Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Indonesia kini menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja bagi para

lulusan perguruan tinggi dengan semakin meningkatnya jumlah pengangguran


intelektual bela-kangan ini. Laporan International Labor Organization (ILO)
mencatat jumlah pengangguran terbuka pada tahun 2009 di Indonesia berjumlah 9,6
juta jiwa (7,6%), dan 10% diantaranya adalah sarjana (Nasrun, 2010). Data dari
Badan Pusat Statistik Indonesia mendukung pernyataan ILO tersebut yang menunjukkan sebagian dari jumlah pengangguran di Indonesia adalah mereka yang
berpendidikan Diploma/ Akademi/dan lulusan Perguruan Tinggi (Setiadi, 2008).
Kondisi yang dihadapi akan semakin diperburuk dengan situasi persaingan global
(misal

pemberlakuan

Masyarakat

Ekonomi

ASEAN/MEA)

yang

akan

memperhadapkan lulusan perguruan tinggi Indonesia bersaing secara bebas dengan


lulusan dari perguruan tinggi asing. Oleh karena itu, para sarjana lulusan perguruan
tinggi perlu diarahkan dan didukung untuk tidak hanya berorientasi sebagai pencari
kerja (job seeker) namun dapat dan siap menjadi pencipta pekerjaan (job creator)
juga.
Dibandingkan dengan negara-negara lain, perkembangan kewirausahaan di
Indonesia masih sangat kurang yaitu dibawah 2%. Sebagai pembanding,
kewirausahaan di Amerika Serikat tercatat mencapai 11 persen dari total
penduduknya, Singapura sebanyak 7 persen, dan Malaysia sebanyak 5 persen. Jadi,
pengembangan SDM dengan kompetisi semacam ini dari para generasi muda tepat
dan relevan untuk membibitkan para pelajar agar menjadi wirausaha dan menciptakan
lapangan kerja.
Menumbuhkan jiwa kewirausahaan para mahasiswa perguruan tinggi
dipercaya merupakan alternatif jalan keluar untuk mengurangi tingkat pengangguran,

karena para sarjana diharapkan dapat menjadi wirausahawan muda terdidik yang
mampu merintis usahanya sendiri, melalui mata kuliah kewirasahaan ini di harapkan
kepada mahasiswa/I mampu membuka peluang perkerjaan sendiri apabila telah tamat
nanti dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN/MEA.
1.2 Rumusan Masalah
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Apa uraian teoritis tentang kewirausahaan?


Bagaimana menumbuhkan minat jiwa wirausaha?
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha?
Apa saja faktor-faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan wirausaha?
Apa saja macam-macam tipe kewirausahaan?
Bagaimana tahapan melakukan wirausaha?

1.3 Tujuan Makalah


1)
2)
3)
4)

Untuk mengetahui teoritis tentang kewirausahaan.


Untuk mengetahui menumbuhkan minat jiwa wirausaha.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha.
Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan

wirausaha.
5) Untuk mengetahui macam-macam tipe kewirausahaan.
6) Untuk dapat melakukan Tahapan melakukan wirausaha.
1.4 Mamfaat Makalah :
1) Mmperkuat pertumbuhan ekonomi.
2) Meningkatkan produktivitas
3) Mneciptakan teknologi, produk dan jasa baru
4) Mengubah dan meremajakan persaingan pasar.

BAB II
ISI

2.1 Uraian Teoritis Kewirausahaan


2.1.1 Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan

atau

entrepreneurship

berasal

dari

bahasa

Perancis

entreprende yang artinya to undertake yakni menjalankan, melakukan dan berusaha.


Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Cantillon dan semakin popular ketika
dipakai oleh ahli ekonomi Say dalam Riyanti (2003:23) untuk menggambarkan para
pengusaha yang mampu memindahkan sumber-sumber daya ekonomi dari tingkat
produktivitas rendah ke tingkat produktivitas yang lebih tinggi dan menghasilkan
lebih banyak lagi atau lebih produktif. Dalam Bahasa Indonesia kata entrepreneur
diartikan sebagai wirausaha yang merupakan gabungan dari dua kata yakni kata wira
yang artinya gagah berani, perkasa dan usaha. Jadi wirausaha berarti orang yang
gagah berani atau perkasa dalam usaha.
Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang yang
berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.
Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai
usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.
Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang diri atau berkelompok. Seorang
wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta
menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan (Kasmir, 2006:16).
Machfoedz (2005:9) menyatakan bahwa seorang wirausahawan adalah pribadi
yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil risiko untuk mulai
mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Karena itu, ia lebih memilih menjadi
pemimpin daripada menjadi pengikut, untuk itu seorang wirausahawan memiliki rasa
percaya diri yang kuat dan mempertahankan diri ketika menghadapi tantangan pada
saat merintis usaha bisnis. Dalam menghadapi berbagai permasalahan, seorang
wirausahawan senantiasa dituntut kreatif.
2.1.2 Kepribadian Wirausahaan

Fromm dalam Alma (2011:78) menyatakan bahwa kepribadian adalah


keseluruhan kualitas psikis seseorang yang diwarisinya dan membuat orang tersebut
menjadi unik dan berbeda dengan yang lainnya. Kepribadian bersifat unik dan
konsisten sehingga dapat digunakan untuk membedakan antara individu yang satu
dengan individu lainnya. Keunikan inilah yang menjadikan kepribadian sebagai
variabel yang sering digunakan untuk menggambarkan diri individu yang
berbedadengan individu lainnya.
Adapun ciri-ciri seseorang yang dpat dikatakan memiliki jiwa untuk
berwirausahawan adalah :
a. Percaya Diri (Self Confident)
Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan
seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan. Dalam praktik, sikap dan
kepercayaan ini merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan
dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Oleh sebab itu
kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme, individualitas, dan
ketidaktergantungan. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung
memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan
b. Berorientasi Tugas dan Hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang
yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada
laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat,
energik, dan berinisiatif., Berinisiatif artinya selalu ingin mencari dan
memulai. Untuk memulai diperlukan niat dan tekad yang kuat, serta karsa
yang besar. Sekali sukses atau berprestasi, maka sukses berikutnya akan
menyusul, sehingga usahanya semakin maju dan semakin berkembang.
c. Keberanian Mengambil Risiko
Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah
satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil
risiko akan sukar memulai atau berinisiatif, Wirausaha adalah orang yang
lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai

kesuksesan Dengan demikian, keberanian untuk menanggung risiko yang


menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan risiko yang penuh dengan
perhitungan dan realistik. Kepuasan yang besar diperoleh apabila berhasil
dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara realistik. Artinya, wirausaha
menyukai tantangan yang sukar namun dapat dicapai. Wirausaha menghindari
situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangan, dan menjauhi situasi
risiko yang tinggi karena ingin berhasil.

d. Kepemimpinan
Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepernimpinan,
kepeloporan, keteladanan. la selalu ingin tampil berbeda lebih dulu lebih
menonjol. Dengan menggunakan kemampuan kreativitas dan keinovasiannya,
ia selalu menampilkan barang dan jasa-jasa yang dihasilkannya dengan lebih
cepat, lebih dulu dan segera berada di pasar.
e. Berorientasi ke Masa Depan
Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki
perspektif dan pandangan ke masa depan. Karena ia memiliki pandangan yang
jauh ke masa depan, maka selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya.
Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda dengan yang sudah ada sekarang. Meskipun dengan risiko yang
mungkin terjadi, ia tetap tabah untuk mencari peluang dan tantangan demi
pembaharuan masa depan . Pandangan yang jauh ke depan, membuat
wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada sekarang.
Oleh sebab itu, ia selalu mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang
f. Kreatifitas dan inovasi
Kreativitas adalah berpikir sesuatu yang baru (thinking new things)
dan keinovasian adalah melakukan sesuatu yang baru (doing new
things).Kreatifitas diartikan sebagai kemampuan mengembangkan ide-ide
baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dan
mencari peluang. Keinovasian diartikan sebagai kemampuan untuk
menerapkan kreatifitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan
peluang untuk mempertinggi dan meningkatkan taraf hidup. Oleh karena itu,
kewirausahaan adalah "thinking and doing new things or old thinks in new

ways" Kewirausahaan adalah berpikir dan bertindak sesuatu yang baru atau
berpikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru.
j. Memiliki Tenaga Dalam
Memiliki tenaga dalam : artinya bahwa seorang wirausaha harus memiliki:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Keuletan
Ketabahan
Ketekunan
Kejujuran
Kedisiplinan
Ketulusan
Keikhlasan
Kesopanan, keramahan

Alisyahbana dalam Alma (2011:79) menyatakan bahwa kepribadian adalah


keseluruhan karakteristik diri seseorang, bisa berbentuk pikiran, perasaan, kata hati,
temperamen dan watak. Seorang wirausaha yang sukses memiliki karakteristik
kepribadian yang khusus yang membedakannya dari orang lain.
Scarborough dan Zimmerer dalam Suryana (2006:24) mengemukakan delapan
karakteristik kepribadian dari seorang wirausaha sukses yakni:
1) Desire for responsibility yakni memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha
yang dilakukannya.
2) Preference for moderate risk yakni memilih resiko yang moderat dan telah
diperhitungkan dan tidak mengambil resiko yang terlalu rendah atau terlalu
tinggi.
3) Confidence in their ability to success yakni percaya bahwa dirinya bisa meraih
kesuksesan yang diinginkannya.
4) Desire for immediate feedback yakni memiliki keinginan untuk segera
mendapatkan umpan balik.

5) High level of energy yakni memiliki semangat dan energi yang tinggi untuk
bekerja keras mencapai tujuannya.
6) Future orientation yakni berorientasi pada masa depan dan jangka panjang.
7) Skill of organizing yakni mempunyai ketrampilan mengorganisir sumbersumber daya untuk mencapai tujuannya.
8) Value of achievement over money yakni lebih menghargai prestasi
dibandingkan uang, karena uang akan mengalir masuk dengan sendirinya jika
seorang wirausaha mempunyai prestasi yang bagus.
Harris dalam Suryana (2006:28) menyatakan bahwa wirausaha yang sukses
pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi yaitu memiliki ilmu
pengetahuan,ketrampilan dan kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilainilai pribadiserta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan.
Berdasarkan McClelland dalam Alma (2006:81) menyatakan bahwa wirausaha
memiliki kebutuhan akan prestasi, yang berarti keinginan seseorang terhadap prestasi
yang tinggi, penguasaaan keahlian, pengendalian, atau standar yang tinggi. Penelitian
McClelland menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki motif untuk berprestasi
tinggi cenderung memilih karier sebagai pengusaha sebanyak 66%, sedangkan
mahasiswa yang memiliki motif berprestasi rendah, hanya 10% yang berkeinginan
untuk menjadi pengusaha.

2.1.3 Teori Lingkungan Wirausahaan


Dewanti (2008:11) menyatakan bahwa kewirausahaan dipicu oleh faktor
pribadi, lingkungan dan sosiologi. Faktor lingkungan yang berpengaruh menurut
Dewanti adalah peluang yaitu situasi yang menguntungkan, model peranan, aktivitas,

pesaing dengan industri yang sama, inkubator sebagai sumber ide, sumber daya alam
dan manusia, teknologi dan kebijakan pemerintah.
Minat seseorang terhadap suatu obyek diawali dari perhatian seseorang
terhadap obyek tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan tumbuh dan
berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Minat dapat
berubah-ubah

tergantung

dari

faktor-faktor

yang

mempengaruhinya

di

antaranyaadalah faktor lingkungan. Menurut Lupiyoadi (2007:12) faktor lingkungan


yang mempengaruhi minat meliputi lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan dan
lingkungan masyarakat. Indarti et al. (2008:20) menyatakan ada tiga faktor
lingkungan yang mempengaruhi wirausaha sukses yakni ketersediaan informasi,
akses kepadamodal dan kepemilikan jaringan sosial. Penelitian oleh Mazzarol et al.
dalam Saud et al. (2009:2) menemukan bahwa faktor lingkungan (faktor sosial,
ekonomi, politik dan perkembangan infrastruktur) mempengaruhi dorongan untuk
mendirikan usaha. Zimmerer (2004:12) menyatakan bahwa faktor lingkungan seperti
faktor ekonomi dan kependudukan, pergeseran dari ekonomi industri ke ekonomi
jasa,kemajuan teknologi, perkembangan e-Commerce dan the world wide web,
terbuka lebarnya peluang internasional dan perubahan gaya hidup masyarakat
mempengaruhi minat kewirausahaan.
Keputusan pribadi untuk menjadi seorang pengusaha tidak hanya masalah
faktor pribadi, tetapi juga isu-isu faktor lingkungan. Faktor lingkungan juga relevan
karena lingkungan yang kondusif dapat langsung mempengaruhi keberhasilan bisnis
baru.
Pembentukan organisasi baru memerlukan sumber daya termasuk sumber
daya keuangan. Ketika seorang pengusaha mengubah ide mereka menjadi sebuah
perusahaan, sumber daya keuangan merupakan faktor penting yang harus
dipertimbangkan seperti lembaga keuangan, investor dan lain-lain. Ini penggunaan
sumber daya keuangan untuk operasi pembiayaan seperti seperti uang jaminan,
transaksi, dan lain-lain, atau untuk investasi sebagai. Namun, Kim et al. dalam
ximenes menyatakan bahwa karena berbagai alasan, mendapatkan uang dari pinjaman

bank atau investor dapat menjadi sulit karena mereka hanya memulai dan mungkin
menghadapi risiko tinggi, pemberi pinjaman biasanya tidak mau memberikan modal
dan beberapa kompensasi melalui biaya pinjaman. Berdasarkan teori pembangunan
sosial, kebijakan dan program pemerintah memainkan peranan penting untuk
memastikan perubahan kualitas dalam struktur dan kerangka masyarakat yang
membantu masyarakat untuk mewujudkan tujuan dan tujuan hidup. Sebagai studi
sebelumnya menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah, lembaga, dan program dapat
mempengaruhi bisnis dengan berbagai cara .
Ada juga muncul dalam masyarakat yang sering menghormati bagi mereka
yang memiliki kerja keras dan keberhasilan memulai bisnis mereka sendiri. Melalui
lingkungan di mana orang-orang sukses, pengusaha potensial dan pengusaha, di mana
keduanya bisa mendiskusikan ide-ide, tantangan dan solusi, bisnis baru yang akan
diproduksi.
2.1.4 Teori Demografi Kewirausahaan
Di bawah faktor pribadi, banyak faktor telah mengidentifikasi hubungan
dengan demografi, seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pengalaman kerja.
Menurut penelitian di berbagai negara, telah ditemukan bahwa ada hubungan antara
demografi dan kewirausahaan. Sebelumnya peneliti telah menemukan perbedaan
gender tidak signifikan dengan memulai usaha.
Dalam usia tertentu seseorang bisa membuat keputusan untuk menjadi
seorang pengusaha. Usia 26-40 dapat dianggap sebagai periode kesiapan pemilihan
pekerjaan. Orang-orang di usia ini kemungkinan akan datang keberhasilan. Usia
dapat menjadi korelasi positif jika dihubungkan dengan pengalaman profesional,
kemandirian, ketersediaan peningkatan modal.
Kegiatan bisnis dengan pengetahuan yang cukup diperlukan. Para peneliti
telah menemukan bahwa pengetahuan dan informasi merupakan elemen dasar untuk
awal kepercayaan diri individu dalam sebuah usaha pengusaha. Dengan pengetahuan

yang cukup, mentransfer ide menjadi suatu organisasi yang dapat membuat
pengusaha mendapatkan sumber daya.
Sikap biasanya dibentuk oleh pengalaman sebelumnya, bahwa pengusaha
yang langsung mendapatkan pengalaman dengan kegiatan kewirausahaan di masa
lalu akan memiliki sikap kewirausahaan yang lebih kuat. Selain itu, siswa yang
memiliki pengalaman dengan bisnis keluarganya sangat mungkin untuk menjadi
seorang pengusaha. Mahasiswa yang keluarganya memiliki usaha memiliki rasa yang
lebih besar prestasi, inovasi, dan kontrol pribadi sebagai akibat berinteraksi dan
bekerja dalam bisnis.
Riyanti (2003:33) menyatakan bahwa demografi sangat penting dikaji karena
demografi adalah factor yang melekat pada wirausaha dan mempengaruhi
keberhasilan seorang wirausaha. Mazzarol dalam Indarti et al., (2008) menyatakan
bahwa faktor-faktor demografi seperti gender, umur, pendidikan dan pengalaman
bekerja seseorang berpengaruh terhadap keinginan seseorang untuk menjadi seorang
wirausaha. Faktor demografi merupakan faktor yang penting mempengaruhi
seseorang tertarik untuk berwiraswasta. Kondisi demografi yang ada dalam diri
seseorang dapat dipandang sebagai sesuatu yang mempengaruhi dalam keberhasilan
usaha. Faktor demografi ini meliputi : usia dimana usia kronologis adalah usia ketika
seseorang memulai karir sebagai wiraswasta.Faktor demografi yang lain yaitu
pengalaman di mana dalam menjalankan usaha merupakan pendorong terbaik
keberhasilan, terutama usaha baru itu berkaitan dengan pengalaman usaha
sebelumnya. Kebutuhan akan pengalaman tergantung dari diri pribadi bagaimana
dapat mencari atau mengelola pengalaman yang diperoleh. Wirausaha yang
berpengalaman mengelola usaha sebelumnya dapat melihat lebih banyak jalan untuk
membuka usaha baru. Faktor demografi yang terakhir yaitu pendidikan karena
pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan formal tersebut terkait langsung dengan
bidang usaha yang dikelola. Semakin banyak seseorang tertarik untuk belajar dalam
dunia pendidikan akan meningkatkan dalam usahanya.

10

Hisrich (2008:75) menyatakan bahwa pendidikan sangatlah penting dalam


perjalanan wirausaha. Pentingnya pendidikan tidak hanya tercermin dalam tingkat
pendidikan yang dicapai, tetapi juga dalam kenyataan bahwa pendidikan memainkan
peranan penting untuk membantu para wirausaha mengatasi masalah-masalah yang
mereka hadapi. Studi di India oleh Sinha dalam Indarti (2008:35) membuktikan
bahwa latar belakang pendidikan menjadi salah satu penentu pentingminat
kewirausahaan dan kesuksesan usaha yang dijalankan. Situmorang menyatakan
bahwa tujuan dari pendidikan kewirausahaan adalah mengembangkanmasyarakat
berkewirausahaan (entreprising people) dan menanamkan sikap percayapada diri
sendiri melalui proses belajar yang sesuai. Pendidikan kewirausahaan dan program
pendidikan dan pelatihan kewirausahaan bertujuan untuk mendirikan usaha kecil
yang independen.
2.2 Menumbuhkan Minat Jiwa Wirausaha
Tarmudji (2006:87) menyatakan bahwa minat adalah perasaan tertarik atau
berkaitan pada sesuatu hal atau aktivitas tanpa ada yang meminta/menyuruh. Lebih
lanjut Tarmudji menyatakan bahwa minat seseorang dapat diekspresikan melalui
pernyataan yang menunjukkan seorang lebih tertarik pada suatu obyek lain dan
melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.
Riyanti (2003:21) menjelaskan bahwa minat adalah sumber motivasi yang
mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan bila seseorang
bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan
terbentuk minat yang kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika
kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun sehingga minat tidak bersifat
permanen, tetapi bersifat sementara atau dapat berubah-ubah.
Untuk menumbuhkan jiwa wirausaha diperlukan beberapa hal antara lain:
a. Melalui Komitmen Pribadi

11

Jiwa wirausaha ditandai dengan adanya komitmen pribadi untuk dapat


mandiri, mencapai sesuatu yang diinginkan, menghindari ketergantungan pada
orang lain, agar lebih produktif dan untuk memaksimalkan potensi diri. Kita
dapat memprogram ulang diri kita untuk sukses melalui deklarasi tertulis,
bahwa pikiran perasaan, ucapan dan tindakan anda akan selalu diperbaiki ke
arah yang lebih baik (buat 1 deklarasi setiap hari selama 1 bulan)
b. Melalui Lingkungan dan Pergaulan yang Kondusif
Dorongan untuk menumbuhkan jiwa wirausaha dapat berasal dari
lingkungan pergaulan teman, famili, sahabat, karena mereka dapat berdiskusi
tentang ide wirausaha, masalah yang dihadapi dan cara-cara mengatasinya.
Sehingga mempunyai semangat, kemampuan dan pikiran untuk menaklukan
cara berfikir lamban dan malas.
c. Melalui Pendidikan dan Pelatihan
Keberanian untuk membentuk jiwa wirausaha juga didorong oleh guru
atau dosen di sekolah atau lembaga pelatihan.Mereka memberikan mata
pelajaran kewirausahaan yang praktis dan menarik sehingga membangkitkan
minat siswa untuk berwirausaha.
d. Karena Keadaan Terpaksa
Banyak orang yang sukses karena dipaksa oleh keadaan. Mungkin
pada awalnya tujuannya hanya untuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi karena
usahanya yang keras, tidak gampang menyerah dan berputus asa, sehingga
akhirnya menjadi wirausaha yang sukses.
Yuwono (2008:34) menyatakan bahwa minat kewirausahaan adalah rasa
ketertarikan seseorang untuk melakukan kegiatan usaha yang mandiri dengan
keberanian mengambil resiko. Steinhoff dan Burgess dalam Suryana (2006:55)
menyatakan bahwa ada tujuh alasan mengapa seseorang berminat terhadap kegiatan
kewirausahaan, yakni:
1) Ingin memiliki penghasilan yang tinggi.
2) Ingin memiliki karier yang memuaskan.
3) Ingin bisa mengarahkan diri sendiri/tidak diatur oleh orang lain.

12

4) Ingin meningkatkan prestise diri sebagai pemilik bisnis.


5) Ingin menjalankan ide atau konsep yang dimiliki secara bebas.
6) Ingin memiliki kesejahteraan hidup dalam jangka panjang.
7) Ingin menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat bagi kemanusiaan.

Wirasasmita dalam Suryana (2006:55) dikemukakan beberapa alasan yang


menumbuhkan minat seseorang menjadi wirausaha yakni:
1) Alasan keuangan
Untuk mencari nafkah, menjadi kaya, mencari pendapatan tambahan dan
sebagai jaminan stabilitas keuangan.
2) Alasan sosial
Memperoleh gengsi/status agar dikenal dan dihormati banyak orang, menjadi
teladan untuk ditiru orang lain dan agar dapat bertemu banyak orang.
3) Alasan pelayanan.
Agar bisa membuka lapangan pekerjaan dan membantu meningkatkan
perekonomian masyarakat.
4) Alasan pemenuhan diri
Untuk bisa menjadi seorang atasan, mencapai sesuatu yang diinginkan,
menghindari ketergantungan kepada orang lain, menjadi lebih produktif dan
menggunakan potensi pribadi secara maksimum.
Minat berwirausaha dapat diukur dengan:
1) Prestis sosial, merupakan suatu rasa penghargaan tersendiri yang dirasakan
seseorang bila melakukan salah satunya dengan berwirausaha untuk dilihat di
masyarakat ataupun diakui oleh lingkungan sehingga menaikkan derajatnya.
2) Tantangan pribadi, merupakan suatu tantangan untuk diri sendiri yang
membuat seseorang ingin membuktikan apakah dia mampu atau tidak

13

melakukan suatu hal yang mungkin belum pernah dilakukan sehingga memicu
dirinya untuk belajar dan mencoba.
3) Menjadi bos, adalah keinginan untuk menjadi bos suatu saat nanti atau
mendirikan usaha sendiri.
4) Inovasi, merupakan menciptakan sesuatu yang baru ataupun mengembangkan
sesuatu yang sudah ada menjadi berbeda dari yang lainnya.
5) Kepemimpinan, merupakan proses mempengaruhi orang lain untuk mencapai
tujuan organisasi.
6) Fleksibilitas, merupakan kelonggaran saat memiliki suatu usaha sendiri seperti
dari jam kerja yang bisa diatur sendiri.
7) Keuntungan, merupakan laba yang diperoleh dari usaha yang dibukanya
sendiri.
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha
Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha pada
mahasiswa yaitu:
A. Pengaruh Ekspektasi Pendapatan terhadap Minat Berwirausaha
Pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh seseorang baik berupa uang
maupun barang. Berwiraswasta dapat memberikan pendapatan yang dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Keinginan untuk memperoleh pendapatan
itulah yang dapat menimbulkan minatnya untuk berwirausaha (Suhartini, 2011).
Dalam bisnis, pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan
dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan.
Bagi investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan
jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran.
Ekspektasi atau harapan akan penghasilan yang lebih baik merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi apakah seseorang ingin menjadi seorang wirausaha

14

atau tidak. Jika seseorang berharap untuk mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi
dengan menjadi seorang wirausaha, maka ia akan semakin terdorong untuk menjadi
seorang wirausaha.
Penelitian yang dilakukan oleh Suhartini (2011) menyimpulkan bahwa
pendapatan berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Seseorang akan tertarik untuk
menjadi wirausaha karena pendapatan yang diperolehnya jika sukses melebihi
karyawan. Seseorang dengan harapan pendapatan yang lebih tinggi daripada bekerja
menjadi karyawan menjadi daya tarik untuk menjadi wirausaha.
B. Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha
Lingkungan Keluarga adalah kelompok masyarakat terkecil yang terdiri dari
ayah, ibu, anak, dan anggota keluarga yang lain. Keluarga merupakan peletak dasar
bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, disinilah yang memberikan pengaruh
awal terhadap terbentuknya kepribadian. Rasa tanggung jawab dan kreativitas dapat
ditumbuhkan sedini mungkin sejak anak mulai berinteraksi dengan orang dewasa.
Orangtua adalah pihak yang bertanggung jawab penuh dalam proses ini. Salah satu
unsur kepribadian adalah minat. Minat berwirausaha akan terbentuk apabila keluarga
memberikan pengaruh positif terhadap minat tersebut, karena sikap dan aktifitas
sesama anggota keluarga saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak
langsung. Orang tua yang berwirausaha dalam bidang tertentu dapat menimbulkan
minat anaknya untuk berwirausaha dalam yang sama pula (Suhartini, 2011).
Penelitian yang dilakukan oleh Suhartini (2011) menyimpulkan bahwa
lingkungan keluarga berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Semakin kondusif
lingkungan keluarga disekitarnya maka akan semakin mendorong seseorang untuk
menjadi seorang wirausaha. Apabila lingkungan keluarga mendukung maka
seseorang akan semakin tinggi niatnya untuk menjadi wirausaha dibandingkan jika
tidak memiliki dukungan dari lingkungan keluarga.

15

C. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha


Pendidikan,pengetahuan yang di dapat selama kuliah merupakan modal dasar
yang digunakan untuk berwiraswasta, juga keterampilan yang didapat selama di
perkuliahan terutama dalam mata kuliah praktek.
Apabila pendidikan memadai maka seseorang akan siap untuk menjadi
seorang wirausaha dan memimpin anak buahnya. Latar belakang pendidikan
seseorang terutama yang terkait dengan bidang usaha, seperti bisnis dan manajemen
atau ekonomi dipercaya akan mempengaruhi keinginan dan minatnya untuk memulai
usaha baru di masa mendatang. Sinha (1996) melakukan studi di India dan
membuktikan bahwa latar belakang pendidikan menjadi salah satu penentu penting
intensi kewirausahaan dan kesuksesan usaha yang dijalankan. Penelitian lain, Lee
(1997) yang mengkaji perempuan wirausaha menemukan bahwa perempuan
berpendidikan universitas mempunyai kebutuhan akan prestasi yang tinggi untuk
menjadi wirausaha.
Penelitian yang dilakukan oleh Suhartini (2011) menyimpulkan bahwa
pendidikan berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Jadi apabila seseorang
mendapatkan pendidikan tentang kewirausahaan, maka ia akan semakin memahami
keuntungan menjadi seorang wirausaha dan semakin tertarik untuk menjadi seorang
wirausaha. Dengan demikian dapat dikatakan terdapat pengaruh antara pendidikan
kewirausahaan terhadap minat berwirausaha.
Minat karir berwirausaha pada seseorang dibentuk melalui pengalaman
langsung atau pengalaman yang mengesankan dan hal ini akan menyediakan
kesempatan bagi individu untuk mempraktekkan, memperoleh umpan balik dan
mengembangkan keterampilan yang mengarah pada efikasi personal dan pengharapan
atas hasil yang memuaskan (Lent, Brown dan Hacket, dalam Farzier dan Niehm,
2008). Faktor penting yang mempengaruhi pengembangan karir dalam diri seseorang
adalah pengaruh keluarga, pendidikan dan pengalaman kerja pertama.

16

Sedangkan Dewi (2010) menyatakan bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi


minat berwirausaha mahasiswa yaitu :
1. Faktor intrinsic.
Faktor intrinsik terdiri dari perasaan dan emosi, pendapatan, motivasi
dan cita-cita, dan harga diri.
2. Faktor ekstrinsik
Faktor ekstrinsik terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan
masyarakat, peluang, dan pendidikan dan pengetahuan. Untuk faktor
ekstrinsik yang memiliki pengaruh paling tinggi adalah faktor peluang
dengan persentase sebesar 48% dan memiliki pengaruh paling rendah
adalah lingkungan keluarga dengan persentase 40%.

2.4 Faktor-Faktor Penyebab Keberhasilan Dan Kegagalan Wirausaha


2.4.1 Faktor Penyebab Keberhasilan Wirausaha
Menurut Hendro ( 2011 : 47-50 ) ada beberapa faktor yang menyebabkan
wirausaha berhasil adalah :
1. Faktor Peluang
2. Faktor SDM
3. Faktor Keuangan
4. Faktor Organisasional
5. Faktor Perencanaan
6. Faktor Pengelolaan usaha
7. Faktor Pemasaran dan Penjualan
8. Faktor Administrasi
9. Faktor Peraturan Pemerintah, Politik, Sosial, dan Budaya Lokal

17

10. Catatan Bisnis


2.4.2 Faktor Penyebab Kegagalan Wirausaha
Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003:44-45) ada beberapa faktor yang
menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usahanya :
1) Tidak kompeten dalam manajerial.
Tidak kompeten atautidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola
usaha merupakan factor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang
berhasil.
2) Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan .
Mengkoordinasikan, ketrampilan mengelola SDM, maupun kemampuan
mengintegrasikan operasi perusahaan.
3) Kurang dapat mengendalikan keuangan.
Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik factor yang paling utama dalam
keuangan adalah memelihara aliran kas. Yaitu mengatur pengeluaran dan
penerimaan secara cermat.
4) Gagal dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam
perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
5) Lokasi yang kurang memadai .
Lokasi usaha yang strategis merupakan factor yang menentukan keberhasilan
usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakiatkan perusahaan sukar
beroperasi karena kurang efisien.
6) Kurangnya pengawasan peralatan .
Pengawasan erat hubungannya dengan efisiensi dan efektifitas. Kurang
pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan efektif.
7) Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha .

18

Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha


yang

dilakukan

menjadi labil

dan gagal.

Dengan sikap setengah

hati,kemungkinan gagal menjadi besar.


8) Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melaksanakan perubahan,tidak
akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha
hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu
membuat peralihan setiap waktu.
2.5 Macam-macam Tipe Kewirausahaan
Seiring berkembangnya teknologi baru dalam kehidupan bermasyarakat,
tentunya hal itu memiliki dampak positif bagi umat manusia. Umat manusia memiliki
kesempatan untuk bisa merasakan barang dan jasa hasil ciptaan dari teknologi yang
dahulu hanya bisa dirasakan oleh orang tertentu, seperti kalangan pejabat, dan orang
kaya.
Dengan berkembangnya teknologi, maka berkembang pula kebutuhankebutuhan baru dalam kehidupan masyarakat. Kebutuhan-kebutuhan baru tersebut
niscaya akan membukakan ruang-ruang kesempatan usaha yang baru. Muncul banyak
wirausaha jenis baru yang tidak hanya menghasilkan barang dan jasa.
Berikut adalah tipe-tipe wirausaha baru yang muncul sejalan dengan semakin
pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi :
A. Business Entrepreneur
Tipe paling mendasar dalam wirausaha adalah wirausaha bisnis, yaitu
wirausaha yang bergerak dalam bidang produksi barang dan jasa serta pemasarannya.
Banyak orang yang bertanya "apa bedanya pengusaha biasa dengan wirausahawan
bisnis? padahal mereka melakukan hal yang sama, yaitu menghasilkan barang dan
jasa serta memasarkannya."

19

Dalam pertanyaan tersebut, sanabila.com akan memberikan gambaran


mengenai

perbedaan

pengusaha

biasa

dengan

Penguasaha Biasa

seorang

wirausahawan.

Wirausahawan Bisnis

Memiliki sebuah usaha


Biasanya bermain aman
Biasanya berorientasi laba
Mendapatkan usaha dari membeli, donasi,

Memiliki sebuah usaha


Tegas dan ambisius
Berorientasi pelanggan
Mencipta idenya sendiri dan mengubahnya

atau warisan
Umumnya mengikuti pola yang sudah umum
Bekerja untuk perusahaan
Biasanya merekrut orang untuk turut andil

menjadi bisnis
Seorang inovator
Perusahaan bekerja untuknya
Merekrut orang untuk membuat hidup mereka

dalam menghasilkan laba

lebih baik

Intinya perbedaan dari penguasaha biasa dan wirausahawan bisnis adalah


bahwa penguasa biasa menjalankan bisnis di bidang yang sudah lazim dengan produk
yang lazim pula, sedangkan wirausahawan bisnis membangun bisnisnya dari ide
inovatifnya sendiri, serta lebih fokus pada kualitas produk dan kepuasan pelanggan
ketimbang terlalu fokus pada laba.
B. Creative Entrepreneur
Creative entrepreneur adalah orang yang bergerak di bidang usaha
menciptakan atau memanfaatkan pengetahuan dan informasi. Contohnya adalah
orang yang bergerak di bidang pembuatan film, iklan, video game, penerbitan buku,
musik, dan sebagainya.
Dalam semua bidang tersebut, yang menjadi modal utamanya adalah
kreativitas dalam mencipta suuatu produk. Setiap produk yang dihasilkan oleh

20

creative entrepreneur merupakan produk yang unik dan karena itu memiliki
perjalanan hidupnya masing-masing.
Difinisi lain tentang creative entrepreneur yaitu dari seorang konsultan
kebijakan, John Howkins. John Howkins mendefinisikan creative entrepreneur
sebagai orang yang 'menggunakan kreativitas untuk memunculkan kekayaan di dalam
diri mereka sendiri' ketimbang menggunakan modal eksternal.
D. Technopreneur
Technopreneur adalah seorang wirausahawan yang menghasilkan kekayaan
dengan

cara

memanfaatkan

teknologi

informasi

yang

pesat

berkembang.

Membicarakan technopreneurship ini sangat menarik karena banyak begitu banyak


inovasi teknologi informasi, seperti Google maupun Apple yang tumbuh menjadi
sangat besar.
Seorang technopreneur adalah seorang yang berusaha memberikan layanan
yang memberikan nilai tambah, rasa gembira, atau ketagihan kepada mereka yang
menikmati

produknya

dengan

memanfaatkan

teknologi

informasi.

E. Social entrepreneur
Social entrepreneur adalah seorang wirausahawan yang bergerak di bidang
usaha perbaikan kondisi-sosial, lingkungan, pendidikan, dan ekonomi masyarakatnya.
Social entrepreneur adalah seorang yang menjalankan usahanya menciptakan
perbaikan social melalui pasar.

F. Academic Entrepreneur
Academic Entrepreneur merupakan akademisi yang mengajar atau mengelola
lembaga pendidikan dengan pola dan gaya entrepreneur sambil tetap menjaga tujuan
mulia pendidikan.

21

H. Government entrepreneur
Government entrepreneur merupakan seseorang atau sekelompok orang yang
memimpin dan mengelola lembaga negara atau instansi pemerintahan dengan jiwa
dan kecakapan wirausaha.
Sebenarnya tujuan dari pembelajaran kewirausahaan adalah bagaimana
mentransformasikan jiwa, sikap dan perilaku wirausaha dari kelompok business
entrepreneur yang dapat menjadi bahan dasar guna merambah lingkungan
entrepreneur lainnya, yakni academic, government dan social entrepreneur.

Jenis Kewirausahaan di Lihat dari Kepribadian Wirausahaan :


1) Innovating Entrepreneurship
Bereksperimentasi secara agresif, trampil mempraktekkan transformasitransformasi atraktif
2) Imitative Entrepreneurship
Meniru inovasi yang berhasil dari para Innovating Entrepreneur
3) Fabian Entrepreneurship
Sikap yang teramat berhati-hati dan sikap skeptikal tetapi yang segera
melaksanakan peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, apabila mereka tidak
melakukan hal tersebut,mereka akan kehilangan posisi relatif pada industri
yang bersangkutan.
4) Drone Entrepreneurship
Drone = malas. Penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk
melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus produksi sekalipun hal
tersebut akan mengakibatkan mereka merugi diandingkan dengan produsen
lain.
Di banyak negara berkembang masih terdapat jenis entrepreneurship yang lain
yang disebut sebagai Parasitic Entrepreneurship, dalam konteks ilmu ekonomi
disebut sebagai Rent-seekers (pemburu rente).

22

2.6 Tahapan Melakukan Wirausaha .


Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha terdiri dari :
1) Tahap Memulai.
Tahap ini dimana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha
mempersiapkan segala seuatu yang diperlukan,di awali dengan melihat
peluang usaha baru yang mungkin,apakah membuka usaha baru atau
melakukan franchising. Juga memilih usaha yang akan dilakukan apakah di
bidang pertanian,industri atau manufaktur, maupun produksi atau jasa.
2) Tahap melaksanakan usahan.
Tahap ini seseorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang
terkait dengan usahanya. Mencakup aspek-aspek : Pembiayaan, SDM,
Kepemilikan,

Organisasi,

Kepemimpinan

yang

meliputi

bagaimana

pengambilan resiko dan mengambil keputusan pemasaran dan melakukan


evaluasi.
3) Mempertahankan usaha.
Tahap ini dimana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai
untuk ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
4) Mengembangkan usaha .
Tahap dimana jika hasil yang diperoleh tergolong psitif atau
mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha yang
menjadi salah satu pilihan yang mungkin di ambil.
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996 ) proses
kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh
berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti
pendidikan, sosiologi,organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor
tersebut membentuk locus of control, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan

23

pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausaha yang besar. Secara


internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti
locus of control, toleransi, nilai-nilai,pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor
yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model peran,
aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembangan menajdi
kewirausahaan melalui proses yang dipengrauhi lingkungan, organisasi dan
keluarga (Suryana, 2001 : 34).
Secara ringkas, model proses kewirausahaan mencakup tahap-tahap berikut
(Alma, 2007: 10 12) :
1. proses inovasi
2. proses pemicu
3. proses pelaksanaan
4. proses pertumbuhan
Berdasarkan analisis pustaka terkait kewirausahaan, diketahui bahwa aspekaspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan wirausaha adalah :
a. mencari peluang usaha baru : lama usaha dilakukan, dan jenis usaha
yang pernah dilakukan
b. pembiayaan : pendanaan jumlah dan sumber-sumber dana
c. SDM : tenaga kerja yang dipergunakan
d. kepemilikan : peran-peran dalam pelaksanaan usaha
e. organisasi : pembagian kerja diantara tenaga kerja yang dimiliki
f. kepemimpinan : kejujuran, agama, tujuan jangka panjang, proses
manajerial(POAC)
g. Pemasaran : lokasi dan tempat usaha

24

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

25

Kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin, proses sistematis penerapan


kreativitas dan keinovasian dalam memenuhi kebutuhan dan peluang pasar.

Munculnya kewirausahaan didorong oleh banyak faktor, yang semua itu


terangkum dalam faktor internal dan eksternal.

Kesuksesan dalam berwirausaha tidak lepas dari faktor diri sendiri dan faktor
lingkungan, dan sebaliknya faktor yang menyebabkab kegagalan dalam
berwirausaha pun dipengaruhi oleh faktor diri sendiri dan lingkungan

3.2 Kritik dan Saran


Saya selaku penulis makalah ini menyadari masih banyak kesalahan dan
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari segenap pembaca sekalian.
Semoga di hari kemudian dapat menjadikan sempurnanya makalah kami.

Daftar Pustaka
Alma, Prof. Dr. Buchari, 2007, Kewirausahaan, Edisi Revisi, Penerbit Alfabeta,
Bandung.
Hendro. 2011 . Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta : Penerbit Erlangga.

26

Ciputra, 2008. Quantum Leap: Bagaimana Entrepreneurship Dapat Mengubah Masa


Depan Anda dan Masa Depan Bangsa, Cetakan Pertama, Penerbit PT Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Dewanti, Retno, 2008. Kewirausahaan, Edisi Pertama, Penerbit Mitra Wacana Media,
Jakarta.
Hendro. 2011 . Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Hisrich, Robert D., Michael P.Peters dan Dean A. Shepherd, 2008. Kewirausahaan,
Edisi 7, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Indarti, Nurul dan Rokhima Rostianti, (2008). Intensi Kewirausahaan Mahasiswa:
Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia, Ekonomika dan Bisnis
Indonesia, Oktober, 23 (4).
Kasmir, 2007, Kewirausahaan, PT RajaGrafindo Perkasa, Jakarta.
Lupiyoadi, Rambat, 2007. Entrepreneurship From Mindset To Strategy, Cetakan
Ketiga, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Riyanti, Benedicta Prihatin Dwi, 2003. Kewirausahaan Dipandang dari Sudut
Pandang Psikologi Kepribadian, Cetakan Pertama, Penerbit PT Grasindo, Jakarta.
Suryana . 2001 . Kewirausahaan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Tarmudji, Tarsis, 1996. Prinsip-prinsip Kewirausahaan, Liberti, Yogyakarta.
Yuwono, Susatyo dan Partini, (2008). Pengaruh Pelatihan Kewirausahaan Terhadap
Tumbuhnya Minat Berwirausaha, Jurnal Penelitian Humaniora, Vol 9 No 2, Agustus,
119 127
Zimmerer, Thomas W. dan Norman Scarborough, 2004. Pengantar Kewirausahaan
dan Manajemen Bisnis Kecil, Gramedia, Jakarta.

27

Anda mungkin juga menyukai