamatan v
5. Fokus kepada pasien v
6. Kesinambungan
Catatan :
1. Assessment awal hanya dilakukan pada pasien rawat inap
2. Untuk pasien rawat jalan dan IGD hanya dilakukan
screening
Jenis Indikator
Struktur Proses Outcome Proses & Outcome v
20
Target Pencapaian 100%
Kriteria:
- Inklusi Semua kasus berisiko jatuh
- Eksklusi Pasien yang tidak dapat dilakukan asesmen ulang maupun
edukasi seperti pasien meninggal, pasien gangguan jiwa yang
sudah melewati fase akut, dan pasien menolak edukasi.
Formula N/D x100%
Sumber data Rekam Medis pasien rawat inap
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Cara Pengumpulan Retrospektif
Data
Sampel Sampling
Rencana Analisis Menggunakan diagram Garis atau diagram batang:
Data - diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
waktu
- diagram batang digunakan untuk menampiilkan data
perbandingan antar unit
Instrumen 1. formulir sensus harian
Pengambilan Data 2. formulir rekapitulasi bulanan
Penanggung Jawab Tim Mutu RS
21
10. Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
4. Keselamatan
6. Kesinambungan v
22
Numerator Jumlah kasus yang penanganannya patuh dengan kriteria 5 clinical
(pembilang) pathways
Denominator Jumlah total kasus yang masuk dalam kriteria 5 clinical pathways
(penyebut) yang ditetapkan.
Target 80%
Pencapaian
Kriteria:
- Inklusi Semua pasien yg menderita penyakit yg ditetapkan dalam CP
Pasien yang pulang atas permintaan sendiri selama perawatan.
- Eksklusi Pasien yang meninggal.
Formula N/ D x 100%
Sumber data Format clinical pathways yang telah terisi
Frekuensi 1 Bulan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 Bulan
Cara Pengumpulan data secara retrospektif
Pengumpulan
Data
Sampel total populasi (tidak menggunakan sampel)
Rencana - Diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
Analisis Data waktu.
- Diagram batang digunakan untuk menampilkan data pembanding
masing-masing Clinical Pathway
Instrumen Formulir Kepatuhan CP
Pengambilan
Data
23
11. Kepuasan Pasien dan Keluarga
24
Obat
Service Pendaftaran, Ruang Tunggu dan Pelayanan: ,
kecepatan, Kemudahan, Kenyamanan
Pengambilan kuesioner sesuai Kebijakan RS minimal 1x
per semester dan dilaksanakan oleh internal/ eksternal RS
Pengukuran IKM dilaksanakan di lokasi layanan sesuai
dengan metode dan ketentuan sebagaimana diatur dalam
pedoman umum penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat
unit layanan instansi pemerintah.
Jenis Indikator
Struktur Proses Outcome v Proses & Outcome
25
Rencana Analisis Hasil Akhir Kuesioner
Data - Diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke
waktu.
- Diagram batang digunakan untuk membandingkan nilai antar unit
yang disurvei
26
12. Kecepatan Respon Terhadap Komplain
2. Efektifitas
3. Aksesibilitas
4. Keselamatan
6. Kesinambungan v
27
Jenis Indikator
Struktur Proses v
Outcome Proses & Outcome
a
Numerator Jumlah KKM, KKK dan KKH yang sudahgditanggapi dan ditindaklanjuti
(pembilang) i
R
Denominator Jumlah seluruh KKM, KKK dan KKH S
(penyebut)
Target > 75% y
Pencapaian a
n
Kriteria: - Inklusi Komplain baik tertulis, lisan atau melalui gmedia massa
- Eksklusi m
e
Formula Jumlah KKM, KKK dan KKH yang sudahnditanggapi dan ditindaklanjuti
Sumber data Jumlah seluruh KKM, KKK dan KKH g
g
Frekuensi > 75% u
pengumpulan n
data a
Periode analisis Komplain baik tertulis, lisan atau melalui kmedia massa
a
Cara Hasil kompilasi komplain yang diterima berupa lisan, tertulis, dan
n
Pengumpulan media massa
r
Data
e
Sampel Total komplain yang masuk berdasarkans penetapan grading
e
Rencana Analisis 1.PDSA
p
Data
m
Instrumen 1.Kotak Saran a
Pengambilan n
2.Survei kepuasan pelanggan
Data u
3.Form pengaduan/keluhan a
Laporan komplain l
m
Penanggung Direktur Umum/Ketua Pelayanan Pelanggan/Humas
a
Jawab k
a
d
a
p
a
t
m
e
l
a
k
u
k
a
28 n
s
a
m
p
SKP
29
untukmengembangkan kebijakan dan/atau prosedur untuk
memastikan telah mengatur semua situasi yang
memungkinkan untuk diidentifikasi.
30
Form Pencatatan Formulir
Tgl No RM Kelengkapan rekam medis ( yang
berisi identitas pasien yang terdiri
dari minimal 2 variabel dari 3
variabel )
Lengkap Tidak Lengkap
31
dan mulai dibaca oleh Dokter/ Analis Laboratorium sampai
hasilnya diterima oleh dokter yang mengirim (lisan atau
tulisan).
Standar: harus diterima oleh dokter yang mengirim dala
waktu kurang dari 30 (tiga puluh ) menit baik secara lisan
maupun tulisan.
Yang dimaksud dengan kritis adalah hasil pemeriksaan
yag termasuk dalam kategori kritis yang ditetapkan
dengan kebijakan RS.
RED Category Condition adalah keadaan yang masuk
dalam kondisi kategori kritis atau yang memerlukan
penatalaksanaan segera. Waktu tunggu yang memanjang
dapat berakibat
Menurunkan kepercayaan terhadap layanan
laboratorium
Memperpanjang diagnose dan terapi penderita
Alasan / Latar 1. Untuk mengukur standar mutu wajib sesuai
Belakang / Implikasi / dengan standar nasional akreditasi rumah sakit
Rasional 2. Termasuk 6 sasaran keselamatan pasien
Formula Numerator dibagi Denominator dikali 100 %
Numerator Jumlah pemeriksaan laboratorium kritis yang dilaporkan
kurang dari 30 menit
Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium kritis
Target 100 %
Sumber Data Catatan data Instalasi Laboratorium ; Rekam Medik
Kriteria Inklusi Semua hasil pemeriksaan laboratorium kritis yang sesuai
dengan RED Category Condition
Kriteria Eksklusi Semua pemeriksaan dan hasil pemeriksaan laboratorium
yang bukan kritis dan tidak termasuk RED Category
Condition: Hasil pemeriksan laboratorium patologi klinik
kritis yang sudah dapat dilihat oleh DPJP / perujuk melalui
system informasi dan sudah ditidaklanjuti
Cara Pengumpulan Sensus harian
32
Data
Cara Pelaporan Rekapitulasi dan analisa sederhana dilakukan oleh kepala
ruangan atau penanggung jawab pengumpul data dan
akan dilaporkan ke TKPRS RSPJ dan data akan diinput di
Sistem data Rumah Sakit ( Sismadak ) setiap hari
Frekuensi Pelaporan Setiap 3 bulan
Penanggung Jawab Kepala Ruangan Laboratorium
Pengumpul data
Penanggung Jawab Ketua TKPRS
Laporan
Form Pencatatan Formulir
33
Standar Standar Keselamatan Pasien :
Keselamatan Pasien 3 : Meningkatkan Keamanan Obat – obatan yang
harus diwaspadai ( High Alert Medication )
34
Rasional 2. Tergambarnya pelaksanaan prosedur pengamanan
obat High Allert
3. Termasuk 6 sasaran keselamatan pasien
Numerator Insiden kejadian/kesalahan yang terkait dengan
keamanan obat-obatan yang perlu diwaspadai
Denominator Jumlah total insiden/kejadian kesalahan yang terkait
dengan keamanan obat-obatan yang perlu diwaspadai
dalam bulan tersebut
Formula Numerator dibagi Denominator dikali 100 %
Target 0%
Sumber Data Laporan Insiden
Kriteria Inklusi Penyimpanan obat high allert tidak dilakukan secara
benar (prosedur penyimpanan yang benar : obat High
Allert disimpan terpisah; elektrolit konsentrat diberi
stiker merah; NORUM / LASA diberi stiker hijau ; insulin
dan nutrisi parenteral diberi stiker kuning; obat sedasi,
heparin, agen radiokntras IV diberi stiker merah; agen
kemoterapi diberi stiker ungu)
Pemberian obat High Allert tidak menggunakan
prosedur 5 (lima) Benar
Tidak ada daftar obat High allert di masing-masing unit
Prosedur ejaan tidak digunakan untuk obat yang
bersifat LASA / NORUM
Kriteria Eksklusi Obat-obatan yang tidak tergolong High Allert
Cara Pengumpulan Sensus harian
Data
Cara Pelaporan Rekapitulasi dan analisa sederhana dilakukan oleh kepala
ruangan atau penanggung jawab pengumpul data dan
akan dilaporkan ke TKPRS RSPJ dan data akan diinput di
Sistem data Rumah Sakit ( Sismadak ) setiap hari
Frekuensi Pelaporan Setiap 3 bulan
Penanggung Jawab TKPRS
Pengumpul data
35
Penanggung Jawab Ketua TKPRS
Laporan
36
Kriteria Eksklusi Operasi yang tidak memerlukan penandaan lokasi operasi
antara lain :
1. Terdapat luka atau lesi yang jelas dimana luka atau
lesi tersebut menjadi bagian yang akan ditindak.
2. Kasus yang melibatkan gigi, mulut. (untuk penandaan
gigi akan dilakukan di rontgent gigi)
3. Prosedur yang melibatkan bayi prematur di mana
penandaan akan menyebabkan tato permanen.
4. Secara klinis atau anatomi tidak memungkinkan untuk
diberi tanda : permukaan mukosa, perineum,
amandel, hemoroid)
Cara Pengumpulan Sensus harian
Data
Cara Pelaporan Rekapitulasi dan analisa sederhana dilakukan oleh kepala
ruangan atau penanggung jawab pengumpul data dan
akan dilaporkan ke Tim KPRS RSPJ dan data akan diinput
di Sistem data Rumah Sakit ( Sismadak ) setiap hari
Frekuensi Pelaporan Selama 3 bulan
Penanggung Jawab Kepala Ruangan Kamar Operasi
Pengumpul data
Penanggung Jawab Ketua TKPRS
Laporan
37
Standar Keselamatan Pasien 5: Mengurangi risiko infeksi akibat
perawatan kesehatan
Judul Indikator Persentase kepatuhan petugas kesehatan dalam
melakukan kebersihan tangan dengan metode ena langah
dan lima momen cuci tangan
Dimensi Mutu Safety Tipe Indikator Proses
Tujuan Tergambar upaya rumah sakit dalam menjaga
keselamatan pasien khususnya dari infeksi nosokomial
Definisi Operasional Kebersihan tangan (hand hygiene) adalah segala usaha
yang dilakukan untuk membersihkan kotoran yang secara
kasat mata terlihat dan pengangkatan mikroorganisme
yang tinggal sementara di tangan dengan menggunakan
sabun dan air mengalir (hand wash) atau dengan cairan
berbasis alkohol (handrub) dalam 6 langkah (WHO,2009)
Audit kebersihan tangan adalah prosedur penilaian
kepatuhan petugas melakukan kebersihan tangan sesuai
5 indikasi dari WHO yaitu sebelum kontak dengan pasien,
setelah kontak dengan pasien, sebelum melakukan
tindakan invasif dan aseptik, setelah kontak dengan cairan
tubuh, dan setelah kontak dengan lingkungan dengan
menjalankan 6 tahap teknik melakukan kebersihan
tangan.
Lima indikasi kebersihan tangan:
1. Sebelum kontak dengan pasien yaitu sebelum
masuk ruang perawatan pasien
2. Kontak dengan pasien meliputi menyentuh tubuh
38
pasien, baju atau pakaian
3. Prosedur aseptik contoh: tindakan transfusi,
perawatan luka, pemasangan kateter urin,
suctioning, perawatan daerah tindakan invasive
4. Tindakan invasif contohnya pemasangan kateter
intravena (vena pusat/ vena perifer) kateter arteri
5. Cairan tubuh pasien seperti muntah, darah, nanah,
urin, feces, produksi drain,dll
6. Menyentuh lingkungan meliputi: menyentuh tempat
tidur pasien, linen yang terpasang di tempat tidur,
alat-alat di sekitar pasien atau peralatan lain yang
digunakan pasien, kertas/lembar untuk menulis
yang ada di sekitar pasien
Enam langkah teknik melakukan kebersihan tangan
sesuai WHO
1. Ratakan dan gosokkan sabun dengan kedua
telapak tangan
2. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri
dengan tangan kanan dan sebaliknya
3. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari
4. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling
mengunci
5. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman
tangan kanan dan lakukan sebaliknya
6. Gosokkan dengan memutar ujung jari–jari tangan
kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya, telapak
tangan kiri dan sebaliknya
Alasan / Latar Cuci tangan adalah salah satu prosedur yang paling
Belakang / Implikasi / penting dalam mencegah HAIs (healt care associated
Rasional infection adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama
perawatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya dimana ketika masuk tidak ada infeksi
dan tidak dalam masa inkubasi, termasuk infeksi dalam
39
rumah sakit tapi muncul setelah pasien pulang, juga
infeksi karena pekerjaan pada petugas rumah sakit dan
tenaga kesehatan terkait proses pelayanan kesehatan di
fasilitas pelayanan kesehatan. Tangan adalah ‘’Instrumen
“ yang digunakan untuk menyentuh pasien, memegang
alat, perabot rumah sakit, dan juga untuk keperluan
pribadi seperti makan.
Dampak jika tidak dilaksanakan prosedur cuci tangan
yang baik dan benar akan mengakibatkan peningkatan
insiden HAIs . apabila terjadi insiden HAIs tentunya sangat
merugikan pasien dari segi keselamatan, hari rawat,
penggunakan jenisobat yang tentunya mempengaruhi
pengeluaran
Formula Numerator dibagi Denominator dikali 100 %
40
Penanggung Jawab IPCN
Pengumpul data
Penanggung Jawab PPI
Laporan
RUANGAN :
TANGGAL :
TINDAKAN :
PTGS MOMEN TINDAKAN H.SCOEN LANGKAH PTGS MOMEN TINDAKAN H.SCOEN LANGKAH
o 1 ⎕ H.RUB ⎕ PAKAI ⎕ BENAR o 1 ⎕ H.RUB ⎕ PAKAI ⎕ BENAR
o 2 o 2
⎕ 3 ⎕ H.WASH ⎕ LEPAS ⎕ SALAH ⎕ 3 ⎕ H.WASH ⎕ LEPAS ⎕ SALAH
⎕ 4 ⎕ 4
⎕ LUPUT ⎕ LANJUT ⎕ LUPUT ⎕ LANJUT
⎕ 5 ⎕ 5
TINDAKAN :
PTGS MOMEN TINDAKAN H.SCOEN LANGKAH PTGS MOMEN TINDAKAN H.SCOEN LANGKAH
o 1 ⎕ H.RUB ⎕ PAKAI ⎕ BENAR o 1 ⎕ H.RUB ⎕ PAKAI ⎕ BENAR
o 2 o 2
⎕ 3 ⎕ H.WASH ⎕ LEPAS ⎕ SALAH ⎕ 3 ⎕ H.WASH ⎕ LEPAS ⎕ SALAH
⎕ 4 ⎕ 4
⎕ LUPUT ⎕ LANJUT ⎕ LUPUT ⎕ LANJUT
⎕ 5 ⎕ 5
TINDAKAN:
PTGS MOMEN TINDAKAN H.SCOEN LANGKAH PTGS MOMEN TINDAKAN H.SCOEN LANGKAH
o 1 ⎕ H.RUB ⎕ PAKAI ⎕ BENAR o 1 ⎕ H.RUB ⎕ PAKAI ⎕ BENAR
o 2 o 2
⎕ 3 ⎕ H.WASH ⎕ LEPAS ⎕ SALAH ⎕ 3 ⎕ H.WASH ⎕ LEPAS ⎕ SALAH
⎕ 4 ⎕ 4
⎕ LUPUT ⎕ LANJUT ⎕ LUPUT ⎕ LANJUT
⎕ 5 ⎕ 5
41
Dimensi Mutu Safety Tipe Indikator Proses
Tujuan Tergambarnya kejadian plebitis di rumah sakit
Definisi Operasional Keadaan infeksi yang terjadi disekitar tusukan atau bekas
tusukan jarum infus di pembuluh darah perifer dan timbul
minimal 48 jam setelah pemasangan (sesuai pedoman
surveilans infeksi Kemenkes RI tahun 2011).
Alasan / Latar Ketidakpatuhan petugas terhadap tindakan aseptik saat
Belakang / Implikasi melaksanakan tindakan pemasangan infus.
/ Rasional
Formula Nemurator dibagi denumerator dikali 1000
Numerator Jumlah kejadian plebitis dalam sebulan
Denominator Jumlah hari pemakaian alat kateter vena
Target <15‰
Sumber Data Rekam medis pasien
Kriteria Inklusi Pada daerah bekas tusukan dan daerah sekitarnya
terdapat peradangan yang ditandai dengan salah satu dari
gejala ini : rasa panas, pengerasan/ bengkak, kemerahan,
dan terasa sakit bila ditekan (kalor, dolor, tumor, rubor dan
functiolaesa) dengan atau tanpa nanah (pus) tanpa
dilengkapi pemeriksaan kultur
Kriteria Eksklusi 1. Infeksi kulit karena sebab-sebab lain
2. Adanya bakteremia dengan pemeriksaan kultur
3. Usia ≤ 1 tahun
42
Laporan
Form Pencatatan Tgl Jumlah pasien No Terjadinya Tidak
yang RM pasien terjadinya
terpasang infeksi pasien
infus plebitis infeksi
plebitis
43
sasaran keselamatan pasien.
44
Data
Cara Pelaporan Rekapitulasi pengumpul data dan analisa sederhana
dilakukan oleh kepala Unit dan akan dilaporkan ke TKPRS
RSPJ dan data akan diinput di Sistem data Rumah Sakit (
Sismadak ) setiap hari
Frekuensi Selama 3 bulan
Pelaporan
Penanggung Jawab Kepala Unit atau penanggung jawab data
Pengumpul data
Penanggung Jawab Ketua Tim KPRS
Laporan
Form Pencatatan Formulir pencatatan
Tgl No RM Patuh dalam Tidak patuh
upaya dalam upaya
pencegahan pencegahan
IAM
45
lanjut atas respon time komplain tersebut sesuai dengan
kategorisasi/grading/dampak risiko.
Warna
Merah :
cenderung berhubungan dengan polisi, pengadilan,
kematian, mengancam sistem/kelangsungan organisasi,
poptensi kerugian material dll.
Warna
Kuning :
cenderung berhubungan dengan pemberitaan media,
potensi kerugian in material, dll.
Warna
Hijau :
tidak menimbulkan kerugian berarti baik material maupun
immaterial.
Kriteria
Penilaian :
1. Melihat data rekapitulasi komplain yang
dikategorikan merah, kuning, hijau
2. Melihat data tindak lanjut komplain setiap kategori
yang dilakukan dalam kurun waktu sesuai standar
3. Membuat persentase jumlah komplain yang
ditindaklanjuti terhadap seluruh komplain disetiap
kategori
a. Komplain kategori merah (KKM) ditanggapi dan
ditindaklanjuti maksimal 1x24 jam
b. Komplain kategori kuning (KKK) ditanggapi dan
ditindaklanjuti maksimal 3 hari
c. Komplain kategori hijau (KKH) ditanggapi dan
ditindaklanjuti maksimal 7 hari
Kriteria inklusi Komplain baik tertulis, lisan atau melalui media massa
Kriteria eksklusi --
Numerator KKM + KKK + KKH (%)
Denominator 3
Dasar pemikiran Kepuasan pelanggan
Tipe Indikator Output
Survey kepuasan pelanggan, Laporan, Rekapitulasi
Sumber Data
komplain/keluhan
Wilayah
Instalasi Rawat Inap
Pengamatan
Metode dan
Frekwensi Bulanan
Pengumpulan Data
Jangka waktu
Bulanan
laporan
46
Standar 75 %
Penanggungjawab Humas
Frekuensi
Bulanan
penilaian data
Periode waktu
Bulanan
laporan
Analisis data Tri wulan
Sosialisasi hasil
Rapat Koordinasi
data
Nama alat atau
Form sensus harian
sistem audit
Target sample Semua komplai
47
Keterlambatan waktu menangani kerusakan alat
48
Linen hilang
49
Keterlambatan pelayanan EDP dalam menanggapi
Ruang lingkup
kerusakan hardware / jaringan
Dimensi mutu Efektifitas dan kesinambungan pelayanan
Untuk mengetahui respon time petugas EDP dalam
Tujuan menanggapi laporan kerusakan hardware / jaringan di
rumah sakit.
Angka yang menunjukkan keterlambatan respon
petugas EDP dalam menanggapi laporan kerusakan
Definisi operasional hardware / jaringan, yaitu lebih dari 1 jam sejak laporan
kerusakan diterima sampai dengan petugas EDP
datang ke unit yang bersangkutan.
Kriteria inklusi -
Kriteria eksklusi -
Jumlah keterlambatan respon time petugas EDP dalam
Numerator menanggapi laporan kerusakan hardware / jaringan
pada bulan tersebut.
Jumlah seluruh laporan kerusakan hardware / jaringan
Denominator
pada bulan tersebut
Kerusakan hardware dan jaringan komputer rumah
Dasar pemikiran sakit dapat mengganggu bahkan menghentikan
kegiatan pelayanan pasien.
Tipe Indikator Input
Sumber Data Buku laporan kerusakan hardware / jaringan
Wilayah Pengamatan EDP
Metode Pengumpulan
Sensus harian
Data
Jangka waktu laporan Bulanan
Standar 0%
Penanggungjawab Kasubbag EDP
Frekuensi penilaian data Bulanan
Periode waktu laporan Bulanan
Analisis data Membandingkan dengan standart dan trend kejadian
Sosialisasi hasil data Rapat EDP
Nama alat atau sistem
Rekap laporan kerusakan
audit
Target sampel Semua laporan kerusakan hardware atau jaringan
IAK
50
Agar dapat menghasilkan keputusan tentang
Tujuan pengobatan pasien yang harus segera dilakukan dan
kebutuhan pengobatan berkelanjutan
Yang dimaksud asesmen medis lengkap dalam waktu
24 jam setelah pasien masuk rawat inap adalah :
- proses kegiatan mengevaluasi pasien
- oleh tenaga medis
Definisi operasional - paling lambat 24 jam setelah pasien masuk rawat
inap meliputi mengumpulkan informasi,
menganalisa informasi dan membuat rencana
pelayanan untuk memenuhi semua kebutuhan
pasien yang telah diidentifikasi.
Kriteria inklusi
Pasien yang meninggal dalam waktu 24 jam
Kriteria eksklusi setelah pasien masuk rawat inap atau pasien APS
atau dirujuk sebelum waktu 24 jam
Jumlah asesmen lengkap yang dilakukan oleh tenaga
Numerator medis dalam waktu 24 jam setelah pasien masuk
rawat inap dalam waktu 1 bulan
Jumlah total pasien yang masuk rawat inap dalam
Denominator
waktu 24 jam, dalam waktu 1 bulan
Dasar pemikiran standar akreditasi rumah sakit versi 2012
Tipe Indikator Proses
Sumber Data Rekam Medis
Wilayah Pengamatan Ruang Rawat Inap
Metode Pengumpulan
Sensus harian
Data
Jangka waktu laporan Bulanan
Standar 100 %
Penanggungjawab Kepala Ruangan
Frekuensi penilaian data Bulanan
Periode waktu laporan Bulanan
Analisis data Tri wulan
Sosialisasi hasil data Rapat koordinasi
Nama alat atau sistem
Form sensus harian
audit
Semua pasien rawat yang tidak termasuk kriteria
Target sample
eksklusi
Keterlambatan asuhan gizi lanjutan
51
Dikatakan terlambat jika asuhan gizi lanjutan dilakukan
> 1 x 24 jam setelah asesmen awal gizi dilaporkan oleh
perawat ruangan.
Kriteria inklusi -
1. Pasien yang MRS pada hari libur / tanggal merah
Kriteria eksklusi 2. Pasien KRS / meninggal dunia sebelum 24 jam
rawat inap
Jumlah pasien dengan asuhan gizi lanjutan yang
Numerator dilakukan > 24 jam setelah asesmen awal gizi
dilaporkan oleh perawat per bulan
Jumlah pasien rawat inap yang dilakukan asesmen gizi
Denominator awal dengan skor ≥ 2 yang dilaporkan oleh perawat
pada bulan tersebut
Keterlambatan asuhan gizi lanjutan dapat
Dasar pemikiran mempengaruhi proses perawatan dan penyembuhan
pasien yang memiliki risiko gangguan nutrisi
Tipe Indikator Input
Sumber Data Status rekam medis pasien
Wilayah Pengamatan Instalasi rawat inap, instalasi pelayanan intensif
Metode Pengumpulan
Sensus harian
Data
Jangka waktu laporan Bulanan
Standar 1%
Penanggungjawab Kepala Instalasi Gizi
Frekuensi penilaian data Bulanan
Periode waktu laporan Bulanan
Analisis data Analisis prosentase dan trend kejadian
Sosialisasi hasil data Rapat Koordinasi
Nama alat atau sistem
Form Sensus harian
audit
Target sample Semua pasien dengan asesmen awal gizi ≥ 2
52
Tidak terlaporkannya hasil kritis
53
Ketidak lengkapan catatan medis pasien (KLPCM)
54
Kejadian pulang atas permintaan sendiri
55
Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional
56
PPI
57
Sumber Data Rekam medis pasien
Kriteria Inklusi Semua infeksi pada daerah operasi yang terjadi minimal
3x24 jam pasca opearsi sampai dengan 30 hari atau 1
tahun jika dipasang implant
Kriteria Eksklusi Jejunostomi, ileostomy colostomy
Cara Pengumpulan Surveilans
Data
Cara Pelaporan Rekapitulasi dan analisa data oleh IPCLN diunit masing-
masing kemudian dibuatkan laporan tiap 3 bulan oleh
IPCN
Frekuensi Pelaporan 3 bulan
Penanggung Jawab IPCN
Pengumpul data
Penanggung Jawab Ketua Komite PPI
Laporan
Form Pencatatan
58
Standar Angka indikator Ventilator Associated Pneumonia (VAP)
Judul Indikator Ventilator Associated Pneumonia (VAP)
Dimensi Mutu Safety Tipe Indikator Proses
Tujuan Tergambarnya kejadian VAP di HCU/ICU
Definisi Operasional Ventilator Associated Pneumonia (VAP) adalah
pneumonia yang terjadi akibat pemasangan ventilator di
rumah sakit. VAP adalah infeksi saluran napas bawah
yang mengenai parenkim paru setelah pemakaian ventilasi
mekanik >48 jam, dan sebelumnya tidak ditemukan tanda-
tanda infeksi saluran napas.
Kriteria :
Ditemukan minimal dari tanda dan gejala klinis:
1. Demam (≥38˚C) tanpa ditemui penyebab lainnya.
2. Leukopenia (<4000 WBC/mm3) atau leukositosis
(≥12.000 SDP/mm3)
3. Untuk penderita berumur ≥70 tahun, adanya
perubahan status mental yang tidak ditemui
penyebab lainnya.
Minimal disertai 2 dari tanda berikut:
1. Timbulnya onset baru sputum purulen atau
perubahan sifat sputum
2. Munculnya tanda atau terjadinya batuk yang
memburuk atau dyspnea (sesak napas) atau
tacypnea
3. Ronki basah atau suara napas bronchial
4. Memburuknya pertukaran gas, misalnya desaturasi
O2 (PaO2/FiO2 ≤ 240), peningkatan kebutuhan
oksigen, atau perlunya peningkatan ventilator.
Dasar diagnosis:
Adanya bukti secara radiologis adalah jika ditemukan > 2
foto serial : infiltrat baru atau progresif yang menetap;
konsolidasi; kavitasi; pneumtoceles pada bayi berumur <1
tahun.
59
Alasan / Latar Ketidakpatuhan bundle VAP menyebabkan terjasinya HAIs
Belakang / Implikasi / VAP di rumah sakit
Rasional
Formula Nemurator dibagi denumerator dikali 1000
Numerator Jumlah pasien dengan vetilator associated pneumonia
dalam waktu tertentu
Denominator Jumlah lama hari seluruh pasien dengan pemakaian
ventilator dalam periode waktu yang sama perseribu
Target <15‰
Sumber Data Rekam medis pasien
Kriteria Inklusi Jumlah pneumonia yang muncul minimal 2x24 jam setelah
pemasangan endotracheal tube (ETT)
Kriteria Eksklusi 1. Pasien yang telah terpasang endotracheal tube
sebelum pasien masuk rumah sakit
2. Gejala pneumonia muncul kurang dari 2x24 jam
setelah pemasangan endotracheal tube (ETT)
Cara Pengumpulan Surveilans di ICU/HCU
Data
Cara Pelaporan Rekapitulasi dan analisa data oleh IPCLN diunit masing-
masing kemudian dibuatkan laporan tiap 3 bulan oleh
IPCN
Frekuensi Pelaporan 3 bulan
Penanggung Jawab IPCN
Pengumpul data
Penanggung Jawab Ketua Komite PPI
Laporan
Form Pencatatan
60
Referensi 1. PMK no 27 th 2017
2. Petunjuk praktis surveilans tahun 2010
61
sakit
62
Referensi 1. PMK no 27 th 2017
2. Petunjuk praktis surveilans tahun 2010
63
Standar Angka indikator Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)
Judul Indikator Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)
Dimensi Mutu Safety Tipe Indikator Proses
Tujuan Tergambarnya kejadian IADP di rumah sakit
Definisi Operasional Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) adalah keadaan infeksi
yang terjadi akibat masuknya mikroba melalui peralatan
yang dimasukkan langsung ke sistem pembuluh darah
melalui insersi vena kateter, baik berupa kateter vena
maupun arteri dalam rangka perawatan maupun
diagnostik (CVC/ Central venous catheter, vena perifer
atau infus , double lumen untuk hemodialisa) infeksi timbul
minimal 3x 24 jam (72 jam) setelah pemasangan.
Alasan / Latar Ketidakpatuhan bundle IADP menyebabkan terjadinya
Belakang / Implikasi / HAIs IADP di rumah sakit
Rasional
Formula Nemurator dibagi denumerator dikali 1000
Numerator Jumlah pasien yang mengalami infeksi darah primer
akibat pemasangan kateter vena sentral berdasarkan hasil
kultur darah positif.
Denominator Jumlah total hari pemasangan kateter vena sentral dalam
1 bulan
Target <15‰
Sumber Data Rekam medis pasien
Kriteria Inklusi 1. Pasien menunjukkan minimal satu dari gejala klinik
: suhu (<38˚C), menggigil, hipotensi, untuk usia ≤ 1
tahun ditambah dengan hipotermi (suhu <37˚C),
apnoe dan bradikardia.
2. Hasil positif dari pemeriksaan kultur darah dan tidak
berhubungan dengan infeksi di bagian lain dari
tubuh pasien.
3. Ditemukan kuman pathogen pada kultur darah
pasien positif.
64
4. Hasil kultur darah didapatkan mikroba kontaminan
kulit yang umum (corynebacterium basilus,
propionibacterium, satphylococcus epidermidis,
streptococcus viridans, aerococcus, micrococcus)
Kriteria Eksklusi 1. Infeksi kulit karena sebab-sebab lain
2. Tidak disertai dengan hasil kultur darah
65
Standar Angka indikator Plebitis
Judul Indikator Plebitis
Dimensi Mutu Safety Tipe Indikator Proses
Tujuan Tergambarnya kejadian plebitis di rumah sakit
Definisi Operasional Keadaan infeksi yang terjadi disekitar tusukan atau bekas
tusukan jarum infus di pembuluh darah perifer dan timbul
minimal 48 jam setelah pemasangan (sesuai pedoman
surveilans infeksi Kemenkes RI tahun 2011).
Alasan / Latar Ketidakpatuhan petugas terhadap tindakan aseptik saat
Belakang / Implikasi / melaksanakan tindakan pemasangan infus.
Rasional
Formula Nemurator dibagi denumerator dikali 1000
Numerator Jumlah kejadian plebitis dalam sebulan
Denominator Jumlah hari pemakaian alat kateter vena
Target <15‰
Sumber Data Rekam medis pasien
Kriteria Inklusi Pada daerah bekas tusukan dan daerah sekitarnya
terdapat peradangan yang ditandai dengan salah satu dari
gejala ini : rasa panas, pengerasan/ bengkak, kemerahan,
dan terasa sakit bila ditekan (kalor, dolor, tumor, rubor dan
functiolaesa) dengan atau tanpa nanah (pus) tanpa
dilengkapi pemeriksaan kultur
Kriteria Eksklusi 4. Infeksi kulit karena sebab-sebab lain
5. Adanya bakteremia dengan pemeriksaan kultur
6. Usia ≤ 1 tahun
66
Penanggung Jawab IPCN
Pengumpul data
Penanggung Jawab Ketua Komite PPI
Laporan
Form Pencatatan
67
Standar Angka indikator Dekubitus
Judul Indikator Dekubitus
Dimensi Mutu Safety Tipe Indikator Proses
Tujuan Tergambarnya kejadian dekubitus di rumah sakit
Definisi Operasional Kerusakan/kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit,
bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat
adanya penekanan pada suatu area secaraterus menerus
sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah
setempat, yang timbul minimal 3 x 24 jam setelah rawat
inap
Kriteria:
1. Pasien paling tidak mempunyai 2 gejala dan tanda
berikut, yang tidak diketahui penyebab lainnya:
kemerahan sakit atau pembengkakan ditepian luka
dekubitus
2. Minimal ditemukan 1 dari bukti berikut:
a. Hasil kultur positif dan cairan atau jaringan
yang diambil secara benar
b. Hasil kultur darah positif
3. Dokter yang mearawat menyatakan adanya
dekubitus dan diberikan pengobatan antimikroba
Alasan / Latar Ketidakteraturan petugas terhdap pasien yang mengalami
Belakang / Implikasi / tirah baring lama untuk dimobilisasikan.
Rasional
Formula Nemurator dibagi denumerator dikali 1000
Numerator Jumlah kejadian dekubitus
Denominator Jumlah hari tirah baring
Target <15‰
Sumber Data Rekam medis pasien
Kriteria Inklusi Luka lecet pada bagian-bagian tubuh pasien yang terkena
tekanan karena tirah baring
Kriteria Eksklusi 1. Luka lecet yang terjadi diluar area pada pasien tirah
baring
68
2. Pasien yang sudah mengalami dekubitus sebelum
rawat inap
69
70
71
72
73