penyakit
lain,
seperti
dermatitis
akibat
defisiensi
riboflavin. 1
PEMBAHASAN
A. Definisi
Akrodermatitis enteropatika adalah suatu penyakit langka yang diturunkan
secara autosomal resesif yang disebabkan oleh terhambatnya absorpsi zinc dalam
traktus digestivus1,3.
B. Etiologi
Akrodermatitis enteropatika disebabkan oleh mutasi gen SLC39A4 pada
kromosom 8. SLC39A4 merupakan protein spesifik yang berperan dalam
transportasi Zn dan Fe. Defisiensi Zn didapat terutama disebabkan oleh nutrisi
parenteral jangka panjang, eksisi traktus digestivus, diare kronis atau muntah
yang terus-menerus, dan dapat disebabkan oleh obat-obatan anti rheumatoid dan
penicillamin oral 1,3.
C. Peran Zinc dalam Tubuh
Zinc merupakan salah satu elemen mikro terpenting yang terkandung dalam
kacang-kacangan, padi-padian, keju, sayuran hijau dan protein hewani terutama
daging merah. Zinc yang diperoleh dari diet sehari-hari sebesar 10-15 g/hari.
Kebutuhan zinc untuk anak, laki-laki dewasa dan wanita dewasa berturut-turut
sebesar 10 mg, 15 mg, dan 12 mg hari1,4.
Zinc terkandung dalam seluruh organ, jaringan, dan cairan dalm tubuh
manusia. Kulit dan jaringan sekitarnya kaya akan zinc, yang mengandung sekitar
20% dari total zinc tubuh. Zinc berikatan dengan sejumlah molekul biologic dan
mempengaruhi stabilitas dan aktivitas molekul tersebut. Zinc berfungsi sebagai
katalisator bagi ensim yang bertanggung jawab terhadap replikasi DNA,
transkripsi gen, serta sintesis RNA dan protein. Pada tingkat seluler, zinc sangat
penting untuk ketahanan hidup sel dan mempengaruhi transduksi sinyal,
transkripsi, dan replikasi. Zinc berperan dalam banyak fungsi tubuh manusia,
yaitu dalam pertumbuhan dan perkembangan, metabolism tulang, fungsi imunitas
dan neuropsikiatri, serta dalam proses penyembuhan luka5.
persisten
serta
disentri
pada
anak
secara
signifikan.
Efek
F. Kriteria Diagnosis
Diagnosis definitif ditentukan oleh kadar zinc yang rendah. Pada orang
normal, kadar Zn serum sebesar 60-130 g/dl, dan kadarnya dalam urin sebesar
300-600 g/hari. Keadaan ini juga disertai kadar ekskresi zinc dalam urin dan
kadar alkali fosfatase serum yang rendah akibat kadar Zn yang rendah. Biopsi
pada lesi bermanfaat untuk menunjang diagnosis lebih jauh dan menyingkirkan
diagnosis banding4,9.
G. Diagnosis Diferensial
1. Impetigo1
2. Dermatitis seboroik1,10
3. Kandidiasis kutan1,10
4. Dermatitis akibat defisiensi asam lemak atau isoleusin1,10
5. Dermatitis akibat defisiensi riboflavin
Ujud kelainan kulit yang ada menyerupai dermatitis enteropatika, namun
ditambah
dengan
gambaran
yang
menyerupai
dermatitis
seboroik,
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA