TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Medis
1. Defenisi
Diabetes Mellitus adalah penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat di
negara berkembang ditandai dengan glukosa darah yang tinggi karena
tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin atau keduanya.
Diabetes Mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai
oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
(Brunner and Suddarth, 2002)
Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolik yang melibatkan berbagai
sistem fisologis yang pling kritis adalah melibatkan metabolism glukosa
(Cheryl and Mery,2006).
Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit dimana tubuh penderitanya tidak
bisa secara otomatis mengendalikan tingkat gula (glukosa) dalam darahnya
pada tubuh yang sehat, pankreas melepas hormon insulin yang bertugas
mengangkat gula melalui darah ke otot-otot dan jaringan lain untuk
memasok energi.
(Vitahealth, 2004 : 13)
Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya
gangguan menahun terutama pada sistem metabolisme karbohidrat lemak
dan protein dalam tubuh disebabkan kurangnya produksi hormon insulin
yang diperlukan dalam proses pengubah gula menjadi tenaga serta sintesis
lemak yang mengakibatkan terjadinya hiperglikemia (Enang Hanywati,
2001).
Diabetes Tipe I (IDDM) adalah bila tubuh perlu pasokan insulin dari luar,
karena sel-sel dari pulau-pula langerhans telah mengalami kerusakan,
sehingga pankreas berhenti memproduksi insulin.
Diabetes Tipe II (NIDDM) adalah tipe diabetes yang umum dijumpai, juga
sering disebut diabetes yang dimulai pada masa dewasa, dikenal sebagai
NIDDM jenis diabetes ini mewakili sekitar 90% dari seluruh kasus
diabetes.
2. Anatomi dan Fisiologi
Pankreas adalah sekumpulan kelenjar yang distrukturnya sangat mirip
dengan kelenjar ludah, panjangnya 15 cm, lebar 5 cm mulai dari
duodenum sampai ke limpa dan beratnya rata 60-90 gr terbentang pada
vertebrata lumbalis I dan II di belakang lambung.
Bagian-bagian dari pankreas :
a. Kepala pankreas; terletak di sebelah kanan rongga abdomen dan
didalam lekukan duodenum yang melingkarinya.
b. Badan pankreas; merupakan bagian utama dan organ ini letaknya di
belakang lambung dan depan vertebra lumbalis pertama.
c. Ekor pankreas bagian yang runcing di sebelah kiri yang sebenarnya
menyentuh limpa.
1 Head of pancreas
2 Uncinate process
3 Pancreatic notch
4 Body of pancreas
5 Anterior surface
6 Inferior surface
7 Superior margin
8 Anterior margin
9 Inferior margin
10 Omental tuber
11 Tail of pancreas
12 Duodenum
Fungsi pankreas :
a. Fungsi eksokrin, yang berbentuk getah pankreas yang berisi enzim dan
elektrolit.
b. Fungsi endokrin, sekelompok kecil sel epithelium yang terbentuk
pulau-pulau
kecil
kepulauan
langerhans
yang
bersama-sama
Usia
Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologis yang secara
drastis menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun. Diabetes
sering muncul setelah seseorang memasuki usia rawan tersebut.
Terutama setelah usia 45 tahun pada mereka yang berat badannya
berlebih, sehingga tubuhnya tidak peka lagi terhadap insulin.
Obesitas
Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama meningkatkan
maka kena diabetes, kurang gizi (malnutrisi) dapat merusak
pankreas), sedangkan obesitas (gemuk berlebihan/mengakibatkawn
gangguan kerja insulin/potensi insulin).
Riwayat keluarga
Diabetes dapat menurun, menurut Ishlak sesudah keluarga yang
mengidap diabetes, karena kelainan gen yang mengakibatkan
tubuhnya tidak dapat menghasilkan insulin dengan baik tetapi
resikonya terkena diabetes yang tergantung pada faktor kelebihan
berat badan, stres dan kurang bergerak.
4. Patofisiologi
a. Diabetes Tipe I
Ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel beta pankreas
telah dihancurkan oleh proses autoimun. Akibat glukosa yang berasal
dari makanan tidak dapat disimpan di dalam hati dalam bentuk
glikogen melainkan dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia.
5. Gambaran Klinis
a. Tanda/gejala klinik
1) Polidipsi (banyak minum)
2) Poliuri (banyak kencing)
3) Poliphagia (banyak makan)
4) Adanya perasaan haus yang terus menerus.
5) Sering buang air kecil (kencing) dalam jumlah yang banyak.
6) Timbulnya rasa letih yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
7) Timbulnya rasa gatal dan peradangan kulit yang menahun pada
pasien penderita berat.
8) Terjadinya penurunan berat badan.
9) Timbulnya rasa kesemutan (mati rasa) atau sakit pada tangan atau
kaki.
10) Timbulnya borok (luka) pada kaki yang tidak kunjung sembuh.
11) Hilangnya kesadaran diri.
b. Pemeriksaan diagnostik medis
1) Gula darah
a. Gula darah puasa lebih dari 126 mg%
b. Gula darah 2 jam post prandial lebih dari 200 mg%.
c. Gula darah acak (adrandom) 200 mg%.
d. Gangguan intoleransi glukosa
(1) Puasa lebih dari 120 mg%.
(2) 2 jam post prandial 140-200 mg/dl.
2) Test toleransi glukosa oral (TT60)
Hanya diambil 2 sampel darah yaitu 1 dan 2 jam sesudah 75 gr
glukosa.
3) pem amylase dan lipase untuk mengetahui penyebab diabetes
mellitus yang bersumber dari pankreas menghasilkan insulin
kurang dari 60%.
4) Pemeriksaan urin untuk melihat adanya gula dalam urin.
5) Kolesterol plasma puasa 240 mg%.
6) Trigliserida plasma darah 250 mg%.
c) Memperlancar jantung.
d) Mengurangi stres.
e) Memacu pengaktifan produksi insulin.
3) OAD (Oral Anti Diabetis)
Untuk menurunkan atau menormalkan KGD baik berupa insulin
ataupun obat-obat yang membantu insulin agar bekerja lebih keras,
pemeliharaan kaki, kegiatan jasmani, pengaturan saat sakit.
4) Penkes
a) Meningkatkan pengetahuan
Memahami untuk dapat menjalani perilaku yang diinginkan yaitu
waktu, lama prosesnya tidak sama untuk setiap orang.
b) Mengubah sikap
Merupakan bagian dari kepribadian, sikap, kencenderungan
tertentu berpikir cara pemberian obat, jenis pengobatan, olah raga.
c) Mengubah perilaku serta meningkatkan kepatuhan.
Untuk mewujudkan sikap yang nyata terhadap keteraturan
berolahraga karena keterbatasan waktu.
7. Komplikasi Akut dan Komplikasi Kronis
a. Komplikasi akut
Sebelum menunjukkan tanda-tanda OKA, penderita sering mengeluh
poliuri, polidipsi, selama beberapa hari yang disertai dengan mual
muntah, tidak ada nafsu makan, dan kadang-kadang sakit perut.
Pemeriksaan darah pada penderita OKA menunjukkan hiperglikemia,
gula darahnya berkisar 200-1000 mg/dl, selain terdapat peningkatan
kadar keton plasma <7,2 dan HCO3 15 mEq, tanda-tanda dehidrasi
takipnea (nafas cepat), dan aseton halitosis (nafas berbau seperti
aseton).
Gejala akut timbul akibat kurangnya konsumsi cairan yang dapat
dipercepat dengan adanya infeksi stroke, infark, jantung atau gangguan
pencernaan dengan adanya kekurangan cairan dan mengakibatkan
gangguan kesadaran penderita.
10
dan
penderita
yang
meningkatkan
latihan
(olahraga)
yang
mempelajari
seluruh
aspek menua.
(Kozier, 1987)
Gerontologi : Ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah
yang mungkin terjadi pada lanjut usia. (Miller, 1990)
11
b. Geriatrik
Geriatrik : Cabang ilmu kedokteran yang berfokus pada masalah
kedokteran yaitu penyakit yang timbul pada lanjut usia.
(Black dan Jacob, 1997)
Geriatrik nursing : Praktek
perawatan
yang
berkaitan
dengan
memelihara
dan
meningkatkan
derajat
dan
menggerakkan
masyarakat
dalam
upaya
b. Tujuan Geriatrik
1) Mempertahankan derajat kesehatan pada lansia pada taraf yang
setinggi-tingginya
sehingga
terhindar
dari
penyakit
atau
gangguan
2) Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik dan mental
12
suatu
penyakit
atau
gangguan
masih
dapat
3. Proses Menua
Menua : suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan
untuk
memperbaiki
diri/mengganti
diri
dan
13
2) Usia 25 40 tahun
3) Usia 40 65 tahun
4) Usia 65 75 tahun
: 60 70 tahun
: 60 69 tahun
: 70 79 tahun
3) Old-old
: 80 89 tahun
4) Very old-old
: > 90 tahun
14
15
g. Sistem pencernaan
1) Kehilangan gigi
2) Indar pengecap menurun
3) Esofagus melebar
4) Rasa lapar menurun
5) Peristaltik lemah
6) Hati semakin mengecil
h. Sistem reproduksi
Wanita
1) Vagina mengecil
2) Ovari menciut
3) Atropi payudara
4) Atropi vulva
5) Selaput lendir vagina menurun
Pria
1) Testis masih memproduksi meskipun mengalami penurunan
2) Dorongan sex menetap sampai usia 76 tahun
(Wahyudi Nugroho, 2008)
16
17
1. Diagnosa Keperawatan
1) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotic (dari
hiperglikemia), kehilangan gastric berlebihan : diare muntah, masukan
dibatasi, mual, kacau mental.
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakcukupan insulin (penurunan ambilan penggunaan glukosa oleh
jaringan mengakibatkan peningkatan metabolisme lemak/protein),
penurunan masukan oral anoreksia, mual, lambung penuh, nyeri
abdomen, perubahan kesadaran, status hipermetabolisme pelepasan
hormon stres (misal : epinefrin, kortisol dan hormon pertunbuhan)
proses infeksi.
3) Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan kadar glukosa
tinggi, penurunan fungsi leukosit, perubahan pada sirkulasi, infeksi
pernafasan yang ada sebelumnya atau ISK.
4) Resiko tinggi terhadap perubahan sensori perseptual berhubungan
dengan perubahan kimia endogen ketidakseimbangan glukosa insulin
dan/atau elektrolit.
5) Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi/metabolik
perubahan kimia darah : insufisiensi insulin, peningkatan kebutuhan
energi, status hipermetabolik/infeksi.
6) Ketidakberdayaan
berhubungan
dengan
penyakit
jangka
pengetahuan
(kebutuhan
belajar),
mengenai
penyakit
mengingat
kesalahan
18
interpretasi
informasi,
tidak
2. Intervensi Keperawatan
Diagnosa 1 : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis
osmotic (dari hiperglikemia), kehilangan gastric berlebihan :
diare muntah, masukan dibatasi, mual, kacau mental.
Hasil yang diharapkan :
1. Mendemonstrasikan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil.
2. Nadi perifer diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran
urine tepat secara individu dan kadar elektrolit dalam batas normal.
Intervensi :
1.Dapatkan riwayat pasien/orang terdekat sehubungan dengan
lamanya/intensitas dari gejala seperti muntah, pengeluaran urine yang
sangat berlebihan.
Rasionalisasi : Membantu dalam memperkirakan kekurangan volume
total. Tanda dan gejala mungkin sudah ada pada
beberapa waktu sebelumnya (beberapa jam sampai
beberapa hari). Adanya proses infeksi mengakibatkan
demam
dan
keadaan
hipermetabolik
yang
mengeluarkan
asam
karbonat
melalui
19
kemampuannya
untuk
melakukan
yang
kemerahan,
kering
mungkin
sebagai
perkiraan
kebutuhan
akan
cairan
20
perfusi
yang
serebral
abnormal, asidosis,
dan
berkembangnya
ketidakcukupan
insulin
penggunaan
glukosa
oleh
peningkatan
metabolisme
(penurunan
jaringan
ambilan
mengakibatkan
lemak/protein),
penurunan
berat
badan
stabil
atau
penambahan
21
rasa
keterlibatannya
memberikan
22
maka
hipoglikemia
mungkin
terjadi
tanpa
berlangsung
lama
mungkin
tidak
akan
23
yang kontinu melalui alat pompa kira-kira 5-10 unit perjam sampai
glukosa darah mencapai 250 mg/dl.
Rasionalisasi : Insulin reguler memiliki awaitan cepat dan karenanya
dengan cepat pula dapat membantu memindahkan
glukosa ke sel darah pemberian melalui IV merupakan
rute pilihan utama karena absorbsi dari jaringan
subkutan
mungkin
tidak
menentu/sangat
lambat.
diberikan
untuk
menghindari
terjadinya
hipoglikemia.
11.Lakukan konsultasi dengan ahli diet.
Rasionalisasi : Saat bermanfaat dalam perhitungan dan penyesuaian
diet
untuk
memenuhi
kebutuhan
nutrisi
pasien,
orang
terdekat
dalam
mengembangkan
perencanaan makan.
12.Berikan diet 60% karbohidarat, 20% protein, dan 20% lemak
dalam penataan makan/pemberian makanan tambahan.
Rasionalisasi : Kompleks karbohidrat (seperti jagung, wortel, brokoli,
buncis, gandum dan lain-lain). Menurunkan kadar
glukosa/kebutuhan
insulin,
menurunkan
kadar
makanan
24
akan
dijadwalkan
sesuai
karakteristik
insulinnya
spesifik
(misal
efek
dengan
mempengaruhi
saluran
neuropati
cerna
otonom
yang
yang
selanjutnya
Intervensi :
1.Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan, seperti demam,
kemerahan, adanya pus pada luka, sputum, purulen, urine warna keruh
atau berkabut.
Rasionalisasi : Pasien mungkin masuk dengan infeksi yang biasanya
telah mencetuskan keadaan ketoasidosis atau dapat
mengalami infeksi nasokomial.
25
timbulnya
nasokomial)
infeksi
silang
(infeksi
teknik
aseptif
pada
prosedur
invasif
(seperti
dan
memberikan
perawatan
pemeliharaan,
lakukan
26
kemungkinan
terjadinya
infeksi
dan
membantu
dalam
mempertahankan
dengan
perubahan
kimia
endogen
27
kebingungan
dan
membantu
untuk
mengalami
disorientasi
merupakan
awal
28
terpajan
air
panas
atau
dingin
atau
penggunaan
dan
menurunkan
bantalan/pemanas.
Rasionalisasi : Meningkatkan
rasa
nyaman
nilai
laboratorium
ini
dapat
berhubungan
dengan
penurunan
produksi
peningkatan
kebutuhan
energi,
status
hipermetabolik/infeksi.
Hasil yang diharapkan :
1.Mengungkapkan peningkatan tingkat energi.
2.Menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi didalam
aktivitas yang diinginkan.
29
Intervensi :
1.Diskusikan dengan pasien kebutuhan dan aktivitas buat jadwal
perencanaan
dengan
pasien
dan
identifikasi
aktivitas
yang
menimbulkan kelelahan.
Rasionalisasi : Pendidikan
dapat
meningkatkan
memberikan
tingkat
aktivitas
motivasi
untuk
meskipun
pasien
nadi,
frekuensi
pernafasan
dan
tekanan
darah
yang
dapat
tingkat
aktivitas
30
pasien/keluarga
untuk
mengespresikan
perasaannya
pekerjaan
yang
terus-menerus
yang
serta
ancaman
terhadap
kehidupan/kesehatan pasien.
3.Kaji bagaimana pasien telah menangani masalahnya di masa lalu,
identifikasi fokus kontrol.
Rasionalisasi : Pengetahuan
gaya
individu
membantu
untuk
kesempatan
perhatiannya
pada
keluarga
untuk
mengeskpresikan
perasaan
terlibat
dan
memberikan
31
dilakukan.
8.Berikan dukungan pada pasien untuk ikut berperan serta dalam
perawatan diri sendiri dan berikan umpan balik positif sesuai dengan
usaha yang dilakukan.
Rasionalisasi : Meningkatkan perasaan kontrol terhadap situasi.
Diagnosa 7 : Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit
prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan
kurang
pemajanan/mengingat
kesalahan
interpretasi
32
saluran
cerna,
flatus
meningkat
dan
33
mencegah/mengurangi
kejadiannya.
Catatan:
pada
jam
pagi
membantu
dalam
34
35