Anda di halaman 1dari 25

LEGALITAS STEM CELL BERDASARKAN HUKUM ISLAM DAN HUKUM DI

INDONESIA
Diajukan sebagai salah satu tugas terstruktur pada Mata Kuliah Embriologi
MAKALAH
Dosen :
Sumiyati Saadah, M.Si
Epa Paujiah, M. Si

Oleh:
Kiki Zakiah Khairany

(1132060040)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2016

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah, Tuhan Yang
Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah Budidaya Arwana ini.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai cangkupan atau ruang lingkup stem cell serta hal-hal
lain yang berkenaan dengan legalitas berdasarkan hukum Islam
dan hukum negara. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas terdapat banyak kekurangan-kekurangan. Untuk itu,
penulis berharap adanya saran dan usulan demi perbaikan di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada yang sempurna
tanpa adanya saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami siapapun
yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini
dapat berguna bagi penulis dan semua yang membacanya.
Bandung, April 2016
Penulis

Embriologi

Legalitas Stem Cell Berdasarkan Hukum Islam Dan Hukum Di


Indonesia
Pendidikan Biologi | UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2016

DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................i
Daftar Isi........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................3
C. Tujuan Pembahasan.................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................5
A.
B.
C.
D.
E.

Definisi Stem Cell....................................................................5


Jenis Stem Cell ........................................................................5
Peranan Stem Cell Dalam Riset...............................................7
Legalitas Stem Cell Berdasarkan Hukum Islam.......................9
Legalitas Stem Cell Berdasarkan Hukum di Indonesia...........13

BAB III SIMPULAN........................................................................16


Daftar Pustaka

17

Embriologi

Legalitas Stem Cell Berdasarkan Hukum Islam Dan Hukum Di


Indonesia
Pendidikan Biologi | UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-quran adalah mukjizat terbesar yang diberikan Allah
SWT kepada nabi Muhammad dan tak ada keraguan didalamnya
seperti yang diterangkan dalam alquran Surah Al-Baqarah ayat 2.
Segala sesuatu yang sudah ada di semesta ini sudah diterangkan
secara jelas dalam Alquran baik yang telah lalu, sekarang dan
masa yang akan datang begitu pula ilmu yang kita pelajari saat
ini mulai dari Sains, Teknologi, hingga Ilmu Pengetahuan Modern
dan masih banyak lagi ilmu yang belum diketahui manusia.
Umat Islam mempunyai kewajiban menuntut ilmu dan
mengajarkan ilmu yang telah dimiliki untuk beribadah dan
meningkatkan

mutu

kehidupan.

Keutamaan

memiliki

ilmu

diterangkan dalam Alquran Surah Al-Mujadilah ayat 11. Ayat


tersebut menjelaskan bahwa Allah meninggikan derajat orang
yang beriman dan berilmu. Alquran tidak hanya mencakup ilmu
pengetahuan yang seharusnya jika umat Islam ingin maju dalam
segala bidang. Penguasaan ilmu dapat meningkatkan derajat
kehidupan di dunia sebagai bekal untuk hidup di akhirat.
Keberhasilan

yang

semakin

mutakhir

dalam

sistem

pengobatan belum mampu menjawab secara konfrehensif dalam


dunia medis di dunia. Penemuan dunia medis masih belum
memberikan solusi yang tuntas terhadap beberapa jenis penyakit
seperti HIV AIDS. Dalam sistem pengobatan suatu macam
penyakit

terdapat

tradisi

masyarakat

yaitu

keberhasilan

mengatasi sakit ringan dengan beristirahat, melakukan proses


pengobatan, menjalani diet, dan lainnya. Namun, kita tidak dapat
1

Embriologi

Legalitas Stem Cell Berdasarkan Hukum Islam Dan Hukum Di


Indonesia
Pendidikan Biologi | UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2016

menampik kemungkinan bahwa suatu saat, salah satu organ


tubuhnya tidak berfungsi lagi dengan baik. Pada saat inilah,
tergantung

pada

sifat

kerusakan

organ.

Orang

itu

harus

menjalani pembedahan atau mengganti sama sekali organ


tubuhnya yang rusak melalui transplantasi. Mengganti organ
tubuh yang sakit atau rusak sebenarnya sama sekali bukanlah
inovasi abad modern. Jeff E. Zhorne (2003) menyatakan bahwa
sejak awal abad ke-8 SM, para ahli bedah Hindu telah melakukan
transplantasi kulit untuk mengganti hidung yang hilang karena
penyakit sipilis, perang fisik, atau hukuman atas suatu kejahatan.
Dalam literatur hadis juga dituturkan peristiwa Ufrajah, seorang
sahabat

Nabi

saw.

yang

kehilangan

hidung

dalam

suatu

pertempuran dan diganti dengan hidung palsu dari perak. Hidung


peraknya beberapa waktu kemudian menimbulkan bau yang
tidak sedap, sehingga ia meminta nasihat Nabi saw. Nabi
kemudian menganjurkan agar ia mengganti hidung perak itu
dengan hidung palsu lain dari emas.
Stem cell membuka perspektifbaru untuk ilmu kedokteran.
Manusia

dapat

mengembangkan

pengobatan

baru

dengan

menggantikan sel-sel yang sudah rusak dengan sel-sel induk


yang berpotensi tumbuh sebagai sel-sel baru yang sehat. Dalam
hal ini penyakit Parkinson dan Alzheimer (disebabkan oleh
kerusakan sel otak) dan banyak jenis kanker yang sampai
sekarang belum ada obatnya. Walaupun kalangan ilmiah pada
umumnya tanpa ragu-ragu mendukung penelitian tentang sel
induk embrionik, namun karena karaktersitik penelitian stem cell
menggunakan manusia atau bagian dari manusia sebagai bahan
dasarnya.

Umumnya

kontroversi

tersebut

berkisar

pada
2

Embriologi

Legalitas Stem Cell Berdasarkan Hukum Islam Dan Hukum Di


Indonesia
Pendidikan Biologi | UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2016

penggunaan stem cell embrio (embryonic stem cell) karena


harus merusak atau membunuh (mengorbankan) embrio dalam
proses pengambilannya. Kalangan yang kontra dengan penelitian
stem cell embrio berpendapat bahwa membunuh calon manusia
untuk kepentingan perkembangan sains dalam ilmu kedokteran
telah menemukan sesuatu yang memberikan harapan dalam
bidang pengobatan. Dalam sistem transplantasi organ yang
sudah menjadi salah satu sistem pengobatan sejak abad ke-8 SM
sudah

semakin

berkembang

pesat

dengan

adanya

perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi modern. Pada


tahun 1981 para peneliti menemukan metode pengembangan
stem

cell

embrio

mencit

sebagai

salah

satu

bentuk

pengembangan dari sistem transplantasi dan memerlukan waktu


20 tahun untuk menemukan metode tersebut pada manusia.
Stem cell merupakan sel induk yang merupakan cikal bakal selsel dalam tubuh lainnya. Pengembangan penelitian dalam dunia
medis memberikan kontribusi dalam kehidupan manusia, salah
satu karya yang besar adalah stem cell. Stem cell secara
revolusioner membuka peluang untuk memperbaiki kerusakan
pada bagian tubuh dengan menggunakan sel sehat baru dengan
cara transplantasi stem cell. Temuan dalam dunia medis tersebut
berperan penting pada regenerasi sel pada beberapa penyakit.
Sistem pengobatan untuk beberapa penyakit-penyakit
seperti gangguan fungsi hati, ginjal terminal, jantung kronik serta
stroke menjadi target pencapaian stem cell, maka angka harapan
hidup semakin meningkat. Bahkan penggunaan stem cell pada
penyakit neurologi lainnya menjadi fokus utama pada beberapa
penelitian.

Penemuan

teknologi

stem

cell

sungguh

suatu
3

Embriologi

Legalitas Stem Cell Berdasarkan Hukum Islam Dan Hukum Di


Indonesia
Pendidikan Biologi | UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2016

terobosan luar biasa di dunia kedokteran. Dengan sebuah sel inti,


penyakit

yang

tidak

bisa

disembuhkan

seperti

Parkinson,

Alzheimer, suatu saat mungkin bukan lagi menjadi penyakit yang


sulit diatasi. Transplantasi stem cell tidak diperlukan donor
tertentu yang memiliki kesesuaian untuk dilakukan transplantasi.
Secara medis stem cell memang memiliki karakteristik istimewa
hingga bisa digunakan sebagai solusi untuk penyakit yang
hingga kini tidak dapat disembuhkan.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah

ini, penulis membahas beberapa hal

berikut ini, meliputi:


1.
2.
3.
4.
5.

Apa yang dimaksud dengan stem cell?


Apa saja jenis stem cell?
Apa saja peran stem cell dalam riset?
Bagaimana legalitas stem cell berdasarkan hukum Islam?
Bagaimana legalitas stem cell berdasarkan hukum di
Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Menjelaskan
Menjelaskan
Menjelaskan
Menjelaskan
Menjelaskan

definisi stem cell;


jenis-jenis stem cell;
peranan stem cell di dalam riset;
legalitas stem cell berdasarkan hukum Islam;
legalitas stem cell berdasarkan hukum di

Indonesia;

Embriologi

Legalitas Stem Cell Berdasarkan Hukum Islam Dan Hukum Di


Indonesia
Pendidikan Biologi | UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2016

BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI STEM CELL
Sesuai dengan kata yang menyusunnya (Stem = Batang)
dan (punca = awal mula). Stem cell adalah sel yang menjadi
awal-mula

dari

pertumbuhan

sel

lain

yang

menyusun

keseluruhan tubuh organisme, termasuk manusia. Layaknya


batang pohon yang menjadi tumpuan pertumbuhan ranting dan
daunnya. Dalam Bahasa Indonesia Stem cell disebut juga Sel
Punca (http://stemcell.ucoz.com/).
Stem cell adalah sel yang tidak/belum terspesialisasi yang
mempunyai 2 sifat:
Kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel lain
(differentiate). Dalam hal ini stem cell mampu berkembang
menjadi berbagai jenis sel matang, misalnya sel saraf, sel otot
jantung, sel otot rangka, sel pankreas, dan lain-lain.
Kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi dirinya
sendiri (self-regenerate/self-renew). Dalam hal ini stem cell dapat
membuat salinan sel yang persis sama dengan dirinya melalui
pembelahan sel.
JENIS STEM CELL
Berdasarkan Potensi atau Kemampuan Berdiferensiasi (1,2,3)
Berdasarkan kemampuan berdiferensiasi, stem cell dibagi
menjadi:
Totipotent.

Embriologi

Legalitas Stem Cell Berdasarkan Hukum Islam Dan Hukum Di


Indonesia
Pendidikan Biologi | UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2016

Dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis sel. Yang termasuk


dalam stem cell totipotent adalah zigot (telur yang telah
dibuahi).
Pluripotent.
Dapat berdiferensiasi menjadi 3 lapisan germinal: ektoderm,
mesoderm, dan endoderm, tapi tidak dapat menjadi jaringan
ekstraembryonik seperti plasenta dan tali pusat. Yang termasuk
stem cell pluripotent adalah embryonic stem cells.
Multipotent.
Dapat berdiferensiasi menjadi banyak jenis sel. Misalnya:
hematopoietic stem cells.
Unipotent.
Hanya dapat menghasilkan 1 jenis sel. Tapi berbeda dengan nonstem cell, stem cell unipoten mempunyai sifat dapat
memperbaharui atau meregenerasi diri (self-regenerate/selfrenew)
Berdasarkan Sumbernya
Stem cell ditemukan dalam berbagai jaringan tubuh.
Berdasarkan sumbernya, stem cell dibagi menjadi:
Zygote. Yaitu pada tahap sesaat setelah sperma bertemu dengan
sel telur
Embryonic stem cell. Diambil dari inner cell mass dari suatu
blastocyst (embrio yang terdiri dari 50 150 sel, kira-kira hari ke5 pasca pembuahan). Embryonic stem cell biasanya didapatkan
dari sisa embrio yang tidak dipakai pada IVF (in vitro
fertilization). Tapi saat ini telah dikembangkan teknik
pengambilan embryonic stem cell yang tidak membahayakan
6

Embriologi

Legalitas Stem Cell Berdasarkan Hukum Islam Dan Hukum Di


Indonesia
Pendidikan Biologi | UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2016

embrio tersebut, sehingga dapat terus hidup dan bertumbuh.


Untuk masa depan hal ini mungkin dapat mengurangi kontroversi
etis terhadap embryonic stem cell.

Sumber: Transplantation of Embryonic Dopamine Neurons for


Severe for Severe Parkinsons Disease . NEJM 2001; 344 :710
719
Fetus. Fetus dapat diperoleh dari klinik aborsi.
Stem cell darah tali pusat. Diambil dari darah plasenta dan tali
pusat segera setelah bayi lahir. Stem cell dari darah tali pusat
merupakan jenis hematopoietic stem cell, dan ada yang
menggolongkan jenis stem cell ini ke dalam adult stem cell.
Adult stem cell. Diambil dari jaringan dewasa, antara lain dari:
Sumsum tulang.
Ada 2 jenis stem cell dari sumsum tulang:
hematopoietic stem cell. Selain dari darah tali pusat dan dari
sumsum tulang, hematopoietic stem cell dapat diperoleh juga
dari darah tepi.
stromal stem cell atau disebut juga mesenchymal stem cell.
Jaringan lain pada dewasa seperti pada:
7

Embriologi

Legalitas Stem Cell Berdasarkan Hukum Islam Dan Hukum Di


Indonesia
Pendidikan Biologi | UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2016

susunan saraf pusat


adiposit (jaringan lemak)
otot rangka
pankreas
Adult stem cell mempunyai sifat plastis, artinya selain
berdiferensiasi menjadi sel yang sesuai dengan jaringan asalnya,
adult stem cell juga dapat berdiferensiasi menjadi sel jaringan
lain. Misalnya: neural stem cell dapat berubah menjadi sel darah,
atau stromal stem cell dari sumsum tulang dapat berubah
menjadi sel otot jantung, dan sebagainya.
PERAN STEM CELL DALAM RISET
Terapi gen. Stem cell (dalam hal ini hematopoietic stem cell)
digunakan sebagai alat pembawa transgen ke dalam tubuh
pasien, dan selanjutnya dapat dilacak jejaknya apakah stem cell
ini berhasil mengekspresikan gen tertentu dalam tubuh pasien.
Dan karena stem cell mempunyai sifat self-renewing, maka
pemberian pada terapi gen tidak perlu dilakukan berulang-ulang,
selain itu hematopoietic stem cell juga dapat berdiferensiasi
menjadi bermacam-macam sel, sehingga transgen tersebut
dapat menetap di berbagai macam sel.
Mengetahui proses biologis, yaitu perkembangan organisme dan
perkembangan kanker. Melalui stem cell dapat dipelajari nasib
sel, baik sel normal maupun sel kanker.
Penemuan dan pengembangan obat baru, yaitu untuk
mengetahui efek obat terhadap berbagai jaringan.
Terapi sel berupa replacement therapy. Oleh karena stem cell
dapat hidup di luar organ tubuh manusia misalnya di cawan
8

Embriologi

Legalitas Stem Cell Berdasarkan Hukum Islam Dan Hukum Di


Indonesia
Pendidikan Biologi | UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2016

petri, maka dapat dilakukan manipulasi terhadap stem cell itu


tanpa mengganggu organ tubuh manusia. Stem cell yang telah
dimanipulasi tersebut dapat ditransplantasi kembali masuk ke
dalam organ tubuh untuk menangani penyakit-penyakit tertentu.
Ada 3 golongan penyakit yang dapat diatasi oleh stem cell:
Penyakit autoimun.
Misalnya pada lupus, artritis reumatoid dan diabetes tipe 1.
Setelah diinduksi oleh growth factor agar hematopoietic stem
cell banyak dilepaskan dari sumsum tulang ke darah tepi,
hematopoietic stem cell dikeluarkan dari dalam tubuh untuk
dimurnikan dari sel imun matur. Lalu tubuh diberi agen sitotoksik
atau terapi radiasi untuk membunuh sel-sel imun matur yang
tidak mengenal self antigen (dianggap sebagai foreign antigen).
Setelah itu hematopoietic stem cell dimasukkan kembali ke
tubuh, bersirkulasi dan bermigrasi ke sumsum tulang untuk
berdiferensiasi menjadi sel imun matur sehingga sistem imun
tubuh kembali seperti semula.
Penyakit degeneratif.
Pada penyakit degeneratif seperti stroke, penyakit Parkinson,
penyakit Alzheimer, terdapat beberapa kerusakan atau kematian
sel-sel tertentu sehingga bermanifestasi klinis sebagai suatu
penyakit. Pada keadaan ini stem cell setelah dimanipulasi dapat
ditransplantasi ke dalam tubuh pasien agar stem cell tersebut
dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel organ tertentu yang
menggantikan sel-sel yang telah rusak atau mati akibat penyakit
degeneratif.
Penyakit keganasan.
9

Embriologi

Legalitas Stem Cell Berdasarkan Hukum Islam Dan Hukum Di


Indonesia
Pendidikan Biologi | UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2016

Prinsip terapi stem cell pada keganasan sama dengan penyakit


autoimun. Hematopoietic stem cell yang diperoleh baik dari
sumsum tulang atau darah tali pusat telah lama dipakai dalam
terapi leukemia dan penyakit darah lainnya.
Ada beberapa alasan mengapa stem cell merupakan calon yang
bagus dalam cell-based therapy:
Stem cell tersebut dapat diperoleh dari pasien itu sendiri. Artinya
transplantasi dapat bersifat autolog sehingga menghindari
potensi rejeksi. Berbeda dengan transplantasi organ yang
membutuhkan organ donor yang sesuai (match), transplantasi
stem cell dapat dilakukan tanpa organ donor yang sesuai.
Mempunyai kapasitas proliferasi yang besar sehingga dapat
diperoleh sel dalam jumlah besar dari sumber yang terbatas.
Misalnya pada luka bakar luas, jaringan kulit yang tersisa tidak
cukup untuk menutupi lesi luka bakar yang luas. Dalam hal ini
terapi stem cell sangat berguna.
Mudah dimanipulasi untuk mengganti gen yang sudah tidak
berfungsi lagi melalui metode transfer gen. Hal ini telah
dijelaskan dalam penjelasan mengenai terapi gen di atas.
Dapat bermigrasi ke jaringan target dan dapat berintegrasi ke
dalam jaringan dan berinteraksi dengan jaringan sekitarnya.
LEGALITAS STEM CELL BERDASARKAN HUKUM ISLAM
Islam sebagai agama yang berdasarkan pada moral dan
etika yang tinggi tentu saja tidak dapat melepaskan diri dari
perbedaan

pandangan

tersebut.

Berdasarkan

cara

pengambilannya jelas bahwa stem cell sangat bertentangan


10

Embriologi

Legalitas Stem Cell Berdasarkan Hukum Islam Dan Hukum Di


Indonesia
Pendidikan Biologi | UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2016

engan moral dan etika karena untuk mengambil itu harus


merusak dan membunuh embrio(jabang bayi) pada stem cell
embrio.

Oleh

karena

itu

tindakan

ini

adalah

tindakan

pembunuhan. Allah subahanahu wataala berfirman yang artinya,


"Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani
Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia,
bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan
karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia
telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang
memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia
telah

memelihara

kehidupan

manusia

semuanya.

Dan

sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami


dengan

(membawa)

kemudian

banyak

keterangan-keterangan

diantara

mereka

yang

sesudah

itu

jelas,

sungguh-

sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka


bumi" (QS. Al Maidah : 32).
Hukum ini bukanlah mengenai Bani Israil saja, tetapi juga
mengenai

manusia

seluruhnya.

Allah

memandang

bahwa

membunuh seseorang itu adalah sebagai membunuh manusia


seluruhnya, karena seorang itu adalah anggota masyarakat dan
karena

membunuh

seseorang

berarti

juga

membunuh

keturunannya. Allah subahanahu wataala juga berfirman yang


artinya:
Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan
Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang
benar.

Dan

barangsiapa

dibunuh

secara

zalim,

maka
11

Embriologi

Legalitas Stem Cell Berdasarkan Hukum Islam Dan Hukum Di


Indonesia
Pendidikan Biologi | UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2016

sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli


warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam
membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat
pertolongan (QS. Al Isra :33).
Tindakan pembunuhan embrio disebut abortus. Tindakan
abortus

dapat

dikategorikan

sebagai

penodaan

terhadap

kesucian manusia itu sendiri. Diperbolehkan abortus jika benarbenar dalam keadaan darurat. Sesuai dengan kaidah hukum
Islam bahwa sesuatu yang diperbolehkan karena darurat itu
harus

diukur

dengan

kadar

kedaruratannya.

Batas

kedaruratannya disini hanya ada satu yaitu apabila janin


dibiarkan

akan

mengancam

kehidupan

si

ibu

karena

ibu

merupakan pangkal kehidupan janin dan janin sebagai far'


(cabang). Dari sini dapat diketahui bahwa

stemcell yang

menggunakan stemcell embrio bisa dilakukan apabila ada ibu


yang secara darurat melakukan aborsi karena jika tidak aborsi
maka dikhawatirkan akan mengancam kehidupan si ibu. Hal ini
tidak asal-asalan melakukan aborsi tetapi hal itu memang benarbenar merupakan darurat yang pasti bukan sekedar dugaan dan
telah diamati oleh dokter dengan pemeriksaan yang cermat dan
tidak gegabah dengan tinjauan dari berbagai aspek yang terkait.
Maka dari itu, stem cell embrio dapat dilakukan.
Pendapat pemuka agama Islam, Katolik, Kristen, Hindu dan
Budha tentang penggunaan sel punca yang diambil dari embrio
manusia untuk terapi pengobatan adalah terlarang. Hal itu
disampaikan dalam diskusi panel mengenai perkembangan terapi
12

Embriologi

Legalitas Stem Cell Berdasarkan Hukum Islam Dan Hukum Di


Indonesia
Pendidikan Biologi | UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2016

sel punca yang diselenggarakan Pengurus Besar Ikatan Dokter


Indonesia (PB IDI) di Jakarta.
Dr. H. A. F. Wibisono, MA dari Muhammadiyah mengatakan,
penggunaan sel punca embrionik untuk keperluan apa pun tidak
diperbolehkan kecuali saat terapi itu menjadi satu-satunya solusi
untuk menyelamatkan nyawa manusia.
"Karena,

menurut

pemikiran

yang

berkembang

di

Muhammadiyah, embrio terbentuk setelah konsepsi, artinya


sudah ada kehidupan di sana. Jadi mengambilnya sama dengan
melakukan aborsi"
Ia hanya memberi pengecualian pada sel-sel yang diambil
dari sisa embrio hasil proses bayi tabung yang dibuat dari
sperma dan sel telur pasangan suami istri.
Seperti Wibisono, maka Prof. Dr. H. M. Ridwan Lubis dari
Nahdlatul Ulama juga berpendapat terapi sel punca embrionik
hanya bisa dilakukan bila sudah tidak ada jalan lain yang bisa
dilakukan untuk menyelamatkan manusia.
"Kalaupun

aplikasi

terapi

sel

punca

embrionik

pada

manusia dilakukan, harus dengan sangat hati-hati dengan


memperhatikan

dampaknya

terhadap

manusia"

serta

menambahkan tindakan itu harus dilakukan sesuai tujuan hukum


Islam yakni terpeliharanya agama, jiwa, kehormatan, keturunan
dan harta manusia.

13

Embriologi

Legalitas Stem Cell Berdasarkan Hukum Islam Dan Hukum Di


Indonesia
Pendidikan Biologi | UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2016

Sementara KH Ali Mustafa Yaqub dari Majelis Ulama


Indonesia

berpandangan

lain.

Dalam

hal

ini,

pihaknya

berpendapat terapi sel punca embrionik bisa dilakukan, terutama


dalam

keadaan

kedaruratan

keselamatan

jiwa

seseorang.

Pendapatnya mengatakan bahwa terapi sel punca hampir serupa


dengan

pencangkokan

organ

sehingga

tidak

masalah

jika

dilakukan. MUI pada 13 Juni 1970 juga pernah mengeluarkan


fatwa tentang pembolehan pencangkokan kornea mata selama
tidak dikomersialkan.
Terkait dengan penggunaan embrio manusia, dijelaskan
bahwa, sebelum berumur lima minggu ruh belum ditiupkan
sehingga bisa digunakan untuk terapi pengobatan.
.
Hukum Adult Stem Cells (Sel Punca Dewasa)
Pemuka agama Islam dari Muhammadiyah dan Nahdlatul
Ulama mempermasalahkan penggunaan sel punca yang diambil
dari babi karena Islam mengharamkan umatnya mengonsumsi
daging babi.
Menurut Wibisono, hewan bisa, tapi untuk babi perlu
penelitian dan pembahasan lebih lanjut untuk memastikan hal itu
tidak berdampak buruk terhadap manusia. Sedangkan menurut
Prof. Ridwan, harus dipikirkan dan dibahas lebih dalam dahulu
karena babi adalah najis berat. Perlu diteliti juga, apa dampak
penggunaannya terhadap manusia yang memanfaatkannya.
14

Embriologi

Legalitas Stem Cell Berdasarkan Hukum Islam Dan Hukum Di


Indonesia
Pendidikan Biologi | UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2016

Dalam ilmu fikih bahwa organ tubuh yang diambil dari


manusia

yang masih

hidup

dihukumi

bangkai.

Sedangkan

bangkai manusia dihukumi tidak najis. Syamsuddin Muhammad


Al Khottib mengatakan mengenai ayat (yang artinya),
Dan

sesungguhnya

telah

Kami

muliakan

anak-anak

Adam, bentuk pemuliaan pada manusia adalah ia tidak


dihukumi najis ketika matinya baik manusia tersebut muslim
atau selainnya. (Al Iqna, 1: 170).
Orang yang dalam keadaan darurat boleh memakan
bangkai manusia jika tidak didapati bangkai lainnya. Karena
manusia ketika hidupnya lebih mulia daripada ketika matinya.
Dalam hal ini terserah penggunaannya sebagai obat luar
seperti salep atau sebagai obat yang diminum atau dengan
injeksi ketika dalam keadaan darurat. Hal ini telah ada keputusan
dari Al Majma Al Fiqhi Al Islami di bawah Robithoh Al Alam Al
Islami dalam dauroh ketigabelas 5/8/1412 H (bertepatan dengan
8 Februari 1992).
Begitu

pula

dalam

keadaan

darurat,

dibolehkan

memindahkan kornea mata dan semacamnya. Sebagaimana


terdapat keputusan dalam Majlis Al Fita kedua tahun 1404 H.
Bahwa kebutaan atau hilangnya penglihatan dianggap darurat
bagi

manusia.

Menghilangkan

darurat

semisal

ini

dengan

memindahkan kornea mata dari yang telah mati lalu dipasang


pada yang hidup adalah suatu hal yang darurat. Hal ini masuk
dalam kaedah yang disepakati oleh para ulama, yaitu:
15

Embriologi

Legalitas Stem Cell Berdasarkan Hukum Islam Dan Hukum Di


Indonesia
Pendidikan Biologi | UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2016

1. Keadaan darurat membolehkan sesuatu yang terlarang.


2. Keadaan darurat diambil sesuai yang dibutuhkan.
3. Tidak diingkari pengambilan mudhorot (bahaya yang lebih
ringan).
Namun perlu diperhatikan di sini mengenai jual beli atau
perdagangan organ tubuh untuk tujuan pengobatan karena yang
dijual adalah bagian tubuh manusia. Menjualnya berarti pertanda
melecehkannya padahal Allah Taala telah memuliakannya.
Sebagai gantinya adalah harus diberi secara cuma-cuma untuk
maksud memuliakan manusia. Tujuan lainnya, supaya tidak
terjadi perdagangan yang diharamkan. Wallahu A'lam.

LEGALITAS STEM CELL BERDASARKAN HUKUM DI


INDONESIA
Terapi sel punca mulai dikembangkan di dunia pada 1996
dan

di

Indonesia

pada

2007.

Terapi

dilakukan

dengan

menyuntikkan sel punca ke pasien untuk memperbaiki organ


atau jaringan tubuh yang rusak. Untuk di Indonesia terapi ini
masih dalam penelitian dan pengembangan.
Meski masih dalam tahap penelitian dan belum jadi
layanan standar, hasilnya cukup menggembirakan. Keberhasilan
itu membuat para ahli yakin terapi sel punca akan jadi tren masa
depan, menggantikan terapi konvensional dengan obat atau
suntik.

16

Embriologi

Legalitas Stem Cell Berdasarkan Hukum Islam Dan Hukum Di


Indonesia
Pendidikan Biologi | UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2016

Saat ini baru dua rumah sakit yang menerapkan terapi sel
punca, yakni RSCM Jakarta dan RS Sutomo Surabaya yang
menjadi

pusat

pengembangan

sel

punca

di

Indonesia

menunjukkan sejumlah penyakit kronis berhasil disembuhkan


secara signifikan.
Dengan keberhasilan tahapan riset tersebut maka sel
punca akan menjadi harapan bagi model terapi atau pengobatan
masa depan di Indonesia.
Dua laboratorium telah mendapat ijin Kemenkes untuk
melaksakan usaha penyimpanan sel punca darah tali pusat yakni
PT

Bifarma

Adiluhung

dan

PT

Dermama

Bioteknologi

Laboratorium.
Betapapun

kegiatan

sel

punca

dapat

mendatangkan

berbagai manfaat bagi manusia, namun bila tidak ditata dengan


cermat bisa

mengakibatkan kerugian bagi

masyarakatatau

pemberi layanan. Hal ini menunjukan pentingnya peraturan dan


standarisasi berbagai kegiatan yang menyangkut sel punca,
asspek mutu pelayanan, aspek sumber daya manusia, aspek
fasilitas, sarana serta prasarana, aspek pembiayaan, aspek
administasi manajemen, dan aspek etik dan medikolegal yang
diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor

834/MENKES/SK/IX/2009

Tentang

Pedoman

Penyelenggaraan Pelayanan Medis Sel Punca.


Adapun prinsip pelayanan sel punca/ stem cell berdasarkan
Peraturan KEMENKES No. 834 harus memenuhi tiga azaz pokok,
yaitu:
1. Otonomi yang meliputi:

17

Embriologi

Legalitas Stem Cell Berdasarkan Hukum Islam Dan Hukum Di


Indonesia
Pendidikan Biologi | UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2016

a. Orang-orang yang kompeten dan memiliki kemampuan


menanggung konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil

secara

pengambilan,

otonomi

atau

penyimpanan,

mandiri

(petugas

pengolahan,pemberian

terapi dan riset).


b. Melindungi mereka yang lemah, dalam arti bahwa kita
dituntut

untuk

memberikan

perlindungan

dalam

pemeliharaan, perwalian, pengasuhan kepada anak-anak,


para remaja dan orang dewasa yang berada dalam kondisi
lemah

dan

tidak

mempunyai

kemampuan

otonomi

(mandiri).
2. Bersifat dan bersikap amal, berbudi baik untuk klien. Hal ini
berarti tindakan tersebut tidak bersifat merugikan dan harus
bermanfaat.
3. Keadilan. Azaz

ini

bertujuan

untuk

menyelenggarakan

keadilan dalam transaksi dan perlakuan antar manusia.


Setiap manusia memiliki hak untuk memperoleh pelayanan
kesehatan tanpa kecuali. Dalam hal ini berarti mencangkup
layanan mengenai sel punca.
Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa
perkembangan teknologi kedokteran di Indonesia sudah berhasil
menggunakan sel punca. Karena itu upaya sosialisasi dan
edukasi kepada masyarakat perlu dilakukan terus menerus. Hal
ini

dilakukan

untuk

mencegah

adanya

terapi

ilegal

yang

memanfaatkan sel punca yang belakangan marak ditemukan di


masyarakat.
Untuk mengantisipasi hal tersebut pada 2014 ini pihak
Kementerian

Kesehatan

Republik

Indonesia

mengeluarkan

18

Embriologi

Legalitas Stem Cell Berdasarkan Hukum Islam Dan Hukum Di


Indonesia
Pendidikan Biologi | UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2016

peraturan menteri yang menyebutkan bahwa tidak semua rumah


sakit dan klinik kecantikan dapat melakukan terapi stem cell.
Rumah sakit yang menjadi tempat pelayanan sel punca
resmi

itu

sesuai

dengan

Peraturan

Menteri

Kesehatan

(Permenkes) nomor 32 tahun 2014 tentang 'Penetapan Rumah


Sakit Pusat Pengembangan Pelayanan Medis Penelitian dan
Pendidikan Bank Jaringan dan Sel Punca.
Terkait dengan peraturan mengenai stem cell, ada empat
Permenkes yang harus ditaati, yaitu Permenkes nomor 833/834
tahun 2009, tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Medis
Sel

Punca,

Permenkes

nomor

48

tahun

2012,

tentang

Penyelenggaraan Bank Sel Punca Darah Tali Pusat, Permenkes


nomor 50 tahun 2012, tentang Penyelenggaraan Laboratorium
Pengolahan Sel Punca Untuk Aplikasi Klinis, dan Permenkes
nomor 32 tahun 2014 tentang Penetapan Rumah Sakit Pusat
Pengembangan Pelayanan Medis Penelitian dan Pendidikan Bank
Jaringan dan Sel Punca.
BAB III
SIMPULAN
1. Stem cell adalah sel yang tidak/belum terspesialisasi
yang mempunyai 2 sifat, yaitu kemampuan untuk
berdiferensiasi

menjadi

sel

lain

(differentiate)

dan

kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi


dirinya sendiri (self-regenerate/self-renew).
2. Berdasarkan kemampuan berdiferensiasi,

stem

cell

dibagi menjadi totipotent, pluripotent, multipotent dan


unipotent. Sedangkan berdasarkan sumbernya, stem

19

Embriologi

Legalitas Stem Cell Berdasarkan Hukum Islam Dan Hukum Di


Indonesia
Pendidikan Biologi | UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2016

cell dibagi menjadi stem cell yang berasal dari zygote,


embryo, fetus, darah tali pusat dan adult stem cell.
Peranan stem cell dalam riset yaitu untuk terapi gen, mengetahui
proses biologis, penemuan dan pengembangan obat baru, dan
terapi sel berupa replacement therapy.
Islam sebagai agama yang berdasarkan pada moral dan etika
yang tinggi tentu saja tidak dapat melepaskan diri dari
perbedaan pandangan tersebut. Berdasarkan cara
pengambilannya jelas bahwa stem cell sangat bertentangan
engan moral dan etika karena untuk mengambil itu harus
merusak dan membunuh embrio (jabang bayi) namun terapi sel
punca embrionik tetap bisa dilakukan, terutama jika dalam
keadaan kedaruratan keselamatan jiwa seseorang.
Terkait dengan peraturan mengenai stem cell, ada empat
Permenkes yang harus ditaati, yaitu Permenkes nomor 833/834
tahun 2009, tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Medis
Sel Punca, Permenkes nomor 48 tahun 2012, tentang
Penyelenggaraan Bank Sel Punca Darah Tali Pusat, Permenkes
nomor 50 tahun 2012, tentang Penyelenggaraan Laboratorium
Pengolahan Sel Punca Untuk Aplikasi Klinis, dan Permenkes
nomor 32 tahun 2014 tentang Penetapan Rumah Sakit Pusat
Pengembangan Pelayanan Medis Penelitian dan Pendidikan Bank
Jaringan dan Sel Punca.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen

Agama

RI.

2002.

Islam

untuk

Disiplin

Ilmu

Kedokteran dan Kesehatan 1. Jakarta: Departemen Agama


RI.

20

Embriologi

Legalitas Stem Cell Berdasarkan Hukum Islam Dan Hukum Di


Indonesia
Pendidikan Biologi | UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2016

http://regional.kompas.com/read/2008/07/26/22151682/Sel.Punc
a.Embrionik.untuk.Pengobatan.Dilarang.Agama

(diakses

pada 02-05-2016 pukul 22.24 WIB)


http://www.sciindonesia.org/wcontent/themes/kalbe/pic/153_12Dasarste
mcelldan potensiaplikasinya.pdf (diakses pada 28-04-2016
pukul 20.57 WIB)
Menteri

Kesehatan

RI.

2009.

Pedoman

Penyelenggaraan

Pelayanan Medis Sel Punca. Jakarta: Kemenkes


Saputra, Virgi. 2006. Dasar-dasar Stem Cell dan Potensi
Aplikasinya dalam Ilmu Kedokteran.Jakarta: PT. Kalbe Farma Cermin
Dunia Kedokteran No. 153, 20-25
Syamsuri, Istamar ,dkk. 2010. Biologi Untuk SMA Kelas XII
semester 2. Jakarta: Erlangga.
TIM Dosen PAI Universitas Brawijaya. 2007. Pendidikan Agama
Islam Di Universitas Brawijaya. Malang: Pusat Pembinaan
Agama (PPA) Universitas Brawijaya.
TIM Dosen PAI Universitas Negeri Malang. 2009. Aktualisasi
Pendidikan

Islam:

Respon

Terhadap

Problematika

Kontemporer. Surabaya: Hilal Pustaka.


Transplantation of Embryonic Dopamine Neurons for Severe for
Severe Parkinsons Disease . NEJM 2001;344:710 719
Zuhroni, Nur Riani, dan Nazarudin. 2003. Islam Untuk Disiplin
Ilmu Kedokteran dan Kesehatan 2. Jakarta: Departemen
Agama RI.

21

Embriologi

Legalitas Stem Cell Berdasarkan Hukum Islam Dan Hukum Di


Indonesia
Pendidikan Biologi | UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2016

22

Embriologi

Legalitas Stem Cell Berdasarkan Hukum Islam Dan Hukum Di


Indonesia
Pendidikan Biologi | UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2016

Anda mungkin juga menyukai