OLEH
Wisnu Surya Pamungkas
110.2007.294
Pembimbing
Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes
BAB I
LAPORAN KASUS
BERKAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama
: Ny. Ratna
Jenis Kelamin
: Wanita
Usia
: 57 tahun
Pekerjaan
: Pedagang
Pendidikan
: SD
Suku
: Jawa
Agama
: Islam
Status
: Menikah
Alamat
No. CM
: 7333
mg/dL. Sejak saat itu pasien didiagnosa oleh dokter terkena penyakit gula
atau kencing manis (diabetes mellitus). Pasien diberikan obat-obatan untuk
mengurangi kadar gula darahnya. Lalu pasien disarankan untuk mengubah
pola makan dan gaya hidup serta selalu cek gula darah dan kontrol berobat
setiap bulannya. Tetapi pasien tidak melakukannya, pasien mengatakan
hanya berobat jika badannya mulai terasa lemas dan mulai mengganggu
aktivitas kerjanya. Terakhir kali pasien kontrol penyakitnya sekitar tiga
bulan yang lalu.
Pasien juga mengaku sering lupa minum obat, Pasien mengatakan
obat yang sebelumnya diberikan oleh dokter yaitu glibenklamid. Pasien
juga mengatakan jika pasien lupa minum obat,keluarga pasien tidak sertamerta mengingatkannya. Hal tersebut juga diakui oleh pasien bahwa ia
sedih karena minimnya dukungan dan perhatian dari anggota keluarganya.
Menurut pengakuan, pasien dianjurkan oleh dokter untuk giat
berolahraga minimal tiga kali dalam seminggu, namun pasien tidak
mengerjakannya dengan alasan sibuk berdagang kue di pasar dan malas
jika hanya berolahraga sendiri. Dokter juga memberitahukan agar pasien
menjaga pola makan dengan baik dan dianjurkan untuk konsultasi ke
bagian gizi yang ada di puskesmas. Pasien memang datang ke bagian gizi
untuk konsultasi, dan pasien pun menerapkan sebagian pola makan yang
sudah dianjurkan dalam praktek sehari-hari, seperti contoh pasien mulai
mengurangi porsi makan nasi. Namun, pasien mengaku masih sulit dalam
mengatur pola makan. Hal tersebut diakui pasien berkaitan juga dengan
motivasinya yang masih kurang untuk sembuh.
Food recall (Pola makan dalam tiga hari terakhir).
o Siang
o Malam
o Siang
o Malam
o Siang
o Malam
7. Riwayat Kebiasaan:
Sebelum terdiagnosa diabetes mellitus, riwayat kebiasaan makan
pasien dalam sehari adalah 2-3 kali/hari. Mengkonsumsi makanan yang
manis seperti minum teh manis lebih dari tiga gelas sehari dan kue jajanan
pasar seperti kue putu mayang, kebiasaan ini diakui oleh pasien sudah
lebih dari lima tahun. Pasien tidak memiliki kebiasaan olahraga karena ia
beranggapan bahwa pekerjaannya sebagai pedagang kue pasar juga sudah
cukup menguras tenaga dan keringat dan dianggap oleh pasien sama saja
dengan olah raga.
4
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Baik
2. Tanda vital
Kesadaran
: Compos Mentis
GCS
: 15
Tek. Darah
: 120/90 mmHg
Frek. Nadi
: 80 x/menit
: 36,6 C
BB
: 58 Kg
TB
: 153 cm
Lingkar Perut
: 89 cm
BB Ideal
Status Gizi
: Normal
IMT
: 24,7 kg/m2
( Gemuk)
3. Status Generalis:
Kepala
Mata
Leher
Thoraks
mudah dicabut
: Conjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
: Tidak teraba pembesaran KGB dan kelenjar tiroid
: Cor
: BJ I BJ II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-),
Abdomen
wheezing (-/-)
: Datar, simetris, bising usus (+) normal, hepar dan lien
tidak teraba
Ekstremitas
:-
Superior
: Sianosis (-/-)
Edema (-/-)
Inferior
: Edema
(-/-)
Sianosis (-/-)
4. Status neurologis:
GCS
: E4 M6 V5 = 15
: 4/5
: (+) / (+)
: (-) / (-)
Refleks fisiologis
Biceps
:(+) / (+)
Triceps
: (+)/ (+)
Refleks Patologis
Refleks Hoffman
: (-) / (-)
Refleks Trommer
: (-) / (-)
Sensibilitas
Taktil
: normal/normal
Nyeri
: normal/normal
Suhu
: Tidak dilakukan
Diskriminasi 2 titik
: Tidak dilakukan
Getar
: Tidak dilakukan
: 4/5
Tonus
: (+) / (+)
Atrofi
: (-) / (-)
Refleks fisiologis
Patella
: (+) / (+)
Achilles
: (+) / (+)
Refleks Patologis
Babinski
: (-) / (-)
Chaddock
: (-) / (-)
Gordon
: (-) / (-)
Oppenheim
: (-) / (-)
Sensibilitas
Taktil
: /
Nyeri
:+/+
Suhu
: Tidak dilakukan
Diskriminasi 2 titik
: Tidak dilakukan
Getar
: Tidak dilakukan
D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan gula darah kapiler tanggal 18 Juli 2013
GDS : 428 mg/dL
BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga: adalah pasien bernama Tn. Mustamin
berusia 56 tahun
b. Identitas Pasangan: istri bernama Ny. Ratna berusia 57 tahun
c. Struktur Komposisi Keluarga:
Keluarga terdiri atas Tn. Mustamin sebagai kepala keluarga, Ny.
Nurwati sebagai istri (pasien), An. Ryo sebagai anak pertama, An. Nusa
Anom sebagai anak kedua, An. Ayu Widia sebagai anak ketiga,dan An.
Ragil Prakoso sebagai anak ke empat. Ny.Nurwati tinggal dengan suami
dan ketiga anaknya. Keluarga terdiri atas suami, istri (pasien), dan empat
orang anak kandung pasien. Keluarga pasien termasuk keluarga yang
Kedudukan
dalam
Nama
No
Tn.Mustamin
1.
Ny. Ratna
Tn. Ryo
2.
3.
Gender
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Keluarga
57 th
SMP
Pedagang
(Ayah)
Istri (Ibu)
56 th
SD
Anak I
27 th
SMA
Pedagang
Belum
Anak II
23 th
SMP
Anak III
18th
SMA
bekerja
Pelajar
Anak IV
8 th
SD
Pelajar
Keluarga
Kepala
Tn.Nusa Anom
An.Ayu Widia
An.Ragil
5
6
Prakoso
bekerja
Belum
: milik sendiri
Daerah perumahan
: padat bersih
Karakteristik Rumah dan Lingkungan
Luas rumah: 12 x 9 m2
Jumlah penghuni dalam satu rumah: 6 orang
Luas halaman rumah: 2 x 2 m2
Tidak bertingkat
Lantai rumah dari: Semen
Dinding rumah dari: Tembok
Jamban keluarga: Ada
Tempat bermain: Tidak ada
Penerangan listrik: 900 watt
Ketersediaan air bersih: Ada
Tempat pembuangan sampah : Ada
b.
Kesimpulan
Keluarga
Ny.Nurwati
dan
Tn.
b. Balita
: (-)
c. Asuransi/Jaminan kesehatan
: (-)
pribadi
Terjangkau dan murah
Cukup memuaskan
sepeda
puskesmas.
merasa
motor
Dan
cukup
menuju
pasien
puas
juga
dengan
10
tiga
bulan
terakhir, Keluarga
Ny.
Ratna
kurang
sarana
transportasi
memudahkan
pasien
untuk
makanan
di
rumah,
beristirahat
dan
kembali
12
empat orang anak laki-laki bernama Ryo, Nusa yang belum bekerja dan
Ragil yang masih bersekolah di Sekolah dasar, Juga satu orang anak
perempuan bernama Ayu Widia yang masih bersekolah di sekolah
menengah pertama. Seluruh anggota keluarga ini tinggal dalam satu
rumah.
2. Tahapan siklus keluarga:
-
3. Family Map
Gambar 1. Family Map
Tn.Tono
Tn.
Ny. Inah
Ny. Ratna
13
Tn. Ryo
Tn. Nusa
An. Ayu
An.
Ragil
Keterangan :
14
sibuk
menjadi ibu rumah tangga, dan mengurus empat orang anaknya, juga
berprofesi sebagai pedagang menjual kue basah di Pasar Senen. Anak-anak
pasien kurang memberikan perhatian kepada pasien sehingga dukungan
keluarga untuk kesembuhan pasien juga dinilai kurang akibat tidak
adanya
perilaku
kesehatan
Keluarga
kurang mengerti
akan
kedua kaki dan juga merasa lemas dan sering mengantuk dan hal itu cukup
mengganggunya dalam bekerja. Jarak yang dekat serta biaya yg murah
serta kualitas pelayanan kesehatan yang dirasakan cukup memuaskan
menjadi salah satu faktor pendukung kedatangan pasien ke Puskesmas
Senen. Namun jika pasien merasakan hanya sakit ringan, pasien hanya
membeli obat di warung tanpa ada keinginan untuk berobat ke dokter.
Pasien datang kontrol dengan harapan mendapatkan pengetahuan yang
cukup tentang penyakitnya dan mengetahui perkembangan gula darahnya.
2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan diagnosis
Diabetes Mellitus
neuropati diabetik.
3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah
kesehatan pasien)
Keluarga pasien ada yang memiliki riwayat diabetes mellitus, yaitu
Ayah kandung pasien. Pasien sering lupa untuk minum obat dan malas
untuk kontrol gula darahnya. Pasien juga masih sulit mengontrol dan
membantasi mengkonsumsi makan-makanan dengan kadar gula tinggi
(tidak menjaga pola makan sesuai diet penderita diabetes mellitus). Di
samping itu, pasien juga malas berolahraga, karena ia beranggapan
pekerjaannya sebagai pedagang makanan sudah cukup menguras tenaga
dan keringatnya dan sama saja seperti berolah raga.
4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
masalah kesehatan pasien)
Tidak ada pelaku rawat dari keluarga yang tinggal dalam satu
rumah. Keluarga pasien kurang memerhatikan kondisi penyakit pasien,
kurangnya komunikasi antara pasien dan anggota keluarga dikarenakan
kesibukan masing-masing sehingga tidak mengingatkan untuk berobat,
17
kontrol gula darah atau minum obat, dan kurang memperhatikan pola diet
pasien.
5.
18
E. Rencana Pelaksanaan
F.
G. Tabel 4 Rencana Penatalaksanaan
H.
k
Aspe
N.
Aspe
k personal
T.
Aspe
k klinik
AA.
Aspe
k risiko
internal
AI.
Aspe
k psikososial
keluarga
AQ.
Aspe
I.
Kegiatan
J.
Sasaran
K.
Waktu
L.
Hasil diharapkan
M.
Keteran
gan
S.
Tidak
menolak
O.
Memberikan edukasi kepada pasien
mengenai penyakit diabetes melitus dan
memberikan informasi mengenai perkembangan
penyakitnya.
P.
Pasien
Q.
Saat pasien berobat ke
Puskesmas.
R.
Sadar kan pentingnya
untuk kontrol gula darah.
U.
Memberikan obat kencing manis (Diabetes
Mellitus),dan menjelaskan fungsi obat dan cara
konsumsinya yaitu :glibenklamid 1x1 (30 menit
sebelum makan pagi dan metformin 1x1 setelah
makan pagi) yang berfungsi untuk menurunkan
kadar gula darah.dan diberikan tambahan vitamin
B12 dosis 1x1 untuk keluhan kesemutan.
V.
AB.
- Membantu pasien mengubah pola makan
yang baik / rendah gula
AC.
AD.
- menganjurkan untuk berolah raga
AJ.
Menganjurkan keluarga memberi
dukungan kepada pasien agar selalu menjaga
kesehatannya dan selalu mengingatkan pasien
untuk minum obat dan kontrol gula darah, dan
mendukung pola diet pasien.
AK.
AL.
Menganjur-kan kepada keluarga pasien
untuk meningkat-kan komunikasi yang baik dengan
pasien
AR.
Menyarankan pasien untuk latihan jasmani
W.
Pasien
X.
Pada saat kunjungan ke
puskesmas
Y.
DM terkontrol,
mencegah komplikasi
Z.
AE.
Pasien
AF.
Pada saat di puskesmas
dan saat kunjungan ke rumah
AH.
Tidak
menolak
AM.
keluarga
AG.
Pasien mampu
mengelola dan paham pola
makan yang baik bagi
penyandang diabetes mellitus
AO.
Keluarga memberi
perhatian dan dukungan lebih
kepada pasien dan pasien lebih
termotivasi untuk sembuh
AU.
AV.
AS.
Pasien dan
AN.
Pada saat kunjungan
ke rumah
AT.
Tidak
menolak
AP.
Tidak
menolak
Tidak
19
k fungsional
keluarga
rumah
menolak
20
AW.
AX.
AY.
F. Prognosis
1. Ad vitam
2. Ad sanasionam
AZ.
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
3. Ad fungsionam
: dubia ad bonam
BA.
BB.
BC.
BD.
BE.
21