Anda di halaman 1dari 24

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampai saat ini tingginya angka kematian ibu di Indonesia masih merupakan
masalah prioritas di bidang kesehatan. Berdasarkan data World Health Organization
(WHO) pada tahun 2005, bahwa setiap tahun wanita yang bersalin meninggal dunia
mencapai lebih dari 500.000 orang. Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) pada tahun 2005 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yaitu 262/100.000
kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu 32/1000 kelahiran
hidup. Masalah utama yang ikut berperan dalam kejadian ini adalah masalah gizi.
Masalah gizi dapat menurunkan status kesehatan yang berdampak buruk bagi kualitas
sumber daya manusia. Salah satu masalah gizi yang sering terjadi pada ibu hamil
adalah anemia. Anemia berdampak buruk pada peningkatan kematian ibu dan bayi.
Selain itu anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan pendarahan sebelum dan pada
saat melahirkan, keguguran, bayi lahir prematur, dan berat bayi lahir rendah.(WHO
2005, Prawiroraharjo dan Winkjosastro 2002)
Anemia adalah kondisi dengan kadar hemoglobin dalam darah kurang dari
12g/dl. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin dibawah 11g/dl pada trimester I dan trimester III atau kadar < 10,5g/dl
pada trimester II. Sebagian besar anemia pada kehamilan disebabkan oleh kekurangan
zat besi, yang terjadi akibat perubahan fisiologis selama kehamilan itu sendiri.
(Prawiroharjo dan Winkjoastro,2002)
Prevalensi anemia pada wanita hamil di Indonesia berkisar 20-80%, tetapi pada
umumnya banyak penelitian yang menunjukkan prevalensi anemia pada wanita hamil
lebih besar dari 50%. Juga banyak dilaporkan bahwa prevalensi anemia pada trimester
III berkisar 50-79%. Data anemia di UPT Kesmas Gianyar 1 Kecamatan Gianyar
Kabupaten Gianyar pada tahun 2011 yang telah kami kumpulkan dari rekap tahunan
kohort ibu dari 10 pustu dan poskesdes yang tersebar di desa Gianyar, Tulikup,
Samplangan, Temesi, Sidan, Beng, Tegaltugu, Serongga, Lebih dan Abianbase untuk
ibu hamil adalah 50 orang, dari total 480 orang ibu hamil (10,4%) dimana kunjungan
ibu hamil yang terbanyak adalah di desa Gianyar yakni 37% dari kunjungan ibu hamil
di wilayah kerja UPT kesmas Gianyar I, selain desa gianyar, desa Tulikup dan desa

Sidan juga memiliki kunjungan ibu hamil yang cukup banyak yakni 25% dan 18% dari
jumlah total ibu hamil yang berkunjung di wilayah kerja UPT Kesmas Gianyar I.
Angka ini cenderung meningkat dari tahun 2010, yakni 37 orang ibu hamil anemia
dari total 421 orang ibu hamil (8,7%). Sampai saat ini belum ada kajian pasti tentang
faktor resiko anemia pada ibu hamil di wilayah kerja UPT Kesmas Gianyar 1.
Walaupun sudah dilakukan program untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil yang
dijalankan pihak puskesmas diantaranya pemberian tablet fe, pemeriksaan kehamilan
berkala, 7T, dan lain sebagainya yang dimaksudkan untuk mengurangi resiko
terjadinya anemia dan komplikasi kehamilan lainnya, tetapi tetap saja masih ada
peningkatan kasus anemia dari tahun sebelumnya. Berdasarkan pemikiran tersebut
peneliti tertarik untuk mengkaji faktor-faktor yang dikaitkan dengan kejadian anemia
pada ibu hamil di wilayah kerja UPT Kesmas Gianyar 1. (Profil KIA Puskesmas,
Profil Gizi Puskesmas, 2010, WHO 2005).
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran faktor resiko anemia pada ibu hamil dengan anemia di
wilayah kerja UPT Kesmas Gianyar 1 Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar pada
tahun 2012?
1.3 Tujuan Penelitian.
Tujuan umum :
Mengetahui gambaran faktor resiko anemia pada ibu hamil dengan anemia di
wilayah kerja UPT Kesmas Gianyar I.
Tujuan khusus :
1. Mengetahui karakteristik ibu hamil dengan anemia di wilayah kerja UPT kesmas
Gianyar I.
2. Mengetahui derajat anemia pada ibu hamil dengan anemia di wilayah kerja UPT
kesmas Gianyar I.
3. Mengetahui gambaran faktor resiko anemia pada ibu hamil dengan anemia di
wilayah kerja UPT kesmas Gianyar I.
4. Mengetahui derajat anemia berdasarkan faktor risiko ibu hamil (umur ibu, umur
kehamilan paritas dan jarak kelahiran) dengan anemia di wilayah kerja UPT
kesmas Gianyar I.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi Profesi Kedokteran
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pustaka bagi penelitian lebih lanjut
untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
2. Bagi Program Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau data dasar tentang
gambaran faktor resiko anemia pada ibu hamil di wilayah kerja UPT Kesmas
Gianyar I, sehingga dapat dijadikan acuan dalam penyusunan program puskesmas
selanjutnya.
3. Bagi Institusi Kesehatan
Dapat menambah ilmu pengetahuan tentang terjadinya anemia ibu hamil, serta
sebagai program pengembangan kurikulum kedokteran komunitas dan kedokteran
pencegahan.
4. Bagi Subjek Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada subjek
penelitian tentang faktor resiko terjadinya anemia pada ibu hamil.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Anemia pada ibu hamil
Anemia sering dijumpai dalam kehamilan, hal itu disebabkan karena dalam
kehamilan keperluan akan zat-zat makanan bertambah begitu juga dengan kebutuhan
terhadap Fe, dan terjadi pula perubahan-perubahan dalam darah dan sumsum tulang.
Ibu hamil merupakan golongan rawan terhadap anemia, selain oleh karena kehamilan,
juga oleh karena proses menstruasi yang dialaminya sebagai perempuan.
(Prawiroharjo dan Winkjoastro,2002)
Anemia adalah kondisi dengan kadar hemoglobin dalam darah kurang dari 12g/dl.
Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin
dibawah 11g/dl pada trimester I dan trimester III atau kadar < 10,5g/dl pada trimester
II. Sebagian besar anemia pada kehamilan disebabkan oleh kekurangan zat besi, yang
terjadi akibat perubahan fisiologis selama kehamilan itu sendiri.(Prawiroharjo dan
Winkjoastro,2002)
2.2 Faktor risiko anemia pada ibu hamil
Faktor risiko dari anemia pada ibu hamil meliputi umur ibu, jumlah paritas, jarak
kelahiran, umur kehamilan, asupan Fe, genetik ibu, keadaan lingkungan.
2.2.1 Umur Ibu
Khusus untuk umur ibu hamil, dinyatakan risiko tinggi anemia apabila umur dibawah
20 tahun atau diatas 35 tahun, karena belum sempurnanya proses eritropoesis pada
umur dibawah 20 tahun ,sedangkan pada umur diatas 35 tahun sudah banyaknya ionion superoksida yang menjadi racun bagi tubuh. (Darlina, Hardiansyah 2003)
2.2.2 Umur Kehamilan
Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut Hidremia atau
Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan
bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut
adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%. Volume
plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum
terjadi pada trimester III dan meningkatnya sekitar 1000 ml, namun peningkatan
volume plasma tidak dibarengi dengan peningkatan kadar haemoglobin dalam darah,
namun malah menurun seiring dengan peningkatan volume plasma. Sehingga kadar

haemoglobin akan menurun seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.


(Prawiroharjo dan Winkjoastro,2002, Darlina, Hardiansyah 2003)
2.2.3 Paritas
Masih berkaitan dengan hal tersebut diatas, paritas tampaknya juga menjadi salah
satu faktor yang perlu dipikirkan dimana, paritas diatas 3 merupakan faktor risiko,
karena makin tinggi paritas makin banyak darah yang hilang sehingga risiko
timbulnya anemia lebih besar, dimana pada keadaan ini kejadian anemia meningkat
secara bermakna. (Darlina, Hardiansyah 2003)
2.2.3 Jarak Kelahiran
Jika dihubungkan dengan jarak kelahiran, semakin dekat jarak kelahiran anak
(kurang dari 2 tahun) makin besar risiko terjadinya anemia pada ibu hamil. Hal ini
disebabkan karena kemampuan untuk mengisi cadangan besi oleh tubuh belum
terpenuhi sementara sudah disusul oleh kehamilan yang meningkatkan kebutuhan
gizi termasuk juga kebutuhan terhadap Fe. (Prawiroharjo dan Winkjoastro,2002)
2.2.4 Asupan Gizi
Dalam hal ini makanan memegang peranan yang sangat penting dalam timbulnya
anemia, seorang wanita dalam keadaan hamil, membutuhkan tambahan 800 mg besi
selama masa kehamilannya. Kebutuhan tambahan ini dapat diperoleh dengan
mengkonsumsi tablet Fe secara teratur, minimal 90 butir selama masa kehamilan.
Namun ternyata hal ini tidak mudah tercapai oleh karena banyak penyebab yang
mempengaruhinya, sehingga sering terjadi anemia pada ibu hamil dengan segala
komplikasinya. (Prawiroharjo dan Winkjoastro,2002)
2.2.5 Status sosial ekonomi
Disamping itu hal lain yang berpengaruh pada timbulnya anemia ibu hamil adalah
tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dan keadaan sosial ekonomi keluarga. Tingkat
sosial ekonomi yang rendah dan tingkat pengetahuan yang rendah mempunyai
pengaruh tidak langsung terhadap tingginya angka kejadian anemia pada ibu hamil.
Pada ibu-ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih tinggi tentu saja akan
lebih menyadari dan lebih mengetahui makanan apa saja dan kandungan gizi
makanan apa saja yang dibutuhkannya selama masa kehamilan dan pada jenis
makanan apa bisa didapatkannya. Sedangkan pada keadaan sosial ekonomi yang
lebih tinggi tentu saja kemampuan membeli berbagai jenis sumber makanan yang
dibutuhkannya akan lebih tinggi. (Darlina, Hardiansyah 2003)

2.2 Patofisiologi Anemia pada Ibu Hamil


Dalam keadaan kehamilan, terjadi perubahan dimana darah bertambah banyak yang
lazim disebut hydremia atau hypervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel-sel darah
kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma, sehingga terjadi pengenceran
darah. Pertambahan tersebut berbanding sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18%,
dan hemoglobin 19%. Pengenceran darah merupakan penyesuaian diri secara
fisiologis dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita. Pengenceran akan
meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, karena
sebagai akibat hydremia, curah jantung meningkat. Kerja jantung lebih ringan apabila
viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula, sehingga tekanan darah
tidak naik. Hal ini tentu saja harus dikompensasi dengan meningkatnya konsentrasi Hb
dalam darah ibu. Bahkan dikatakan pula untuk mengkompensasi hal tersebut diatas,
seorang wanita dalam keadaan hamil, membutuhkan tambahan 800 mg besi selama
masa kehamilannya. Kebutuhan tambahan ini dapat diperoleh dengan mengkonsumsi
tablet Fe secara teratur, minimal 90 butir selama masa kehamilan. Namun ternyata hal
ini tidak mudah tercapai oleh karena banyak penyebab yang mempengaruhinya,
sehingga sering terjadi anemia pada ibu hamil dengan segala komplikasinya.
(Prawiroharjo dan Winkjoastro,2002)
2.4 Diagnosis Anemia
WHO dalam publikasinya yang berjudul Iron Deficiency Anaemia Assessment,
Prevention and Control menetapkan kriteria anemia ibu hamil yaitu Hb <11gr/L
(hematokrit 6,83 mmol/L atau 0,33 I/L). Pada pedoman CDC (Centers of Disease
Control) untuk wanita hamil didapatkan nilai hemoglobin yang berbeda untuk tiap
umur kehamilan, namum perbedaan yang didapatkan untuk tiap-tiap umur kehamilan
ternyata tidak jauh berbeda. Akan tetapi beberapa peneliti menggunakan kriteria yang
berbeda. Brentlinger et al. (2003) menggunakan kriteria kurang dari 10 mg/dL,
Zavaleta et al. (2000) menggunakan kriteria kurang dari 11 mg/ dL dan feritin serum
kurang dari kurang dari 12mg/L. Feightner, J.W. (2003) menggunakan kriteria kurang
dari 11 mg/dL pada kehamilan trimester I dan 10,5 mg/dL pada tri-mester II atau
hematokrit kurang dari 32%. Hesham Al-Inany (2003) memberikan definisi anemia
pada wanita hamil apabila kadar hemoglobin kurang dari 10 g/dL termasuk masa
puerperium. Sedangkan pada penelitian ini kami menggunakan kriteria yang
dipergunakan dan ditetapkan oleh kebanyakan sumber yaitu kadar Hb kurang dari 11

mg/dL pada ibu hamil dianggap sebagai keadaan anemia. Di UPT Kesmas Gianyar 1
diagnosis anemia didasarkan pada hasil pemeriksaan Hb Sahli, diagnosis secara kilinis
tidak dilakukan, karena setiap ibu hamil yang datang sebagai kunjungan pertama
langsung diperiksa Hb.(WHO, 2005)

BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan
dan Sosial
Ekonomi

Paritas* dan
jarak kelahiran*

Umur
ibu*

Kehilangan darah
Asupan Fe
1.Tablet Fe
2. Makanan

Anemia Pd
ibu hamil

Eritropoesis

Lingkungan

Umur Kehamilan*

Kebutuhan

Genetik

*variabel yang diteliti


Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian berdasarkan Teori Sarang Laba-Laba
Keadaan anemia pada ibu hamil dipengaruhi oleh berbagai sebab antara lain: paritas,
jarak kelahiran, tingkat sosial ekonomi, umur ibu, umur kehamilan, genetik, asupan Fe dan
faktor lingkungan. Dengan bertambahnya jumlah anak, maka kehilangan darah akan
semakin banyak, hal ini akan meningkatkan kejadian anemia dimana hal ini sangat erat
kaitannya dengan jarak kelahiran. Keadaan ini akan mempengaruhi pengisisan cadangan
besi, dimana pada jarak kelahiran yang dekat pengisian cadangan besi belum terpenuhi
tetapi sudah disusul dengan kehamilan sehingga menimbulkan ketidakseimbangan sebagai
penyebab terjadinya anemia. Disamping itu, faktor ibu sendiri yaitu umur ibu juga akan
mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil dimana ibu-ibu yang mempunyai umur
kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko anemia yang lebih tinggi
karena pada umur kurang dari 20 tahun proses eritropoesis belum begitu sempurna,
sedangkan pada umur diatas 35 tahun telah terjadi perubahan dimana banyak ion-ion yang
dirubah menjadi superoksida beracun bagi tubuh. Faktor lingkungan berpengaruh dilihat

dari adanya variasi pada angka Hb normal pada ketinggian tertentu. Dalam hal ini faktor
lingkungan kami kesampingkan karena populasi penelitian ini berada dalam lingkungan
yang sama yaitu berada dalam ketinggian dari permukaan laut yang sama. Dalam bagan
diatas dapat kita lihat banyak faktor dalam terjadinya anemia pada ibu hamil. Yang akan
diteliti adalah umur ibu, umur kehamilan, paritas, dan jarak kelahiran. Faktor genetik tidak
diteliti karena target populasi berasal dari ras yang sama.

10

BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja UPT Kesmas Gianyar I. Penelitian
dimulai bulan Januari sampai dengan bulan Februari 2012.
4.2 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi deskriprif cross-sectional.
4.3 Populasi
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil anemia yang
tinggal di wilayah kerja UPT Kesmas Gianyar 1 Kecamatan Gianyar Kabupaten
Gianyar. Wilayah kerja UPT Kesmas Gianyar 1 terdiri dari 10 desa yaitu, Gianyar,
Desa Tulikup, Desa Samplangan, Desa Lebih, Desa Abianbase, Desa Serongga, Desa
Sidan, Desa Beng, Desa Temesi, Desa Tegal Tugu. Jumlah ibu hamil anemia tahun
2011 adalah 50 orang dari 480 orang ibu hamil.
4.4 Sampel
Sampel penelitian diambil dari populasi ibu hamil anemia yang tercatat dalam
registrasi kohort ibu di puskesmas dan puskesmas pembantu.
4.4.1 Jumlah Sampel.
Jumlah sampel dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
n

1
Z 2 ( pq )
x
1 f
d2

: besar sampel.

: besarnya kesalahan tipe I 0.05 (z 1.96)

: proporsi anemia pada ibu hamil pada trimester III (50%)

: (1-p= 0,5)
d

: tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki (ditetapkan oleh peneliti) 0.1

f : 10 % (perkiraan drop out)

1
1,96 2 (0,5 x 0,5)
x
1 10%
0,12

1
3,8416 x0,25
x
1 0,1
0,01

11

n = 106,56 orang~106
Oleh karena besar populasi penelitian (50 orang) kurang dari 10.000 orang, maka hasil
perhitungan dari rumus diatas harus dikoreksi dengan rumus sebagai berikut:
n

nK =

1+(n/N)
Keterangan :
nK

: jumlah sampel yang telah dikoreksi

: jumlah populasi

nK

106
106
1
50

nK = 33,9 ~ 34 orang
4.4.2. Cara Pengambilan Sampel
Dipilih semua ibu hamil anemia yang tercatat pada registrasi kohort ibu (kadar
Hb<11 gr%) dari tiga Pustu dan Poskesdes (Pustu Tulikup, Poskesdes Gianyar,
Poskesdes Sidan) dengan jumlah ibu hamil anemia terbanyak sebagai sampel.
Dari ketiga pustu tersebut didapatkan jumlah ibu hamil anemia sebanyak 34
orang dan semuanya dipilih sebagai responden penelitian.
4.5. Responden
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh sampel yang telah terpilih.
4.6 Identifikasi Variabel penelitian
1. Derajat Anemia
Karakteristik ibu hamil:
2. Umur
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
5. Status ekonomi
Karakteristik Faktor Risiko:
6. Umur kehamilan
7. Paritas
8. Jarak kelahiran

12

4.7 Definisi Operasional Variabel


1. Derajat Anemia pada ibu hamil : ibu hamil yang mempunyai kadar Hb<11gr% pada
pemeriksaan darah Hb Sahli.
a) Anemia ringan: kadar Hb 10-10,9 gr%
b) Anemia sedang: kadar Hb 8-9,9 gr%
c) Anemia berat: kadar Hb kurang dari 8 gr%
2. Umur ibu: Usia ibu hamil berdasarkan tanggal, bulan, dan tahun yang tertera dalam
kartu tanda penduduk
3. Pendidikan : pendidikan terakhir yang ditamatkan oleh ibu hamil.
4. Pekerjaan : pekerjaan yang ibu lakukan yang paling banyak menghabiskan waktu ibu
dalam satu hari.
5. Status ekonomi :
a) Tinggi: Besarnya penghasilan yang diperoleh keluarga atau ibu hamil selama
sebulan lebih dari Rp. 1.104.000 (UMR)
b) Rendah: Besarnya penghasilan yang diperoleh oleh keluarga ibu hamil selama
sebulan kurang dari Rp. 1.104.000 (UMR)
6. Umur kehamilan: usia kehamilan berdasarkan perhitungan hari terakhir amenorea
HTA, dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
a)

Trimester I (usia kehamilan 0-12 minggu),

b)

Trimester II (usia kehamilan 12-24 minggu),

c)

Trimester III(usia kehamilan 24-36 minggu)

7. Paritas: jumlah anak yang dilahirkan ibu.


8. Jarak kelahiran : lama waktu antara kelahiran yang terakhir dengan perkiraan
kelahiran yang akan datang.
4.7 Alat pengumpul data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner.

4.8 Cara Pengumpulan Data


Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang didapat dengan cara
wawancara kepada subyek penelitian berdasarkan kuesioner.

13

4.9 Pengolahan dan Analisis Data


Data yang terkumpul dianalisa secara deskriptif dan analisis staistik dengan
menggunakan program computer. Data-data disajikan dalam bentuk tabel dan naratif.
Adapun beberapa variable yang dikategorikan setelah mendapatkan data seperti
umur, jarak kehamilan dan paritas. Umur dikategorikan berdasarkan umur ibu hamil
yang berisiko tinggi yakni kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun, kemudian
umur yang tidak beresiko adalah 20 sampai dengan 35 tahun. Jarak lelahiran
dikategorikan berdasarkan jarak kelahiran yang beresiko(2 tahun) dan jarak
kelahiran yang tidak beresiko(>2 tahun). Kemudian paritas dikategorikan dengan
paritas yang beresiko(>2) dan paritas tidak bersiko( 2). (Darlina, Hardiansyah
2003).
Tabel 4.1 Kategori Berbagai Variabel
Variabel
1. Umur ibu
2. Jarak kelahiran
3. Paritas

Kategori
<20 tahun
20-35 tahun
>35 tahun
2 tahun
>2 tahun
2
>2

14

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden
Responden penelitian ini adalah 34 orang ibu hamil anemia di wilayah kerja UPT
Kesmas Gianyar 1 yang telah memberikan persetujuan untuk ikut dalam penelitian.
Responden diwawancarai di rumahnya masing-masing. Dari 34 responden yang
diwawancarai, diperoleh karakteristik ibu hamil anemia meliputi umur, pendidikan,
pekerjaan, status ekonomi, umur kehamilan, paritas, dan jarak kelahiran.
Tabel 5.1 Karakteristik Demografi Responden
No Karakteristik Demografi Responden
1 Kelompok Umur (tahun)
- <20
- 20-35
- >35
2 Pendidikan Terakhir
- Tamat SD
- Tamat SMP
- Tamat SMA
3 Jenis Pekerjaan
- Pedagang
- Ibu Rumah Tangga
- Buruh
4 Status Ekonomi
- Rendah
- Tinggi
TOTAL

Frekuensi

Persentase (%)

10
14
10

29.4
41.2
29.4

4
16
14

11.8
47.1
41.2

18
13
3

52.9
38.2
8.8

20
14
34

58.8
41.2
100

Berdasarkan umur responden, didapatkan bahwa umur responden termuda adalah


17 tahun dan umur responden tertua adalah 39 tahun. Kelompok umur terbanyak
adalah pada rentang usia 20-35 tahun yaitu 41.2% orang. Responden sebagian besar
berada pada kelompok umur tidak beresiko tinggi terhadap kehamilan.
Berdasarkan tingkat pendidikan, responden dibagi menjadi tiga kategori yaitu tamat
SD, tamat SMP dan tamat SMA. Responden dalam penelitian ini sebagian besar
memiliki pendidikan tamat SMP 16 orang (47.1%), sedangkan yang lainnya adalah
tamat SMA 14 orang (41.2%) dan SD 4 orang(11.8%). Responden dalam penelitian ini
sebagian besar dengan tingkat pendidikan dasar.
Berdasarkan pekerjaan, responden penelitian ini dikelompokkan menjadi lima
kategori yaitu ibu rumah tangga, buruh, petani, pedagang dan PNS. Dalam penelitian

15

ini, sebagian besar responden adalah pedagang yaitu 18 orang (52.9%). Sedangkan
lainnya adalah ibu rumah tangga 13 orang (38.2%), buruh 3 orang (8.8%), tidak ada
yang berprofesi sebagai PNS maupun Petani. Ibu hamil dalam penelitian ini sebagian
besar bekerja.
Berdasarkan penghasilan keluarga per bulan, responden dikelompokkan menjadi
dua kategori yaitu status ekonomi rendah (penghasilan dibawah Rp1.104.000,00) dan
status ekonomi tinggi (penghasilan diatas Rp 1.104.000,00). Dalam penelitian ini
diketahui bahwa responden lebih banyak memiliki penghasilan dibawah Rp
1.104.000,00 yaitu sebanyak 20 orang (58.8%), sedangkan yang berpenghasilan diatas
Rp 1.104.000,00 sebanyak 14 orang (41,2%). Melalui hasil wawancara diketahui juga
bahwa penghasilan tersebut merupakan perkiraan responden dan jumlahnya tidaklah
tetap setiap bulan. Dari data ini dapat disimpulkan sebagian besar responden
merupakan status ekonomi rendah.
Berdasarkan status anemia yang diderita, responden dikelompokkan menjadi tiga
kategori yaitu anemia ringan, sedang dan berat. Anemia ringan sebanyak 16 orang
47.1%, sedang 18

orang 52.9% dan berat tidak ada. Sebagian besar responden

menderita anemia sedang. Dari data yang diperoleh tidak didapatkan anemia berat
karena 100% responden menjawab telah mengkonsumsi tablet Fe rutin 1 tablet sehari.
Banyak didapatkan anemia sedang mungkin berkaitan dengan status ekonomi
responden yang sebagian besar dengan status ekonomi rendah, dan sebagian besar ibu
hamil adalah kehamilan pertama dimana belum mempunyai pengalaman yang cukup
baik dalam asupan gizi, pemeriksaan dan persiapan kehamilan.
Tabel 5.2 Proporsi Derajat Anemia pada Ibu hamil dengan Anemia
No

Status Anemia

Frekuensi

Persentase(%)

1
2
3

Anemia ringan
Anemia sedang
Anemia berat
Total

16
18
0
34

47,1
52,9
0
100

Berikut ini adalah karakteristik responden menurut faktor risiko yang akan kami
teliti yaitu umur ibu, umur kehamilan, paritas, jarak kelahiran dan asupan tablet Fe.

16

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden menurut Faktor resiko


No Karakteristik Faktor Resiko
1

Kelompok Umur (tahun)


<20
20-35
>35
Umur Kehamilan
- Trimester I
- Trimester II
- Trimester III
Paritas
- 2
- >2
Jarak kelahiran
- 2 tahun
- >2 tahun

Frekuensi

Persentase(%)

10
14
10

29,4
41,2
29,4

7
13
14

20,5
38,2
41,1

25
9

73,5
26,4

22
12

64,7
35,2

Setelah didapatkan derajat anemia dan karateristik faktor resiko ibu hamil anemia
dapat dibuat tabulasi silang antara keduanya dan dilihat kecenderungan derajat anemia
terhadap karakteristik faktor resiko.
Tabel 5.4 Tabulasi Silang Derajat Anemia Berdasarkan Variabel Penelitian
No

Karakteristik
Faktor resiko
Umur (tahun)
- <20
- 20-35
- >35
Umur Kehamilan
- Trimester I
- Trimester II
- Trimester III
Paritas
- 2
- >2
Jarak kelahiran
- 2 tahun
- >2 tahun

5.2. Umur Ibu

Derajat Anemia
Ringan
Sedang

(%)

(%)

Total

(%)

1
10
5

(10%)
(71,4%)
(50%)

9
4
5

(90%)
(28,6%)
(50%)

10
14
10

(100%)
(100%)
(100%)

6
8
2

(85,7%)
(61,5%)
(14.3%)

1
5
12

(14,3%)
(38,5%)
(85,7%)

7
13
14

(100%)
(100%)
(100%)

12
4

(48%)
(44,4%)

13
5

(52%)
(55,6%)

25
9

(100%)
(100%)

7
9

(31,8%)
(75%)

15
3

(68,2%)
(25%)

22
12

(100%)
(100%)

17

Khusus untuk umur ibu hamil, dinyatakan risiko tinggi anemia apabila umur
dibawah 20 tahun atau diatas 35 tahun, karena belum sempurnanya proses eritropoesis
pada umur dibawah 20 tahun, sedangkan pada umur diatas 35 tahun sudah banyaknya
ion-ion superoksida yang menjadi racun bagi tubuh. (Darlina, Hardiansyah 2003). Dari
data yang disajikan diatas karena sebagian besar responden adalah kelompok umur 2035 tahun maka terlihat pada kelompok ini paling banyak menderita anemia ringan
maupun sedang yakni 14 orang (41,17%), sedangkan lainnya pada kelompok umur
<20 tahun 10 orang (29,41%) menderita anemia ringan maupun sedang. Status anemia
yang diderita juga tergolong anemia ringan dimana pada kelompok usia 20-35 tahun
kemampuan eritropoisis responden sudah baik. Namun sebaliknya pada kelompok
umur kurang dari 20 tahun anemia sedang cenderung lebih tinggi dikarenakan
kemampuan eritropoesis yang belum sempurna.
5.3 Umur Kehamilan
Kadar haemoglobin akan menurun seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.
Pada trimester ketiga dengan bertambahnya volume plasma darah, maka kadar
hemoglogin akan semakin rendah. (Prawiroharjo dan Winkjoastro,2002, Darlina,
Hardiansyah 2003). Dari data yang kami peroleh, sebagian besar responden kami
dapatkan dalam kehamilan trimester ketiga. Pada trimester ketiga didapatkan anemia
ringan sebanyak 2 orang (5,8%), anemia sedang 12 orang (35,2%). Kemudian pada
trimester pertama didapatkan 6 orang (17,6%) anemia ringan, dan 1 orang (2,9%)
anemia sedang. Pada trimester kedua didapatkan 8 orang (23,52%) menderita anemia
ringan, 5 orang (14,7%) menderita anemia sedang. Derajat anemia akan bertambah
tinggi seiring dengan bertambahnya umur kehamilan. (Prawiroharjo dan Winkjoastro,
2002, Darlina, Hardiansyah 2003).
5.4 Paritas
Jumlah anak yang dilahirkan diatas 2 merupakan faktor risiko terjadinya anemia,
karena makin sering hamil dan melahirkan makin banyak darah yang hilang sehingga
risiko timbulnya anemia lebih besar. (Darlina, Hardiansyah 2003). Dari data yang
didapatkan sebagian besar responden memiliki paritas kurang dari dua, karena
sebagian besar responden didapatkan pada kehamilan pertama dan kedua. Total
responden yang memiliki paritas kurang dari dua anak yaitu 25 orang (73,5%)
menderita anemia ringan 12 orang (35,3%) menderita anemia sedang 13 orang
(38,23%). Sedangkan responden yang memiliki paritas lebih dari dua hanya 9 orang

18

(26,5%) menderita anemia ringan maupun sedang. Kecenderungan paritas kurang dari
dua lebih banyak menderita anemia sedang dikaitkan dengan pengalaman ibu yang
kurang pada kehamilan pertama, baik dalam asupan gizi, persiapan kehamilan maupun
pemeriksaan kehamilan.
5.5 Jarak Kelahiran
Jika dihubungkan dengan jarak kelahiran, semakin dekat jarak kelahiran anak
(kurang dari 2 tahun) makin besar risiko terjadinya anemia pada ibu hamil. Hal ini
disebabkan karena kemampuan untuk mengisi cadangan besi oleh tubuh belum
terpenuhi sementara sudah disusul oleh kehamilan yang meningkatkan kebutuhan gizi
termasuk juga kebutuhan terhadap Fe. (Prawiroharjo dan Winkjoastro,2002). Dari data
yang diperoleh sebagian besar responden merupakan kehamilan pertama jadi tidak
bisa dilihat bagaimana kecenderungan derajat anemia dengan jarak kelahiran pada
populasi ini.
5.6 Asupan Fe
Dari data yang diperoleh semua responden menjawab rutin mengkonsumsi tablet
penambah darah 1 tablet sehari, dan semua didapatkan dari puskesmas. Dengan
kecenderungan responden menderita anemia sedang perlu dievaluasi kembali apakah
pemberian tablet Fe 1 tablet sehari pada semua derajat anemia sudah tepat atau tidak.
5.7 Kelemahan Penelitian
Beberapa kelemahan pada penelitian ini antara lain:
1. Hasil kuesioner didapat dengan wawancara terstruktur langsung pada ibu hamil
anemia yang tercatat pada registrasi kohort ibu. Dalam penelitian ini peneliti
mengumpulkan data hanya dengan memakai wawancara terstruktur, tanpa melakukan
pemeriksaan Hb ulang.
2. Data sekunder yang tidak lengkap menyulitkan peneliti, karena tidak semua ibu hamil
anemia tercatat dalam laporan bulanan dan tahunan di puskesmas.

19

BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
1) Sebagian besar sampel pada penelitian ini berada dalam kelompok umur 20-35
tahun, memiliki pendidikan tamat SMP, berpekerjaan sebagai wiraswasta
(pedagang), dengan status ekonomi rendah.
2) Sebagian besar sampel dengan derajat anemia sedang (52,9%).
3) Derajat anemia cenderung meningkat pada umur ibu hamil kurang dari 20 tahun,
umur kehamilan trimester ketiga dan paritas lebih dari 2.
6.2 Saran
1) Dengan kecenderungan responden menderita anemia sedang perlu dievaluasi
kembali apakah pemberian tablet Fe 1 tablet pada semua derajat anemia sudah tepat
atau tidak. Perlu dilakukan evaluasi dan monitoring pemberian tablet Fe oleh bidanbidan baik di praktik swasta, puskesmas pembantu maupun puskesmas pusat.
2) Kepada pemegang program KIA diharapkan memberikan perhatian lebih pada ibu
hamil pada usia kurang dari 20 tahun dalam hal pemeriksaan, pemeliharaan
kehamilan dan asupan gizinya. Ibu dengan kehamilan trimester III agar
diinformasikan menambah asupan gizi terutama zat besi. Ibu yang memiliki paritas
yang lebih dari dua disarankan agar diberikan informasi tentang kehamilan beresiko
tinggi dan perlu dipikirkan kembali bila ingin hamil lagi.

20

DAFTAR PUSTAKA
Bernard J. Brabin, Mohammad Hakimi, David Pelletier. 2001. An Analysis of Anemia
and Pregnancy-Related Maternal Mortality J. Nutr. 131: 604S615S.
British Journal of Obstetrics and Gynaecology. 1998. Review: Anaemia in pregnancy in
developing countries. Vol. 105: pp. 385-390.
Darlina, Hardiansyah. 2003. Faktor Resiko Anemia pada Ibu hamil. Media Gizi dan
Keluarga.,27(2):34-41.
Farah Wali Lone, Rahat Najam Qureshi, Faran Emanue. 2004. Maternal anaemia and its
impact on perinatal outcome. Tropical Medicine and International Health. Volume
9 no 4 pp 486490.
Lindsay H Allen. 2000. Anemia and iron deficiency: effects on pregnancy outcome.
American Society for Clinical Nutrition. Am J Clin Nutr. 71:1280S4S.
Profil KIA. 2010. Profil UPT Kesmas Gianyar 1.
Depkes RI. 2008. Laporan Riskesdas 2007 Provinsi Bali. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.
Sarwono P, Wiknjosastro. Ilmu Kebidanan, 2001. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Tasser. Ijaz Ul-Haque, Mirbahar. Ahsanullah, Safdar Sohail, dkk. 2011. Anaemia In
Pregnancy Related Risk Faktor In Under Developed Area. Professional Med
Journal.18 (1): 1-4.
WHO. 2001. Iron Deficiency Anaemia Assesment, Prevention and Control.23-43.
WHO. 2005. Worldwide prevalence of anaemia 19932005. Global Database.on
Anaemia.

21

Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas


/Ilmu Kedokteran Pencegahan
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Kuisioner Penelitian
Gambaran Faktor Resiko Anemia Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPT
Kesmas Gianyar 1 Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar pada tahun
2011
Informasi dan Formulir Persetujuan
Salah satu cara untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi
adalah dengan mendeteksi dini kehamilan beresiko tinggi yang bisa disebabkan oleh
berbagai keadaan yang salah satunya adalah anemia. Salah satu cara untuk mendeteksi dini
anemia pada ibu hamil adalah dengan diagnosis klinis dan penunjang yaitu pemeriksaan
Hb. Namun sebelum terjadinya anemia ada baiknya kita mengetahui faktor-faktor apa saja
yang berhubungan dengan anemia. Kemudian dari ibu yang terdiagnosis anemia
bagaimakah karakteristik demografinya dan kehamilannya. Melalui penelitian kami ini,
kami ingin mengetahui bagaimana gambaran anemia pada ibu hamil di wilayah kerja UPT
Kesmas Gianyar 1.
Kami meneliti 50 orang dari seluruh populasi ibu hamil di wilayah kerja UPT
Kesmas Gianyar 1 yang terpilih mengikuti penelitian ini dengan accidential sampling.
Kami mengharapkan partisipasi ibu dalam penelitian ilmiah yang dilaksanakan oleh
Mahasiswa Semester X Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang terdiri dari Putu
Indah Budi Apsari, Lya Rosdiana Soleha, Thiruvaguleya R.
Hasil penelitian ini akan dipakai kajian oleh pemerintah Kecamatan Gianyar dan
UPT Kesmas Gianyar 1 untuk perencanaan program Kesehatan Ibu dan Anak. Selama
proses penelitian, peserta tidak dipungut biaya apapun. Nama dan identitas peserta
penelitian akan kami rahasiakan.

22

Formulir Persetujuan Tertulis


Saya, (nama, huruf cetak)

Telah membaca/ dijelaskan tentang keterangan terlampir dan telah beriskusi dengan
(nama, huruf cetak)
.
Dan mengerti hal-hal yang menyangkut penelitian ini
Subyek Penelitian

Peneliti

Saya bersedia ikut serta dalam penelitian

..

..

Tanggal

Tanda Tangan

Saya telah menjelaskan maksud dan tujuan


penelitian kepada subyek penelitian dengan
nama tersebut di atas


Tangal

Tanda Tangan

23

Identitas Responden
Nama

Alamat

Hb

No

Pertanyaan

Kode
Jawaban

Berapa umur ibu saat ini?

....................................................................................................tahun
Apa pendidikan terakhir yang ibu tamatkan?
1. Sekolah Dasar
2. Sekolah Menengah pertama
3. Sekolah Menengah Umum/Kejuruan

4. Diploma/Akademi/Universitas
Apa pekerjaan ibu sehari-hari?
1. Pegawai Negeri/Swasta
2. Pedagang
3. Petani
4. Ibu Rumah Tangga
5. Buruh

6. Lainnya...............................................................(sebutkan)
Berapa rata-rata penghasilan ibu/keluarga dalam sebulan?
Rp..............................................................

Karakteristik Kehamilan
No
1

Pertanyaan
Berapa Umur kehamilan ibu saat ini? (sesuai buku control ANC)

.........................................................minggu/bulan
Kehamilan ibu saat ini merupakan kehamilan yang ke berapa?
............................................(termasuk yang keguguran, atau lahir mati)

3
4
5

Jika kehamilan pertama, lanjutkan ke pertanyaan no. 6


Berapakah jumlah anak ibu yang lahir cukup bulan?..............
Berapakah jumlah anak ibu yang hidup ?..............
Berapa jarak kehamilan saat ini dengan kehamilan sebelumnya?

...................................................................................tahun
Apakah ibu mengkonsumsi tablet penambah darah?

Kode Jawaban

24

1. Ya
2. Tidak
7

Jika Ya, lanjutkan ke pertanyaan berikutnya


Apakah ibu rutin mengkonsumsi tablet penambah darah?
1. Ya

2. Tidak
Berapa tablet ibu minum tablet penambah darah dalam sehari?

............................................................................................tablet
Berapa kali ibu minum dalam sehari?
1. 1 kali
2. 2 kali
3. 3 kali

PENUTUP
Atas partisipasi ibu dalam penelitian ini kami ucapkan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai