Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH FARMAKOLOGI TOKSIKOLOOGI

ANTI ANGINA

Disusun Oleh :
Kelompok 7
Nurfaida ( G 701 15 101 )
Sinta ( G 701 15 104 )
Niluh Clarita Sulastra ( G 701 15 266 )
Geyke Gill Tania ( G 701 15 201 )
Tatat Rahmita Utami ( G 701 15 126 )
Anabel Adrea Valeska Sanampe ( G 701 15 054 )
Muaadzatul Izzah Sudarman ( G 701 15 024 )
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2016

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul Anti angina ini dengan baik meskipun banya kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usaha demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa depan yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angina pectoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan
episode atau paroksisma nyeri atau perasaan tertekan di dada depan, penyebab
diperkirakan berkurangnya aliran darah koroner, menyebabkan suplai oksigen ke
jantung tidak adekuat atau dengan kata lain, suplai kebutuhan jantung meningkat.
Angina biasanya diakibatkan oleh penyakit aterosklerotik dan hampir selalu
berhubungan dengan sumbatan arteri koroner utama (Barbara C Long, 2006).
Di Amerika Serikat di dapatkan bahwa kurang lebih 50% dari penderita
penyakit jantung koroner mempunyai manifestasi awal angina pectoris stabil
(APS). Jumlah pasti penderita angina pectoris sulit diketahui. Dilaporkan bahwa
insiden angina pectoris pertahun pada penderita diatas usia 30 tahun sebesar 213
penderita per 100.000 penduduk. Asosiasi jantung Amerika memperkirakan ada
6.200.000 penderita APS ini di Amerika Serikat. Tapi data ini nampaknya sangat
kecil di bandingkan dari laporan dua studi besar dari Olmsted Country dan
Framingham yang mendapatkan bahwa kejadian infark miokard akut sebesar 3%
sampai 3,5% dari penderita angina pectoris pertahun atau kurang lebih 30
penderita angina pectoris untuk setiap penderita infark miokard akut (Tucker,
2008).
Di Indonesia penyakit jantung adalah pembunuh nomor tiga. Jantung
adalah organ tubuh yang bekerja paling kuat. Setiap harinya organ tubuh ini
memompa 16.000 liter darah keseluruh tubuh melalui pembuluh darah sekitar
90.000 km. Walaupun relative kecil, namun organ ini bekerja dua kali lebih keras
dari pada betis pelari sprint atau otot petinju kelas berat. Tidak ada otot kecuali
otot rahim wanita yang bekerja siang dan malam selama 70 tahun atau lebih
seperti jantung. Berikut ini terdapat beberapa anjuran yang akan berguna bagi
pemeliharaan kesehatan jantung. Namun, yang perlu ditekankan bahwa dengan
mengikuti anjuran-anjuran bukan berati kita akan kebal terhadap penyakit

jantung, sebab sampai sekarang belum ada sesuatupun yang dapat memberi
kekebalan seperti itu (Barbara C. Long, 2006).
Mengingat banyaknya jumlah penderita angina pectoris dan kerugian yang
ditimbulkan terutama secara ekonomi, diperlukan penatalaksanaan yang lebih
komperehensif. Tetapi angina pectoris stabil terutama ditujukan untuk
menghindarkan terjadinya infark miokard akut dan kematian sehingga
meningkatkan harapan hidup serta mengurangi gejala dengan harapan
meningkatnya kualitas hidup. Pada penderita yang berdasarkan riwayat penyakit
dan pemeriksaan awal didapatkan kemungkinan sedang atau tinggi untuk
menderita suatu penyakit jantung koroner perlu dilakukan tes secara noninvasive
maupun invasive untuk memastikan diagnose serta menentukan sertifikasi resiko.
Penderita angina pectoris stabil dengan resiko tinggi atau resiko sedang yang
kurang berhasil dengan terpi standar, perlu dilakukan tindakan revaskularisasi,
terutama bila penderita memang menghendaki. Walaupun telah banyak kemajuan
dalam

penatalaksanaannya.

(Departemen

ilmu

penyakit

kedokteran universitas Indonesia, 2006 ).

B.

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Bagaimana anatomi dan fisiologi jantttung?


Apakah Pengertian angina pectoris?
Ada berapa klasifikasi angina pektoris?
Bagaimanakah penanda angina pektoris?
apakah tjuan terapi angina pectoris?

dalam

fakultas

6.
C.

Bagaimanakah terapi non farmakologi dam farmakologi angina pectoris?

Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mengetahui anataomi dan fisiologi jantung


Mengerti angina pektoris.
Mengetahui klasifikasi angina pectoris
Mengetahui tanda gejala angina pectoris.
Mengetahui terapi angina pectoris
Mengetahui terapi non farmakologi dan farmakologi.

BAB II
ISI
II.1 Antaomi dan fisiologi Jantung

Secara fisiologi, jantung adalah salah satu organ tubuh yang paling vital
fungsinya dibandingkan dengan organ tubuh vital lainnya. Dengan kata lain, apabila
fungsi jantung mengalami gangguan maka besar pengaruhnya terhadap organ-organ
tubuh lainya terutama ginjal dan otak. Karena fungsi utama jantung adalah sebagai
single pompa yang memompakan darah ke seluruh tubuh untuk kepentingan
metabolisme sel-sel demi kelangsungan hidup.
Jantung adalah salah satu organ penting dalam tubuh kita. Fungsi jantung
secara umum adalah bekerja sebagai pompa. Fungsi pompa ini adalah kaitannya
dengan sistem peredaran tubuh sehingga ketika jantung bekerja untuk dan dalam
rangka memompakan darah ke seluruh jaringan tubuh kita.
Jantung adalah sebuah pompa yang memiliki empat bilik. Dua bilik yang
terletak di atas disebut Atrium, dan dua yang di bawah disebut Ventrikel.
Jantung juga dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kanan yang bertugas

memompa darah ke paru-paru, dan bagian kiri yang bertugas memompa darah ke
seluruh tubuh manusia.
Atrium dan ventrikel masing-masing akan dipisahkan oleh sebuah katup,
sedangkan sisi kanan dan kiri jantung akan dipisahkan oleh sebuah sekat yang
dinamakan dengan septum.
Katup jantung berfungsi terutama agar darah yang telah terpompa tidak
kembali masuk ke dalam lagi.
II.2 Sistem peredaran Darah
a. Peredaran Darah Kecil
Istilah peredaran darah kecil sering kali disebut dengan peredaran
darha pulmonalis dimana jalur aliran darah di dalam tubuh lebih pendek yaitu
dimulai dari Jantung Paru Paru jantung Kembali. Nah berikut ini
jalur peredaran darah kecil secara lengkap.
Dimulai dari darah mengalir melalui Jantung bagian ventrikel kanan
(bilik kanan), kemudian darah menuju arteri pulmonalis, Kemudian darah
masuk ke dalam Paru paru. dari paru paru darah bergerak mengalir
melalui vena pulmonalis menuju ke jantung tepatnya di bagian serambi kiri
(atrium kiri).

b. Peredaran Darah Besar


Istilah peredaran darah besar sering kali disebut sebagai peredaran
darah sistemik. Adapun jalur peredaran daranya cukup jauh karena melalui

seluruh tubuh. Secara singkat peredaran darah besar dimulai dari Jantung
Seluruh Tubuh Jantung. Nah penjabarannya sebagai berikut :
Darah yang mengandung oksigen tinggi bergerak dari ventrikel kiri
(bilik kiri). dari sini kontraksi menyebabkan katub aorta terbuka. dari aorta
darah mengalir ke seluruh tubuh melalui arteri yang terhubung ke seluruh
tubuh anda sehingga darah yang kaya akan oksigen dapatt tersalurkan ke
wilayah yang membutuhkan. Setelah tiba di bagian pembuluh kapiler maka
terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida. Darah yang mengandung
karbondioksida bergerak kembali menuju ke vena cava. darah yang terdapat
pada bagian bawah jantung anda akan bergerak ke vena cava inferior, adapun
darah yang terdapat pada bagian atas jantung akan bergerak ke vena cava
superior.
Kedua vena cava tersebut akan memiliki ujung di atrium kanan dengan
membawa darah yang mengandung karbondioksida yang tinggi. Proses ini
berlangsung secara terus menerus hingga seseorang meninggal.

(Gambar Sistem Peredaran Darah )

II.3 Sistol dan Distol


Saat pemeriksakan kesehatan, contohnya seperti sebelum melakukan
pengambilan darah pada saat donor darah, biasanya calon pendonor akan
diperiksa terlebih dahulu oleh petugas PMI. Pemeriksaan yang dilakukan
adalah (1) Memeriksa kadar Hb dalam darah, (2) Memeriksa tekanan darah.
Kemudian petugas PMI akan menuliskan hasil dari pemeriksaan tersebut.
Petugas memberitahukan bahwa hasil dari kadar Hb adalah 13 dan tekanan
darah Anda 110/70 mmHg. Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas
tentang sistole dan diastole.

Dengan hasil yang demikian, biasanya petugas kesehatan hanya akan


memberitahukan bahwa tekanan darah Anda normal. Namun, tahukah Anda
arti dari angka tersebut? Apa pengaruhnya terhadap kesehatan, terutama
kesehatan jantung yang mengontrol tekanan darah seseorang?
Dalam dunia kesehatan, angka hasil pemeriksaan tekanan darah
disebut dengan sistole dan diastole. Sistole merupakan hasil tekanan darah
yang biasanya digambarkan pada angka pertama yang menunjukkan tekanan
darah seseorang yang terjadi pada saat jantung bekerja. Sedangkan angka
kedua disebut dengan diastole yang menunjukkan tekanan darah seseorang
saat posisi jantung sedang beristirahat. Pada umumnya, tekanan darah orang
yang normal dan sehat adalah 120/80 mmHg. Angka 120 merupakan tekanan
sistole dan angkla 80 adalah tekanan diastole.
Tekanan darah sistole merupakan tekanan darah yang terukur pada
saat ventrikel kiri jantung berkontraksi. Darah mengalir dari jantung ke
pembuluh darah sehingga pembuluh darah teregang maksimal. Pada keadaan
sistole, otot jantung berkontraksi.
Tekanan darah diastole merupakan tekanan darah yang terjadi pada
saat jantung berelaksasi. Pada saat diastole, tidak ada darah yang mengalir
dari jantung ke pembuluh darah sehingga pembuluh darah dapat kembali ke
ukuran normalnya sementara darah didorong ke bagian arteri lebih distal
Sistol adalah fase dalam siklus jantung ketika kontraksi ventrikel
untuk memompa darah ke dalam arteri. Diastol adalah fase rileks dari siklus
jantung ketika seluruh jantung santai dan darah mengalir ke bilik atas jantung.
Fase sistolik dan diastolik siklus jantung diukur dalam bentuk tekanan darah
dengan menggunakan sphygmomanometer (manual atau elektronik).

II.4 Angina Pektoris


Angina pektoris berasal dari bahasa Yunani, ankhon, yang berarti
mencekik dan pectus yang berarti dada. Jadi, angina pectoris dapat
diartikan sebagai rasa tercekik di dada. Angina pectoris sebenarnya bukan
penyakit, tetapi merupakan gejala dari penyakit lainnya pada umumnya adalah
penyakit arteri koroner (coronary artery disease) atau penyakit jantung
koroner walaupun dapat juga disebabkan penyakit lain yang nanti akan
dibahas.
Penyakit arteri koroner umumnya disebabkan oleh pengendapan zat
lemak di dinding bagian dalam arteri yang disebut aterosklerosis atau
arteriosklerosis.
Beberapa pengertian Angina Pectoris / Pektoris dari beberapa sumber
literatur :

Nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai respons terhadap
suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel miokardium. Nyeri angina dapat
menyebar ke lengan kiri, ke punggung, rahang atau ke daerah abdomen.
(Corwin, 2009).

Rasa nyeri terikat atau tertekan atau rasa tidak enak pada dada yang khas
akibat dari iskemia otot jantung, bentuk yang klasik tercetus oleh kerja fisik
dan menghilang dengan istirahat. (Ovedoff, 2002)

Suatu sindrom klinis berupa serangan sakit dada yang khas, yaitu seperti
ditekan atau terasa berat di dada yang sering kali menjalar ke lengan kiri. Hal
ini biasa timbul saat pasien melakukan aktivitas dan segera hilang saat
aktivitas dihentikan. (Mansjoer, 2001)

Nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik miokard dan bersifat sementara
atau reversibel. (Dasar-dasar kardiotoraksik, 1993)

Suatu sindroma akut dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas
yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke
lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila
aktifitas berhenti. (Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah Noer, 1996)

Suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis rasa tidak nyaman
yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum. (Penuntun Praktis
Kardiovaskuler).

Walaupun telah banyak kemajuan dalam penatalaksanaannya, penyakit


jantung koroner (PJK) sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang cukup penting. Di Negara-negara maju dan beberapa Negara
berkembang seperti Indonesia, PJK merupakan penyebab kematian utama. Di
Amerika Serikat didapatkan bahwa kurang lebih 50 % dari penderita PJK
mempunyai manifestasi awal Angina Pektoris Stabil ( APS ). Jumlah pasti
penderita angina pectoris ini sulit diketahui. Dilaporkan bahwa insidens
angina pectoris pertahun pada penderita diatas usia 30 tahun sebesar 213
penderita per 100.000 penduduk. Asosiasi jantung Amerika memperkirakan
ada 6.200.000 penderita APS ini di Amerika serikat. Tapi data ini nampaknya
sangat kecil bila dibandingkan dengan laporan dari dua studi besar dari
Olmsted Country dan Framingham, yang mendapatkan bahwa kejadian infark
miokard akut sebesar 3% sampai 3.5% dari penderita APS pertahun, atau
kurang lebih 30 penderita APS untuk setiap penderita infark miokard akut.
Mengingat banyaknya jumlah penderita APS dan kerugian yang
ditimbulkannya terutama secara ekonomi, diperlukan penatalaksanaan yang

lebih komprehensif. Tetapi APS terutama ditujukan untuk menghindarkan


terjadinya infark miokard akut dan kematian sehingga meningkatkan harapan
hidup, serta mengurangi gejala dengan harapan meningkatnya kualitas hidup.
Pada penderita yang berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan awal
didapatkan kemungkinan sedang atau tinggi untuk menderita suatu PJK perlu
dilakukan test secara non invasif maupun invasive untuk memastikan diagnosa
serta menentukan stratifikasi resiko. Penderita APS dengan resiko tinggi atau
resiko sedang yang kurang berhasil dengan terapi standart, perlu dilakukan
tindakan revaskularisasi, terutama bila penderita memang menghendaki.
Jantung merupakan organ vital bagi tubuh yang terletak dalam ruang
mediastinum rongga dada, yaitu diantara paru. Organ ini memiliki empat ruang
yaitu atrium kanan, ventrikel kanan, atrium kiri, dan ventrikel kiri. Secara
fungsional jantung dibagi menjadi pompa sisi kanan dan kiri, yang memompa
darah vena ke sirkulasi paru, dan darah bersih ke peredaran sistemik.
Pembagian fungsi ini mempermudah konseptualisasi urutan darah secara
anatomi, yaitu mulai dari vena kava, atrium kanan, ventrikel kanan, arteria
pulmonaris, paru, vena pulmonaris, atrium kiri, ventrikel kiri, aorta, arteria,
arteriola, kapiler, venula, vena, dan vena kava(1).
Jantung terdiri dari tiga lapis, yaitu lapisan luar (perikadium), lapisan tengah
(miokardium), dan lapisan paling dalam yang disebut endokardium. Masing-masing
lapisan jatung ini dapat berkontraksi, kontraksi miokardium yang berirama dan
sinkron menyebabkan darah dipompa masuk kedalam sirkulasi sistemik. Volume
darah yang dipompa oleh tiap ventrikel per menit disebut curah jantung. Curah
jantung rata-rata adalah 5L/menit. Curah jantung sendiri bergantung pada hubungan
antara frekuensi jantung dan curah sekuncup. Curah sekuncup merupakan volume
darah yang dipompa oleh ventrikel per detik. Curah sekuncup sendiri dipengaruhi
oleh 3 hal, yaitu : Preload (beban awal), afterload (beban akhir) dan kontraktilitas
jantung). Pada jantung normal peningkatan preload akan meningkatkan curah

sekuncup, sehingga akan menyebabkan terjadi perlambatan frekuensi jantung dan


curah jantung dapat dipertahankan stabil(1).
Setiap siklus jantung terdiri dari urutan peristiwa listrik dan mekanik yang
saling terkait. Gelombang ransangan listrik tersebar dari nodus SA melalui
sistem konduksi menuju miokardium untuk merangsang kontraksi otot, yang
disebut depolarisasi, dan diikuti pemulihan listrik kembali yang disebut
repolarisasi. Potensial aksi yang terjadi pada sel kontraktil otot jantung
memperlihatkan sebuah fase yang khas, dimana terdapat fase datar (plateu).
Pada saat membran mengalami eksitasi, terjadi perubahan gradien membran
secara cepat akibat masuknya Na+. Membran pun mengalami potensial aksi.
Segera setelah potensial aksi dicapai, permeabilitas membran terhadap Na+
berkurang. Namun uniknya, membran potensial dipertahankan selama beberapa
ratus milidetik sehingga menghasilkan fase datar (plateu) potensial aksi.
Perubahan voltase yang mendadak selama fase naik menuju potensial aksi
menimbulkan 2 perubahan yang turut serta mempertahankan fase datar tersebut,
yaitu pengaktifan slow L-type Ca2+ channel dan penurunan permeabilitas K +.
Pembukaan Ca2+ channel menyebabkan influks Ca2+ yang bermuatan positif.
Penurunan aliran K+ mencegah repolarisasi cepat membran sehingga
mempertahankan fase datar. Fase turun potensial aksi yang berlangsung cepat
terjadi akibat inaktivasi Ca2+ channel dan peningkatan permeabilitas K+. Selama
potensial aksi sel miokardium berlangsung, sejumlah besar ion Ca akan
berdifusi dari ekstrasel ke sitosol. Peran Ca2+ di sitosol adalah untuk berikatan
dengan kompleks troponin-tropomiosin sehingga memungkinkan terjadinya
kontraksi.
Tanda utama penyakit jantung iskemi adalah angina pektoris, yang
disebabkan oleh ketidakseimbangan hubungan antara pasokan dan kebutuhan
oksigen miokardial, dan dapat pula disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan
oksigen miokardial (bergantung pada frekuensi jantung, tegangan dinding
ventrikel dan daya kontraksi ventrikel), oleh penurunan pasokan oksigen

miokardial (terutama bergantung pada aliran darah koroner, tetapi terkadang


diubah oleh kemampuan darah mengangkut oksigen), atau terkadang oleh
keduanya(2).

Lokasi nyeri angina


Dikutip dari Webitou.com
Angina pektoris ditandai dengan rasa tidak nyaman dibagian tertentu, yaitu
di dada, rahang, bahu, punggung atau lengan. Serangan angina dapat terjadi karena
melakukan kegiatan fisik yang berat seperti berolahraga, menaiki tangga, atau karena
stress dan emosi. Namun kadangkala serangan angina datang secara tiba-tiba tanpa
didahului kegiatan fisik. Jika gejalanya hanya ringan mungkin bisa dihilangkan

dengan beristirahat sebentar, tapi pengobatan diperlukan bila rasa sakitnya tak
tertahankan lagi. Obat yang biasanya digunakan untuk meredakan keadaan angina
pectoris adalah nitrogliserin (NTG).
Penyakit ini dapat terjadi dalam pola yang stabil selama bertahun-tahun
atau dapat menjadi tidak stabil. Pada angina stabil yang tipikal, substrat patologisnya
biasanya berupa penyempitan aterosklerosis yang menetap pada arteri koroner
epikardium, selama beraktivitas, stress emosi, dan lain-lain, memperberat
peningkatan konsumsi oksigen miokardial. Sedangkan untuk pasien angina tidak
stabil disebabkan karena adanya pecahnya plak aterosklerosis yang disertai adhesi
atau agregasi platelet, dan menurunkan aliran darah koroner.

II.5 KlasifikasiAngina Pektoris


Berdasarkan kuantitas dan intensitasnya angina pectoris terbagi menjadi :
1. Angina Pektoris Stabil
Nyeri dada yang awalnya agak berat berangsur-angsur turun
kuantitas dan intensitasnya dengan atau tanpa pengobatan, berkurang
pada saat istirahat kemudian menetap pada aktivitas yang lebih berat
dari sehari-hari, dan dapat menjadi asimtomatik. Angina tidak berubah
dalam waktu 6 bulan. Disebabkan karena kebutuhan metabolik otot
jantung dan energi yang tidak dapat dipenuhi karena terdapat stenosis
yang menetap pada arteri koroner yang disebabkan oleh proses
aterosklerosis. Keluhan nyeri dada akan timbul bila melakukan suatu
pekerjaan.
Beberapa pencetusnya seperti:

d.

a.
Selalu timbul sesudah kegiatan berat
b. Timbul sesudah melakukan kegiatan sedang ( jalan cepat 1/2 km)
c.
Timbul sesudah melakukan kegiatan ringan (jalan 100 m)
Jika melakukan aktivitas yang ringan (jalan biasa)

Beberpa contoh angina stabil :

Angina Nokturnal : Nyeri terjadi saat malam hari, biasanya saat tidur, dapat
dikurangi dengan duduk tegak. Biasanya akibat gagal ventrikel kiri.

Angina Dekubitus : Angina saat berbaring

Iskemia tersamar : Terdapat bukti obyektif ischemia (seperti tes pada stress
tetapi pasien tidak menunjukkan gejala)

2.

Angina Pektoris Tidak Stabil


Nyeri dada biasanya lebih berat dan lebih lama, mungkin timbul pada
waktu istirahat atau aktivitas yang minimal, biasanya disertai dengan keluhan
sesak napas, mual, muntah, keringat dingin. Frekwensi, intensitas, dan durasi
serangan angina meningkat secara progresif. Rasa sakit di dada dapat
berlangsung selama 10 atau 15 menit dan tidak berkurang dengan istirahat
atau obat-obatan. Unstable angina tidak mengikuti pola tertentu seperti stable
angina dan dapat menjadi indikasi serangan jantung dalam waktu dekat.
Disebabkan primer oleh kontraksi otot poles pembuluh koroner sehinggga
mengakibatkan iskeia miokard. Patogenesis spasme tersebut hingga kini
belum dapat diketahui, kemungkinan tonus alphaadrenergik yang berlebihan.
Manifase pembuluh koroner yang paling sering adalah variant (prinzmental).
Angina jenis ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a.
b.

Angina yang baru terjadi (dalam 1 bulan)


Crescendo Angina (meningkatnya frekuensi atau keparahan dalam

c.

beberapa hari atau minggu)


Insufisiensi koroner akut (nyeri angina yang menetap pada saat istirahat

d.

tanpa adanya infark miokardium)


Angina Refrakter atau intraktabel, angina yang sangat berat sampai
tidak tertahan

3.

Varian angina (Angina Prinzmetal)


Nyeri angina yang bersifat spontan disertai elevasi segmen ST pada

EKG, di duga disebabkan oleh spasme arteri koroner. Variant angina dapat
diatasi dengan minum obat yang sesuai. Angina ini terjadi biasanya antara
tengah malam dan pagi hari. Disebabkan oleh vasospasma . Vasospasma
merupakan kekejangan yang disebabkan oleh penyempitan arteri koronari dan
berkurangnya aliran darah ke jantung. Angina jenis ini jarang terjadi.
Variant angina atau Prinzmetals angina pertama kali dikemukakan
pada tahun 1959 digambarkan sebagai suatu sindroma nyeri dada sebagai
akibat iskemia miokard yang hampir selalu terjadi saat istirahat. Hampir tidak
pernah dipresipitasi oleh stress / emosi dan pada pemeriksaan EKG
didapatkan adanya elevasi segmen ST.
Mekanisme iskemia pada Prinzmetals angina terbukti disebabkan
karena terjadinya spasme arteri koroner. Kejadiannya tidak didahului oleh
meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Hal ini dapat terjadi pada arteri
koroner yang mengalami stenosis ataupun normal. Proses spasme biasanya
bersifat lokal hanya melibatkan satu arteri koroner dan sering terjadi pada
daerah arteri koroner yang mengalami stenosis.
Penderita dengan Prinzmetals angina biasanya terjadi pada penderita
lebih muda dibandingkan dengan angina stabil ataupn angina tdiak stabil.
Seringkali juga tidak didapatkan adanya faktor risiko yang klasik kecuali
perokok berat. Serangan nyeri biasanya terjadi antara tengah malam sampai
jam 8 pagi dan rasa nyeri sangat hebat. Pemeriksaan fisik jantung biasanya
tidak menunjukkan kelainan.
Pemeriksaan elektrokardiografi menunjukkan adanya elevasi segmen ST
(kunci diagnosis). Pada beberapa penderita bisa didahului depresi segmen ST
sebelum akhirnya terjadi elevasi. Kadang juga didapatkan perubahan gelombang T
yaitu gelombang T alternan, dan tidak jarang disertai dengan aritmia jantung.
II.6 Penanda Angina Pektoris

Gejalanya antara lain muncul rasa tidak nyaman atau bahkan sakit di
dada baik ringan maupun berat, sesak dada, rasa nyeri, atau dada terasa
berat dimulai dari dada dan kadang menyebar ke punggung, leher, bahu
kiri, dan lengan bawah (terutama sebelah kiri). Kemungkinan nyeri terasa
menusuk atau panas seperti terbakar.Beberapa orang menggambarkannya
seperti sedang dibekap atau dicengkeram. Berkeringat, mual, kelelahan,
pusing, atau sesak napas juga dapat terjadi.
Gejala juga sering muncul saat Anda sedang istirahat, terjadi selang
seling, tahan lama, dan tidak dapat diprediksi maupun dibantu dengan
beristirahat atau minum obatobatan.Kemungkinan terdapat tandatanda atau
gejala yang tidak tercantum di atas. Jika Anda mempunyai kekhawatiran
tertentu mengenai gejala, silakan konsultasikan dengan dokter Anda.

II.7 Tujuan Terapi


Tujuan terapi pada angina pektoris stabil adalah memperbaiki
prognosis dan mencegah infark miokardium dan kematian serta mengurangi
atau menghilangkan gejala. Manajemen umumnya berupa pengendalian faktor
risiko (merokok, hipertensi, diabetes, hiperkolesterolemia, riwayat keluarga),
pengendalian aktivitas fisik, batasi penggunaan alkohol terutama pada pasien
hipertensi dan gagal jantung, serta mengontrol dampak psikologis pasien
terhadap penyakitnya.

II.8 Terapi Angina Pektoris


a. Terapi Farmakologi.
Nitrogliserin

Senyawa nitrat masih merupakan obat utama untuk menangani angina


pektoris. Nitrogliserin diberikan untuk menurunkan konsumsi oksigen jantung
yang akan mengurangi iskemia dan mengurangi nyeri angina.
Nitrogliserin adalah bahan vasoaktif yang berfungsi melebarkan baik
vena maupun arteria sehingga mempengaruhi sirkulasi perifer. Dengan
pelebaran vena terjadi pengumpulan darah vena diseluruh tubuh. Akibatnya
hanya sedikit darah yang kembali ke jantung dan terjadilah penurunan tekanan
pengisian (preload). Nitrat juga melemaskan anter terjadi pengumpulan darah
vena diseluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke jantung
dan terjadilah penurunan tekanan pengisian (preload). Nitrat juga melemaskan
anteriol sistemik dan menyababkan penurunan tekanan darah (afterload).
Semuanya

itu

berakibat

pada

penurunan

kebutuhan

oksigen

jantung,menciptakan suatu keadaan yang lebih seimbang antara suplai dan


kebutuhan.
Nitrogliserin biasanya diletakkan dibawah lidah (sublingual) atau di
pipi (kantong bukal) dan akan menghilangkan nyeri iskemia dalam 3 menit.
Penyekat Beta-adrenergik.
Obat ini merupakan terapi utama pada angina. Penyekat beta dapat
menurunkan kebutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan frekwensi
denyut jantung, kontraktilitas , tekanan di arteri dan peregangan pada dinding
ventrikel kiri. Efek samping biasanya muncul bradikardi dan timbul blok
atrioventrikuler. Obat penyekat beta antara lain : atenolol, metoprolol,
propranolol, nadolol.
Nitrat dan Nitrit

Merupakan vasodilator endothelium yang sangat bermanfaat untuk


mengurangi symptom angina pectoris, disamping juga mempunyai efek
antitrombotik dan antiplatelet. Nitrat menurunkan kebutuhan oksigen miokard
melalui pengurangan preload sehingga terjadi pengurangan volume ventrikel
dan tekanan arterial. Salah satu masalah penggunaan nitrat jangka panjang
adalah terjadinya toleransi terhadap nitrat. Untuk mencegah terjadinya
toleransi dianjurkan memakai nitrat dengan periode bebas nitrat yang cukup
yaitu 8 12jam. Obat golongan nitrat dan nitrit adalah : amil nitrit, ISDN,
isosorbid mononitrat, nitrogliserin.
Kalsium Antagonis
Obat ini bekerja dengan cara menghambat masuknya kalsium melalui saluran
kalsium, yang akan menyebabkan relaksasi otot polos pembulu darah sehingga terjadi
vasodilatasi pada pembuluh darah epikardial dan sistemik. Kalsium antagonis juga
menurunkan kabutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan resistensi vaskuler
sistemik. Golongan obat kalsium antagonis adalah amlodipin, bepridil, diltiazem,
felodipin, isradipin, nikardipin, nifedipin, nimodipin, verapamil.
b. Terapi Non Farmakologis
Ada berbagai cara lain yang diperlukan untuk menurunkan kebutuhan
oksigen jantung antara lain : pasien harus berhenti merokok, karena merokok
mengakibatkan takikardia dan naiknya tekanan darah, sehingga memaksa
jantung bekerja keras. Orang obesitas dianjurkan menurunkan berat badan
untuk mengurangi kerja jantung. Mengurangi stress untuk menurunkan kadar
adrenalin

yang

dapat

menimbulkan

vasokontriksi

pembuluh

darah.

Pengontrolan gula darah. Penggunaan kontra sepsi dan kepribadian seperti


sangat kompetitif, agresif atau ambisius.

Anda mungkin juga menyukai