Anda di halaman 1dari 7

NAMA : MUCHAMMAD EDO PRASETYO UTOMO

KELAS : AGROTEKNOLOGI
NIM

: 20120210054

Resume Jurnal Prospek pemuliaan ketahanan terhadap Tomato


Yellow Leaf
Curl Virus pada tanaman Tomat

Abstrak
Prospek pemuliaan ketahanan tanaman tomat terhadap virus Tomato
yellow-leaf

curl. Salah satu penyakit penting yang harus di perhatikan

pada tanaman tomat ialah, Tomato yellow-leaf curl (TYLC), disebabkan


oleh Tomato yellow leaf curl virus (TYLCV, genus Begomovirus, family
Geminiviridae) dan

di tularkan oleh

Bemicia

tabaci Genn.

Selain

menyerang tanaman tomat, TYLCV menyerang tanaman seperti cabai,


tembakau dan beberapa jenis rumput-rumputan. Beberapa cara sedang
di kembangkan untuk mengontrol TYLCV seperti penggunaan tanaman
(berbenih)
tanaman

sehat,
dan

pengendalian

vektor

dengan

pestisida,

rotasi

pemuliaan ketahanan terhadap TYLCV. Daya tahan

terhadap TYLCV sudah sangat komplek karena sudah terkontrol dengan


satu atau lima gen, meskipun itu resesif atau dominan. Metode
pengembangbiakan berdasarkan pada introgres ketahanan dan sifat
toleransi di beberapa jenis spesies tomat liar ke tanaman tomat
yang

sudah

spesies
teknik

diketahui.

tomat

bisa

Untuk

dilakukan

penemuan seperti

screening

dengan

immunosorbent
terutama

assay

secara umum

mengoptimalisasi
dengan

Squash

kombinasi

yang

tepat

dari

dengan

PCR,

dan

field

blot

triple-antibody
(TAS-ELISA).
pada

aktivitas pemilihan

sandwich

Dengan

pemurnian

teknologi

dan

isolasi

enzim-linked
yang
pada

teruji,
bagian

tertentu pada virus maka kita dapat mengoptimalkan proses pemilihan


untuk menghasilkan tenaman tahan virus secara cepat.

Summary
Terjadinya fluktuasi produksi tanaman tomat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan biotik dan abiotik diantaranya hama dan penyakit. Salah
satu penyakit penting pada tanaman tomat adalah Tomato yellow
Leaf

curl

(TYLC),

(TYLCV; genus

disebabkan

oleh

Tomato

yellow

leaf

curl

virus

Begomovirus, famili Geminiviridae) dan ditularkan oleh

Bemicia tabaci Genn. Penyakit TYLC mempunyai arti ekonomi yang


cukup penting karena dapat menurunkan hasil sampai 100%. Penyakit
TYLCV tidak ditularkan melalui biji tetapi ditularkan oleh B. tabaci
Gennadius secara persisten. B. tabaci biotipe B menularkan TYLCV dengan
frekwensi tinggi. Nimpa dapat memperoleh
pada

saat

dewasa.

Satu

serangga

virus

dapat

dan

menularkannya

memperoleh TYLCV dan

menularkannya pada tanaman tomat. Periode laten di dalam serangga


adalah 20-24 jam. TYLCV dapat bertahan dalam vektor selama 1-12 hari
dan jarang mencapai 20 hari. TYLCV termasuk genus Begomovirus, famili
Geminviridae mempunyai

single stranded (ss)

DNA

dengan

virion

isohedral ganda. Kebanyakan Begomovirus memiliki genom bipartit,


terdiri dari dua komponen DNA (DNA A dan B) dengan panjang 2,6
kb. Coat protein geminivirus merupakan faktor penentu yang diperlukan
untuk pemerolehan dan penularan virus oleh serangga vektor. Perubahan
CP gen pada whitefly yang menularkan African cassava mosaic virus
(ACMV) dengan leafhopper yang menularkan Beet curly top virus
menghasilkan leafhopper yang menularkan ACMV chimeric. Translokasi
geminivirus

didalam

lengkap. Satu

serangga

persamaan

vektornya

telah

belum

digambarkan

diketahui
antara

secara

penularan

luteovirus dan geminivirus menunjukkan bahwa virus ini pindah dari


gut ke haemocoel menuju salivary gland. Di dalam tanaman, virus
berkembang

dalam

floem

dan

menyebabkan

perubahan

cytologi

tanaman. Gejala serangan akan kelihatan 15 hari setelah inokulasi. Gen

ketahanan pada varietas tahan dikendalikan oleh satu atau lima


gen,

apakah

resesif atau

dominan,

tergantung

pada

tanamannya.

Menurut Vidavsky and Henryk (1998) bahwa analisis regresi terhadap


tingkat

kerentanan,

toleran

dan

tahan

pada

pesilangan

BC1F1

sampai BC1F4 menunjukkan bahwa sifat toleran dikontrol oleh satu gen
mayor dominan dan sifat tahan dikontrol oleh 2-3 gen resesif aditif.
Persilangan LA1777 x L. esculentum menghasilkan tanaman yang rentan
dan toleran, sementara persilangan LA386 x L. esculentum hanya
menghasilkan tanaman rentan. Hal ini menunjukkan bahwa gen yang
mengendalikan sifat tahan adalah resesif dan

gen

pengendali

sifat

toleran adalah parsial atau komplit dominan. Varietas tahan yang


pertama diperoleh adalah TY20.
tanaman

terdiri

dari

Pada

introduksi,

umumnya

hibridisasi,

metode

pemuliaan

dan seleksi.

Skrining

identifikasi ketahanan terhadap TYLCV merupakan langkah pertama


dalam pemuliaan untuk memperoleh varietas tahan. Skrining yang
dilakukan oleh Lieu (2000) di Thailan memperoleh galur tahan TYLCV
yaitu

TYLCV(271/1x26)-1

dan

dua

galur

liar

(L. Chilense dan L.

Hirsutum) tidak menunjukkan gejala TYLCV setelah umur 71 hari setelah


tanam dan

galur

lainnya

memperlihatkan

gejala

penyakit

yang

rendah yaitu CLN2117dc1-26-19-15, H24, Fl669sp, FL505, dan FL619.


Kelima

galur

tersebut

dapat

digabung

ketahanan

virusnya pada

varietas tomat komersial. Sebaliknya varietas tahan seperti Avinash #2,


FLA456-17, Fiona F1, dan FL 805 memperlihatkan infeksi TYLCV yang
cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa varietas tahan perlu dilindungi
dari serangga viruliferous dengan insektisida atau nets (kelambu) selama
bulan-bulan pertama setelah tanam. Vidavsky

dan

mengembangkan

mendapatkan varietas

metode

pemuliaan

untuk

Henryk

(1998)

tahan TYLCV dengan melakukan hibridisasi L. hirsutum yang tahan


terhadap TYLCV, hasilnya disilangkan dengan L. esculentum. F1 yang
toleran di backcross kembali dengan L. esculentum sampai BC1F4
emudian di selfing untuk mendapatkan tanaman yang tahan seperti
gambar 1.

A. Keuntungan dan kerugian tanaman transgenik


a. Keuntungan tanaman trangenik
Berdasarkan di atas

dapat diketahui bahwa

keuntungan tanaman

trangenik yaitu :
1.

Tanaman

dikarenakan

tahan
pada

terhadap

hama

dan

penyakit,

hal

tersebut

tanaman contoh tanaman tersebut (tomat) telah

disisipi gen yang resisten terhadap hama dan atau penyakit.

2. Mengurangi penggunaan pestisida bahkan tidak menggunakannya, hal


ini dikarenakan di dalam tubuh tanaman tersebut telah terdapat gen
yang resisten terhadap hama maupun penyakit sehingga tidak perlu
digunakan pestisida serta lebih ramah lingkungan.
3. Meningkatkan penghasilan petani, hal ini disebabkan berkurangnya
biaya penambahan produksi

(seperti

pestisida,

dan

pupuk)

dapat

ditekan karena tanaman transgenik telah resisten terhadap hama atau


penyakit maupun dapat memupuk dirinya sendiri. Selain itu, peningkatan
pendapatan petani dapat didapat karena hasil tanaman transgenik
lebih banyak karena tahan terhadap hama atau penyakit. Selain
berdasarkan jurnal di atas, keuntungan tanaman transgenik antara lain :
1.

Tanaman transgenik juga digunakan utnuk memproduksi zat-zat

tertentu, misalnya yang berguna di dunia farmasi.


2. Tanaman transgenik tahan terhadap faktor biotik (tahan hama
atau

penyakit) maupun abiotik.

Untuk

contoh

ketahanan

teradap

faktor abiotik yaitu tumbuhan yang dimodofikasi untuk menghasilkan


asam sitrat dalam jumlah banyak di akarnya sehingga bisa lebih toleran
terhadap kandungan alumunium yang tinggi di tanah yang asam (de la
Fuente et al, 1997 dalam Bekyk, 2012).
3. Tanaman transgenik juga sering dibuat untuk menghasilkan suatu zat
tertentu. Contohnyayaitu
karoten

dalam

jumlah

padi

yang

mampu

memproduksi

beta

besar, sehingga memiliki biji yang berwarna

kuning keemasan dan dinamakan golden rice.


b. Kerugian tanaman transgenik
Berdasarkan jurnal tersebut kerugian dari tanaman transgenik antara
lain :
1. Belum diketahui dampak tanaman transgenik terhadap kandungan
gizi yang terkandung dalam tanaman transgenik itu sendiri.

2.

Memerlukan biaya

yang tidak

sedikit

mengingat

alat maupun

bahan yang digunakan tidak mudah didapatkan.


3. Memerlukan waktu yang relatif panjang, karena masih memerlukan
beberapa uji seperti uji multilokasi.
4. Tidak semua tanaman transgenik dapat dibudidayakan di seluruh
dunia (perlu uji multilokasi).
Selain berdasarkan jurnal di atas, kerugian dari tanaman trangenik antara
lain :
1. Gangguan ekologis lain yang timbul karena tumbuhan transgenik yaitu
hilangnya spesies asli

non

tanaman

biasanya

transgenik

transgenik.

Hal

tersebut

dikarenakan

lebih unggul dibandingkan dengan

tanaman non transgenik.


2. Transfer gen secara horizontal ini secara tidak langsung akan
berakibat pada kesehatan manusia. Hal ini dikarenakan kemungkinan
transfer gen terjadi pada mikroorganisme patogen yang terdapat pada
saluran gastrointestinal manusia.
3. Tanaman transgenik dapat mencemari tanaman non transgenik yang
berada di dekatnya, sehingga dapat menyebabkan mutasi gen ataupun
tanaman non transgenik tersebut menjadi resisten terhadap pestisida.
B. Pro dan kontra terhadap tanaman transgenik :
Pro terhadap tanaman transgenik :
Tanaman transgenik merupakan suatu terobosan baru dan alternative
terbaik dalam dunia pertanian dalam hal meningkatkan produktivitas
pertanian

itu

sendiri.

Hal tersebut dikarenakan dengan

adanya

perakitan tanaman transgenik, maka akan didapatkan tanaman yang


tahan terhadap

hama,

penyakit

sehingga

hal

tersebut

dapat

mengurangi biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani. Selain itu,


ada

juga

tanaman transgenik

yang

dirakit

dengan

maksud untuk

meningkatkan hasil panen. Dengan adanya tanaman transgenik maka

efisiensi waktu akan tercapai karena petani tidak perlu melakukan


pemberian pestisida terhadap tanamannya.
Kontra terhadap tanaman transgenik
Meskipun tanaman transgenik memiliki beberapa keunggulan seperti
tahan

terhadap

kemungkinan

hama

bahwa

dan penyakit

tanaman

akan

transgenik

tetapi

dapat

tidak

menutup

membawa dampak

negative baik bagi ekologis maupun bagi kehidupan manusia. Dari


segi

ekologis, tanaman

keantagonisan

terhadap

transgenik
beberapa

bisa

saja

menunjukkan

mikroorganisme tanah

yang

non

pathogen. Hal tersebut berarti bahwa akan banyak mikroorganisme


bermanfaat yang
tanaman
yang

transgenik

berbahaya

transgenik

hilang.

memiliki

jika

tersebut

Sedangkan

dari

segi

kesehatan

peluang mengandung

dikonsumsi

mengandung

oleh
senyawa

senyawa

manusia.
kimia

manusia,

Jika

yang

kimia

tanaman
berbahaya,

maka hal tersebut dapat menyebabkan kelainan atau cacat pada


manusia, mutasi gen bahkan keracunan yang dapat mengakihbatkan
kematian.

Alamat jurnal :
http://www.peipfi-komdasulsel.org/wp-content/uploads/2011/06/282-287PROSPEK-PEMULIAAN-KETAHANAN-MULIADI.pdf

Daftar Pustaka

Bekyk. 2012. Keuntungan dan Kerugian Tumbuhan Transgenik.


http://bioologic.blogspot.com/2012/04/keuntungan-kelebihantumbuhan.html. Akses 26
Mei 2014.

Anda mungkin juga menyukai

  • Makalah Serealia
    Makalah Serealia
    Dokumen20 halaman
    Makalah Serealia
    hellositty
    67% (3)
  • Panca Sila
    Panca Sila
    Dokumen9 halaman
    Panca Sila
    Eni Puspitaningrum
    Belum ada peringkat
  • ZPT Tugas
    ZPT Tugas
    Dokumen1 halaman
    ZPT Tugas
    Eni Puspitaningrum
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen9 halaman
    Bab I
    Eni Puspitaningrum
    Belum ada peringkat
  • Acara 1 Baru
    Acara 1 Baru
    Dokumen8 halaman
    Acara 1 Baru
    Eni Puspitaningrum
    Belum ada peringkat
  • Makalah Hidroponik
    Makalah Hidroponik
    Dokumen6 halaman
    Makalah Hidroponik
    Eni Puspitaningrum
    Belum ada peringkat
  • Makalah Teknologi Pemupukan Kalium (K)
    Makalah Teknologi Pemupukan Kalium (K)
    Dokumen10 halaman
    Makalah Teknologi Pemupukan Kalium (K)
    Eni Puspitaningrum
    Belum ada peringkat
  • Acara Ii
    Acara Ii
    Dokumen4 halaman
    Acara Ii
    Eni Puspitaningrum
    Belum ada peringkat
  • Dormansi Benih
    Dormansi Benih
    Dokumen7 halaman
    Dormansi Benih
    Eni Puspitaningrum
    Belum ada peringkat
  • Irigasi
    Irigasi
    Dokumen1 halaman
    Irigasi
    Eni Puspitaningrum
    Belum ada peringkat
  • Metopel
    Metopel
    Dokumen3 halaman
    Metopel
    Eni Puspitaningrum
    Belum ada peringkat
  • Rancob
    Rancob
    Dokumen1 halaman
    Rancob
    Eni Puspitaningrum
    Belum ada peringkat
  • Biotek Cabai CMV
    Biotek Cabai CMV
    Dokumen12 halaman
    Biotek Cabai CMV
    Eni Puspitaningrum
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen9 halaman
    Bab I
    Eni Puspitaningrum
    Belum ada peringkat
  • Hormon Auksin Dan Giberelin
    Hormon Auksin Dan Giberelin
    Dokumen15 halaman
    Hormon Auksin Dan Giberelin
    Eni Puspitaningrum
    Belum ada peringkat
  • Biotek Cabai CMV
    Biotek Cabai CMV
    Dokumen12 halaman
    Biotek Cabai CMV
    Eni Puspitaningrum
    Belum ada peringkat
  • 6 Bab IV Nitrogen Rev
    6 Bab IV Nitrogen Rev
    Dokumen64 halaman
    6 Bab IV Nitrogen Rev
    Eni Puspitaningrum
    Belum ada peringkat
  • Dormansi Benih
    Dormansi Benih
    Dokumen7 halaman
    Dormansi Benih
    Eni Puspitaningrum
    Belum ada peringkat
  • Nitrogen
    Nitrogen
    Dokumen24 halaman
    Nitrogen
    Eni Puspitaningrum
    Belum ada peringkat
  • FOSFAT Tanah1
    FOSFAT Tanah1
    Dokumen48 halaman
    FOSFAT Tanah1
    Eni Puspitaningrum
    Belum ada peringkat
  • Dormansi Benih
    Dormansi Benih
    Dokumen7 halaman
    Dormansi Benih
    Eni Puspitaningrum
    Belum ada peringkat
  • Pupuk P
    Pupuk P
    Dokumen13 halaman
    Pupuk P
    Eni Puspitaningrum
    Belum ada peringkat
  • Makalah Teknologi Pemupukan Kalium (K)
    Makalah Teknologi Pemupukan Kalium (K)
    Dokumen10 halaman
    Makalah Teknologi Pemupukan Kalium (K)
    Eni Puspitaningrum
    Belum ada peringkat
  • Nitrogen
    Nitrogen
    Dokumen18 halaman
    Nitrogen
    Eni Puspitaningrum
    Belum ada peringkat
  • Acara Ii. Perbanyakan Cangkok Tanaman Hias Aglaonema
    Acara Ii. Perbanyakan Cangkok Tanaman Hias Aglaonema
    Dokumen8 halaman
    Acara Ii. Perbanyakan Cangkok Tanaman Hias Aglaonema
    Eni Puspitaningrum
    Belum ada peringkat
  • Acara Iii
    Acara Iii
    Dokumen8 halaman
    Acara Iii
    Eni Puspitaningrum
    Belum ada peringkat