Anda di halaman 1dari 57

BIOGRAFI TOKOH TERNAMA

HOME

ARTIS

DAFTAR TOKOH

NEGARA

ILMU

TOKOH MILITER

TOKOH MUSLIM

TOKOH WANITA

PENEMU

Beranda

Contact Us

Privacy Policy

Cari di sini....

Home paranormal Profil & Biodata Kanjeng Dimas Taat Pribadi


Profil & Biodata Kanjeng Dimas Taat Pribadi
POSTED BY MUHAMAD NURDIN FATHURROHMAN POSTED ON 4:03:00 PM

Kanjeng Dimas Taat Pribadi (Youtube)


Kanjeng Dimas Taat Pribadi adalah seorang pria asal Desa Wangkal,
Kecamatan Gading Kabupaten Probolinggo, Jawa timur. Ia terkenal baik
di dunia nyata ataupun dunia maya, terutama situs berbagi Video,
Youtube.
Ia dikenal sebagai sosok manusia sakti yang mampu mengambil uang secara
gaib. Video-Video yang beredar di Media Sosial menunjukkan secara terbuka dia
bisa mengeluarkan uang dari belakang tubuhnya sambil duduk di kursi
kebesarannya, dengan jubah putih yang selalu dipakainya.
Sebelumnya dia tidak memilki padepokan. Namun setelah dikenal banyak
kalangan, ia lalu mendirikan padepokan yang umum disebut padepokan Dimas
Kanjeng Taat Pribadi.
Belasan tahun lalu, masyarakat kabupaten Probolinggo dihebohkan dengan
acara yang di gelar. Yakni memberikan uang kepada fakir miskin dan anak yatim
sebesar 1 Milyar di lapangan di desa setempat.
Sejak bagi-bagi uang gaib, Nama Kanjeng Dimas terus populer. Bahkan, pada
senin (11/1/2016) lalu, ribuan warga memenuhi Padepokan Dimas Kanjeng Taat
Pribadi di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo.

Ditangkap Polisi

Pada hari kamis pagi , 22 September 2016, padepokan Kanjeng Dimas dikepung
tak kurang dari 600 personel dari Polda Jatim. Pengepungan ini untuk
mengamankan proses penagkapan Kanjeng Dimas yang diduga menjadi otang
pembunuhan kedua santrinya yang bernama Abdul Gani yang ditemukan
meninggal tidak wajar di wilayah Wonogiri, Jawa Tengah pada 4 April 2016 dan
Ismail warga Situbondo yang ditemukan meninggal bersimbah darah di
kecamatan Tegalsiwalan, kabupaten Probolinggo pada Februari 2016.
Korban Abdul Gani dikeroyok dan lehernya dijerat dengan tali. Ia tewas di area
padepokan.
Mayat korban lantas dinaikkan mobil dan dibawa ke Wonogiri, Jateng pada
malam hari untuk dibuang. Korban dibuang di bawah jembatan daerah Wonogiri
dan nyaris tak terlihat oleh warga.
Ismail Hidayah asal Situbondo sebelum dihabisi para sultan (pengepul uang)
tersangka Kanjeng Dimas Taat Pribadi, ternyata diculik dari rumahnya pada
tengah malam.
Ia dihajar habis-habisan oleh delapan orang di sebuah jalan areal persawahan
hingga tewas dijerat dengan tali.

Sumber:

http://www.kabarmakkah.com/2016/09/masih-ingat-kanjeng-dimas-kiniia.html

http://bangka.tribunnews.com/2016/09/25/sehebat-ini-kanjeng-dimashingga-penangkapannya-libatkan-600-personel-langsung-dipimpinwakapolda

Biografi lainnya

Profil & Biodata Kanjeng Dimas Taat PribadiKanjeng Dimas Taat


Pribadi (Youtube) Kanjeng Dimas Taat Pribadi adalah seorang pria asal
Desa Wa ... selengkapnya

Biodata lengkap Mbah Mijan - Paranormal Termuda


IndonesiaMbah Mijan adalah paranormal termuda Indonesia. Dalam
situs www.mbahmijan.com dijelaskan ia ahli ... selengkapnya

Profil & Biodata Kanjeng Dimas Taat PribadiKanjeng Dimas Taat


Pribadi (Youtube) Kanjeng Dimas Taat Pribadi adalah seorang pria asal
Desa Wa ... selengkapnya

Label: paranormal
Newer PostOlder PostHome
.:[Close 2X]:.

<==TERBARU==>

Profil & Biodata Andi Gilang

Profil Richard Louhenapessy - Wali Kota Ambon ke-16

Profil Paulus Kastanya - Calon Wali Kota Ambon 2017

Biografi Sutan Bhatoegana

Profil Suswono - Menteri Pertanian Indonesia ke-26, Calon Bupati


Brebes 2017

Profil dr. Yosep Usen Aman - Calon Bupati Flores Timur periode
2017-2022

DAFTAR NAMA TOKOH


Abbas bin Abdul Muththalib
Abdoel moeis
Abdul Haris Nasution
Abdul Kadir Gelar Raden Temenggung Setia Pahlawan
Abdul Karim Amrullah
Abdullah bin Al-Mubarak
Abdullah bin Umar
Abdullah Gymnastiar
Abdul Wahab Hasbullah
Abdurrahman Bin Auf

Abdurrahman bin Mahdi


Abdurrahman Mohammad Fachir
Abdurrauf Singkil
Abdulrahman Saleh
Abdul Wahab Rokan
Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahuanhu
Abu Dawud
Abu Dzar Al Ghifari
Abu Hanifah
Abu Hurairah
Abunjani
Aburizal bakrie
Abu Sufyan
Abu Ubaidah Al-Jarrah
Achmad Rifai
Achmad Soebardjo
Adam malik
Adam Smith
Adenan Kapau Gani
Adi Sucipto
Adolf Hitler
Ahcmad Muchith Muzadi
Ahmad bin Hanbal
Ahmad dhani
Ahmad Musadeq
Ahmad Noe'man
Ahmad yani
Airlangga Hartarto

Aisyah binti Abu Bakar


Al-Auza'i
Albert einstein
Al-Biruni
Al-Farabi
Alfia Reziani
Al-Ghazali
Ali Al-Madini
Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib
Ali Sastroamidjojo
Aleksander Agung
Alex Komang
Al-Hasan Al-Bashriy
Aliando Syarief
Ali Wardhana
Al-Khansa
Al-Kindi
Al-Laits bin sa'ad
Al-Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar ash-Shiddiq
Amien Rais
Amir bin Syurahbil asy-Syabi
Amir Hamzah
Amirmachmud
Amir Sjarifoeddin
Amour Mico
Amran Sulaiman
Amru Bin Ash

A. M. Thalib
Anas Bin Malik
Andhi Nirwanto
Andi Abdullah Bau Massepe
Andi Djemma
Andi Eka Sakya
Andi Mappanyukki
Andi Sultan Daeng Radja
Andi Widjajanto
Andrinof A Chaniago
Anies Baswedan
Anindya Kusuma Putri
Anis Matta
An-Nasai
Angger Pandu Yudha
Anra Nosa
Archandra Tahar
Arie Frederik-lasut
Ario Soerjo
Aristoteles
Ar-Rubayyi' binti Mu'awwidz
Arthur Schopenhauer
Aryani Fitriana
Asep Sunandar Sunarya
Asma' binti Abu Bakar
Asma binti Umais
Asman Abnur
Assaat

Asy-Syafi'i
Atika binti Zaid
Augustus Caesar
August Comte
Ayi Suparman (Ayi Beutik)
Azrul Azwar
Bacharuddin Jusuf Habibie
Badrodin Haiti
Bagindo Azizchan
Bagito
Bambang Brodjonegoro
Basuki Hadimuljono
Basuki Rahmat
Basuki tjahaja purnama
Bastian Schweinsteiger
Benedict Anderson
Ben Mboi
Bernard Wilhelm Lapian
Bertrand Russell
Boediono
Budi Anduk
Budi Karya Sumadi
Bilal bin Rabah Al Habasyi
Boutros Boutros-Ghali
Bukhari
Burhanuddin Ulakan
Carlos Juan Finlay
Chaerul Saleh

Chairil anwar
Christiany Eugenia Tetty
Charles Perrault
Charles Sanders Peirce
Christopher Columbus
Cut Nyak Dhien
Cut nyak meutia
Daeng Soetigna
Dahlan iskan
Damhuri Muhammad
Darmin Nasution
Darwati
Datuk Karama
Datuk Mangaji
Datuk Patimang
Datuk Ri Bandang
Datuk Ri Tiro
David Hume
David Chalik
David Karp
Dedi Gumelar
Depati parbo
Devi Triasari
Dewi sartika
Dejan Antoni
Dhayita Daneswari
Diana Wynne Jones
Dian fossey

Didi petet
Din Syamsuddin
Din Minimi
D.I Pandjaitan
Djatikoesoemo
Djoeanda kartawidjaja
Djoko Marsaid
Djudjuk Djuariah
Donny Michael
dr. Moewardi
Dr. Radjiman Wedyodiningrat
dr. Soetomo
dr. Wahidin Soedirohoesodo
Dwi Soetjipto
Eddy Silitonga
Edmund Husserl
Edward de Vere
Eiji Tsuburaya
Enggartiasto Lukita
Ernest douwes dekker
Erturul
Etyk Nurhayati
Eugene Viollet le Duc
Eugenie Patricia
Fahira Fahmi Idris
Fajrul Falaakh
Fakhr ad-Din ar-Razi
Farida Oetoyo

Fatimah Az-Zahra
Fatimah Binti Asad
Fatimah Binti Maimun
Ferdinand lumbantobing
Ferry Mursyidan Baldan
Fatin shidqia
Fatmawati
Fortunella Levyana
Frans Kaisiepo
Francisco Pizarro
Francis Herbert Bradley
Friedrich Engels
Friedrich Nietzsche
Gabriel Garca Mrquez
Gatot Mangkoepradja
Gatot Nurmantyo
Gatot soebroto
Gayatri Wailissa
Genghis Khan
George Berkeley
Georges Perec
George Washington
Georg Wilhelm Friedrich Hegel
Gita wirjawan
Gottlob Frege
Grace murray hopper
Gusti Nurul
Habib Luthfi Bin Yahya

Haedar Nashir
Hafshah Binti Umar Bin Khattab
Hannah Arendt
Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA)
Haji agus salim
Hakim al-Naisaburi
Hakim bin Hizam
Halimah Sa'diyah
Halim Perdanakusuma
Hanif Dhakiri
Harun Thohir
Hary tanoesoedibjo
Hasan Basry
Hasjim asyari
Hamengkubuwono I
Hamengkubuwana IX
Hamzah Bin Abdul Muththalib
Hamzah Haz
Hasjrul Harahap
Hasto Wardoyo
Hatta Rajasa
Hazairin
Henri de Toulouse-Lautrec
Herbert Spencer
Herman Johannes
Hernn Corts
Hindun binti Hudzaifa (Ummu Salamah)
Hindun binti Utbah

Homer
Honinbo Shusaku
Husni Kamil Manik
Iberamsjah
Ibnu An-Nafis
Ibnu Bajjah
Ibnu Haitham
Ibrahim an Nakhaiy
Ibnu Arabi
Ibnu Khaldun
Ibnu Majah
Ibnu Masarrah
Ibnu Miskawaih
Ibnu Rusyd
Ibnu Sabiin
Ibnu Sina
Ibnu Tufail
Icuk Nugroho
Ida Anak Agung Gde Agung
Idham Chalid
Idris Sardi
Ignatius Johan
Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono
I Gusti Ketut-Jelantik
I Gusti Ketut Pudja
I Gusti Ngurah Made Agung
I Gusti Ngurah Rai
Ikrimah bin Abu Jahal

Ilyas Ya'kub
Immanuel Caesar Hito
Immanuel Kant
Imam Nahrawi
Indra Bekti
Indroyono Soesilo
Ireng Maulana
Irwan Yusuf
Iskandar Muda
Ismail Marzuki
Isyana Sarasvati
Iswahyudi
Iwa Koesoema Soemantri
Izaak Huru Doko
Ja'far ash-shadiq
Ja'far Bin Abi Thalib
Jahja Daniel Dharma
James Mill
Jawaharlal Nehru
Jayalah Persibku
Jean-Jacques Rousseau
Jefri al buchori
Jeremy Bentham
Joey Alexander
John Dewey
Johannes Abraham Dimara
Johannes Leimena
Johannes Suryo Prabowo

John Locke
John Kotelawala
John Stuart Mill
Joko widodo
Joop Ave
Joseph Stalin
JS Badudu
Juanda Kartawijaya
Julius Caesar
Juwairiyah Binti Al-Harits
Kabsyah binti Rafi'
Kapitan Pattimura
Karel Satsuit Tubun
Karl Marx
Katamso Darmokusumo
Kasman Sinodimedjo
Kesha
kevin aluwi
KH Abdul Halim
KH Abdul wahid hasjim
KH Abdurrahman Wahid
Khadijah binti Khuwailid
KH Ahmad Dahlan
KH Fakhruddin
KH Mas Mansoer
KH Ahmad Sahal Mahfudh
Khalid bin Walid
KH Noer Alie

KH Zainal Mustafa
Khofifah Indar Parawansa
Ki Bagus Hadikusuma
Ki Hajar dewantara
Ki Panjawi
Kiras Bangun
Ki Sarmidi MangunsarkoroKusumah Atmaja
Lalu Gigih Arsanofa
La Madukelleng
Lambertus Nicodemus Palar
Lao Tse
Larissa Chou
Leo Tolstoy
Liliyana Natsir
Lola Flores
Ludwig van Beethoven
Ludwig Wittgenstein
Lukman Hakim Saifuddin
Maeda Tadashi
Maha Abu Shusheh
Maimunah binti Harits
M. Jusuf
Malahayati
Mamiek Prakoso
Maraden Panggabean
Mardiasmo
Maria Walanda Maramis

Mario teguh
Marshanda
Martha Christina Tiahahu
Marthen Indey
Marthen Luther Dira Tome
Martunis
Marwan Jafar
Mas Isman
Maskoen Soemadiredja
Mat Drajat
Max Weber
Mayjen H.A.Thalib
Megawati Soekarnoputri
Menes
Michelle Ziudith
Michaelangelo Buonarroti
Mikhail Gorbachev
Moehammad Jasin
Moestopo
Moeldoko
Mohammad hatta
Mohammad hoesni thamrin
Mohammad Natsir
Mohammad Yamin
Moritz Schlick
Mpok Nori
MT. Haryono
Muadz Bin Jabal

Muhadjir Effendy
Muawiyah bin Abu Sufyan
Muhamad Kusrin
Muhammad Alvin Faiz
Muhammad al-Hanafiyyah bin Ali bin Abi Thalib
Muhammad Ali
Muhammad Ali Bogra
Muhammad Arifin Ilham
Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin Abdullah
Muhammad bin Sirin
Muhammad Fachroni - Oon Project Pop
Muhammad Iqbal
Muhammad Jusuf Kalla
Muhammad Mangundiprojo
Muhammad Nasir
Muhammad Syafi'i
Mushab bin Umayr
Muslim bin al-Hajjaj
Muzammil Hasballah
Nabi Adam AS
Nabi Daud 'alaihissalam
Nabi Dzulkifli 'Alaihis Salam
Nabi Ayyub 'alaihis Salam
Nabi Harun 'alaihissalam
Nabi Hud as
Nabi Ibrahim as
Nabi Idris as
Nabi Ilyas 'alaihissalam

Nabi Ilyasa 'alaihissalam


Nabi Isa 'alaihissalam
Nabi Ishaq as
Nabi Isma'il as
Nabi Luth as
Nabi Muhammad S.A.W
Nabi Musa 'alaihissalam
Nabi Nuh as
Nabi Shaleh as
Nabi Sulaiman 'alaihissalam
Nabi Syuaib 'Alaihis Salam
Nabi Yahya 'alaihissalam
Nabi Ya'qub 'Alaihis Salam
Nabi Yunus 'alaihissalam
Nabi Yusuf 'Alaihis Salam
Nabi Zakaria 'alaihissalam
Nadiem Makarim
Nadine Gordimer
Nafi' bin Abdurrahman
Najmuddin Kubra
Nani Wartabone
Napoleon Bonaparte
Nasir al-Din al-Tusi
Natasha Wilona
Nelson mandela
Niccol Machiavelli
Nila Djuwita Anfasa Moeloek
Nur Alam

Nyai Ageng Ngerang


Nyai Ahmad Dahlan
Nyi Ageng Serang
Oemar Said Tjokroaminoto
Olga Syahputra
Oliver Cromwell
Omar Karami
Opu Daeng Risadju
Oto Iskandar Di Nata
Pajonga Daeng Ngalie Karaeng Polongbangkeng
Pakubuwana X
Pangeran Adipati Arya Mangkunegara-I
Pangeran Arya Jepara
Pangeran Pamelekaran atau Pangeran Muhammad
Panglima Polem
Pangeran Panjunan
Pangeran Santri
Pangeran Tubagus Angke (Pengeran Jayakarta II)
Partika Subagyo Lelono
Patricia Yora
Pepeng/Ferrasta Soebardi
Pierre tendean
Pieter Both
Plato
Pong Tiku
Prabowo subianto
Prabu Geusan Ulun
Pratikno

Puan Maharani
Qin Shi Huang
Rachmat Hidayat
Raden Adjeng Kartini
Raden Mattaher
Radin Inten-II
Rae Sita
Rahmat Gobel
Raja Ali Haji
Raja Haji Fisabilillah
Ramlah binti Abu Sufyan
Ranggong Daeng Romo
Rasuna Said
Ravi Shankar
RE Martadinata
Retno Lestari Priansari Marsudi
Rhoma irama
Rian Sukmawan
Rinto Harahap
Rio Haryanto
Rizka Munawwaroh
Robby Indra Wahyuda
Robert Wolter Monginsidi
Rr Herawaty Rinto Paeran
R. Suprapto
Rudiantara
Rudolf Carnap
Ryamizard Ryacudu

Sa'ad bin Abi Waqqas


Saharjo
Said Aqil Siradj
Said Bin Al Musayyib
Sa'id bin Zaid
Said bin Jubair
Saifudin Aswari Rivai
Salahuddin Ayyubi
Salim bin Abdullah bin Umar
Salman Al Farisi
Samanhudi
Sam Bimbo
Sam ratulangi
Sartono
Satya Widya Yudha
Saudah binti Zam'ah
Sayuti Melik
Selo Soemardjan
Syekh Jumadil Qubro
Shafiyah binti Huyay
Shafiyyah binti Abdul Muththalib
Shaheer Sheikh Muththalib
Silas Papare
Simone de beauvoir
Simon Bolivar
Sisingamangaraja XII
Siti Hartinah
Siti Nurbaya Bakar

Sjarifuddin Baharsjah
Slamet Rijadi
Socrates
Soedharmono
Soeharto
Soeharso
Soekarno
Soekarni
Soepeno
Soerjopranoto
Sohibul Iman
Sofyan Djalil
Sren Aabye Kierkegaard
Sudirman
Sudirman Said
Sugondo Djojopuspito
Suhrawardi
Sufyan ats-Tsauri
Sufyan bin Uyainah
Sugiyono mangunwiyoto
Suhardi
Sumayyah binti Khabath
Sui Wen Ti
Sukarjo wiryopranoto
Sultan Ageng Tirtayasa
Sultan Agung Hanyokrokusumo
Sultan Hadlirin
Sultan Hasanuddin

Sultan Mahmud Badaruddin II


Sultan Nuku Muhammad Amiruddin
Sultan Thaha Syaifuddin
Sunan Ampel
Sunan Bonang
Sunan Cipager
Sunan Geseng
Sunan Giri (Raden Paku/Ainul Yakin)
Sunan Gresik
Sunan Gunung Jati
Sunan Kalijaga (Raden Said)
Sunan Kudus
Sunan Muria (Raden Umar Said)
Sunan Ngudung
Sunan Nyamplungan
Sunan Wanaperih
Sunario Sastrowardoyo
Sundar Pichai
Susi Pudjiastuti
Susi Similikiti
Susilo Bambang Yudhoyono
Sutan Syahrir
Sutarman
Sutomo
Sutoyo Siswomiharjo
Supriyadi
Supomo
Susan Sameh

R. P. Soeroso
Sri Mulyani Indrawati
Sri Paduka Pakualam IX
Sri susuhunan pakubuwana VI
Stefan William
S. Parman
Syafruddin Prawiranegara
Syarif Kasim II
Syekh Abdul Muhyi
Syekh Bentong
Syekh Nurjati
Syekh Quro
Syekh Yusuf Tajul Khalwati
Syubah bin Hajjaj
Tahi Bonar Simatupang
Thalhah bin Ubaidillah
Thomas Tri Kasih Lembong
Tan malaka
Tontowi Ahmad
Tedjo Edhy Purdijatno
Tere Liye
Teuku Muhammad Hasan
Teuku Nyak Arif
Teuku Umar
Teungku Di Ujung
Teungku Chik di Tiro
Teungku Fakinah
Thales

Thomas Hobbes
Thomas Jefferson
Thomas Robert Malthus
Thomas Stamford Raffles
Tirmidzi
Tirto Adhi Soerjo
Tito Karnavian
Tjahjo Kumolo
Tjilik Riwut
Tjipto mangoenkoesoemo
Tony Keusgen
Tri Mumpuni
Try Sutrisno
Tuanku Imam Bonjol
Tuanku Tambusai
Tuan Tunggang Parangan
Ubaidillah bin abdullah bin Utbah bin Mas'ud
Ucup Palentin
Umamah binti Abul Ash
Umar bin Abdul Aziz
Umar bin Al-Khattab
Umar Wirahadikusumah
Ummu Aiman
Ummu Fadhl
Ummu Haram Binti Milhan
Ummu Hisyam binti Haritsah
Ummu Mabad Al-Khuzaiyah
Ummu Mundzir Binti Qais

Ummu Kultsum binti Uqbah


Ummu Sulaim
Ummu Syuraik al Quraysyiyah
Ummu Umarah
Ummu Waraqah Binti Abdullah Bin Al Harits
Untung Suropati
U Nu
Uqba bin Nafi
Urip sumoharjo
Urwah bin Az-Zubair
Usain Bolt
Usamah Bin Zaid
Usman Janatin
Utsman bin Affan
Uwais al-Qarni
Valentinus
Wage Rudolph Soepratman
Wahsyi Bin Harb
Waki bin al-Jarrah
Wikana
William Sabandar
William Sang Penakluk
William James
Wiranto
Wilhelmus Zakaria Johannes
Yarra Arnes
Yasa Singgih
Yasonna Laoly

Yohana Yembise
Yos Sudarso
Yuddy Chrisnandi
Yustinianus I
Zaid bin Haritsah
Zaid bin Khattab
Zainab binti Jahsy
Zainab Binti Khuzaimah Ra
Zainul Arifin
Zakir Naik
Zayn Malik
Zubair Bin Awwam
TERPOPULER MINGGU INI

Biodata Tokoh Sumpah Pemuda


Gedung Museum memperingati Kongres Pemuda II Sumpah Pemuda adalah satu
tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikr...

Biodata Lengkap 10 Pahlawan Revolusi Indonesia


Pahlawan Revolusi adalah gelar kepahlawanan yang diberikan kepada sejumlah
perwira militer (10 orang pahlawan) yang gugur dalam peristiwa...

Biografi Ayi Suparman (Ayi Beutik) - Panglima Viking

Ayi Suparman Profil Panggilan : Ayi Beutik Dikenal : Panglima Viking Pendidikan :
Geodesi ITB Asal : Bandung Hobi : no...

Biografi, Profil & Biodata Muzammil Hasballah - Pemuda Bersuara


Merdu dan Fasih Baca Al Qu'ran Menjadi Masjid Salman ITB
Muzammil Hasballah Muzammil Hasballah adalah Mahasiswa Teknik Arsitektur
Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 2011. Muzammil membac...

Biografi Cut Nyak Meutia - Pahlawan Aceh


Cut Nyak Meutia Lahir: Keureutoe, Pirak, Aceh Utara, tahun 1870 Meninggal:
Alue Kurieng, Aceh, 24 Oktober 1910 Agama: Islam ...
ARSIP

2016 (336)
o

October (44)

September (61)

Profil Andi Syarif - Calon Walikota Singkawang 201...

Profil Herawati Diah - Tokoh Pers Indonesia

Profil & Biodata Nara Masista Rakhmatia - Diplomat...

Profil Matheos Viktor Messakh, Bakal Calon Wali Ko...

Profil Habde Adrianus Dami - Calon Walikota Kupang...

Profil & Biodata Jefri Riwu Kore - Ketua DPD Parta...

Profil & Biodata Jonas Salean - Walikota Kupang Pe...

Profil H. A Rudi SB - Ketua PAN Kota Batu, Calon W...

Profil Khairuddin - Pengasuh Pondok Pesantren


Annu...

Profil Abdul Majid - Calon Wali Kota Batu 2017

Profil & Biodata Dewanti Rumpoko - Calon Walikota ...

Biografi Wahid Zaenanda - Remaja Dengan Bobot


180 ...

Profil Haryadi Suyuti - Wali Kota Yogyakarta ke-9

Profil Imam Priyono Calon Walikota Yogya 2017

Biodata & Profil Diky Candra - Pelawak, MC, Sutrad...

Profil Dede Sudrajat - Wakil Wali Kota Tasikmalaya...

Profil Budi Budiman - Wali Kota Tasikmalaya ke-7

Profil & Biodata Kanjeng Dimas Taat Pribadi

Profil & Biodata Kanjeng Dimas Taat Pribadi

Profil Atty Suharti Tochija - Walikota Cimahi ke-2...

Profil Asep Hadad Didjaya - Calon Walikota Cimahi ...

Profil Ajay Muhammad Priatna - Pengusaha Calon


Wal...

Profil & Biodata Dastrayani Bibra - Calon Walikota...

Profil Firdaus - Walikota Pekanbaru ke-13

Profil Dr H.M Ramli Walid SE, MSi Calon Walikota P...

Profil Syahril - Ketua PGRI Riau, Calon Walikota P...

Profil Herman Nazar - Calon Walikota Pekanbaru 201...

Profil Idris Rahim

Profil Rusli Habibie - Gubernur Gorontalo ke-3

Profil Adhan Dambea - Walikota Gorontalo ke-9

Profil Zainudin Hasan

Profil Wahidin Halim - Calon Gubernur Banten

Profil & Biodata lengkap Agus Harimurti Yudhoyono

Profil & Biodata Yusron Ihza Mahendra - Duta Besar...

Profil & Biodata Embay Mulya Syarief - Calon Wagub...

Profil & Biodata Hana Hasanah Fadel Muhammad Ang...

Biografi Rodolfo Guzmn Huerta - Pegulat Bertopeng...

Profil & Biodata Radian Andy Pratomo - Suami Bripk...

Biodata Bripda Nina Oktoviana - Anggota Brimob Ace...

Profil & Biodata Shinta Muin - Aktris Senior Indon...

Biografi Muhammad Maftuh Basyuni - Menteri Agama


I...

Profil & Biodata Kunto Aji Wibisono - Indonesian I...

Profil & Biodata Irman Gusman - Ketua DPD RI perio...

Ini Nama-Nama 12 Pahlawan Nasional Yang Akan


Muncu...

Biodata Novena Widjaya - Model Cantik yang Diisuka...

Biografi January Christy - Penyanyi Bersuara Unik

Biografi Jean Batten Wanita Pemecah Rekor


Penerban...

Profil Ni Putu Rista - Gadis Cilik Penjual Kartu P...

Biografi Greta Zimmer Friedman - Wanita yang Foton...

Profil Syafruddin - Wakapolri

Biografi Jack Ma - Pendiri & Chairman Alibaba, Bil...

Profil Budi Gunawan - Kepala Badan Intelijen Nega...

Biografi Tarman Azzam - Wartawan Senior, Mantan


Ke...

Profil & Biodata Ario Kiswinar Teguh - Anak Mario ...

Profil Andi Taufan Tiro - Politisi PAN

Profil & Biodata Rizki Mendung - Mahasiswa Peraih ...

Profil Prof Dr Ir Aulia Siti Aisjah MT - Profesor ...

Profil dan Biodata Yan Anton Ferdian SH - Bupati B...

Profil & Biodata Suci Patia Brajamusti - Putri Gat...

Profil & Biodata Ihsan Tarore (Ihsan Idol)

Profil Mbah Gotho / Sodimejo - Manusia Tertua Beru...

August (48)

July (35)

June (46)

May (26)

April (22)

March (13)

February (19)

January (22)

2015 (168)

2014 (427)

2013 (35)

FOLLOWERS
Support : Blog Penemu | Dinur Blog | Sejarah Dunia | KKNews
Copyright 2013-2016. BIOGRAFI TOKOH TERNAMA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger

SI MOMOT

BERANDA

PETA SITUS

LOWONGAN KERJA

ARTI MIMPI

NAMA BAYI

DOWNLOAD SUARA MP3

DESAIN

RESEP MASAKAN

RUANG WANITA

PERNIKAHAN

UMUM

HIBURAN

IPTEK

TANAMAN OBAT

SERBA UNIK

GAYA HIDUP

31 OKTOBER 2016
BERANDABERITA UMUMKisah lengkap Dimas Kanjeng Taat Pribadi terjerat
kasus pembunuhan
Kisah lengkap Dimas Kanjeng Taat Pribadi terjerat kasus pembunuhan
26 September 2016 Si Tampan Berita Umum, Hukum
Kisah lengkap Dimas Kanjeng Taat Pribadi terjerat kasus pembunuhan
Kabar penangkapan guru besar padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi
menggegerkan publik. Pria tambun yang dikenal memiliki kesaktian
menggandakan uang itu ditangkap lantaran diduga terlibat pembunuhan dua
santrinya.
Dimas Kanjeng ditangkap polisi pada Kamis (22/09/2016) lalu. Kini, ia menjadi
penghuni rumah tahanan Mapolda Jawa Timur.
Polisi tak sembarangan menggelar operasi untuk membekuk Dimas Kanjeng.
Butuh strategi khusus untuk menciduknya dari padepokan di RT 22, RW 08,
Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten
Probolinggo. Ya, Dimas Kanjeng dikenal sebagai sosok dengan ratusan, bahkan
ribuan pengikut setia. Para pengikutnya pun disebut santri.

Dimas
Kanjeng Taat Pribadi. (PosKota)
Dalam penangkapan itu, Polda Jatim harus menurunkan 1.782 personel yang
dipimpin langsung Wakapolda Jatim Brigjen Pol Gatot Subroto. Pasukan terdiri
atas 400 personel Polres Probolinggo dan 1.382 personel polda.
Berangkat pukul 23.00 dari Polda Jatim, pukul 01.00 pasukan tiba di Kabupaten
Probolinggo. Mereka berkumpul di lapangan Desa Wangkal, Kecamatan Gading.
Tepat pukul 08.00, penggerebekan yang berakhir dengan penangkapan Dimas
usai.
Tak hanya melibatkan ribuan pasukan. Pihak kepolisian juga melibatkan para
ulama dan ketua ormas di Kabupaten Probolinggo saat menggerebek Padepokan
Dimas Kanjeng Taat Pribadi kemarin (22/9) di RT 22, RW 08, Dusun Sumber
Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading.
Para ulama Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), dan
Muhammadiyah berperan penting dalam menenangkan ribuan santri Dimas
Kanjeng Taat Pribadi.
Sejumlah pengurus teras MUI Kabupaten Probolinggo terlibat langsung dalam
penggerebekan tersebut. Yakni, Ketua Umum K.H. Munir Kholili, Sekretaris Umum
K.H. Syihabuddin Sholeh, dan Sekretaris Yasin. Selain mereka, ada Ketua PC NU
Kraksaan K.H. Achmad Sujai, Ketua PD Muhammadiyah Kabupaten Probolinggo
Muhammad Fadhol, dan Ketua Al-Irsyad H. Ahmad Banawir.
Mayat-mayat Mr X di Jawa Timur
Kapolda Jatim Irjen Anton Setiadji menyatakan, tersangka mengakui
perbuatannya sejak berada di dalam kendaraan taktis yang membawanya ke
Surabaya dari padepokannya di Probolinggo. Pengakuan tersebut kemudian
dituangkan dalam berkas pemeriksaan penyidikan kasus itu.
Orang nomor satu di jajaran kepolisian di Jatim tersebut menambahkan, polisi
masih menyelidiki kemungkinan adanya korban lain yang dihabisi Taat dan anak

buahnya. Sebab, di Jatim banyak temuan mayat. Mayat itu tanpa identitas.
Masih diselidiki lagi, ucapnya waktu itu.
Bunker dan uang 1 triliun
Sejak menangkap Dimas Kanjeng, polisi menerima banyak informasi terkait
aktivitas rahasia yang selama ini dilakukannya. Salah satunya, keberadaan
bunker di sejumlah tempat. Bunker itu disebut-sebut sebagai tempat
menyembunyikan uang.
Beredar informasi, ada uang tersangka yang dititipkan kepada seseorang di
Jakarta. Nilainya mencapai Rp 1 triliun. Semua info-info ini masih kami dalami,
imbuh Anton sebagaimana dilansir JPNN.
Soal aset, itu penting karena sejumlah foto dan bukti menunjukkan adanya uang
berpeti-peti lebih dari Rp 1 triliun. Ada tumpukan uang setinggi manusia. Jika
benar, bisa jadi itu merupakan penipuan individual terbesar yang pernah
dilakukan. Jumlahnya mungkin lebih tinggi dibanding pembobolan Bapindo oleh
Eddy Tansil senilai Rp 1,3 triliun.
Tega menghabisi nyawa dua santrinya
Dimas Kanjeng ditangkap lantaran diduga sebagai otak pembunuhan Ismail
Hidayah dan Abdul Ghani, yang merupakan anggota padepokan. Ada beberapa
versi motif mengapa Dimas Kanjeng menghabisi dua anggotanya itu.
Yang pertama, tersangka diduga menghabisi dua korban terkait aktivitasnya di
padepokan. Korban merupakan koordinator pengepul uang dari korban yang
ingin menggandakan uang. Korban juga bertitel salah satu sultan yang ditunjuk
Dimas Kanjeng.
Korban mengetahui duit yang digandakan itu tidak bisa cair sesuai janjinya.
Karena itu, dia berencana melaporkan dan membongkar aktivitas tersebut.
Rencana itu terdengar sampai ke telinga Dimas Kanjeng. Korban kemudian
dipanggil dengan dalih akan dipinjami uang. Saat dipanggil itulah, korban
dihabisi.
Sementara itu, Kabidhumas Polda Jatim Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono
menjelaskan, penetapan tersangka Dimas Kanjeng lantaran dia diduga sebagai
otak pembunuhan mantan anggota padepokan, Abdul Ghani yang motifnya
adalah persaingan bisnis di padepokan yang berupa perekrutan santri.
Menurut dia, Abdul Ghani telah merekrut melebihi jumlah santri yang sudah
direkrut Taat Pribadi. Diduga, Taat Pribadi takut kalah pamor. Dengan begitu, dia
menghubungi Abdul Ghani ke padepokan. Di tempat itu, Abdul Ghani dihabisi.
Wajah-wajah tokoh nasional
Dimas Kanjeng berusaha menunjukkan kedekatannya dengan tokoh nasional.
Tujuannya, calon korban percaya bahwa dia dekat dengan tokoh elit.
Di ruang tamu di rumahnya, terpajang sederet foto dengan pejabat tinggi
negara. Antara lain, mantan Kapolri Jenderal Purn Badrodin Haiti, Jaksa Agung M.

Prasetyo, Gatot Nurmantyo, dan lain-lain. Dalam keterangan foto, gambar itu
diambil di istana negara. Dimas Tata terlihat mengenakan jas lengkap dengan
dasi.
Para santri bertahan di tenda
Beberapa hari setelah guru besar Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi
ditangkap polisi, ternyata ratusan santri yang berasal dari berbagai daerah
seluruh Tanah Air masih tetap bertahan di sekitar padepokan yang terletak di
Probolinggo.
Orang-orang setia Dimas Kanjeng ini tinggal di tenda-tenda yang dibuat secara
sederhana. Para santri ini mengaku setia menunggu guru besarnya kembali ke
padepokan.
Tenda-tenda yang terbuat dari terpal plastik, dihuni ratusan santri di padepokan
tersebut.
Agung salah satu santri dari Purwakarta misalnya, pria pensiunan dari BUMN ini
mengaku senang menjadi santri Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Bahkan
saat disinggung soal uang mahar yang jumlahnya tidak sedikit, Agung yang
sudah 4 tahun menjadi santri ini mengaku ikhlas. Uang tersebut merupakan
bentuk perjuangan santri untuk padepokan, ujar Agung dengan lugunya.
Mengaku Tuhan
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur bersyukur kedok Dimas Kanjeng
terbongkar. Bila tidak, bisa jadi pria tambun tersebut bakal mengaku sebagai
nabi, bahkan Tuhan.
MUI Jatim menemukan banyak bacaan istigasah yang tidak cocok di padepokan
itu bila dibandingkan dengan istigasah yang lain. MUI Jatim juga menemukan
bahwa Dimas Kanjeng kerap berkata bahwa ia adalah Tuhan, suatu ucapan yang
sangat tidak pantas.
Ucapannya kira-kira seperti ini, Ingsun iki (saya ini) Tuhan. Itu kan sama saja
seperti ajaran Syeh Siti Jenar yang mengajarkan wahdatul wujud yang berarti
orang itu adalah zat Tuhan itu sendiri, kata Ketua MUI Jatim, Abdusshomad
Buchori sebagaimana dilansir DetikNews.
Selain itu, Abdusshomad juga menemukan apa yang disebut sebagai selawat
fulus di dalam istigasah yang digelar Padepokan Dimas Kanjeng. Secara arti kata,
fulus adalah uang. Namun Abdusshomad enggan mengartikan itu.
Artikan saja sendiri. Saya ada itu bacaannya, tapi enggak hafal. Dan bacaan itu
nggak ada di kitab manapun. Itu cuma gawen-gawen (dibuat-buat) saja, lanjut
Abdusshomad.
Penyetor terbanyak
Satu demi satu korban Dimas Kanjeng angkat bicara. Ada korban yang berasal
dari luar Jawa. Salah satunya adalah almarhumah Najemiah Muin yang
merupakan seorang juragan tanah asal Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Najemiah sudah lama diketahui sebagai salah seorang pengikut Dimas Kanjeng.
Bahkan, di Sulsel dia menjadi penyetor uang terbanyak ke Yayasan Dimas
Kanjeng Taat Pribadi. Nilainya fantastis. Disebut-sebut mencapai Rp 200 miliar.
Hal tersebut disampaikan menantu Najemiah, Soefian Abdullah kepada Fajar
(Jawa Pos Group). Fian, sapaan Soefian Abdullah, mengaku sudah menelusuri
langsung kebenaran nilai setoran itu.
Di Makassar Najemiah memang memiliki banyak tanah. Sebagian besar berada
di kawasan Tanjung Bunga. Menurut Fian, rata-rata tanah tersebut sudah dijual.
Dana dari hasil penjualan itulah yang disetor ke Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
Sejak menjadi pengikut Dimas Kanjeng, posisi Najemiah di Probolinggo cukup
disegani. Saat masih hidup, ketika ada pertemuan, dia selalu duduk di samping
Dimas Kanjeng. Bahkan, dia dianggap sebagai orang tua Dimas Kanjeng.
Panggilannya Bunda.
Saya pernah bertemu langsung dengan perwakilan Dimas Kanjeng di Jakarta
beberapa bulan lalu. Namanya Abah. Bunda (Najemiah, Red) sudah meninggal
waktu itu, kata Fian.
Waktu itu rencananya dilakukan pengisian saldo atau istilahnya pembagian
uang. Katanya, Bunda akan mendapatkan Rp 18 triliun. Tetapi, kami disuruh
sabar dan sampai saat ini tidak ada, lanjut suami putri Najemiah, Muhyina Muin,
itu.
Saat itu, Fian mengklarifikasi langsung soal setoran Najemiah yang mencapai Rp
200 miliar. Abah membantah. Dia bilang hanya Rp 45 miliar.
Fian sudah memperingatkan Najemiah saat baru menjadi santri Dimas Kanjeng.
Namun, sang mertua tidak mau mendengar. Pada satu kesempatan, Fian pernah
diajak ke Padepokan Probolinggo.
Dinobatkan jadi raja
Tak hanya seorang kiai, Dimas Kanjeng juga memiliki gelar raja. Gelar tersebut
diperolehnya secara resmi dari Asosiasi Kerajaan dan Kesultanan Idonesia (AKKI).
Senin, 11 Januari 2016, telah digelar jumenengan atau penobatan Dimas Kanjeng
Taat Pribadi sebagai seorang raja. Kini ia resmi menjadi Raja Anom dengan gelar
Sri Raja Prabu Rajasa Negara. Raja Anom adalah jabatan kebangsawanan yang
sebelumnya turun temurun didapatkan oleh raja-raja Majapahit.

Dimas
Kanjeng Taat Pribadi. (Info Probolinggo)
Prosesi jumenengan itu diadakan di pendopo agung Padepokan Dimas Kanjeng.
Dua puluh empat raja dan sultan dari penjuru Indonesia dan Asia Tenggara
menghadiri acara tersebut. Penobatan dilakukan oleh Sri Lalu Gedhe
Parmanegara selaku Eksekutif Nasional AKKI.
Beberapa bangsawan yang menghadiri jumenengan tersebut antara lain, Tengku
Suriansyah dari Kesultanan Aceh, Andi Bato Anwar dari Kerajaan Maros, Sulawesi
Selatan, dan Sultan Demak Bintoro Sultan Surya Alam.
Pengguna akun YouTube Iyzat Pratama mengunggah video liputan jumenengan
itu dari salah satu saluran televisi. Dalam video yang diunggah Januari 2016 itu,
ada prosesi lain setelah jumenengan.
Dalam acara itu juga diungkap rencana awal pembangunan keraton. Sebuah
prasasti yang ditandatangani raja-raja yang menghadiri jumenengan menjadi izin
pembangunan keraton yang direncanakan berlokasi di Desa Wangkal,
Probolinggo.
Nah ini nih videonya:
Dan menurut Solopos, heboh sosok Dimas Kanjeng sebenarnya sudah
berlangsung sejak 2012 silam gara-gara salah satu video yang memperlihatkan
aksi Dimas Kanjeng tercatat diunggah pada 25 Januari 2013. Video itu diberi
judul Neo Smith.

Dalam video itu Dimas Kanjeng duduk di sebuah bangku. Dengan gamis putih
dan sorban, dia merogoh sesuatu dari belakang gamis. Tak lama uang Rp100.000
diambilnya.
Tak berhenti sampai di situ, dia lantas menyebar uang itu ke depan yang sudah
ada tumpukan uang Rp100.000 dan Rp50.000-an di lantai. Beberapa orang pria
tampak berada di sekitar uang itu. Tak diketahui jelas dari mana uang itu
berasal.
Tanpa bersuara, Dimas Kanjeng terus merogoh sesuatu di belakangnya. Lagi-lagi
uang Rp100.000 digenggamnya dan kemudian disebar lagi di depannya.
Video ini bukan satu-satunya yang mempertontonkan aksi Dimas Kanjeng. Dalam
video lain pria ini membuat aksi menakjubkan lain.
Bak atraksi sulap, dia memperlihatkan bagaimana cara menghasilkan uang
secara gaib. Video berjudul Kyai Dimas Kanjeng Taat Pribadi mengeluarkan uang
gaib Dimas Kanjeng memperlihatkan tumpukan uang Rp100.000-an yang disebar
di lantai.
Uang-uang itu lantas ditatap oleh sejumlah pria yang tampak bertelanjang dada.
Dalam video ini, lagi-lagi Dimas Kanjeng beraksi tanpa suara. Dia tidak
menjelaskan darimana uang itu berasal. Tidak dijelaskan pula bagaimana
tumpukan uang itu bisa muncul.
Ini viedonya :

SAMPAIKAN INFO INI KE SAHABAT ANDA YA

74Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)74

Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru)

Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru)

1Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)1

Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)

Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)

Bagikan di Skype(Membuka di jendela yang baru)

Lagi

PREVIOUS
Update jumlah korban banjir di Garut (25 September 2016)

NEXT
Facebook akui telah salah dalam menghitung penonton videonya

3 COMMENTS

1.
matadunia
2 OKTOBER 2016 PADA 3:41 PM
dunia memang edan yah. tapi seandainya boleh berandai. seandainya dimas
kanjeng ini diangkat menjadi menteri keuangan, maka Indonesia akan terbebas
dari segala utang dan defisit serta bisa menjadikan Indonesia menjadi negara
terkaya di dunia. mari kita lihat bagaimana kasus ini bergulir.
BALAS

2.
lamasi
2 OKTOBER 2016 PADA 9:34 PM
dimas kanjeng taat pribadi memang luar biasa
BALAS

3.
lamasi
12 OKTOBER 2016 PADA 2:36 PM
kok banyak sekali orang yang dapat di bodohbodohi
BALAS
Komentar spam, kami hapus. Terima kasih.
CARI ARTIKEL / FOTO

LANGGANAN ARTIKEL GRATIS...


Ok sobat, masukkan email Anda untuk menerima pemberitahuan cerita-cerita
terbaru Si Momot.
Bergabung dengan 1.390 pelanggan lain
Alamat Surat Elektronik
Berlangganan

POS-POS TERBARU

Demi iPhone, pria ini rela mengganti namanya menjadi iPhone 7

Ini video Nikita Mirzani terbaru, bikin gerahgerahhh.

Ternyata ini alasan mengapa Twitter menutup Vine

Gara-gara Pokemon GO, pengemudi ini tabrak siswa SD hingga tewas

5 Patung termahal di dunia, ini daftar harganya!

Persib Vs Persija, Bobotoh dilarang ke Manahan

PETA SITUS

ABOUT

KONTAK

DMCA

PRIVACY POLICY

PEDOMAN

PASANG IKLAN

LOKER

simomot.com

Senin, 31 Oktober 2016


Cari

Network

Login

Home
News

o
o
o
o

Malang
Arema
Nasional
Jatim
Surabaya
Bisnis
Lapsus
Beauty
Entertainment
Lainnya
o
o
o
o
o

o
o
o

Enjoy Malang
Akomodasi
Kuliner
Destinasi
Shopping
Ticketing
Tribun Travel

Home

Jatim Raya

Porobolinggo

Ini Sejarah dan Visi Misi


Padepokan Dimas
Kanjeng Taat Pribadi
Jumat, 23 September 2016 14:39

SURYA/Galih Lintartika

Kalendeenya Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi

SURYAMALANG.COM, PROBOLINGGO - Nama PadepokanDimas


Kanjeng Taat Pribadi di Desa Wangkal, Kecamatan Gading,Probolinggo dua
hari ini menjadi perbincangan banyak kalangan.
Maklum saja, secara mengejutkan pengasuh sekaligus pemilik padepokan
yang berdiri sejak tahun 2.000 ini diringkus jajaranPolda Jatim setelah diduga
kuat menjadi otak pembununuhan terhadap dua mantan pengikut setianya.
Berdasarkan informasi dari kalender tahun 2016 yang dikeluarkan Yayasan
Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi ini, ada beberapa visi misi dan
sejarah berdirinya padepokan ini.
Padepokan ini berdiri atas dasar cita - cita mulia Mas Kanjeng, sapaan
lain Dimas Kanjeng Taat Pribadi, untuk bisa membantu dan menyantuni anak
yatim. Selain itu, fakir miskin dan bertekad untuk meningkatkan kesejahteraan
umat pada umumnya.
Dalam tulisan itu disebutkan juga bahwa Mas Kanjeng ini hanya bermodal
yakin akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Dia pernah berguru dan
menuntut ilmu ke sejumlah ulama sejak tahun 2.000.
Alhasil, ia pun bisa meraih kesuksesan hingga saat ini meski sempat diterjang
beberapa ujian kehidupan. Ia memegang teguh kunci kesuksesan yakni
perjuangan dan pengorbanan.
Dalam tulisan itu, juga disebutkan bahwa ajaran padepokan ini tidak ada yang
melanggar ajaran agama. Padepokan ini sudah memperoleh pengakuan
pemerintah lewat kementrian negara (Sekneg) yang menyatakan bahwa dana
- dana yang ada di padepokan ini baik itu sentral/gudang maupun perbankan
tidak ada sedikitpun memiliki unsur pidana.
Padepokan ini sudah mendapatkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia Nomor: AHU - 3632. AH.01.04 Tahun 2012.
Padepokan Jaya, Mas Kanjeng Luar Biasa ......

Penulis: Galih Lintartika


Editor: fatkhulalami

Tags
Probolinggo
Dimas Kanjeng
Polda Jatim
Video Pilihan: Beredar Video Detik-detik Terakhir Pebalap Wanita Tewas di Trenggalek

JANGAN LEWATKAN

Toyota Bakal Produksi Mobil Avanza Paling Murah di Indonesia,

Jurnalis Malang Pecundangi Tim KONI, Bambang DH: Ini Memotivasi

Sponsor Baru Masuk Arema Cronus, Manajemen: Kategori Sponsor

Ini Bonus Tambahan Bagi Pemain Arema Cronus Setelah Menang di

Kiper Terbaik Musim Ini, Milo: Kiper Hebat Akan Tetap Hebat

KOMENTAR
berita POPULER

Gadis Ini Punya 20 Pacar, Masing-Masing Pacar Membelikannya iPhone 7, dan


Ternyata Ini Tujuannya
5 jam lalu

Tipu Rp 184 Juta, Warga Sawojajar Kota Malang Masuk Sel Penjara Polres
Pasuruan
4 jam lalu

Model Cantik Ini Marah, Sebab Waktu Bercinta dengan Suaminya di Penjara
Dibatasi Sipir, Katanya
6 jam lalu

Toyota Bakal Produksi Mobil Avanza Paling Murah di Indonesia, Harganya . . .


1 jam lalu

Sakit Jiwa, Dikurung dalam Ruang Gelap Selama 24 Tahun, Warga Kepanjen
Malang Ini Akhirnya Bebas
2 jam lalu

TRIBUNnews.com Network 2016

About Us

Help
Privacy Policy

Terms of Use

Redaksi

Info iklan
Contact Us

BeritaSatu
BeritaSatu TV
Suara Pembaruan
Investor Daily
Jakarta Globe

PASA
GAY
MAKAN
NASION DUNI MEGAPOLIT EKONO PROPER R
BOL OLAHRA OTOMOT IPTE KESR A
HIBURA
AN &
AL
A
AN
MI
TI
MODA A
GA
IF
K
A
HIDU
N
WISATA
L
P

GALERI FOTO

OPINI

TAJUK

FIGUR

INDEKS
LOGIN

DAFTAR

SENIN, 31 OKTOBER 2016

Index Regional

AGRI 1,786.13 -8.73 -0.5%

BASIC-IND 543.93 -2.53 -0.5%

COMPOSITE 5,420.59 10.32 0.2%

CONSUMER 2,482.58 5.10 0.2%

DBX 803.76 0.48 0.1%

FINANCE 809.47 2.61 0.3%

IDX30 502.47 1.43 0.3%

INFRASTRUC 1,100.72 -1.79 -0.2%

Investor33 387.68 0.60 0.2%

ISSI 178.84 -0.05 -0.0%

JII 740.01 0.63 0.1%

LQ45 928.78 2.36 0.3%

MANUFACTUR 1,427.81 1.35 0.1%

MBX 1,548.60 3.21 0.2%

MINING 1,307.83 5.98 0.5%

MISC-IND 1,363.64 4.01 0.3%

MNC36 308.12 0.83 0.3%

PEFINDO25 398.69 -0.64 -0.2%

PROPERTY 561.50 0.79 0.1%

SMinfra18 355.06 0.60 0.2%

SRI-KEHATI 323.29 0.55 0.2%

TOTAL_MARKET 5,420.59 10.32 0.2%

TRADE 865.65 6.10 0.7%

Index Global
STI 2,812 -5 -0.2%

NIKKEI 17,425 -21 -0.1%

FTSE 6,973 -23 -0.3%

H.S.I. 22,945 -10 -0.0%

KLCI 1,671 1 0.0%

DJIA 18,161 -8 -0.0%

S&P500 2,126 -7 -0.3%

NASDAQ 5,190 -26 -0.5%

NASIONAL
POLITIK
HUKUM
NUSANTARA
Jumat, 30 September 2016 | 08:39

Ini Sosok Dimas Kanjeng Sebenarnya


Kanjeng Dimas (Istimewa)

Probolinggo - Dimas Kanjeng Taat Pribadi (46), yang lahir pada 28 April 1970 mengaku pernah menempuh
pendidikan di bangku kuliah di Malang, namun drop out. Ia yang semula bernama asli Taat Pribadi itu mengaku
memiliki ilmu mendatangkan uang secara gaib dari gurunya, Kiai (Abah) Ilyas dari Mojokerto yang baru
meninggal 10 Juli 2009 lalu. Kendati Dimas Kanjeng bukan murid terbaik Abah Ilyas namun karena tidak pernah
membantah, maka ia memperoleh ilmu gaib menggandakan uang dari gurunya.
Sekitar tahun 1994 Dimas Kanjeng menikahi Rahma Hidayati yang juga murid kinasih Abah Ilyas yang kebetulan
tetangga Dimas Kanjeng di Probolinggo. Bahkan keluarga Rahma yang tergolong kaya itu menghibahkan
tanahnya seluas dua hektar kepada Dimas Kanjeng yang kemudian menurunkan tiga orang anak, di antaranya
dua anak kembar, Radery dan Radeni dan Sariwul Wahida. Dalam beberapa tahun kemudian, pengikut Dimas
Kanjeng meningkat drastis dari puluhan menjadi ribuan orang santri.
Demikian pula, kekayaan Dimas Kanjeng yang diperoleh dari mahar (memakai banyak istilah) para santrinya
yang ingin menggandakan uangnya menjadi 1.000 kali dari jumlah yang disetorkan itu, menjadikan Dimas
Kanjeng mampu memperluas padepokannya di Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading,
Kabupaten Probolinggo, Jatim, hingga menjadi tujuh hektar. Taat Pribadi yang kemudian menambah namanya
dengan Dimas Kanjeng Taat Pribadi itu merupakan anak kelima dari enam bersaudara.
Menurut sejumlah pengikutnya, mereka berguru (nyantri) ke Dimas Kanjeng Taat Pribadi semula bukan karena
ingin memiliki ilmu menggandakan uang, tetapi hendak belajar memiliki ilmu gurunya yakni kemampuan menarik
barang berharga (emas permata) dari dalam tanah. Untuk kegiatan gaib itu, Dimas Kanjeng minta kepada
pengikutnya untuk mengumpulkan uang guna membeli minyak gaib.
Dari awalnya berburu benda-benda emas permata dengan memakai minyak gaib itulah kemudian beralih ke
penggandaan uang yang lebih dikenal sebagai Bank Gaib. Hanya saja, banyak pengikut awal yang kemudian
mundur karena beberapa hal. Di antaranya uang mahar yang digandakan tidak segera terealisasi dan terus
diundur-undur. Belakangan para Sultan (pengepul pemberi mahar) mengetahui bahwa uang yang biasanya

dipergunakan guru mereka yang kemudian disebut sebagai uang hasil penggandaan secara gaib, didapat dari
uang mahar santri lainnya.
Selain itu, ada Hidayah Ismail (kemudian disusul Abdul Ghani) yang mengancam Dimas Kanjeng agar segera
membayar uang mahar yang mereka setor dari santri-santri-nya karena terus-menerus ditagih yang
bersangkutan. Karena terus-menerus diberi janji kosong dengan mengulur-ulur waktu panen (pencairan uang
hasil penggandaan) dan kemudian sering memergoki Dimas Kanjeng jarang Salat Jumatan berjamaah dan
pengajian yang digelar justru bersifat ilmu klenik, menjadikan Hidayah Ismail memilih keluar. Ia mengaku sudah
bersusah payah mengembalikan sebagian uang mahar santri-santri yang direkrutnya sekitar Rp 3,5 miliar dari
puluhan miliar yang ia setorkan.
Hidayah Ismail dari Desa Wringinanom, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo beserta isterinyalah yang
mengajak Marwah Daud Ibrahim menjadi bagian dari Padepokan Dimas Kanjeng. Karena sebagai Sultan,
sebutan pengepul uang mahar dari santri lain, Ismail akhirnya diculik dari rumah tokonya pada awal Februari
2016 dan kemudian mayatnya ditemukan sebagai Mr X di tengah hutan Tegalwono, Situbondo.
Guru Besar
Dimas Kanjeng Taat Pribadi, selaku Pimpinan, Pengasuh dan Pemilik sekaligus guru besar Padepokan Dimas
Kanjeng di Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jatim,
disebut-sebut sebagai sosok anak dari seorang purnawirawan Polri. Ayahnya bernama Mustain, meninggal tahun
1992 dan beristeri Ngatri, sosok perempuan yang berdarah keturunan Timur Tengah yang meninggal tahun
2002. Mustain ,menurut tetangganya yang ada di Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, terakhir
menjabat sebagai Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Gading, Kabupaten Probolinggo.
Dimas Kanjeng itu benar merupakan keturunan Arab-Jawa. Sejak kecil, ia besar di antara dua budaya Arab dan
Jawa serta tinggal di Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, ujar Yuniarti (52), salah seorang tetangga Dimas
Kanjeng Taat Pribadi yang tinggal sebelumnya pernah tinggal di Desa Wangkal namun kemudian pindah ke
Kraksaan, dalam percakapan dengan wartawan, Kamis (29/9). Hanya saja, Yuniarti mengaku sudah lebih lima
tahun terakhir, ia tidak bertemu Dimas Kanjeng pascarumahnya yang semula ada di dekat lingkungan
Padepokan Dimas Kanjeng di Desa Wangkal, Gading, ia jual.
Dimas Kanjeng yang semula berkelana ke sejumlah daerah di antaranya Sulawesi, sekitar tahun 2000 pulang ke
Wangkal, Probolinggo. Waktu itu Dimas Kanjeng mengaku dibantu pengikutnya (santri) seorang ibu beserta anak
perempuannya, masing-masing berinisial NM dan MM asal Makassar yang disebut-sebut kaya raya. Kedua
orang itu disebut-sebut sebagai sosok yang menyerahkan maharnya belasan dan bahkan puluhan miliar ke
Dimas Kanjeng yang diakuinya sebagai guru spiritualnya.
Sesudah Yuni pindah, ia mengaku sudah tidak tahu kabar berita Dimas Kanjeng yang sebelumnya memang
dikenal sebagai pimpinan Padepokan yang memiliki banyak pengikut dari dalam dan luar Jawa, utamanya dari
daerah Sulawesi. Pengikut Dimas Kanjeng yang disebut sebagai santri, karena padepokan yang didirikannya
sering menggelar pengajian. Dimas Kanjeng sendiri menurut warga bukan sosok kiai, tetapi mengangkat diri
sebagai Raja yang bergelar Sri Raja Prabu Rajasa Nagara, pada 11 Januari 2016 baru lalu.
Hanya saja, santri-santri Dimas Kanjeng menurut penuturan banyak orang dinilai nyelenehkarena
mencampuradukkan antara agama Islam dengan hal-hal yang gaib yang diperoleh dari ilmu Kejawen. Termasuk
padepokan yang didirikan Dimas Kanjeng yang jauh lebih terkenal karena menjadi bank gaib dengan cara
menggandakan uang. Makanya kemudian padepokan itu dikenal sebagai Padepokan Bank Gaib Dimas
Kanjeng, ujar Yuni sambil menambahkan, bahwa istri Dimas Kanjeng yang ia tahu ada tiga orang, dua di
antaranya dinikahi secara sah dan seorang lagi siri karena dianggap sebagai selir.

Aries Sudiono/FMB
Suara Pembaruan

ARTIKEL TERKAIT
Kuku Korban Menghitam, Polisi Selidiki Kematian Lima Pengikut Dimas KanjengTujuh Kasus Pembunuhan yang
Diduga Diotaki Dimas Kanjeng Taat Pribadi Segera DisidangkanTiga Istri Dimas Kanjeng Kompak Tidak Tahu
Siapa yang Menguras BunkerTiga Istri Tersangka Dimas Kanjeng Diperiksa Sebagai SaksiKasus Dimas
Kanjeng, Polisi: Kemungkinan Ada Tersangka Baru

ARTIKEL NASIONAL LAINNYA

Kasus Bupati Buton, KPK Periksa Akil Mochtar

Pertemuan Jokowi-Prabowo Hanya Silaturahmi

Gerindra Sebut Pertemuan Jokowi-Prabowo Silaturahmi

Oknum BPN Ancam Bunuh Anggota DPR

6 SKPD di Lingkungan Pemprov Bengkulu Rawan Pungli

BMKG: 80 Persen Wilayah Sumbar Diguyur Hujan

Ini Kendala Petani di Perbatasan Kalbar untuk Kembangkan Tanaman Pertanian

2 Helikopter Dikerahkan Cari Pesawat Hilang

Prabowo Sambut Jokowi

Jokowi: Ada Batasnya Berbicara di Medsos

Kasus Bupati Buton, KPK Periksa Akil Mochtar

Pertemuan Jokowi-Prabowo Hanya Silaturahmi

Gerindra Sebut Pertemuan Jokowi-Prabowo Silaturahmi

VIDEO

Ini Komentar Dahlan Iskan Setelah Jadi Tersangka

KPK Sebut Bupati Banyuasin Ditangkap Usai Pengajian

Pendiri Lippo: Dua Tahun Presiden Jokowi Luar Biasa

Sopir Truk: Pak Jokowi Tolong Berantas Pungli

Video Udara di Lokasi Banjir Garut

KPK Sebut Bupati Banyuasin Ditangkap Usai Pengajian

Pendiri Lippo: Dua Tahun Presiden Jokowi Luar Biasa

Sopir Truk: Pak Jokowi Tolong Berantas Pungli

Pasang iklan disini via B1 Ads

TERPOPULER NASIONAL

1
Istana Pastikan Tidak Ada Pemanggilan Kapolri dan Panglima TNI

2
Prabowo Sambut Jokowi

3
PDIP: Pancasila adalah Islam dan Nasionalisme

4
Helikopter Indostar Jatuh di Papua

5
Kapolri Imbau Masyarakat Jangan Mudah Terprovokasi

6
Kendari Diguncang Gempa 4,3 SR

7
Jokowi Berinisiatif Temui Prabowo

8
Jokowi: Demonstrasi Hak Warga, Bukan untuk Memaksakan Kehendak dan Merusak

9
Gunung Kidul Keluarkan Status Siaga Darurat Bencana

10
Ridwan Kamil Pimpin Deklarasi Bandung untuk NKRI
Jelajah

Dihancurkan, Bintang Trump di Hollywood Walk of Fame


Pelaku marah karena Trump yang kerap melecehkan perempuan bisa menjadi calon presiden.

Kanal & Rubrik


Nasional
Dunia
Megapolitan
Ekonomi
Properti
Pasar Modal
Bola
Olahraga
Otomotif
Iptek
Kesra
Gaya Hidup
Makanan & Wisata
Hiburan
Video
Galeri Foto
Jelajah Youtube
Opini
Tajuk
Figur
Versi Mobile

Profil
Tentang Kami
Redaksi

Jurnalisme Positif
Info Iklan
Ketentuan Khusus
Hubungi Kami
Karir
BeritaSatu Plaza 11th Floor, Suite 1102
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 35-36
Jakarta 12950 - Indonesia
Phone: +62 21 2995 7500
Faksimili: +62 21 5277975
BeritaSatu Media Holdings

Follow
Apps
Copyright@2016 BeritaSatu, All Rights Reserved

Anda mungkin juga menyukai