I.
TUJUAN
II.
Bahan
Etanol absolute
Campuran etanol-air
Aquadest
Ethyl alkohol atau etanol adalah salah satu turunan dari senyawa
hidroksil atau gugus OH, dengan rumus kimia C2H5OH. Istilah umum
yang sering dipakai untuk senyawa tersebut, adalah alkohol. Etanol
mempunyai sifat tidak berwarna, mudah menguap, mudah larut dalam
air, berat molekul 46,1, titik didihnya 78,3c, membeku pada suhu
117,3 C, kerapatannya 0,789 pada suhu 20 C, nilai kalor 7077
kal/gram, panas latent penguapan 204 kal/gram dan angka oktan 91
105 (Hambali.,et al., 2008).
Pemurnian Etanol
memiliki titik
didih lebih
rendah
akan
menguap
lebih
dulu. Dimana zat yang mempunyai titik didih lebih rendah akan
menguap lebih dulu,kemudian uap tadi akan mengalami proses
pendinginan pada kondensor. Didalam kondensor akan terjadi proses
perubahan fasa, uap akan berubah menjadi fasa cair yang akan mengalir
keluar sebagai distilat. Titik didih air murni adalah 100 C
Pada proses destilasi terjadi perubahan wujud dari cair ke uap hasil
pemanasan berdasarkan titik didihnya. Kemudian uap tersebut di
dinginkan dan terjadi proses pengembunan sehingga memperoleh cairan
murni ( destilat ). Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia
jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori
bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap
pada titik didihnya. Model ideal destilasi didasarkan pada Hukum
Raoult dan Hukum Dalton.
Bahan yang dipisahkan dengan metode ini adalah bentuk larutan
atau cair, tahan terhadap pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak
terlalu dekat. Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran
dipanaskan pada suhu diantara titik didih bahan yang diinginkan.
Pelarut bahan yang diinginkan akan menguap, uap dilewatkan pada
tabung pengembun (kondensor). Uap yang mencair ditampung dalam
wadah. Bahan hasil pada proses ini disebut destilat, sedangkan sisanya
disebut residu. (Evinliany,2013)
Destilasi dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
1.
2.
3.
4.
Destilasi sederhana
3.
Destilasi azeotrop
Digunakan
dalam
memisahkan
campuran
azeotrop
Destilasi vakum
Destilasi ini digunakan untu zat yang tak tahan suhu tinggi
atau bias rusak pada pemansan yang tinggi. Sehingga dengan
menurunan tekanan maka titik didih juga akan menurun, maka
destilasi yang tadinya harus dilakukan pada suhu tinggi tetap dapat
dilakukan pada suhu rendah dengan menurunkan tekanan.
5.
Refluks / destruksi
Refluks/destruksi ini bisa dimasukkan dalam macam
macam destilasi walau pada prinsipnya agak berkelainan.
(Anakes,2013)
Kesetimbangan Uap-Cair
Keberhasilan suatu operasi distilasi tergantung pada keadaan
setimbang yang terjadi antar fasa uap dan fasa cairan dari suatu campuran.
Dalam hal ini akan ditinjau campuran biner yang terdiri dari komponen A
(yang lebih mudah menguap) dan komponen B (yang kurang mudah
menguap). Karena pada umumnya proses distilasi dilaksanakan dalam
keadaan bubble temperature dan dew temperature, dengan komposisi uap
ditunjukkan pada Gambar 1, sedangkan komposisi uap dan cairan yang ada
dalam kesetimbangan ditunjukkan pada Gambar 2.
Dalam banyak campuran biner, titik didih campuran terletak di antara
titik didih komponen yang lebih mudah menguap (Ta) dan titik didih
komponen yang kurang mudah menguap (Tb). Untuk setiap suhu, harga yA
selalu lebih besar daripada harga xA.
(2-11)
L . x L x x dL L dx dL dx y . dL
atau,
dL
dx
L
( y x)
(2-12)
dengan komposisi xW
adalah,
F
dW
W W
ziW
xiW
dxi
( y i xi )
(2-13)
Di mana F adalah jumlah mol mula-mula dari umpan, ziF adalah fraksi
mol komponen i dalam umpan, dan ziW fraksi mol komponen i dalam
residu pada saat t. Integrasi persamaan (2-13) akan memberikan,
F
ln
ziW
xiW
dxi
( yi xi )
(2-14)
ln
ziW
xiW
dxi
xi ( K i 1)
(2-15)
sehingga,
z iF F xiW W
F W
*
( yiD
) avg . D
(2-16)
o
kurva 1 / ( y i xi ) vs xi untuk rentang xi= ziF hingga xi= xiW adalah
sama dengan ln (F/W). Oleh karena itu, jika jumlah umpan F, dan
perubahan komposisi xi= ziF menjadi xi= xiW ditentukan, jumlah residu
yang tersisa dalam ketel (W) dapat dihitung dari hubungan ;
W F exp ( Area )
Area
ziW
xiW
dxi
ln ( F / W )
( yi xi )
Gambar 3. Kurva
Persamaan
Rayleigh
3.
4.
5.
6.
7.
V. DATA PENGAMATAN
Berat Piknometer Kosong
Berat piknometer + aquadest
Berat Piknometer + Umpan
Volume Umpan
Volume Residu
Berat Piknometer + Residu
= 16.9340 gram
= 42.2574 gram
= 40.6217 gram
= 3400 mL
= 2800 mL
= 41.3355 gram
volume (ml)
volume total
Berat Piknometer+Larutann
(ml)
(g)
Etanol
Air
30
30
42.2574
10
27
30
41.8845
20
24
30
41.5594
30
21
30
41.1596
40
12
18
30
40.7917
50
15
15
30
39.9852
60
18
12
30
39.7660
70
21
30
39.1614
80
24
30
38.4805
90
27
30
37.7996
100
30
30
36.8419
Suhu ( oC )
Volume ( mL )
79
89
37.8621
79
77
37.6223
79
51
37.4571
80
36
37.8812
80
35
37.9231
79
79
37.8953
79
54
37.8312
79
46
37.4305
79
44
37.6504
10
79
43
37.6082
11
79
30
37.5991
584
PERHITUNGAN
a. Penentuan Volume Pikno
Berat piknometer kosong
Berat piknometer + aquadest
=16.9340gram
= 42.2574 gram
=0.99567g/ml
Berat Aquadest
= (Beratpikno + aquadest) (Berat pikno kosong)
= (42.2574 16.9340) gram
= 25.3234 gram
Volume piknomete
a.
=
= 0,99567 g/ml
Untuk data selanjutnya menggunakan rumus seperti diatas, nilai
densitasnya dapat dilihat pada tabel berikut
Densitas (g/ml)
0,995670535
0,979770881
0,967031
0,953928
0,937024
0,91865
0,897007
0,872299
0,845057
0,816874
0,783192
Vol etanol =
= 0 mL
Vol air =
= 25,3842 mL
=0
Untuk data selanjutnya menggunakan rumus seperti diatas, nilai
fraksi volumenya dapat dilihat pada tabel berikut
Mol etanol =
=
= 0 mol
Mol air
=
= 1,4041 mol
Fraksi mol etanol =
=
=0
Fraksi mol air
densitas
Etanol
0
(g/ml)
0,995670535
0,054067 1,263715
0,041029
0,979770881
0,106727 1,123302
0,086768
0,967030673
0,157922 0,982889
0,13843
0,953928034
0,206831 0,842477
0,197112
0,937023818
0,25348
0,702064
0,265273
0,918650184
0,296997 0,561651
0,345889
0,8970068
0,336953 0,421238
0,444417
0,872298516
0,373063 0,280826
0,57053
0,845057162
0,405698 0,140413
0,742886
0,816874276
0,783191907
Mol
Etanol
0
0,432189
air
1,404128
=
= 0,89656 g/mL
=
= 39,6155 mol
Mol air
=
= 174,4872 mol
Mol total umpan = mol etanol + mol air
=
= 0,1850
Destilat
Volume destilat = 761 mL
Penentuan densitas destilat
Untuk densitas pengambilan I
Densitas =
=
= 0,8218222 g/mL
Untuk data selanjutnya dengan menggunakan rumus seperti
diatas, nilai densitasnya dapat dilihat pada tabel dibawah
Destilat
pengambilan ke1
0,8218222
0,822905587
0,824863498
0,82353984
0,823516203
0,825292899
0,825871999
0,828728106
0,829023566
10
0,827955973
11
0,828101733
Densitas(g/ml)
0,825601967
=
= 9,7916 mol
Mol air
=
= 11,9171 mol
Mol total destilat = mol etanol + mol air
= (9,7916 + 11,9171) mol
= 21,7087 mol
=
= 0,8216
Residu
Volume residu = 4.285 mL
Penentuan densitas residu
Densitas =
=
= 0,914076473 g/mL
=
= 26,409 mol
Mol air
=
= 162,4044 mol
Mol total residu = mol etanol + mol air
= (26,409 + 162,4044) mol
= 188,8134 mol
F = umpan
D = destilat
Input = Output
F
=D+B
B = residu
Xf
Xd
Xb
214,1027 mol
Xb =
= 0,1153
X (fraksi cair)
0,0190
0,0721
0,0966
0,1238
0,1661
0,2337
0,2608
0,3273
0,3965
0,5079
0,5198
0,5732
0,6763
0,7472
0,8943
Y (fraksi uap)
0,1700
0,3891
0,4735
0,4704
0,5089
0,5445
0,5580
0,5826
0,6122
0,6564
0,6599
0,6841
0,7385
0,7815
0,8943
1/(y-x)
6,62251656
3,15457413
2,93341156
2,88517023
2,91715286
3,21750322
3,36473755
3,91696044
4,63606861
6,73400673
7,13775874
9,01713255
16,0771704
29,154519
6,62251656
X
0,125
0,145
0,165
0,185
y
2,88
2,92
3,00
3,09
Xb =
= 0,1781
X
0,145
0,165
0,185
y
2,92
3,00
3,09
Xb =
= 0,1201
VI.
PEMBAHASAN
Destilasi merupakan pemisahan komponen-komponen dari larutan
homogen dengan perbedaan titik didih. Tujuan untuk memisahkan
komponen ini agar mengetahui konsentrasi murni dari suatu komponen.
Namun tidak menutup kemungkinan bahwa akan sulit mendapatkan
konsentrasi murni dari suatu komponen jika hanya melalui destilasi single
stage maka dari itu pada praktikum ini ditentukan jumlah volume yang
masuk dan keluar dengan menggunakan metode neraca massa. Dengan cara
ini kita dapat mengetahui konsentrasi dari setiap keluaran pada saat
melakukan destilasi. Keluaran pada destilasi ini ada dua yaitu destilat ( D )
dan residu ( B ), sedangkan yang masuk hanyalah umpan ( F ). Pada
praktikum ini kita akan menentukan konsentrasi dari setiap umpan, destilat,
dan residu serta kita akan menentukan jumlah fraksi mol etanol pada residu
dan akan membandingkannya dengan literatur yang diperoleh secara
matematis.
Konsentrasi ini akan menentukan bahwa campuran etanol-air telah
terpisah. Apabila konsentrasi ataupun berat jenis dari destilat mendekati
etanol murni maka pada saat destilasi terjadi pemisahan yang dapat
memisahkan antara etanol-air menjadi komponen yang murni. Untuk
membuktikan hal tersebut maka ditentukan dengan cara mencari fraksi mol
Umpan
0,185
Residu
0,1153