Anda di halaman 1dari 4

LIMFOMA

LIMFOMA NON HODGKIN


Limfoma non hodgkin (LNH) adalah kelompok keganasan primer limfosit yang dapat
berasal dari limfosit B, limfosit T dan kadang (amat jarang) berasal dari sel NK yang berada
dalam sistem limfe; yang sangat heterogen, baik tipe histologis, gejala, perjalanan klinis,
respon terhadap pengobatan maupun prognosis. Pada LNH sebuah sel limfosit berproliferasi
secara tidak terkendali yang mengakibatkan terbentuknya tumor. Seluruh sel LNH berasal
dari satu sel limfosit, sehingga semua sel dalam tumor pasien LNH sel B memiliki
immunoglobulin yang sama pada permukaan selnya.
PATOGENESIS TRANSFORMASI DAN MIGRASI LIMFOSIT
Seperti sel darah lainnya, sel limfosit dalam kelenjar limfe juga berasal dari sel-sel
induk multipotensial di dalam sumsum tulang. Sel induk multipotensial pada tahap awal
bertransformasi menjadi sel progenitor limfosit yang kemudian berdiferensiasi menjadi dua
jalur. Sebagian mengalami pematangan dalam kelenjar thymus untuk menjadi sel limfosit
T, dan sebagian lagi menuju kelenjar limfe atau tetap berada dalam sumsum tulang dan
berdeferensiasi menjadi sel limfosit B.
Apabila ada rangsangan antigen yang sesuai maka limfosit T maupun B akan
bertransformasi menjadi bentuk aktif dan berproliferasi. Limfosit T aktif menjalankan fungsi
respon imunitas seluler, sedangkan limfosit B menjadi imunoblast yang kemudian menjadi
sel plasma yang membentuk immunoglobulin. Terjadi perubahan morfologi yang mencolok
pada perubahan ini, dimana sitoplasma yang sedikit/kecil pada limfosit B tua menjadi
bersitoplasma banyak/luas pada sel plasma, perubahan ini terjadi pada limfosit B disekitar
atau di dalam centrum germinativum sedangkan limfosit T aktif berukuran lebih besar
dibandingkan limfosit T tua.
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
Etiologi sebagian besar LNH tidak diketahui. Namun terdapat beberapa faktor resiko
terjadinya LNH antara lain:
immunoDefisiensi : 25% kelainan herediter langka yang berhubungan dengan terjadinya
LNH antara lain adalah severe combined immunodeficiency, hypogamma globulinemia,
common variable immunodeficiency,Wiskott-Aldrich syndrome, dan ataxia- telangiectasia.
Limfoma yang berhubungan dengan kelainan-kelainan tersebut seringkali dihubungkan pula
dengan Epstein-Barr virus (EBV) dan jenisnya beragam, mulai dari hiperplasia poliklonal sel
B hingga limfoma monoklonal.
Agen Infeksius : EBV DNA ditemukan pada 95 % limfoma burkit endemik, dan lebih jarang
ditemukan pada limfoma burkit sporadik. Karena tidak semua pada kasus limfoma Burkit
ditemukan EBV, hubungan dan mekanisme EBV terhadap terjadinya limfoma Burkit belum
diketahui.

Paparan Lingkungan dan Pekerjaan: beberapa pekerjaan yang sering dihubungkan dengan
resiko tinggi adalah peternak serta pekerja hutan dan pertanian. Hal ini disebabkan adanya
paparan herbisida dan pelarut organik.
Diet dan Paparan Lainnya : resiko LNH meningkat pada orang yang mengosumsi makanan
tinggi lemak hewani, merokok, dan yang terkena paparan ultraviolet.
PENDEKATAN DIAGNOSTIK
Anamnesis
Umum :

Pembesaran kelenjar getah bening (KGB) dan malaise umum


o Berat badan menurun 10% dalam waktu 6 bulan
o Demam tinggi 38oC 1 minggu tanpa sebab
o Keringat malam
Keluhan anemia
Keluhan organ (misalnya, lambung, nasofaring)
Penggunaan obat

Khusus :

Penyakit autoimun
Kelainan darah
Penyakit infeksi

Pemeriksaan Fisik

Pembesaran KGB
Kelainan/pembesaran organ
Performance status : ECOG atau WHO/ karnofsky

Pemeriksaan Diagnostik
a. Laboratorium
Darah perifer lengkap
Gambaran darah tepi
Urin lengkap
SGOT, SGPT, LDH, protein total, albumin, asam urat
Alkali fosfatase
GDP dan GD2PP
b. Biopsi
c. Aspirasi sumsum tulang dan biopsi sumsum tulang

STADIUM PENYAKIT

STADIUM
I
II

KETERANGAN
Pembesaran kelenjar getah bening hanya 1 regio
I E : jika hanya terkena 1 organ ekstra limfatik tidak difus/ batas tegas
Pembesaran 2 regio KGB atau lebih, tetapi masih satu sisi diafragma

III

Pembesaran KGB di 2 sisi diafragma

IV

Jika mengenai 1 organ ekstra limfatik atau lebh tetapi secara difus

TERAPI
LNH Indolen
Indolen, stadium I dan stadium II, kontrol penyakit jangka panjang atau perbaikan masa
bebas penyakit secara bermakna dapat dicapai pada sejumlah pasien LNH indolen stadium I
atau stadium II dengan mengunakan dosis radiasi 2500-4000 cGy pada lokasi yang terlibat
atau pada lapangan yang lebih luas yang mencakup lokasi nodal yang berdekatan.
Indolen, Stage II/III/IV, pengelolaan optimal pada LNH indolen stadium lanjut masih
kontroversial dan masih melalui berbagai penelitian klinis. Standar pilihan terapi :

Tanpa terapi : pasien asimptomatik dilakukan penundaan terapi dengan observasi.


hidup.
Rituximab (anti CD 20 monoclonal antibodi; Rituxan, Mab Tera) sebagai first line
therapy, diberikan tunggal atau kombinasi.
Purine nucleoside analigs memberikan respon sampai 50% pada pasien yang telah
diobati/kambuh.
Kemoterapi kombinasi.

Indolen, rekuren, standar pilihan terapi :

Terapi radiasi paliatif


Kemoterapi
Rituximab
Transplantasi sumsum tulang.

PENYAKIT HODGKIN
Penyakit hodgkin termasuk dalam keganasan limforetikuler yaitu limfoma malignum, yang
terbagi dalam limfoma malignum Hodgkin dan limfoma malignum non Hodgkin. Kedua
penyakit tersebut dibedakan secara histopatologis, dimana pad limfoma hodgkin terdapat sel
Reed-Sternberg.
Analisis PCR menunjukkan bahwa sel Reed-Sternberg berasal dari folikel sel B yang
mengalami gangguan struktur pada immunoglobulin, sel ini juga mengandung suatu faktor
transkripsi inti sel (NFkB), kedua hal tersebut menyebabkan gangguan apoptosis.
GEJALA KLINIS

Limfadenopati dengan konsistensi ruberry dan tidak nyeri


Demam, tipe Pel-Ebstein
Hepatosplenomegali
Neuropati

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah : anemi, eosinofilia, peningkatan laju endap darah, pada flow cytometry
dapat terdeteksi limfosit abnormal
Pemeriksaan faal hati terdapat gangguan faal hati yang tidak sejalan dengan keterlibatan
limfoma pada hati.
Pemeriksaan faal ginjal ; peningkatan kreatinin dan ureum dapat diakibatkan obstruksi ureter.
TERAPI
Pengobatan limfoma hodgkin adalah radioterapi ditambah kemoterapi, tergantung dari
staging.
Radioterapi meliputi Extended Field Radiotherapy, Involved Field Radiotherapy dan
radioterapi pada limfoma residual.
Dalam guideline yang dikeluarkan oleh National Comprehensive Cancer Network (2004)
kemoterapi yang direkomendasikan adalah ABVD dan Stanford V sebagai kemoterapi
terpilih.
TINJAUAN PUSTAKA
ILMU PENYAKIT DALAM JILID 2 EDISI 2009 hal 1251 - 1265

Anda mungkin juga menyukai