DisusunOleh:
ImanKusuma W
200110140126
Kelas
:B
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian. Salah satu usaha
peternakan adalah peternakan sapi perah sebagai penghasil susu. Susu merupakan
komoditi peternakan yang penting untuk dikonsumsi karena mengandung sumber protein
hewani dengan kandungan nilai gizi yang lengkap dan seimbang. Susu tidak hanya dapat
dikonsumsi dalam bentuk susu sapi segar tetapi juga dalam bentuk susu olahan seperti
susu bubuk, susu kental manis, yoghurt, keju dan mentega. Susu segar ini diperoleh dari
peternak sapi perah kemudian diolah kembali oleh Industri Pengolahan Susu.
Tujuan
II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam pengertian yang sempit, komunikasi pembangunan merupakan segala
upaya dan cara, serta teknik penyampaian gagasan, dan keterampilan-keterampilan
pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan dan
ditujukan kepada masyarakat luas, dengan tujuan agar masyarakat memahami,
menerima,
dan
berpartisipasi
dalam
melaksanakan
gagasan-gagasan
yang
III
PEMBAHASAN
2.1
wadah koperasi susu. Usaha agribisnis susu adalah salah satu usaha yang telah
dilaksanakan koperasi sejak tahun 1948. Kegiatan ini merupakan usaha andalan KUD
dan koperasi susu untuk tujuan menyelamatkan produksi susu peternakan rakyat dan
menambah pendapatan peternak. Susu merupakan komoditas yang mudah rusak,
mempunyai risiko tinggi, oleh karena itu perlu penanganan yang hati-hati dan
spesialisasi. Spesialisasi menumbuhkan kemampuan dan keahlian yang memerlukan
kompetensi
yang
dapat
dipelajari
melalui
pendidikan
yang
teratur
dan
Berikut adalah rata-rata kualitas susu per bulan mei dari tanggal 1-31 tahun 2012 :
Rata-rata
Pagi/Sore
TPK
Fat
Barusulam
Lembang Sari
Wanasuka I
Sukapura
Cipanas
Rancamanyar
Cisabuk
Citere
Los I
Lodaya
Citawa
Bojong Waru
Warnasari
3.96
3.95
3.86
3.88
3.85
3.85
3.81
3.79
3.81
3.84
3.82
3.78
3.81
SNF
7.83
7.79
7.83
7.77
7.80
7.80
7.76
7.78
7.76
7.72
7.75
7.78
7.74
TS
FP
11.78
11.74
11.69
11.65
11.65
11.65
11.57
11.57
11.57
11.56
11.56
11.56
11.55
536
528
531
522
526
526
529
528
525
521
527
527
527
Density
Resazurin
1.0257
1.0257
1.0257
1.0254
1.0256
1.0256
1.0257
1.0256
1.0255
1.0255
1.0257
1.0255
1.0255
3.96
3.95
3.86
3.88
3.85
3.85
3.81
3.79
3.81
3.84
3.82
3.78
3.81
Pada tabel dijelaskan bahwa diantara 13 desa, kualitas susu di desa Warnasari
berada pada peringkat terbawah. Rata-rata berat jenis susu di desa Warnasari pada
tahun 2012 yaitu 1,0255. Dengan indikator berat jenis susu normal yaitu 1,027-1,028
maka disimpulkan berat jenis susu tersebut berada dibawah berat jenis susu normal.
Dalam upaya memperbaiki keamanan dan mutu susu di desa Warnasari, perlu di
lakukan suatu pembinaan serta diarahkan kesadarannya akan pentingnya kualitas
serta mutu dan keamanan susu sehingga tidak berdampak negatif bagi peternak itu
sendiri.
2.2
memberi
salam
dan
perkenalan
pemateri
terlebih
dahulu
bagi peternak tentang pentingnya mutu dan keamanan susu, sehingga diharapkan
pemalsuan susu dapat dihindarkan serta peternak terdorong untuk meningkatkan dan
memperbaiki manajemen peternakannya guna meningkatkan kualitas susu hasil
produksi peternakan sapi perah di Desa Warnasari.
IV
KESIMPULAN
Peternakan sapi perah rakyat di Indonesia umumnya tergabung dalam suatu
wadah koperasi susu. Kegiatan ini merupakan usaha andalan KUD dan koperasi susu
untuk tujuan menyelamatkan produksi susu peternakan rakyat dan menambah
pendapatan peternak. Pentingnya mutu dan keamanan susu harus diperhatikan,
Namun perilaku peternak yang seringkali bersikap tidak peduli atas masalah mutu
sehingga tidak jarang susu hasil produksi dari peternakan mereka sering dipalsukan
guna meraup keuntungan lebih besar. Diantara 13 desa, kualitas susu di desa
Warnasari berada pada peringkat terbawah dengan rata-rata berat jenis susu di desa
Warnasari pada tahun 2012 yaitu 1,0255. Dalam upaya memperbaiki keamanan dan
mutu susu di desa Warnasari, perlu di lakukan suatu pembinaan serta diarahkan
kesadarannya akan pentingnya kualitas serta mutu dan keamanan susu sehingga tidak
berdampak negatif bagi peternak itu sendiri.
Metode pelaksanaan kegiatan penyuluhan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu Tahap
Perkenalan dan Penggalian Pengetahuan Peternak, penyajian materi dan evaluasi.
Evaluasi juga terbagi lagi menjadi 3 tahap yaitu evaluasi struktur, evaluasi proses dan
evaluasi hasil. Serta hasil yang diharapkan dari peternak yaitu kesadaran peternak
akan pentingnya mutu dan keamanan susu sehingga pemalsuan susu dapat
dihindarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, Z. 1996. Komunikasi Pembangunan: Pengenalan Teori dan Penerapannya.
Raja Grafika Persada, Jakarta.
Departeman Pertanian 2006. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.
Jakarta. Departemen Pertanian.
Departemen
Pertanian.
2007.
273/kpts/OT.160/2007
Peraturan
tentang
Menteri
Pedoman
Pertanian
Penumbuhan
Nomor:
dan