Anda di halaman 1dari 6

Syarat :

1. Estetika
Dalam pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan juga harus memerhatikan
faktor estetik untuk pasien, seperti:
Penempatan klamer harus sedemikian rupa sehingga tidak terlihat dalam posisi
bagaimanapun.
Gigi tiruan harus tampak asli dan pantas untuk tiap-tiap pasien meliputi warna dan
inklinasi gigi.
Gambaran counturing harus sesuai dengan keadaan pasien.
Perlekatan gigi diatas ridge.
Klasifikasi gigi tiruan pada periode gigi campuran adalah sebagai berikut (3):
Kelas I

: Kehilangan gigi posterior rahang atas satu sisi

: Kehilangan gigi posterior rahang bawah satu sisi

Kelas II

Kelas III

: Kehilangan gigi posterior rahang atas dua sisi

Kelas IV

: Kehilangan gigi posterior rahang bawah dua sisi

Kelas V

: Kehilangan gigi anterior-posterior rahang atas

Kelas VI

: Kehilangan gigi anterior-posterior rahang bawah

Kelas VII

: Kehilangan satu atau lebih gigi susu/ gigi tetap anterior

Kelas VIII

: Kehilangan semua gigi susu

Lindahl, R.L. 1964. Removable Denture Prosthetis. 4th ed. Hal: 271-285. McGraw-Hill Book
Company Inc.

Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan memerlukan beberapa tahap (1) :


Gunadi, H.A. 1995. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan. Jilid 1. Hal 12, 30-50,
108-111 Jakarta: Hipokrates
1. Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi.

Daerah tak bergigi pada suatu lengkung gigi dapat bervariasi, anatara lain dalam hal panjang,
macam, jumlah dan letaknya. Semua ini akan mempengaruhi rencana pembuatan disain gigi
tiruan, baik dalam bentuk sadel, konektor maupun pendukungnya.
2. Menentukan macam dukungan dari setiap sadel.
Bentuk daerah tidak bergigi ada dua macam yaitu daerah tertutup (paradental) dan daerah
berujung bebas (free end). Bentuk sadel dibagi menjadi dua yaitu
sadel tertutup dan berujung bebas. Terdapat tiga pilihan untuk dukungan sadel tertutup, yaitu
dukungan gigi, mukosa, atau kombinasi. Sebaliknya untuk sadel berujung bebas dukungan
pada umumnya berasal dari mukosa. Dukungan terbaik untuk gigi tiruan sebagian lepasan
diperoleh dengan memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut antara lain keadaan jaringan
pendukung, panjang dan jumlah sadel serta keadaan rahang.
3. Menentukan jenis penahan.
Penahan yang akan dipilih dapat ditentukan dengan memperhatikan faktor-faktor berikut:
1) Dukungan sadel
Dukungan sadel berkaitan dengan indikasi macam cangkolan yang akan dipakai dan gigi
penyangga yang diperlukan.
2) Stabilitas gigi tiruan
Berhubungan dengan jumlah dan macam gigi pendukung yang ada dan yang akan dipakai.
3) Estetika
Berhubungan dengan bentuk dan tipe cangkolan dan lokasi gigi penyangga.
4. Menentukan jenis konektor.
Konektor yang dipakai biasanya berbentuk pelat, yaitu pada gigi tiruan dari resin.
11. Sebelum gigi tiruan sebagian lepasan dipasang dalam mulut anak, sebaiknya
persiapan dalam mulut dilakukan terlebih dahulu. Persiapan mulut ini bertujuan untuk
mendapatkan keadaan mulut yang mampu mendukung dan memberikan retensi pada

gigi tiruan sebagian lepasan, serta memelihara sisa gigi dan jaringan pendukungnya.
Persiapan mulut ini dapat meliputi berbagai cabang kedokteran gigi, antara lain (11):
1. Persiapan bedah
Gigi yang tidak dapat dipertahankan lagi sebaiknya harus dilakukan pencabutan sebelum
pembuatan gigi tiruan (5,11).
2. Persiapan konservasi dan endodontik
Perawatan konservasi dilakukan untuk memperbaiki gigi yang karies atau untuk melindungi
gigi penyangga pada pasien yang rentan karies, serta untuk memperoleh bentuk mahkota gigi
yang dapat mendukung gigi tiruan agar cukup retensi

(5)

. Selain itu, perawatan konservasi

dapat mengurangi resiko akumulasi plak pada gigi yang mengalami karies

(14)

. Perawatan

endodontik akan memungkinkan pemeliharaan gigi yang dapat menjadi penyangga gigi tiruan
yang akan dibuat (11).
3. Persiapan periodontik
Pasien anak sering membutuhkan prosedur periodontik terutama untuk penderita gingivitis
karena adanya karang gigi dan akumulasi plak. Kebersihan mulut anak perlu diperhatikan,
agar mendapatkan hasil yang baik dalam perawatan (14).
Dokter gigi perlu memberikan penjelasan yang dapat dimengerti anak sebelum melakukan
pencetakan rahang karena anak-anak belum memiliki pengalaman mengenai tahap
pencetakan

(14)

. Hasil yang optimal dapat diperoleh dengan mengetahui

beberapa

pertimbangan dalam pencetakan (4), antara lain:


1. Pemilihan sendok cetak
Pencetakan pada anak menggunakan sendok cetak ukuran kecil

(7)

. Berbagai macam ukuran

sendok cetak yang cocok pada anak sudah tersedia dan dapat digunakan dalam berbagai
macam keadaan (4). Sendok cetak kaku yang berlubang telah tersedia dalam berbagai ukuran
yang sesuai untuk anak-anak (14). Ukuran yang telah dianjurkan untuk pencetakan adalah jarak
anatara gigi dan sendok cetak sekitar 3 mm, dengan perluasan distal yang cukup.
2. Pemilihan bahan cetak

Pemilihan bahan cetak akan menentukan keberhasilan suatu pencetakan. Bahan cetak yang
sebaiknya digunakan adalah alginat, dapat digunakan jenis regular setting maupun fast
setting (4). Alginat yang digunakan untuk anak-anak biasanya yang masa pengerasannya relatif
pendek (3). Perlu diperhatikan perbandingan air dan bubuk sesuai dengan petunjuk dari pabrik
untuk mendapatkan hasil yang optimal (4).
3. Mengatasi refleks mual
Pasien pada umumnya akan merasa mual pada saat melakukan pencetakan, oleh karena itu
perlu penanganan yang tepat untuk mencegah atau mengontrol refleks mual. Refleks mual
pada anak dapat dicegah dengan menggunakan bahan cetak yang memiliki rasa, meminta
anak berkumur dengan air hangat yang berisi cairan anastetik sehingga memberikan rasa
kebal, anak diminta bernafas teratur, atau juga mengalihkan perhatian anak pada hal-hal lain
sampai pencetakan selesai dilakukan

(4,14)

. Kelebihan bahan cetak sebaiknya dihindari agar

tidak mengalir ke orofaring. Anak dapat juga dialihkan perhatiannya dengan memberikan
sedikit bahan cetak yang belum mengeras pada jarinya. Anak diinstruksikan untuk bernapas
melalui hidung serta menundukkan kepalanya ke depan

(14)

. Penggunaan suction atau

penyedot saliva untuk membuang saliva dapat digunakan untuk mencegah refleks mual pada
anak (3).
4. Pencetakan rahang bawah
Pencetakan rahang bawah biasanya dilakukan dahulu untuk menghindari rasa mual dan rasa
takut anak. Dokter gigi berdiri di samping kanan depan anak saat menyiapkan sendok cetak.
Jari tangan diletakkan di daerah molar sendok cetak dan ibu jari di bawah rahang bawah,
pada posisi tersebut anak tidak akan dapat merubah posisi sendok cetak, demikian juga
dengan pergerakan badan atau kepala

(3)

. Anak diminta untuk mendorong lidahnya keluar

untuk mendapatkan kontraksi otot milohioid

(14)

. Hasil cetakan jika sudah baik tidak terdapat

cacat atau rusak maka dilanjutkan dengan pencetakan rahang atas (3).
5. Pencetakan rahang atas
Posisi dokter pada pencetakan rahang atas yaitu berdiri di samping kanan belakang anak,
kemudian sendok cetak dimasukkan. Penekanan dengan jari tengah atau telunjuk kedua
tangan pada daerah posterior sendok cetak dan ibu jari berada di atas arkus zigomatikus.

Penekanan pada sendok cetak yang berada dalam mulut anak pada rahang atas maupun
rahang bawah adalah pada bagian posterior terlebih dahulu kemudian pada daerah anterior
(14)

Gigi tiruan pada anak terdiri atas landasan gigi tiruan, cangkolan dan elemen gigi tiruan

(4)

Landasan pada umumnya dibuat dari resin akrilik karena mudah dimodifikasi mengikuti
pertumbuhan dan perkembangan gigi serta erupsi gigi
transparan dan cukup kuat saat dipakai makan

(14)

. Landasan sebaiknya dibuat

(4)

. Gigi tiruan rahang atas didisain dari

landasan akrilik, tetapi gigi tiruan sebagian rahang bawah dapat dirancang dari konektor
logam untuk menambah retensi yang lebih baik

(10,14)

Landasan gigi tiruan sebagian lepasan

dibuat menutupi permukaan palatal/lingual gigi-gigi yang ada dan daerah interdental dengan
tujuan mendapatkan stabilitas dan retensi (3).
Cangkolan dibuat dari kawat logam tahan karat dan diperlukan untuk mendapatkan retensi
serta dukungan dari gigi atau jaringan lunak. Jenis cangkolan yang digunakan pada gigi tiruan
sebagian lepasan antara lain cangkolan Adam, cangkolan bola, dan cangkolan sirkumferensial
(4)

. Cangkolan suatu gigi tiruan perlu dirancang dengan akurat, karena jika tidak akan

mempengaruhi terhadap peningkatan aktivitas karies (3).


DAFTAR PUSTAKA sesuai urutan dalam kurungnyaa din hihihihi
Miaaaaaan kemaren ketiduran wkwkwk

1. Gunadi, H.A. 1995. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan. Jilid 1. Hal 12,
30-50, 108-111 Jakarta: Hipokrates

2. Andlaw, R.J. and W.P. Rock. 1993. A Manual of Paedodontics. 3rd ed. London:
Churchill Livingstone.

3. Lindahl, R.L. 1964. Removable Denture Prosthetis. 4th ed. Hal: 271-285. McGrawHill Book Company Inc.

4. Finn, S.B. 2003. Clinical Pedodontics. 4th ed. Hal 309-31, 360-3. Philadelphia: W.B
Saunders Company inc.

5. Goodarce, C.J dan Brown, T.D, 1994. Prosthodontic Treatment of the Adolescent
Patient Care. Editor: Sthephen H.Y.Wei. Philadelphia: Lea and Febiger.

6. McDonald, R.E. and D.R. Avery, 2000. Dentistry forThe Child and Adolescent. 7th ed.
Saint Louis: Mosby

7. Andajani, T. 1993. Penanggulangan Kerusakan Gigi yang Parah dengan Gigi Tiruan
Tumpang. Volume 2. Hal 571-580. Jakarta: Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi Usakti.

8. Heartwell, C.M. and Rahn, A.O. 1986. Glossary of Prosthodontics. Fourth edition.
Philadelphia: Lea and Febriger.

9. McCrackens. 1995. Removable Partial Prosthodontics. 9th ed. St. Louis: C.V. Mosby
Company.

10. Dykema, E.W, Cunningham, D.M, and Johnston, J.F. 1978. Modern practice in
removable partial prosthodontics. Philadelphia- London- Toronto: W.B Saunders
Company.

12. Blakesslee, R.W., et al. 1980. Dental Technology Theory and Practice. Hal: 113-5,
120-1, 313-15. St. Louis-Toronto-London: C.V. Mosby Company

12. Dyson, J.E. 1988. Prosthodontic for Children. Hal: 259-68. Philadelphia: Lea and
Febriger.

13. Herman, W. 1980. Majalah Kedokteran Gigi. Volume 1. Bandung: Yabina.

Anda mungkin juga menyukai