Anda di halaman 1dari 13

Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Air Secara Meteorologis

Di Daerah Aliran Sungai Deli Provinsi Sumatera Utara


Oleh
Yustina Eka W. Solin
Abstrak
Penelitian ini memiliki tujuan adalah : (1) Mengetahui kebutuhan air di Daerah
Aliran Sungai Deli. (2) Mengetahui ketersediaan air secara meteorologis di Daerah Aliran
Sungai Deli.
Penelitian ini memiliki populasi yaitu seluruh wilayah kecamatan yang termasuk ke
DAS Deli berjumlah 29 kecamatan dengan luas 47.313,454 Ha, yang sekaligus dijadikan
sampel total dari penelitian ini. Variabel dalam penelitian ini adalah kebutuhan air untuk
(domestik, pertanian, perikanan, peternakan, dan industri) dan ketersediaan air dihitung
dengan pendekatan neraca air secara meteorologis (untuk mencari curah hujan rata-rata
tahunan) di DAS Deli. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Kebutuhan air di kecamatan yang masuk di
DAS Deli baik itu dalam hal pemenuhan kebutuhan domestik, pertanian, perikanan,
peternakan dan industri relatif besar yaitu 63.305.774,05 m3/tahun. 2) Ketersediaan air yang
ada di DAS Deli secara keseluruhan jumlahnya cukup banyak sebesar 202.649.845,91
m3/tahun dan sangat penting bagi masyarakat karena mampu mengimbangi terhadap
kebutuhan masyarakat.

Kata kunci : Kebuthan air dan ketersediaan air secara meteorologis.

untuk
domestik
(rumah
tangga),
pertanian, perikanan, peternakan, industri
dan
lainnya.
Adanya
berbagai
kepentingan dalam pemanfaatan air dalam
berbagai aspek dapat menimbulkan
terjadinya konflik baik dalam penggunaan
air maupun cara memperolehnya.
Air yang berada di bumi baik itu
secara langsung maupun tidak langsung
berasal dari air hujan, disebut juga dengan
presipitasi. Pembentukan presipitasi di
atmosfer merupakan subjek dari ilmu
meteorologi. Air hujan yang jatuh ke
permukaan bumi akan mengalami
penguapan
(evapotranspirasi)
yang
hasilnya disebut dengan runoff,
air
tersebut ada yang diserap oleh vegetasi
kemudian masuk ke sungai lalu langsung
dialirkan ke laut dan sebagian lagi ada
yang tersimpan sepanjang tahun. Air yang
langsung dialirkan ke laut disebut dengan
aliran tidak mantap karena tidak dapat
diberdayakan sehingga air ini tidak dapat
digunakan sepanjang tahun sebanyak
65%-75%, sedangkan air yang tidak

PENDAHULUAN
Air merupakan salah satu
sumberdaya alam yang memiliki fungsi
sangat vital bagi kehidupan makhluk
hidup yang ada di muka bumi. Pengertian
tersebut menunjukkan bahwa air memiliki
peran yang sangat strategis dan harus
tetap tersedia dan lestari, sehingga mampu
mendukung kehidupan dan pelaksanaan
pembangunan di masa kini maupun di
masa mendatang karena tanpa adanya air
maka kehidupan tidak akan dapat
berjalan. Jumlah air di bumi sekitar 97%
adalah air asin sedangkan sisanya berupa
airtawar, hal ini tentu saja menjadi
perhatian yang sangat penting mengingat
keberadaan air yang bisa dimanfaatkan
terbatas sedangkan kebutuhan manusia
tidak terbatas sehingga perlu suatu
pengelolaan yang baik agar air dapat
dimanfaatkan secara lestari (Soemarto,
1987). Pemanfaatan air tentu akan sangat
berkaitan dengan ketersediaan dan jenis
pemanfaatan seperti pemanfaatan air
1

langsung dialirkan ke laut disebut dengan


aliran mantap (baseflow) karena air
tersebut
dapat
menjadi
sumber
ketersediaan air sepanjang tahun,
sebanyak 25%-35%. Air hujan jatuh di
suatu wilayah yang nantinya akan
menjadi sumberdaya air permukaan dan
air tanah. Ketersediaan sumberdaya di
suatu wilayah berbeda dengan wilayah
lain tergantung pada curah hujannya dan
faktor-faktor fisik wilayah. Ketersediaan
air yang ada di suatu wilayah merupakan
indikator daya dukung sumberdaya yang
di dalamnya termasuk aspek pemenuhan
kebutuhan air.
Air hujan yang jatuh ke
permukaan bumi akan ditampung,
disimpan dan dialirkan melalui sistem
sungai dan mengeluarkannya melalui titik
tunggal dan kawasan ini disebut dengan
Daerah Aliran Sungai (Asdak, 1995).
DAS memiliki fungsi hidrologis yaitu
mengalirkan air, menyangga kejadian
puncak hujan, melepas air secara
bertahap, memelihara kualitas air dan
mengurangi pembuangan massa (seperti
tanah longsor).
DAS Deli merupakan daerah
penyumbang sumber air terbesar bagi
penduduk Kota Medan, sebagian lagi di
Kabupaten Karo, dan Deli Serdang,
Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan
data dari BPDAS Wampu-Sei Ular
(2009), luasan DAS Deli adalah sebesar
47.313,454 Ha. Saat ini, luas hutan di
hulu Sungai Deli hanya tinggal 3.196,27
hektar, atau tinggal 6,75 %. Dari luas
DAS Deli tersebut diperoleh hasil bahwa
besarnya tutupan vegetasi (belukar rawa,
semak dan hutan mangrove) sangat
sedikit. Besarnya tutupan lahan belum
cukup memadai untuk sebuah kondisi
DAS yang ideal, sebab luasan penutupan
lahan yang ideal menurut UndangUndang 41 Nomor 41 tentang kehutanan
adalah 40%. Dengan adanya tutupan
lahan tersebut maka jumlah hujan yang
jatuh tidak langsung mengalir ke
permukaan tanah melainkan jatuh ke
vegetasi yang kemudian akan mengalami
penguapan dan terinfiltrasi ke dalam
tanah. Kondisi vegetasi dan tanah ini akan
berpengaruh terhadap nilai koefisien

aliran pada DAS. Semakin tinggi


koefisien aliran maka tingkat kerusakan
DAS semakin tinggi. Selain itu, semakin
tinggi koefisien aliran maka air yang
dapat dimanfaatkan di DAS aliran
semakin sedikit, sedangkan kebutuhan air
terus mengalami peningkatan.
Hutan mempengaruhi terhadap
penguapan (evapotranspirasi) karena
semakin baik kondisi hutan, maka pada
umumnya jumlah kehilangan air semakin
besar, hal tersebut disebabkan oleh fungsi
hutan yang memperbesar turbulensi angin
karena surface roughness, tingginya
kelembaban sehingga penguapan dari
muka tanah hampir tidak dapat terjadi,
dan dengan adanya sistem perakaran
menyebabkan tingginya evapotranspirasi
(Harto, 1993).
Tingkat kebutuhan air di berbagai
tempat berbeda-beda baik itu di daerah
perkotaan, maupun di desa. Dengan
bertambahnya jumlah penduduk, maka
kebutuhan akan air semakin meningkat.
Di kawasan perkotaan dengan tingkat
pembangunan
yang
pesat
dan
pertumbuhan penduduk yang tinggi, air
bersih merupakan barang yang langka dan
mahal. Karena selain disebabkan oleh
semakin tingginya kebutuhan akan air,
juga telah terjadi penurunan kualitas dan
kuantitas air.
Jumlah penduduk setiap tahun
pasti mengalami peningkatan seiring
dengan pertambahan penduduk. Di
Kabupaten Karo jumlah penduduk yang
termasuk kawasan DAS Deli ada sekitar
12.242 jiwa, di Kabupaten Deli Serdang
ada sekitar 137.640 jiwa yang termasuk
kawasan DAS Deli dan di Kota Medan
penduduknya berjumlah 1.047.620 jiwa
yang termasuk kawasan DAS Deli (BPS
Sumatera Utara dan hasil perhitungan,
2010).
Penduduk
tersebut
pasti
membutuhkan air dalam pemenuhan
kegiatan sehari-hari, dan sumber air yang
tersimpan sepanjang tahun berupa aliran
mantap (baseflow) tentulah sangat
membantu sekali dalam memenuhi
kebutuhan penduduk baik pada saat
musim penghujan ataupun pada saat
kemarau karena air tersebut masih dapat
digunakan.
2

Dengan bertambahnya penduduk


di DAS Deli tersebut, tentunya akan
mempengaruhi terhadap kebutuhan air
yang digunakan penduduk disesuaikan
dengan aktivitas yang selama ini
dilakukan oleh penduduk, baik itu berupa
kebutuhan air untuk domestik (rumah
tangga), pertanian, perikanan, perternakan
dan industri. Oleh karena itu, ketersediaan
air yang ada di DAS Deli menjadi faktor
penting
bagi
penduduk
dalam
menjalankan segala aktivitas yang akan
dilakukan,
maka
perlu
adanya
keseimbangan antara ketersediaan air dan
kebutuhan air.

Qdom = 365 hari x {(qu/1000 x Pu)


+ (qr/1000 x Pr)
Keterangan :
Qdom = kebutuhan
air
untuk
kebutuhan
domestic
(m/tahun)
Qu
= konsumsi air pada daerah
perkotaan
(liter/kapita/hari)
Qr
= konsumsi
air
daerah
pedesaan
(liter/kapita/hari)
Pu
= jumlah penduduk kota
Pr
= jumlah
penduduk
pedesaan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :


1.
2.

Untuk mengetahui kebutuhan air di


Daerah Aliran Sungai Deli.
Untuk mengetahui ketersediaan air
secara meteorologis di Daerah Aliran
Sungai Deli.

b.

Kebutuhan air untuk pertanian


berasarkan SNI 2002. Kebutuhan air
untuk irigasi dirumuskan sebagai
berikut :
Qi = A x (qs/1000) x Tn x 86.400
Keterangan :
Qi
= Kebutuhan air untuk
irigasi (m3/tahun)
A
= Luas sawah (ha)
Qs
= Baku kebutuhan air untuk
sawah (1 liter/detik/ha).
Tn
= Masa Tanam (masa tanam
biasanya = 100 hari).
86.400 = Konversi dari detik ke
tahun.

METODE
Penelitian ini dilaksanakan di
DAS Deli Propinsi Sumatera Utara.
Populasi yang dijadikan adalah seluruh
wilayah kecamatan yang termasuk ke
DAS Deli berjumlah 29 kecamatan yang
berada di 3 kabupaten/kota yaitu Kota
Medan, Kabupaten Deli Serdang, dan
Kabupaten Karo, dengan luas 47.313,454
Ha, yang sekaligus dijadikan sampel total
dari penelitian ini.
c.
Tahapan penelitian dapat terlihat
pada gambar 1.
1.
a.

Kebutuhan Air
Kebutuhan
air
rumah
tangga/domestik berasarkan SNI
2002.
Penggunaan air untuk keperluan
domestik diperhitungkan dari jumlah
penduduk di daerah perkotaan dan
pedesaan yang terdapat di Daerah Aliran
Sungai (DAS). Jumlah kebutuhan air
domestik (Qdom) dirumuskan sebagai
berikut :

Kebutuhan air untuk perikanan


berasarkan SNI 2002.
Kebutuhan air untuk perikanan
dirumuskan sebagai berikut :
Qfp = 365 (qfp/100) x Afp x 1000
Keterangan :
Qf
= Kebutuhan air untuk
perikanan (m3/hari),
qfp
= Kebutuhan air untuk
pembilasan
(7mm/hari/ha).
Afp
= Luas kolam ikan (ha).

d.

Kebutuhan air untuk perternakan


berasarkan SNI 2002.
Kebutuhan air untuk ternak
dihitung dengan cara mengalikan jumlah
ternak mendasarkan baku kebutuhan air
tiap jenis ternak, dengan rumus
perhitungan sebagai berikut :
Qt

Keterangan :
P
= Curah hujan rata-rata
tahunan (mm/tahun)
Et
= Evapotranspirasi rata-rata
tahunan (mm/tahun).
Ro
= Aliran rata-rata tahunan
(mm/tahun)
Perubahan
simpanan
(legas tanah, airtanah dan
air genangan) air dalam
DAS.

= 0,365 {(qskk x Pskk) +


(qkd x Pkd) + (qb x Pb) +
(qun x Pun)}

Keterangan :
Qt
= Kebutuhan air untuk ternak
(m/tahun).
qskk = Kebutuhan
air
untuk
sapi/kerbau (liter/ekor/hari)
qkd = Kebutuhan
air
untuk
Domba/Kambing
(liter/ekor/hari).
qb
= Kebutuhan air untuk babi
(liter/ekor/hari).
qun = Kebutuhan
air
untuk
unggas (liter/ekor/hari).
Pskk = Jumlah sapi/kerbau.
Pkd = Jumlah domba/kambing.
Pb
= Jumlah babi.
Pun = Jumlah unggas.
0,365 = Angka konversi satuan
(356 hari/1000 liter).
e.

Apabila
neraca
tersebut
diterapkan untuk perhitungan rata-rata
jangka
panjang,
maka
perubahan
simpanan air dalam DAS dapat dianggap
nol, sehingga air yang tersedia :

Jumlah air yang dapat diandalkan


sebesar 25% sampai 35% dari Ro.
Keterangan :
S
= (35%) x Ro
S
= Surplus air
Ro
= Aliran rata-rata tahunan.
Evapotranspirasi aktual di suatu
DAS dapat ditafsirkan dengan cara
sederhana seperti yang dikemukakan oleh
Turc-Langbein (dalam Soemarto, 1987)
dengan rumus sebagai berikut :

Kebutuhan air untuk industri


berasarkan SNI 2002.
Kebutuhan air di DAS dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Qid = Hk (Pk x 0,5 m3/tahun)
Keterangan :
Qid = Kebutuhan
air
untuk
industri (m3/tahun.
Hk = Jumlah hari kerja per tahun
Pk
= Jumlah karyawan

2.

Keterangan :
Et
= evapotranspirasi aktual
(mm/tahun)
P
= curah hujan rata-rata DAS
(mm/tahun)
T
= suhu
udara
rata-rata
tahunan (oCelsius) pada
median elevasi DAS
Eo = evaporasi permukaan air
bebas (mm/tahun).

Analisis ketersediaan air


Ketersediaan air dapat dihitung
dengan pendekatan neraca air
secara
meteorologis
(Seyhan,
1977), sebagai berikut

Peta Rupa Bumi Indonesia


Skala 1 : 250.000
Lembar : 0619

Data
Curah Hujan

Jumlah
Penduduk

Peta DAS

Keb.
Domestik

Peta Ketinggian
DAS Deli

Peta Curah
Hujan DAS

Pertanian

Keb.
Pertanian

Perikanan

Peternakan

Industri

Keb.
Perikanan

Keb.
Peternakan

Keb.
Industri

Suhu Udara
Setiap Stasiun
Curah Hujan

Evapotranspirasi
aktual

Surplus Air

Persentase
Aliran Mantap

Ketersediaan Air Berdasarkan


Aliran Mantap

Total Kebutuhan Air

Keterangan :
Awal

Hasil

Imbangan Air
Di DAS Deli

Gambar 1. Prosedur Penelitian

pertanian berupa tanaman jagung ataupun


tanaman yang lainnya.

HASIL
1.

Kondisi DAS Deli


c.

Daerah penelitian yaitu DAS Deli


merupakan salah satu dari DAS yang
terdapat di Sumatera Utara dan kawasan
ini berada di daerah administrasi yaitu di
Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang dan
Kabupaten Karo. Pada DAS ini terdapat
beberapa Sub DAS yaitu ; Sub DAS Deli,
Sub DAS Simai-mai, Sub DAS Petani,
Sub DAS Bekala, Sub DAS Babura, Sub
DAS Sei Kambing, dan Sub DAS Paluh
Besar.
a.

DAS Deli selain dimanfaatkan


untuk kegiatan pertanian seperti yang
terdapat di bagian hulu dan tengah, air
sungai yang ada di DAS Deli juga banyak
dimanfaat untuk kegiatan lainnya. Pada
daerah Hilir DAS Deli dengan kondisi
tempat berupa dataran aluvial, pantai dan
rawa pasang surut tentunya lebih
mempermudah masyarakat dalam hal
kegiatan
perikanan,
karena
lebih
memungkinkan untuk dapat mengairi
kolam tambak, seperti halnya yang
terdapat di Kecamatan Hamparan Perak
Kabupaten Deli Serdang dan Kecamatan
Medan Marelan sebahagian besar
masyarakatnya memanfaatkan air sungai
yang ada untuk mengairi kolam
tambaknya.

Daerah Hulu DAS Deli

Pada bagian Hulu DAS Deli dengan


bentukan lahan berupa pegunungan dan
perbukitan
menyebabkan
terjadinya
sungai yang bercabang-cabang. Bagian
Hulu DAS Deli secara adminitrasi terletak
pada Kabupaten Karo dan sebagian lagi di
Kabupaten Deli Serdang. Sumber air yang
terdapat pada daerah ini digunakan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari baik itu pada kegiatan
domestik ataupun kegiatan pertanian,
salah satu contohnya di Kecamatan
Merdeka Kabupaten Karo yang memiliki
tanah yang subur cocok untuk lahan
pertanian, terlihat bahwa sumber air yang
berasal dari sungai dipergunakan oleh
penduduk untuk dapat mengairi lahan
pertaniannya tersebut.
b.

Daerah Hilir DAS Deli

2.

Analisis Kebutuhan Air

a.

Kebutuhan air untuk domestik.

Kebutuhan air untuk domestik di


setiap Kecamatan yang berada di DAS
Deli berbeda-beda tergantung dari jumlah
penduduk yang bermukim di sekitar DAS
Deli. Jumlah penduduk yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah penduduk
yang benar-benar masuk di DAS Deli,
tidak penduduk yang dilihat dari batas
administrasi kecamatan yang tersedia.
Pertambahan penduduk setiap tahun tentu
mempengaruhi terhadap kebutuhan air
untuk keperluan domestik atau kebutuhan
rumah tangga.

Daerah Tengah DAS Deli

Pada bagian tengah DAS Deli


dengan bentukan lahan berupa dataran,
terdapat aliran sungai yang biasanya
digunakan oleh penduduk untuk kegiatan
domestik dan kegiatan pertanian, selain
itu sungai ini juga digunakan untuk
kegiatan pariwisata berupa tempat
pemandian. Sungai yang mengalir di
sembahe memberikan manfaat yang besar
bagi masyarakat, karena sumber airnya
dapat dinikmati dalam kehidupan seharihari. Seperti halnya membantu kehidupan
masyarakat dalam mengairi lahan

Bedasarkan data yang diperoleh


menjelaskan bahwa Kota Medan dengan
jumlah penduduk yang paling banyak
daripada Kabupaten Deli Serdang dan
Kabupaten
Karo,
maka
akan
mempengaruhi
terhadap
pemenuhan
kebutuhan akan air untuk kebutuhan
rumah
tangga/domestik.
Jumlah
persentase kebutuhan tertinggi berada di
Kota Medan adalah 57.357.180,94
m3/tahun (91,29%) dan persentase

terendah berada di Kabupaten Karo


adalah 446.824,63 m3/tahun (0,71%).
b.

Dari total kebutuhan dari setiap


kecamatan yang masuk DAS Deli
kecamatan
yang
paling
banyak
membutuhkan air untuk kegiatan seharihari terletak di Kecamatan Medan
Helvetia adalah 7.959.379,44 m3/tahun
(12,57%), hal ini disebabkan karena
jumlah penduduk di kecamatan tersebut,
yang masuk pada DAS Deli lebih banyak
daripada kecamatan yang lain sehingga
tingkat kebutuhan akan air juga tinggi
sedangkan
yang
paling
sedikit
membutuhkan air berada di Kecamatan
Kutalimbaru adalah 247,87 m3/tahun
(0,00%) karena jumlah penduduk yang
masuk di DAS Deli juga sedikit. Selain
itu,
pada tabel tersebut juga dapat
diketahui bahwa Kecamatan Hamparan
Perak yang masuk di DAS Deli
masyarakatnya yang paling lengkap
membutuhkan air dalam berbagai kegiatan
seperti domestik, pertanian, perikanan.

Kebutuhan air untuk pertanian

Berdasarkan data yang ada dapat


diketahui bahwa yang paling banyak
membutuhkan air untuk mengairi lahan
pertanian yang berada di kawasan DAS
Deli yang masuk di berada di Kecamatan
Medan Selayang adalah 31,47 m3/tahun
(18,54%) dan yang paling sedikit untuk
mengairi lahan pertanian berada di
Kecamatan Medan Polonia adalah 0,53
m3/tahun (0,31%).
c.

Kebutuhan air untuk peternakan

Dalam penelitian ini kebutuhkan


air untuk kegiatan perternakan di
kecamatan yang masuk di DAS Deli
paling banyak berada di Kecamatan
Sunggal adalah 16.4271,83 m3/tahun
(36,98%) dan Kecamatan yang paling
sedikit
membutuhkan
air
untuk
peternakan berada di Kecamatan Delitua
adalah 6.917,41 m3/tahun (1,56%).
d.

3.

Seberapa
besar
cadangan
ketersediaan air yang berada di DAS Deli
bergantung dari luas DAS tersebut dan
berapa besar evapotranpirasinya. Elevasi
yang ada pada setiap kabupaten yang
berada di DAS Deli berbeda-beda, baik
itu dari di Kabupaten Karo dengan
ketinggiannya berkisar antara 1200-2000
m dpl, Kabupaten Deli Serdang yang
ketinggiannya berkisar antara 200-2000 m
dpl, dan Kota Medan berkisar yang
ketinggiannya berkisar antara 0-200 m
dpl.

Kebutuhan air untuk perikanan

Berdasarkan data yang diperoleh


kebutuhan air untuk kegiatan perikanan
yang paling banyak membutuhkan air
untuk kegiatan perikanan yang berada di
Kecamatan Medan Marelan adalah
10.190,21 m3/tahun (40,74%) sedangkan
kecamatan
yang
paling
sedikit
membutuhkan
air
untuk
kegiatan
perikanan berada Kecamatan Medan
Labuhan adalah 215,23 m3/tahun (0,86%).
e.

Analisis Ketersediaan Air

Kebutuhan air untuk industri

Adanya perbedaan elevasi dan


suhu pada setiap kecamatan maka akan
mempengaruhi terhadap evapotraspirasi
dan besarnya curah hujan di setiap daerah
yang dilalui DAS Deli, maka dengan
demikian dapat diketahui berapa besar air
yang telah menguap di udara dan berapa
besar air yang tinggal dan menjadi aliran
mantap (aliran dasar) yang sebenarnya
tersimpan, dan dapat digunakan dalam

Dari
data
yang
diperoleh
dijelaskan bahwa kecamatan yang masuk
DAS Deli yang membutuhkan air paling
banyak untuk kegiatan industri berada
Kecamatan Medan Deli adalah 3.389,195
m3/orang/tahun (40,03%) dan yang paling
sedikit membutuhkan air untuk kegiatan
industri berada di Kecamatan Medan Baru
adalah 3,775 m3/orang/tahun (0,04%).

keadaan musim kering ataupun dalam


keadaan musim penghujan.

surplus air, karena semakin tinggi tingkat


penguapan yang ada, maka surplus air
akan semakin rendah sebaliknya jika
semakin rendah tingkat penguapan maka
semakin besar surplus air di DAS Deli.
Untuk lebih jelas mengenai tingkat
evapotranspirasi dan surplus ait dapat
dilihat pada gambar 3.

Kecamatan yang termasuk pada


DAS Deli memiliki ketinggian (elevasi)
berkisar antara 0 s/d 2000 m dpl dan suhu
udara (T) berkisar antara 17,10 26,04
C0. Dari data suhu dan elevasi maka dapat
diperoleh data evaporasi permukaan air
bebas (Eo) berkisar antara 947,01
1482,15 mm/tahun. Kemudian dari data
curah hujan (P) berkisar antara 2400,00
2452,86 mm/tahun yang dibagi dengan
evapotranspirasi permukaan air bebas
maka dapat diperoleh data bahwa
evapotranspirasi aktual (Et) berkisar
antara 888,03 1285,86 mm/tahun.
Selanjutnya dari data curah hujan (P) yang
dikurang dengan data evapotranspirasi
aktual (Et) berkisar antara 1167,00 1543,48 mm/tahun, maka dapat diperoleh
data aliran rata-rata tahunan (Ro) yang
berkisar antara 1,17 1,55 mm/tahun.

250000,00
200000,00
Surplus Air

R = 0,2415

0,00
0,00

500,00 1000,00 1500,00


Evapotranspirasi

Gambar 3. Grafik Evapotranpirasi dan Surplus


Air.

Dari data curah hujan, suhu dan


elevasi yang ada di kecamatan yang
masuk di DAS Deli maka dapat diketahui
berapa jumlah Ro dan ketersediaan air
yang didasarkan oleh luas kecamatan
yang ada.
Berdasarkan data yang diperoleh
dapat diketahui bahwa yang memiliki
ketersediaan air paling banyak berada di
Kecamatan
Sibolangit
sebesar
44.222.122,56 m3/tahun (21,82%) dan
yang paling sedikit berada di Kecamatan
Medan Denai 24.721,09 m3/tahun (0,01%)
dan di Kecamatan Kutalimbaru sebesar
17.773,16 m3/tahun (0,01%). Luas
kecamatan yang masuk di DAS Deli akan
mempengaruhi terhadap nilai Ro dan
ketersediaan air yang ada, karena semakin
luas kecamatan yang ada, maka nilai Ro
dan ketersediaan air akan semakin besar
dan sebaliknya jika semakin kecil maka
nilai Ro dan ketersediaan air akan
semakin kecil. Dengan demikian terlihat
jelas
bahwa
luas
DAS
akan
mempengaruhi terhadap ketersediaan air
yang dapat dilihat pada grafik luas DAS

250000,00
Surplus Air

200000,00
150000,00
100000,00
R = 0,0255

0,00
0,00

100000,00
50000,00

Besarnya intensitas curah hujan


yang jatuh ke DAS dapat berpengaruh
terhadap surplus yang ada, jika curah
hujannya banyak maka surplus air akan
meningkat, sebaliknya jika curah hujan
sedikit maka surplus airnya juga akan
menurun. Untuk lebih jelas mengenai
curah hujan dan surplus air yang berada
di DAS Deli dapat dilihat pada grafik
yang ada pada gambar 2.

50000,00

150000,00

1000,00 2000,00 3000,00


Curah Hujan

Gambar 2. Grafik Curah Hujan dan


Surplus Air.
Tingginya tingkat penguapan
(evapotranspirasi) yang ada di DAS Deli
juga dapat mempengaruhi terhadap

dan ketersediaan air yang ada pada


gambar 4.
50000000,00
40000000,00
Ketersediaan Air

R = 0,9657

30000000,00
20000000,00
10000000,00
0,00
0,00
-10000000,00

5000,00

10000,00

Luas DAS

Gambar 4. Grafik Luas DAS dan Ketersediaan


Air di DAS Deli

4.

Perbandingan Antara Jumlah


Kebutuhan dan Ketersediaan Air

Berdasarkan data yang diperoleh


menjelaskan bahwa persediaan air di DAS
Deli pertahun adalah 202.649.845,91
m3/tahun sedangkan kebutuhannya adalah
63.305.774,05 m3/tahun. Ketersediaan air
yang paling banyak diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan akan air berada di
Kecamatan Medan Helvetia dan yang
paling sedikit berada di Kecamatan
Kutalimbaru. Untuk lebih jelas mengenai
perbandingan antara kebutuhan dan
ketersediaan air di DAS Deli, dapat dilihat
pada gambar 5.

Kec. Medan Helvetia


Kec. Medan Petisah
Kec. Medan Polonia
Kec. Medan Labuhan
Kec. Medan Kota
Kec. Medan Baru
Kec. Medan Maimun
Kec. Medan Deli
Kec. Medan Marelan
Kec. Medan Belawan
Kec. Medan Sunggal
Kec. Medan Barat
Kec. Medan Amplas
Kec. Medan Timur
Kec. Medan Selayang
Kec. Medan Johor
Kec. Medan Denai
Kec. Medan Tuntungan
Kec. Sibolangit
Kec. Sibiru-biru
Kec. Patumbak
Kec. Kutalimbaru
Kec. Sunggal
Kec. Delitua
Kec. Hamparan Perak
Kec. Pancurbatu
Kec. Namorambe
Kec.Berastagi
Kec.Merdeka

50000000

45000000

40000000

35000000

30000000

25000000

20000000

15000000

10000000
Ketersediaan Air

5000000
Kebutuhan Air

Gambar 19. Grafik Ketersediaan dan Kebutuhan Air DAS Deli

10

memenuhi kebutuhan hidupnya seharihari untuk berbagai kegiatan.

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian
menjelaskan bahwa dengan jumlah
penduduk yang berada di tiga kabupaten
yang masuk di DAS Deli berjumlah
1.197.501 jiwa dan ketersediaan airnya
adalah
202.649.845,91
m3/tahun
sedangkan jumlah kebutuhannya air yang
diperlukan oleh masyarakat yang berada
di sekitar DAS Deli adalah 63.305.774,05
m3/tahun.
Dengan
banyaknya
ketersediaan air di DAS Deli tersebut
tentunya dapat memberikan kontribusi
(masukan) bagi masyarakat untuk dapat
mempergunakan air yang tersedia dengan
semaksimal mungkin.

Keadaan ini sesuai dengan yang


dikatakan
Husein
(1992)
yang
menyatakan bahwa kebutuhan air
mengalami peningkatan sesuai dengan
perkembangan tingkat kesejahteraan
masyarakat yang memerlukan air baku
untuk rumah tangga, perkotaan, industri,
terlebih lagi kebutuhan air akan irigasi
untuk meningkatkan pendapatan para
petani pemakai air.
Dari jumlah total kebutuhan air
air di semua kecamatan yang masuk di
DAS Deli tingkat kebutuhan air untuk
domestik paling banyak dibandingkan
dengan tingkat kebutuhan lainnya. Di
kecamatan yang masuk DAS Deli pada
kebutuhan
air
untuk
pertanian
(sawah/tegalan) ada beberapa kecamatan
yang tidak terdapat, hal tersebut
disebabkan oleh kecamatan tersebut
penggunaan lahannya digunakan untuk
permukiman, konservasi, perkebunan dan
sebagainya.

Dari data perbandingan antara


ketersediaan dan kebutuhan air terlihat
bahwa di beberapa kecamatan yang
masuk DAS Deli, ada yang tingkat
kebutuhan air lebih besar dibandingkan
dengan ketersediaan airnya, hal tersebut
disebabkan karena jumlah penduduk,
jumlah kebutuhan air dan sarana dan
prasarana yang berada di kecamatan
tersebut lebih banyak dibandingkan
dengan luas kecamatannya. Akan tetapi
tidak berarti bahwa di beberapa
kecamatan yang masuk DAS Deli tersebut
mengalami defisit air atau kekurangan air,
hal tersebut disebabkan oleh kecamatan
tersebut telah mendapatkan suplai air dari
daerah/kecamatan
lain
disekitarnya,
sehingga menyebabkan persediaan airnya
yang berada di sungai tersebut tetap ada
disepanjang tahun.

Dari data yang ada dan observasi


lapangan yang telah dilakukan, diketahui
bahwa kebutuhan air untuk perternakan
sebahagian besar tidak terdapat di wilayah
Kota Medan yang letaknya berada di DAS
Deli, hal tersebut disebabkan oleh
lahannnya banyak yang digunakan untuk
permukiman,
sarana
prasarana
pemerintahan, perkantoran dan lain-lain.
Kebutuhan air pada kegiatan
perikanan pada wilayah yang masuk DAS
Deli sebahagian besar terdapat di Kota
Medan dan Kabupaten Deli Serdang, hal
tersebut disebabkan oleh wilayahnya yang
topografinya relatif datar, lerengnya
berkisar 0-2 dan tanahnya memiliki
kapasitas menahan air rendah.

Berdasarkan total ketersediaan air


secara keseluruhan di semua kecamatan
yang masuk DAS Deli, terlihat bahwa air
yang berada di DAS Deli tidak
mengalami defisit atau kekurangan,
karena tingkat surplus air lebih tinggi, hal
tersebut
terbukti
dengan
adanya
ketersediaan air yang berada di DAS Deli.
Bilamana pada musim penghujan ataupun
pada musim panas (kering), air yang ada
di DAS Deli tersebut tetap mengisi
sungai. Air inilah yang disebut dengan
aliran mantap (base flow) dapat
digunakan oleh masyarakat untuk

Kebutuhan air yang digunakan


untuk kegiatan industri paling banyak
berada di Kota Medan dan Kabupaten
Deli Serdang, hal tersebut disebabkan
oleh letaknya yang strategis dalam
pemasaran barang dan wilayahnya relatif
datar.
11

Di DAS Deli pada daerah


perkotaan tingkat kebutuhan akan air
semakin lama semakin meningkat seiring
dengan pertambahan dan perkembangan
penduduk, dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari. Hal tersebut dapat
diketahui dari hasil penelitian bahwa
tingkat kebutuhan air di kota lebih banyak
dibandingkan dengan daerah pedesaan,
hal tersebut mungkin disebabkan karena
jumlah penduduk di kota setiap tahun
selalu bertambah dan bervariasinya
kegiatan penduduk dalam memenuhi
kebutuhan hidupnnya. Oleh karena itu
maka perlu adanya keseimbangan antara
kebutuhan dan ketersediaan air yang ada
di DAS Deli.

SARAN
Berdasarkan hasil penelitian,
peneliti memberikan saran-saran sebagai
berikut
1. Kepada
pemerintah
dan
masyarakat kiranya dapat lebih
menjaga ketersediaan air di DAS
Deli dengan cara mengawasi
secara ketat terhadap penebangan
hutan liar dan pembuangan
sampah sembarangan ke sungai
karena
akan
mempengaruhi
terhadap simpanan air di dalam
tanah dan kualitas air yang dapat
digunakan. Selain itu pengawasan
masuknya masyarakat pendatang
ke kecamatan yang kebutuhan air
lebih
tinggi
dibandingkan
ketersediaan airnya.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data
dan pembahasan, maka hasil penelitian
dapat disimpulkan sebagai berikut :

2. Untuk
penelitian
lanjutan
diharapkan dapat melaksanakan
penelitian
dengan
desain
penelitian
yang
lebih
dikembangkan
dari
desain
penelitian
ini
dengan
menggunakan metode penelitian
lainnya.

1. Kebutuhan air di kecamatan yang


masuk di DAS Deli baik itu
dalam hal pemenuhan kebutuhan
domestik, pertanian, perikanan,
peternakan dan industri relatif
besar
yaitu
63.305.774,05
m3/tahun. Selain itu, terlihat dari
data bahwa dibeberapa kecamatan
yang masuk DAS Deli tingkat
kebutuhannya
lebih
tinggi
dibandingkan
dengan
ketersediaan airnya.
2. Ketersediaan air yang ada di DAS
Deli
secara
keseluruhan
jumlahnya cukup banyak sebesar
202.649.845,91 m3/tahun, sangat
penting sebagai sumber air
simpanan
tahunan
bagi
masyarakat baik itu di perkotaan
ataupun pedesaan.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Asdak, Chay. 1995. Hidrologi Dan
Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.

12

Badan

Meteorologi Klimatologi dan


Geofisika. 2010. Data Curah
Hujan dan Suhu.

Badan

Standardisasi Nasional. 2002.


Penyusunan neraca sumber
daya Bagian 1: Sumber daya air
spasial
.Standar
Nasional
Indonesia, SNI 19-6728.1-2002.

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera


Utara. 2010. Kabupaten Dalam
Angka.

(httpeprints.ums.ac.id123313FG-23-1-2009-ugro.pdf, diakses
1 April 2011).

BPDAS WAMPU Sei Ular. 2003. Data


Daerah Aliran Sungai Deli
Provinsi Sumatera Utara.

Pararaja, Arifin
http://arifinpararaja.blogspot.co
m/) diakses 29 Mei 2011.

Bowo, Cahyoadi dkk. 1999. Neraca Air


Minum Hujan Pada Areal
Kampus Universitas Jember.
Jurnal Argapura. Jember. Vol
19 No. 1.

Rohmat, Dede. 2010. Upaya Observasi


Untuk
Kesinambungan
Keresediaan Sumberdaya Air
(Kasus DAS Citarum)1. Makalah
pada acara Talk show dalam
rangka memperingati hari Air
(Air
Untuk
Kehidupan
Manusia).
Bandung.
(httpfile.upi.eduDirektoriFPIPSJ
UR._PEND._GEOGRAFI19640
631989031DEDE_ROHMATPaper_Semin
arAir_di_DAS_Citarum.pdf,
diakses 1 April 2011).

Gunawan, Randi. 2006.


Analisis
Sumberdaya Air Daerah Aliran
Sungai Bah Bolon Sebagai
Sarana Pendukung Pengembang
Wilayah
di
Kabupaten
Simalungun dan Asahan. Jurnal
Perencanaan
dan
Pengembangan Wilayah Vol.2
No.1.(httprepository.usu.ac.idbit
stream123456789159831wahag
u2006%20%283%29.pdf
diakses 1 April 2011).

Seyhan,

Harto, Sri. 1993. Analisis Hidrologi.


Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.

Ersin. 1977. Dasar-dasar


Hidrologi. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.

Soemarto, CD. 1987. Hidrologi Teknik.


Surabaya : Usaha Nasional.
Soemarto, CD. 1993. Hidrologi Teknik.
Jakarta : Erlangga.

Husen H. 1992. Berbagai Aspek Hukum


Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan. Jakarta : Bumi
Aksara.

Soewarno. 2000. Hidrologi Operasional


Jilid Kesatu. Bandung : PT.
Citra Aditya Bakti.

Indarto, 2010. Hidrologi (Dasar Teori dan


Contoh
Aplikasi
Model
Hidrologi). Jakarta : Bumi
Aksara.

Suroto, Iman. 2008. Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi


Sungai Ular Di Kabupaten Deli
Serdang.
Tesis.
Medan.
Universitas Sumaera Utara.
(httprepository.usu.ac.idbitstrea
m12345678965941037004017.p
df, diakses 23 Maret 2011).

Linsley, Ray dkk. 1989. Hidrologi Untuk


Insinyur. Jakarta : Erlangga.
Murtiono, Urgo Hari. 2009. Ugro Hari
Murtiono
(2009)
Kajian
Ketersediaan Air Permukaan
Pada Beberapa Daerah Aliran
Sungai (Studi Kasus di Sub
DAS Temon, Wuryantoro,
Alang dan Keduang), Forum
Geografi. Vol 23, No.1, Juli
2009.
13

Anda mungkin juga menyukai