Anda di halaman 1dari 14

A PERENCANAAN PROGRAM

No
1

Nama Program
Sosialisasi kepada masyarakat

Alasan pemilihan program


Karena minimnya pengetahuan

yang

sebagai

masyarakat yang berprofesi sebagai

penambang pasir di seputaran

penambang pasir mengenai prosedur

Sungai Noelmina tentang

penambangan pasir yang baik dan

Penambangan Pasir yang tepat


Sosialisasi kepada masyarakat

benar.
Karena

yang

sebagai

masyarakat yang berprofesi sebagai

penambang pasir di seputaran

penambang pasir tentang pentingnya

sungai Noelmina tentang K3

menjaga kesehatan dan keselamatan

(Kesehatan

tubuh pada saat bekerja


Masyarakat yang berprofesi sebagai

berprofesi

berprofesi

dan

Keselamatan

Kerja) dan APD (Alat Pelindung


Diri)

kurangnya

penambang

pasir

diingatkan

tentang

pemahaman

juga

perlu

pentingnya

penggunaan Alat pelindung diri pada


saat

bekerja

sehingga

bisa

menghindari kecelakaan kerja yang


3

Penyumbangan Alat Pelindung

mungkin bisa terjadi.


Karena masyarakat yang berprofesi

Diri (APD) kepada beberapa sebagai penambang pasir di seputaran


masyarakat

yang

berprofesi Sungai Noelmina tidak menggunakan

sebagai penambang pasir di APD


seputaran
serta

Sungai
penjelasan

yang

Noelmina melakukan

memadai

pada

penambangan.

saat

Dengan

singkat peyumbangan APD berupa Masker

mengenai cara penggunaannya.

diharapkan dapat digunakan oleh para


penambang pasir dengan baik dan
benar.

BPELAKSANAAN KEGIATAN

Dalam pelaksanaan kegiatan inti KKN ini mahasiswa diberikan tanggung jawab
untuk melaksanakan 3 program individu berikut :
1

Sosialisasi kepada masyarakat tentang Penambangan Pasir yang Tepat

Sasaran
Tujuan

Masyarakat yang berprofesi sebagai penambang pasir di seputaran

Sungai Noelmina
Program ini dilaksanakan untuk memberi pengetahuan tambahan
kepada masyarakat yang berprofesi sebagai penambang pasir
mengenai prosedur penambangan pasir yang baik dan benar.

Waktu

Senin, 21 Juli 2014 pukul 13.00-18.00

Tempat

Sungai Noelmina

Metode

Metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab dan diskusi

Proses

Mengunjungi Lokasi dimana sosialisasi akan dilaksanakan


Mempersiapkan materi yang akan di sosialisasikan
Memberikan sosialisasi kepada Masyarakat
Tanya jawab bersama masyarakat mengenai prosedur

Media

Penambangan pasir yang selama ini diterapkan


Media yang digunakan adalah buku, kamera, alat tulis.

Hambatan

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, terdapat beberapa kendala yaitu :


-

Sedikit sulit berkomunikasi dengan masyarakat karena iklim

yang panas dan lokasi tambang yang kurang kondusif.


Akses transportasi menuju lokasi penambangan pasir yang
sulit dijangkau dengan kendaraan sehingga harus ditempuh
dengan berjalan kaki.

Sosialisasi tentang Penambangan Pasir bersama masyarakat di lokasi penambangan

Sosialisasi kepada masyarakat tentang K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dan APD
(Alat Pelindung Diri)
Sasaran
Tujuan

Masyarakat yang berprofesi sebagai penambang pasir di seputaran

Sungai Noelmina
Program ini dilaksanakan untuk memberi pengetahuan tambahan
kepada masyarakat yang berprofesi sebagai penambang pasir
mengenai K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dan APD (Alat
Pelindung Diri) yang harus diterapkan selama melakukan proses

Waktu

penambangan.
Senin, 21 Juli 2014 pukul 13.00-18.00

Tempat

Sungai Noelmina

Metode

Metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab dan diskusi

Proses

Media

Mengunjungi Lokasi dimana sosialisasi akan dilaksanakan


Mempersiapkan materi yang akan di sosialisasikan
Memberikan sosialisasi kepada Masyarakat
Tanya jawab bersama masyarakat mengenai K3 (Kesehatan dan

Keselamatan Kerja) dan APD (Alat Pelindung Diri)


Media yang digunakan adalah buku, kamera, alat tulis.

Hambatan

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, terdapat beberapa kendala yaitu :


-

Sedikit sulit berkomunikasi dengan masyarakat karena iklim

yang panas dan lokasi tambang yang kurang kondusif.


Akses transportasi menuju lokasi penambangan pasir yang
sulit dijangkau dengan kendaraan sehingga harus ditempuh
dengan berjalan kaki.

Sosialisasi kepada masyarakat tentang K3 dan APD di lokasi penambangan

Penyumbangan Alat Pelindung Diri (APD) kepada beberapa masyarakat serta


penjelasan singkat mengenai cara penggunaannya.
Sasaran

Masyarakat yang berprofesi sebagai penambang pasir di seputaran

Tujuan

Sungai Noelmina
Program ini dilaksanakan untuk membantu masyarakat dalam
penyediaan Alat peindung diri yang mustinya digunakan ketika
melalukan proses penambangan sehingga masyarakat bisa lebih

Waktu

memperhatikan kesehatan dan keselamatan tubuh pada saat bekerja.


Kamis, 07 Agustus 2014 pukul 14.00-17.00

Tempat

Sungai Noelmina

Metode

Metode yang digunakan adalah Penyerahan APD, ceramah, tanya

jawab
- Mengunjungi lokasi dimana APD akan diserahkan
- Menyerahkan APD kepada Masyarakat yang berprofesi sebagai

Proses

Media

penambang pasir
Tanya jawab bersama masyarakat mengenai penggunaan APD

yang diberikan
Media yang digunakan adalah buku, kamera, alat tulis dan APD
(Masker).

Hambatan

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, terdapat beberapa kendala yaitu


sedikit sulit berkomunikasi dengan masyarakat karena iklim yang
panas dan lokasi tambang yang kurang kondusif.

Penyumbangan APD kepada salah satu masyarakat yang berprofesi sebagai penambang pasir di lokasi
penambangan

Berpose bersama Masyarakat penerima APD di lokasi penambangan

LAMPIRAN MATERI SOSIALISASI I


PENAMBANGAN PASIR
A Pengertian Usaha Penambangan

Usaha penambangan merupakan usaha melakukan kegiatan eksplorasi, eksploitasi,


produksi, dan penjualan. Menurut Rahmi (1995), penggolongan bahan-bahan galian adalah
sebagai berikut :

Golongan a, merupakan bahan galian strategis, yaitu strategis untuk perekonomian

Negara serta pertahanan dan keamanan Negara


Golongan b, merupakan bahan galian vital, yaitu dapat menjamin hajat hidup orang

banyak, Contohnya besi, tembaga, emas, perak dan lain-lain


Golongan c, bukan merupakan bahan galian strategis ataupun vital, karena sifatnya
tidak langsung memerlukan pasaran yang bersifat internasional. Contohnya
marmer, batu kapur, tanah liat, pasir, yang sepanjang tidak mengandung unsur

mineral.
B Kegiatan Penambangan Pasir
Kegiatan penambangan khususnya pasir dikenal sebagai kegiatan yang dapat
merubah permukaan bumi. Karena itu penambangan sering dikaitkan dengan
kerusakan lingkungan. walaupun pernyataan ini tidak selamnya benar, patut diakui
bahwa banyak sekali kegiatan penambangan yang dapat menimbulkan kerusakan di
tempat penambangannya. Akan tetapi perlu diingat pula bahwa dilain pihak kualitas
lingkungan di tempat penambangan meningkat dengan tajam. Bukan saja
menyangkut kualitas hidup manusia yang berada di lingkungan tempat
penambangan

itu,

namun

juga

alam

sekitar

menjadi

tertata

lebih

baik,dengan kelengkapan infrastrukturnya. Karena itu, kegiatan penambangan dapat


menjadi daya tarik, sehingga penduduk banyak yang berpindah mendekati
lokasi penambangan tersebut. Sering pula dikatakan bahwa kegiatan
penambangan telah menjadi lokomotif pembangunan di daerah tersebut.
I

Proses Penambangan Pasir


Proses penambangan pasir pada awalnya dilakukan dengan cara tradisional.
Penambangan pasir yang dilakukan hanya dengan menggunakan alat-alat yang
sederhana seperti: cangkul, pengeruk pasir, dan karung sebagai tempat penyimpanan
pasir. Namun, apabila penggalian dengan jumlah pasir yang cukup besar, biasanya
kendaraan pengangkut pasir ini langsung dimasukan ke lokasi penambangan, guna
mempermudah proses penggaliannya. Beberapa tahapan yang dilakukan dalam
penambangan pasir diantaranya adalah:
1

Tahap Persiapan.
Tahap persiapan biasanya didahului dengan kegiatan pengangkutan
berbagai

jenis

peralatan

tambang,

dan

selanjutnya

adalah

pembuatan/pembukaan jalan untuk proses pengangkutan. Dalam hal


pengangkutan peralatan tambang yang perlu diperhatikan adalah jalan yang

akan dilalui. Hal ini perlu diperhitungkan secara matang agar tidak terjadi
dampak negatif terhadap lingkungan di sepanjang jalan yang akan dilalui, baik
terhadap manusia maupun fisik alam itu sendiri.
Pada tahap ini dilakukan pengamatan, dimana saja biasanya pasir akan
terkumpul banyak, maka setelah diketahui lokasinya, maka masyarakat akan
langsung melakukan penggalian.
2

Tahap Eksploitasi/Penggalian
Kegiatan

yang

dilakukan

pada

tahap

ini

utamanya

berupa

penambangan/penggalian pasir. Bahan tambang yang terdapat di daerah


perbukitan, walaupun jenisnya sama, misalnya pasir, teknik penambangannya
akan berbeda dengan deposit pasir yang terdapat di daerah pedataran, apalagi
yang terdapat di dalam alur sungai. pada tahap eksploitasi dalam kaitannya
dengan pengelolaan pertambangan yang berwawasan lingkungan. Penggalian
biasanya dilakukan dengan alat pengeruk yang sederhana, namun, sekali-kali
apabila kedaan sungai kering biasanya alat berat seperti beko bisa langsung
masuk ke lokasi penambangan.
3

Pengangkutan
Pada tahap ini yang perlu diperhatikan adalah ketika alat-alat berat
mulai masuk ke lokasi penambangan untuk mengangkut pasir. Pengangkutan
pasir ini biasanya dilakukan dengan menggunakan truk, untuk mencapai
kawasan penambangan secara mudah, maka dilakukan pembukaan jalan
dengan menebang pohon-pohon disekitar kawasan penambangan, sehingga
lingkungan menjadi gersang dan berdebu.

II

Dampak yang Ditimbulkan dari Adanya Kegiatan Penambangan Pasir


Kerusakan lingkungan adalah perubahan langsung atau tidak langsung
terhadap sifat fisik, kimia atau hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku
kerusakan lingkungan hidup. Kegiatan penambangan khususnya pasir dan lain-lain
dikenal sebagai kegiatan yang dapat merubah permukaan bumi. Karena itu,
penambangan sering dikaitkan dengan kerusakan lingkungan. Walaupun pernyataan
ini tidak selamanya benar, patut diakui bahwa banyak sekali kegiatan penambangan
yang dapat menimbulkan kerusakan di tempat penambangannya.

Akan tetapi, perlu diingat pula bahwa dilain pihak kualitas lingkungan di
tempat penambangan meningkat dengan tajam. Bukan saja menyangkut kualitas hidup
manusia yang berada di lingkungan tempat penambangan itu, namun juga alam sekitar
menjadi tertata lebih baik, dengan kelengkapan infrastrukturnya. Karena itu kegiatan
penambangan dapat menjadi daya tarik, sehingga penduduk banyak yang berpindah
mendekati lokasi penambangan tersebut.
Dampak penambangan pasir ini, mengakibatkan dampak positif dan dampak
negatif terhadap kondisi lingkungan, dampak positif diantaranya dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat setempat dan membuka lapangan pekerjaan, sedangkan
dampak negatifnya terdiri dari meningkatnya polusi udara, dan kerusakan pada
tanggul sungai.
1
a

Dampak Positif
Meningkatkan pendapatan masyarakat
Kegiatan penambangan pasir memberikan dampak terhadap tingkat
pendapatan masyarakat, hal ini terlihat pada masyarakat pengangguran
mengakui bahwa adanya kegiatan penambang pasir memberikan keuntungan
yang sangat besar sehingga bisa mencukupi kebutuhan hidupnya.

Membuka lapangan pekerjaan


Pada dasarnya tingkat kehidupan ekonomi seseorang atau masyarakat
ditentukan oleh kesempatannya memperoleh sumber pendapatan, kesempatan
kerja, dan kesempatan berusaha. Namun pada kenyataannya masyarakat
dihadapkan pada masalah-masalah yang menimbulkan tingkat ekonominya
rendah diantaranya seperti sulitnya mendapatkan pekerjaan. Kesempatan kerja
di Desa Cikeusik semakin terbuka setelah adanya kegiatan penambangan pasir
yang memberikan dampak positif bagi warga sekitar sehingga dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat.

Meningkatkan daya kreativitas masyarakat


Penambangan pasir sangatlah menguntungkan bagi masyarakat yang
tinggal di dekat tempat penambagan tersebut. Salah satu nya meningkatkat
daya kreativitas masyarakat, masyarakat dapat memanfaatkan pasir hasil
galian untuk di buat kerajinan tangan, bahan bangunan, dan masih banyak lagi.

2
a

Dampak Negatif
Meningkatnya polusi udara

Terjadinya peningkatan debu yang menyebabkan kualitas udara


disekitar kawasan penambangan menurun, sebagai akibat dari kendaraan truk
yang mengangkut pasir serta tiupan angin jika di lokasi tambang tersebut tidak
ada vegetasi yang cukup. Kara vegetasi yang berada di sekitar penambangan
telah mati baik itu yang di tebang ataupun mati karena polusi yang
ditimbulkan oleh kendaraan berat yang digunakan di penambangan pasir
b

Peningkatan kebisingan
Peningkatan kebisingan diakibatkan oleh aktivitas kendaraan truk,
padahal sebelum adanya penambangan pasir suasana dilokasi tersebut jauh
dari kebisingan, dan masyarakat masih dapat menghirup udara segar karena
arus lalau lintas yang tidak begitu ramai. Sama halnya dengan hewan - hewan
yang sebelumnya berada di sekitar tempat penambanagn, hewan tersebut mati
karena kehabisan bahan makan yang. Sebagian hewan ada yang melarikan diri
mencari tempat baru untuk mencari makanan demi mempertahankan
keturunan dan juga kelangsungan hidupnya

Penurunan kualitas air


Terjadinya penurunan kualitas air akibat dari pencucian pasir-pasir
maupun karena akibat dari lahan yang telah menjadi terbuka karena tidak ada
vegetasi penutup, sehingga air dapat mengalir dengan bebas ke badan-badan
air. Debit air tanah juga akan menurun karena vegetasi/pepohonan yang dapat
menampung air telah ikut di tebang dalam system penamabangan pasir.

Rusaknya Jalan
Para penambang yang telah mendapatkan pasir biasanya meggunakan
alat atau mesin mesin berat seperti mobil pengangkut. Mobil yang
mengangkut pasir tersebut tentu menggunakan alternatif jalan raya yang
tentunya akan membuat jalan raya semakin rusak di karenakan berat beban
pada kendaraan angkut tersebut melebihi kapasitas yang di tentukan. Selain itu
juga pengankutan bobot beban yang berlebihan dapat menimbulkan
kecelakaan lalu lintas terutama di jalur utama. Kendaraan yang melintas di
jalur utama biasa menggunakan kecepatan diatas 60 km/jam untuk menempuh
waktu yang di targetkan. Itulah kenapa di jalan utama kendaraan tidak di
izinkan untuk membawa beban yang melebihi kapasitas seperti truk pembawa
pasir. Selain itu juga kendaraan yang membawa beban berat bisa menimbulkan
kemacetan yang cukup parah.

LAMPIRAN MATERI SOSIALISI II


K3 ( KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA )
DAN
APD (ALAT PELINDUNG DIRI)
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi
pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan ma-syarakat sekitar dari bahaya akibat
kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh
perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja
(zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost)
perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang
memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.
Bagaimana K3 dalam perspektif hukum? Ada tiga aspek utama hukum K3 yaitu
norma keselamatan, kesehatan kerja, dan kerja nyata. Norma keselamatan kerja merupakan
sarana atau alat untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang tidak diduga yang
disebabkan oleh kelalaian kerja serta lingkungan kerja yang tidak kondusif. Konsep ini
diharapkan mampu menihilkan kecelakaan kerja sehingga mencegah terjadinya cacat atau

kematian terhadap pekerja, kemudian mencegah terjadinya kerusakan tempat dan peralatan
kerja. Konsep ini juga mencegah pencemaran lingkungan hidup dan masyarakat sekitar
tempat kerja.Norma kesehatan kerja diharapkan menjadi instrumen yang mampu
menciptakan dan memelihara derajat kesehatan kerja setinggi-tingginya.
K3 dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit akibat kerja, misalnya
kebisingan, pencahayaan (sinar), getaran, kelembaban udara, dan lain-lain yang dapat
menyebabkan kerusakan pada alat pendengaran, gangguan pernapasan, kerusakan paru-paru,
kebutaan, kerusakan jaringan tubuh akibat sinar ultraviolet, kanker kulit, kemandulan, dan
lain-lain. Norma kerja berkaitan dengan manajemen perusahaan. K3 dalam konteks ini
berkaitan dengan masalah pengaturan jam kerja, shift, kerja wanita, tenaga kerja kaum muda,
pengaturan jam lembur, analisis dan pengelolaan lingkungan hidup, dan lain-lain. Hal-hal
tersebut mempunyai korelasi yang erat terhadap peristiwa kecelakaan kerja.
Pengaturan hukum K3 dalam konteks di atas adalah sesuai dengan sektor/bidang
usaha. Misalnya, UU No. 13 Tahun 1992 tentang Perkerataapian, UU No. 14 Tahun 1992
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), UU No. 15 Tahun 1992 tentang
Penerbangan beserta peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya. Selain sekor perhubungan di
atas, regulasi yang berkaitan dengan K3 juga dijumpai dalam sektor-sektor lain seperti
pertambangan, konstruksi, pertanian, industri manufaktur (pabrik), perikanan, dan lainlain.Di era globalisasi saat ini, pembangunan nasional sangat erat dengan perkembangan isuisu global seperti hak-hak asasi manusia (HAM), lingkungan hidup, kemiskinan, dan buruh.
Persaingan global tidak hanya sebatas kualitas barang tetapi juga mencakup kualitas
pelayanan dan jasa. Banyak perusahaan multinasional hanya mau berinvestasi di suatu negara
jika negara bersangkutan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan hidup. Juga
kepekaan terhadap kaum pekerja dan masyarakat miskin. Karena itu bukan mustahil jika ada
perusahaan yang peduli terhadap K3, menempatkan ini pada urutan pertama sebagai syarat
investasi.
Berikut ini adalah peralatan pelindung diri dalam bekerja :
1

Alat pelindung mata


Mata harus terlindung dari panas, sinar yang menyilaukan dan debu. Berbagai jenis
kacamata pengaman mempunyai kegunaan yang berbeda. Kacamata debu berguna
melindungi mata dari bahaya debu, bram (tatal) pada saat menggerinda, memahat dan
mengebor. Kacamata las berguna melindungi mata dari bahaya sinar yang menyilaukan
(kerusakan retina mata) pada saat melaksanakan pengelasan. Kacamata las dapat

dibedakan terutama pada kacanya, antara pekerjaan las asetilin dan las listrik. Kacamata
las listrik lebih gelap dibandingkan dengan kacamata las asetilin. Selain kacamata las
terdapat juga kedok yang lazim disebut helm las atau kacamata las yang dipadukan dengan
topi.
2

Alat pelindung kepala


Topi adalah alat pelindung kepala secara umum, bila kita bekerja pada mesinmesin yang berputar, topi melindungi terpuntirnya rambut oleh putaran mesin bor atau
rambut terkena percikan api pada saat mengelas.

Alat pelindung telinga/Ear plug


Alat pelindung telinga ialah alat yang melindungi telinga dari gemuruhnya mesin
yang bising, juga penahan bising dari letupan / letusan.

Pelindung hidung dan mulut


Ditempat- tempat tertentu dari bagian bengkel, udara sering dikotori terutama
akibat kimiawi, akibat gas yang terjadi, akibat semprotan cairan, akibat debu dan partikel
lainnya yang lebih kecil. Misalnya pengotoran pada pernafasan akibat debu kasar dari
gerinda, kabut dari proses pengecatan, asap yang timbul ketika pahat sedang digerinda dan
asap ketika mengelas adalah salah satu contoh pengotoran udara yang terjadi. Pemakaian
alat pelindung pernafasan ditentukan oleh jenis bahaya pengotoran udara.
a

Penahan debu
Penahan debu memberi perlindungan pernafasan dari debu, debu metalik yang

kasar atau partikel lainnya yang bercampur dengan udara. Yakinlah bahwa pemakaian
pelindung ini sudah rapat betul, sehingga udara yang dihirup melalui saringan (filter).
b

Saringan Cartridge
Pemakaian saringan cartridge bila jalannya pernafasan mendapat pengotoran

dari embun cairan berracun yang berukuran 0,5 mikron. Saringan cartridge diberi
tanda oleh pabrik guna menerangkan kegunaannya. Bila terasa pernafasan sangat
sesak segera saringan diganti. Yakinlah bahwa melekatnya alat ini pada bagian kulit
muka benar-benar melekat dengan baik. Agar tidak meragukan cobalah dengan
melekatkan lembaran kertas atau ditutup telapak tangan pada lubang udara, kemudian
dihirup. Jika penghirupan terasa sesak, berarti tidak ada kebocoran, ini menunjukkan
perlekatan pada bagian kulit muka baik.

Alat pelindung tangan


Alat pelindung tangan (sarung tangan) terbuat dari bermacam-macam bahan
disesuaikan kebutuhan. Yang sering dijumpai adalah :
a

Sarung tangan kain


Digunakan untuk memperkuat pegangan. Hendaknya dibiasakan bila
memegang benda yang berminyak, bagian-bagian mesin atau bahan logam lainnya

Sarung tangan asbes


Sarung tangan asbes digunakan terutama untuk melindungi tangan terhadap
bahaya pembakaran api. Sarung tangan ini digunakan bila setiap memegang benda
yang panas, seperti pada pekerjaan mengelas dan pekerjaan menempa.

Sarung tangan kulit


Sarung tangan kulit digunakan untuk memberi perlindungan dari ketajaman
sudut pada pekerjaan pengecoran. Perlengkapan ini dipakai pada saat harus
mengangkat atau memegang bahan tsb.

Sarung tangan karet


Terutama pada pekerjaan pelapisan logam seperti pernikel, perkhrom dsb.
Sarung tangan menjaga tangan dari bahaya pembakaran asam atau melindungi dari
kepedasan cairan pada bak atau panic dimana pekerjaan tersebut berlangsung.
Sarung tangan karet digunakan pula untuk melindungi kerusakan kulit tangan
karena hembusan udara pada saat membersihkan bagian-bagian mesin dengan
menggunakan kompresor.

Alat pelindung kaki


Untuk menghindarkan kerusakan kaki dari tusukan benda tajam, tertimpa benda
yang berat, terbakar oleh zat kimia, maka sebagai pelindung digunakan sepatu. Sepatu ini

harus terbuat dari bahan yang disesuaikan dengan jenis pekerjaan.


7

Alat pelindung badan


a Apron. Ketentuan memakai sebuah apron pelindung harus dibiasakan diluar
baju kerja. Apron kulit dipakai untuk perlindungan dari rambatan panas nyala
b

api.
Pakaian pelindung. Dengan menggunakan pakaian pelindung yang dibuat dari
kulit, maka pakaian biasa akan terhindar dari percikan api terutama pada
waktu mengelas dan menempa. Lengan baju jangan digulung, sebab lengan
baju akan melindungi tangan dari sinar api.

Anda mungkin juga menyukai