Pada kesempatan kali ini akan dibahas mengenai dua jenis bakteri yaitu
archaebacteria dan eurobacteria. Kedua jenis bakteri ini sering kali dibahas pada
mata pelajaran biologi dan mengetahui mengenai kedua jenis bakteri ini sangatlah
penting dan bisa menambah ilmu pengetahuan.
Berikut adalah penjelasan mengenai ciri-ciri archabacreria dan eubacteria :
Pengertian Archaebacteria
Archaebacteria merupakan salah satu jenis bakteri yang paling tua di muka bumi ini. bentuknya sangat
beragam bisa bulat, spiral atau bentuk yang tidak beraturan bahkan beberapa jenisnya ada yang
berbentuk filament atau koloni. Sebenarnya banyak orang yang lebih senang menganggap bakteri ini
sebagai eukarotik dibandingkan sebagai bakteri. Hal ini disebabkan karena transkripsi dan translasi
hidupnya lebih mirip dengan eukarotik.
Cara reproduksi dari bakteri archaebacteria juga bermacam-macam ada yang melakukan pembelahan
diri, bertunas atau secara aseksual (fragmentasi). Jenis bacteri ini juga seringkali disebut sebagai
organism ekstermofil karena bisa hidup di tempat yang kondisinya sangat esktrem seperti bisa hidup di
dalam air yang suhunya sangat panas seperti di mata air pegunungan asli atau bahkan sangat dingin
seperti di dalam samudera. Archaebacteria menurut tempat tinggalnya kemudian dibagi menjadi tiga jenis
yaitu ekstrem halofil, metanogen dan termoasidofil.
Klasifikasi Archaebacteria
Menurut tempat tinggal atau habitatnya bakteri archae dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu sebagai
berikut:
1.
Bakteri halofil, bakteri yang satu ini mampu hidup pada kondisi yang berkadar garam sangat
tinggi seperti di laut mati. Contoh dari bakteri halofil adalah holococcus dan halobacterium.
2.
Termoasidofil, bakteri jenis ini mampu hidup di lingkungan yang memiliki suhu sangat tinggi serta
bersifat asam. Contoh bakterinya adalah bakteri sulfolobus yang hidup di mata air national park yellow
stone amerika sertakat dan bakteri thermoplasma yang bisa hidup pada mata air yang memiliki kadar
asam sangat tinggi.
3.
Metanogen, seperti kedua jenis bakteri archae lainnya, bakteri ini juga bisa hidup di tempat yang
sangat ekstrim yaitu di daerah rawa yang memiliki anaerobic yang sangat tinggi yang dapat menghasilkan
gas metana dan biogas. Jadi bakteri ini sangat kuat.
Bacteri jenis archae dapat dilihat melalui beberapa ciri-ciri berikut ini:
1.
Bakterinya bersifat uniseluler atau prokariotik atau dengan kata lain bakteri ini tidak
memiliki nukleus sel dan membrane inti di dalam tubuhnya.
2.
3.
4.
5.
Ukuran bakteri ini hanya berkisar pada 0,1 hingga 15 mikron saja
Pada archaebacteria ini memiliki dinding sel yang terbuat dari polisakarida dan protein yang
bukan peptidoglikan
RNA
Karena tidak memiliki nucleus didalamnya maka bakteri ini memiliki asam nukleat yang bernama
Bakteri archae dapat hidup di tempat yang sangat ekstrim baik di suhu yang sangat panas dan
suhu yang sangat dingin.
6.
Pengertian Euabacteria
Eubacteria ini merupakan salah satu jenis bakteri yang juga seirng disbeut sebagai organism yang tidak
memiliki klorofil. Bakteri ini bisa hidup di berbagai tempat dan juga disebut dengan istilah cosmopolitan. Di
dalam tubuh euabacteria ini memiliki dinding sel yang menyebabkan tubuh euabacteria menjadi
kaku. Cara berkembang biak euabacteria ini adalah dengan cara aseksual dan seksual. Menurut
pembentuk dinding selnya, bakteri ini dibagi menjadi dua jenis yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram
negatif.
Klasifikasi Eubacteria Pada eubacteria ini dibedakan menjadi dua jenis yaitu bakteri dan cynobacteria
1. Bacteri
Karakter bakteri ini bisa dilihat berikut ini:
Habitatnya bisa dimana saja termasuk di udara, air, darat bahkan di dalam tubuh makhluk hidup
lainnya seperti dalam tubuh manusia, hewan dan tumbuhan.
Bakteri ini memiliki sifat uniseluler dimana bisa hidup sendiri atau bisa juga berkoloni
Dalam cara hidupnya bakteri ini bisa bersifat secara heterotrof da autrotof
2. Peranan bakteri
Bakteri ini memiliki banyak peranan bagi kehidpan manusia lho diantaranya adalah bakteri lactobacillus
casei yang digunakan dalam pembuatan keju. Bakteri acetibacter xylinium yang membantu manusia
dalam membuat nata de coco. Bakteri e coli yang berfungsi untuk membusukkan kotoran di dalam tubuh
manusia. Bakteri rizhobium yang terdapat di dalam akar tumbuhan polong-polongan yang berfungsi
sebagai pengikat oksigen dan baketr azotobacter yang terdapat di dalam tanah guna mengikat nitrogen.
3. Cyanobacteria
Jenis eubaceria kedua adalah cyanobacteria yang memiliki sifat prokariotik dimana tidak memiliki inti sel,
nucleus dan membrane inti. Bakteri ini memiliki kemampuan berklorofil sehingga bisa melakukan proses
fotosintesis namun tidak memiliki generator gerak di dalam tubuhnya. Cyanobacteria melakukan
perkembangbiakkan dengan berbagai cara seperti dengan melakukan pembelahan diri biner,
fragmentasi, danakinet dan pembentukan hormogonium. Peranan bakteri ini salah satunya adalah
sebagai pengurai yang bisa menyuburkan tanah. Namun ada juga jenis ini yang merugikan, contohnya
adalah bakteri anabaena flosaque dan mycrocitys yang bisa membuat kematian makhluk hidup di dalam
air.
Eubcateria dapat ditemukan dengan ciri-ciri euabacteria berikut ini :
1.
Merupakan organisme yang prokariotik yang tidak memiliki nucleus dan membrane inti
2.
Pada dinding selnya terbentuk dari peptidoglikan (kombinasi dari gula dan protein).
3.
4.
Cara perkembangbiakkan bakteri ini yaitu dengan cara membelah diri, bertunas, transformasi,
tranduksi (proses pemindahan sel genetic dari dalam bakteri dengan bantua virus) dan juga dengan
konjugasi.
5.
Bakteri ini mampu mensekresikan lendirnya yang kemudian bisa digunakan dalam pembuatan
kapsul.
6.
Bakteri ini ada yang memilikki flagel namun ada juga yang tidak memiliki flagel
7.
Bakteri ini bisa hidup di berbagai tempat baik itu di dalam air, udara, darat bahkan juga bisa hidup
di dalam tubuh manusia.
8.
Bakteri ini akan melakukan pembentukan endospora jika keadaannya tidak mendukun sehingga
hidupnya masih bisa diselamatkan.
Demikian informasi mengenai dua jenis bakteri yaitu archaebacteria dan eubacteria. mengetahui
mengenai kedua bakteri ini sangat menguntungkan bagia anda semua. Semoga dengan artikel ini bisa
membantu teman-teman semua dalam memahami kedua jenis ini. harus selalu diingat bahwa tidak
semua bakteri jahat bahkan dalam penjelasan di atas ada juga peranan bakteri yang sangat baik dan
membantu kegiatan manusia dan justru bisa membantu tubuh menjadi lebih
Pertusis adalah penyakit infeksi saluran napas akut yang terutama menyerang anakanak. Penyakit
ini disebabkan oleh bakteri Bordetella pertusis (Haemophilus pertusis). Bordetella pertusis termasuk
kelompok kokobasilus Gramnegatif, tidak bergerak dan tidak berspora. Bakteri ini memerlukan
media untuk tumbuh seperti media darahgliserinkentang (BordetGengou) yang di tambah penisilin
untuk menghambat pertumbuhan organism lainnya. Bakteri ini berukuran panjang 0,51 m dan
diameternya 0,20,3m. Penularan penyakit ini melalui droplet dan sebagian besar bayi tertular oleh
saudaranya dan kadangkadang oleh orangtuanya.
TETANUS NEONATORUM
Tetanus adalah penyakit kekakuan otot (spasme) yg disebabkan oleh eksotoksin (tetanospasmin)
dari organism penyebab penyakit tetanus dan bukan oleh organismenya sendiri. Penyakit ini
disebabkan oleh bakteri Clostridium tatani yang merupakan bakteri Grampositif berbentuk batang
dengan spora pada sisi ujungnya sehingga mirip dengan pemukul genderang. Bakteri tetanus
bersifat obligat anaerob yaitu berbentuk vegetative pada lingkungan tanpa oksigen dan rentan
terhadap panas serta disinfektan. Penularannya itu dengan cara Tetanus masuk kedalam tubuh
manusia biasanya melalui luka yang dalam dengan suasana anaerob (tanpa oksigen) sebagai akibat
dari kecelakaan, luka tusuk, luka operasi, karies gigi, pemotong tali pusat, dll.
DEMAM TIFOID
Demam Tifoid adalah infeksi akut pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri
Salmonella typhi. Salmonella adalah bakteri Gramnegatif, tidak berkapsul, mempunyai flagella dan
tidak membentuk spora, Penularan Penyakit adalah melalui air dan makanan. Bakteri salmonella
dapat bertahan lama dalam makanan. Penggunaan air minum secara masal yang tercemar bakteri
sering menyebabkan terjadinya KLB. Vektor berupa serangga juga berperan dalam penularan
penyakit.
KUSTA
Penyakit Kusta adalah salah satu penyakit menular yang masih merupakan masalah yang sangat
kompleks. Masalahnya yang ada bukan dari segi medisnya tetapi juga masalah ekonomi, sosial,
budaya, serta keamanan dan ketahanan nasional. Penyakit kusta bila tidak ditangani dengan cermat
dapat menyebabkan cacat. Penyebab penyakit kusta adalah bakteri Mycobacterium leprae yang
berbentuk batang dengan ukuran panjang 18 mikron, lebar 0,20,5 mikron, biasanya berkelompok
dan ada yang tersebar satusatu, hidup dalam sel, dan bersifat tahan asam (BTA). Bakteri kusta
banyak terdapat pada kulit tangan, daun telinga dan mukosa hidung.
PES
Pes memiliki nama lain plague, sampar, La peste dan penyakit ini sudah tertulis di kitab injil.
Penyebab penyakit pes adalah bakteri Yersinia pestis (Pasteurella pestis). Yersinia pestis adalah
basil Gramnegatif, tidak bergerak, dan tidak membentuk spora. Hewan reservoirnya adalah rodensia
(hewan pengerat), antara lain tikus, kelinci, sedangkan vector penular penyakitnya adalah pinjal
(kutu), dll. Penularan penyakit ini ditularkan melalui cara ini, tikus liar menggigit manusia, penularan
dari manusia ke manusia lainnya terjadi melalui droplet dari pes paru.
ANTRAKS
Antraks disebut juga malignant pustule, malignant edema, Charbon, Regpicker disease, atau
Woolsorter disease. Penyakit antraks adalah penyakit ysng disebabkan oleh Bacillus anthracis pada
binatang ternak dan binatang buas yang bisa ditularkan ke manusia. Bacillus anthracis adalah
bakteri Grampositif, tidak bisa bergerak, berkapsul dan mampu membentuk spora. Pembentukan
spora terjadi pada keadaan aerob dan sedikit kalsium, yaitu di alam terbuka seperti di tanah atau
udara luar. Bakteri ini mempunyai ukuran 12 m X 510 m, berbentuk batang, ujung batang
berbatas tegas, tersusun berderetderet yang membentuk formasi seperti ruas bambu. Penularan
antraks pada manusia biasanya melalui cara, kontak langsung dengan kulit manusia yang lesi,dll.
LEPTOSPIROSIS
Leptospirosis adalah infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri leptospira. Penyakit ini disebut juga
Weil disease, Canicola fever, Hemorrhagic jaundice, Mud fever, atau Swineherd disease. Genus
Lestospira yang termasuk dalam ordo Spirochaete dari family Trepanometaceae adalah bakteri yang
berbentuk seperti benang dengan panjang 612 m. spesies Leptospira interrogans adalah spesies
yang dapat menginfeksi manusia dan hewan. Infeksi pada manusia dapat terjadi melalui kontak
dengan air, tanah, dan lumpur yang tercemar bakteri, kontak dengan organ, darah, dan urin hewan
terinfeksi, dll.
3. Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari dinding sel,
pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan tersusun
dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram negatif. Fimbria adalah struktur sejenis pilus
tetapi lebih pendek daripada pilus.
4. Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung
pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri
yang
melakukan fotosintesis.
5. Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis.
6. Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif dan terbentuk
didalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Endospora mengandung
sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein
dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia.
Jika kondisi lingkungan menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.
Bakteri gram-positif
Adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metil ungu sewaktu proses pewarnaan Gram.
Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri gramnegatif akan berwarna merah atau merah muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenisbakteri
ini terutama didasarkan pada perbedaan strukturdinding sel bakteri.
Staphylococcus
Streptococcus
Enterococcus
Bacillus
Corynebacterium
Nocardia
Clostridium
Actinobacteria
Listeria
Bakteri gram-negatif
Adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warnametil ungu pada metode pewarnaan Gram.
Bakteri gram-positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol,
sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram,
suatu pewarna penimbal ( counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua
bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk
mengklasifikasikan kedua tipebakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
Enterobacteriaceae;
Escherichia Coli
Salmonella
Sigella
Pseudomonas
Moraxella
Helicobacter
Stenotrophomonas
Bdellovibrio
Bakteri asam asetat
Legionella
Alpha-proteobacteria Wolbachia
Cyanobacteria
Spirochaeta
Reproduksi Bakteri
Advertisement
Reproduksi bakteri dilakukan melalui dua cara yaitu aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual
dilakukan dengan pembelahan biner atau membelah diri. Adapun reproduksi seksual dengan paraseksual
atau rekombinasi genetik.
a. Reproduksi Aseksual
Sebagian besar bakteri melakukan reproduksi aseksual melalui proses pembelahan sederhana yang
disebut pembelahan biner Proses ini mampu mereproduksi salinan genetik dari sel induk secara tepat.
Pada kondisi yang ideal, bakteri dapat membelah satu kali setiap 20 menit atau sekitar 1 10 21 anakan
baru setiap harinya. Reproduksi yang cepat ini memungkinkan bakteri dapat berkembang biak menjadi
sangat banyak dalam lingkungan yang menguntungkan.
Replikasi DNA menjadi dua salinan DNA identik pembagian sitoplasma terbentuk dinding
pemisah di antara kedua sel anak terbentuk dua sel bakteri.
b. Reproduksi Seksual
Reproduksi seksual bakteri tidak melibatkan gamet dan peleburan sel, tetapi berupa pertukaran materi
genetik (DNA). Proses perpindahan materi genetik semacam ini disebut juga paraseksual atau
rekombinasi genetik. Rekombinasi genetik menghasilkan dua sel bakteri yang mempunyai materi genetik
kombinasi dari keduanya. Proses rekombinasi genetik dapat terjadi melalui tiga metode berikut.
1) Transformasi adalah proses perpindahan materi genetik berupa DNA ke dalam sel bakteri.
2) Transduksi adalah perpindahan materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lain melalui perantara
bakteriofage (virus bakteri).
3) Konjugasi adalah perpindahan DNA secara kontak langsung antara sel bakteri yang berdekatan.