Anda di halaman 1dari 11

STUDI SALINITAS AIR TANAH DANGKAL DI DAERAH PESISIR

BAGIAN SELATAN KOTA MAKASSAR


1
Annisa Dwi Damayanti, 2Muhammad Arsyad Thaha, 2Ardy Arsyad
Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan Jurusan teknik Sipil, Universitas Hasanuddin
2
Dosen Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin

ABSTRAK: Air tanah merupakan salah satu alternatif utnuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat.
Namun pemanfaatan air tanah yang berlebihan dapat menurunkan kualitas air tanah itu sendiri. Khususnya pada
daerah dekat pesisir pantai pemanfaatan air tanah secara besar-besaran dapat menurunkan tinggi muka air tanah
yang mengakibatkan air tanah berada dibawah tinggi muka air laut sehingga rentan terhadap intrusi air laut.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah mengacu pada SNI 6989.58:2008 untuk pengambilan sampel
air sumur. Sample selanjutnya akan di ukur nilai salinitasnya. Nilai salinitas yang diperoleh dari sample air
kemudian diolah dalam analisa statistic dan diklasifikasikan berdasarkan jenis air dan tingkat salinitasnya.
Selain itu dilakukan pula pengukuran terhadap faktor-faktor yang kemungkinan mempengaruhi salinitas seperti
jarak sumur dari pantai dan ketebalan air dalam sumur. Dari hasil pengujian sampel air tanah pada sumur
dangkal di daerah sekitar pesisir bagian selatan Kota Makassar diperoleh nilai salinitas sampel air sumur
berkisar 700 mg/l - 7800 mg/l dengan rata-rata nilai salinitas adalah 3879,032 mg/l. Dari hasil penelitian maka
dapat disimpulkan bahwa kondisi air tanah sumur dangkal pada pesisir bagian selatan Kota Makassar telah
tercemar oleh air asin sehingga berubah menjadi payau hingga asin. Dengan demikian, berdasarkan nilai
salinitasnya yang sebagian besar berkisar diatas 500 mg/l maka air sumur pada wilayah penelitian tidak cocok
diperuntukkan untuk air minum.
Kata Kunci : Salinitas, Kualitas Air Tanah, Intrusi Air Laut.
ABSTRACT: Groundwater is one of the many alternative sources of water that have good quality. Groundwater
quality depends on a combination of water into the soil, rocks are skipped and ultimately reach the ground water
layer present in the aquifer. Excessive use of ground water causes sea water intrusion and cause changes in
groundwater quality soil so that water can not be used as raw water. The method used in this study is referring to
the SNI 6989.58: 2008 and shallow well water sampling is done by testing the salinity parameter. Further study
of shallow ground water quality is also measured the effect of salinity on several factors which can influence the
value of the salinity in groundwater. The factors include the location of the wells from the shoreline and the
depth of the well. From the test results of samples of groundwater at shallow wells in the area around the
northern coastal city of Makassar obtained salinity with values ranging from 1100 mg/l 28500 mg/l with an
average salinity value was 4632.26 mg/l. From the results it can be concluded that the condition of shallow
groundwater wells have experienced intrusion of sea water with that salt water intrusion in coastal areas north of
Makassar already quite extensive. This shows that the quality of ground water in the northern part of the coastal
area of Makassar are on brackish water classification (medium) until the water is salty because salinity values>
500 mg/l. Thus, the quality of ground water with salinity parameters derived from well water residents in coastal
areas north of Makassar section can not be used as raw material for drinking water.
Keywords: Salinity, Quality Groundwater, Sea Water Intrusion.

PENDAHULUAN
Air tanah merupakan salah satu sumber
daya alam yang dapat di perbaharui karena
masuk dalam komponen siklus hidrologi.
Namun bukan berarti air tanah dapat di
eksploitasi tanpa batas. Pemanfaatan air
tanah yang berlebihan tentunya dapat
berdampak bagi kestabilan lingkungan.
Eksploitasi
yang
berlebihan
bisa

mengakibatkan permasalahan lingkungan


yang baru.
Pemanfaatan air tanah yang berlebihan
juga dapat mengakibatkan terjadinya intrusi
air laut. Intursi air laut merupakan peristiwa
masuknya air laut ke dalam pori-pori tanah
dan akan bercampur dan mencemari air tanah
yang ada. Pengambilan air tanah dapat
mengakibatkan hilangnya kandungan air

pada pori-pori tanah dan berkurangnya


tekanan hidrolik dalam tanah. Pada saat air
tanah diambil secara terus menerus, maka
semakin lama tinggi muka air tanah akan
semakin rendah dari pada tinggi muka air
laut. Perbedaan tinggi muka air tanah dan
tinggi muka air laut ini akan mengakibatkan
air laut akan merembes masuk ke dalam
pori-pori tanah dan akan mencemari air tanah
sehingga air tanah menjadi payau bahkan
asin. Hal ini tentunya akan menurunkan
kualitas air tanah itu sendiri. Berdasarkan
penguraian diatas maka dirasa perlu untuk
melakukan suatu penelitian dengan judul
Studi Salinitas Air Tanah Dangkal pada
Daerah Pesisir Bagian Selatan Kota
Makassar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran sebaran salinitas,
menganalisis pengaruh jarak sumur ke garis
pantai dan kedalaman sumur menggunakan
analisa statistik, serta mengetahui posisi
muka air tanah dangkal di daerah pesisir
bagian selatan Kota Makassar.

TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Herlambang (1996) air tanah
adalah air yang bergerak di dalam tanah yang
terdapat di dalam ruang antar butir-butir
tanah yang meresap ke dalam tanah dan
bergabung membentuk lapisan tanah yang
disebut akuifer.
Intrusi air laut adalah masuk atau
menyusupnya air laut ke dalam pori-pori
batuan dan mencemari air tanah yang
terkandung didalamnya. Proses masuknya air
laut mengganti air tawar disebut sebagai
intrusi air laut.
Parameter intrusi air laut dapat dilihat
dari tingkat salinitas yang terdapat di dalam
air tanah. Salinitas perairan menggambarkan
kandungan garam dalam suatu perairan. Pada
umumnya salinitas disebabkan oleh 7 ion
utama yaitu : natrium (Na), klorida (Cl),
kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K),
sulfat (SO4) dan bikarbonat (HCO3) (Effendi,
2004).
Salinitas merupakan salah satu
parameter dalam menentukan kualitas air,

baik air permukaan maupun air tanah.


Salinitas merupakan tingkat keasinan atau
kadar garam terlarut yang terdapat dalam air
dalam gram per liter air laut dan dinyatakan
dalam satuan promil () kira-kira sama
dengan jumlah gram garam untuk setiap liter
larutan. Salinitas sangat menentukan
konduktivitas dan tekanan osmosis.
Penggolongan atau klasifikasi tingkat
keasinan air tanah untuk parameter salinitas
terbagi atas : air tawar dengan nilai salinitas
< 0,5, air payau dengan salinitas berkisar
antara 0,5-30, air asin 30-50, dan air
sangat asin atau air laut memiliki salinitas
>40 (Purwanti, dkk 2006).
Pemanfaatan
air
tanah
yang
berlebihan dan pengelolaan sumber-sumber
air yang tidak memperhatikan keadaan
lingkungan dapat mengakibatkan penurunan
muka air tanah, intrusi air laut, banjir dan
penurunan muka tanah. Intrusi air laut adalah
proses masuknya air laut ke dalam akuifer
daratan
sebagai
dampak
terjdinya
pemanfaatan air tanah yang berlebih dan
tidak terarah. Intrusi air laut di suatu wilayah
dapat terjadi karena dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu muka air tanah di
bawah muka air laut, curah hujan yang
kering, sifat fisik tanah dan batuan
kurang/lambat meluluskan air, letaknya dekat
dengan pantai, luas lahan terbangun sangat
luas dan penduduknya sangat padat. (Husni
dan Roh, 2012).

METODOLOGI
Penelitian dilaksanakan di pesisir
bagian selatan Kota Makassar. Penelitian ini
meliputi pengambilan contoh sampel dan
pengukuran data. Pengambilan sampel ini
berlangsung dari bulan Februari April
2015.
Lokasi
penelitian
mencakup
kecamatan Mariso, Kecamatan Mamajang,
Kecamatan Ujung Pandang, Kecamatan
Rappocini. Luas lokasi penelitian adalah
5,22 km2.
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah


semua sumur dangkal yang berada di
kawasan pesisir bagian utara Kota Makassar,
sedangkan sampel dari penelitian ini adalah
sumur dangkal yang berada di kawasan
pesisir bagian selatan Kota Makassar.
Diasumsikan bahwa setiap 1 KK sama
dengan 1 sumur. Berdasarkan hasil
perhitungan luas wilayah penelitian diketahui
jumlah KK pada wilayah penelitian adalah
23972 KK. Sehingga pada penelitian ini
jumlah populasinya adalah 23972 sumur.
Penentuan
sampel
ditentukan
menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :
N
23972
n=
=
=69
2
2
1+ N e 1+23972(0.12)
Dimana :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Standar error 12%
Berdasarkan hasil penentuan jumlah
sampel menggunakan rumus slovin diatas
maka pada penelitian ini akan diambil 62
sampel air sumur gali.
Pengumpulan
data
menggunakan
metode observasi dan uji laboratorium.
Metode observasi dilakukan secara langsung
dengan mengambil titik koordinat air sumur
dangkal, mengukur kedalaman sumur, dan
tinggi muka air sumur dari muka tanah.
Selanjutnya dilakukan pengambilan sampel
air sumur dangkal dengan melengkapi format
atau blangko pengamatan sebagai instrumen
yang digunakan untuk penelitian air tanah
dangkal. Metode uji laboratorium dilakukan
dengan pengambilan sampel air tanah

dangkal sebanyak 330 ml yang kemudian


akan diuji kadar salinitasnya di Laboratorium
Kualitas Air.
Pada hasil akhir penelitian ini data
yang peroleh akan diolah menggunakan
program ArcGIS untuk menggambarkan
penyebaran salinitas yang terjadi pada daerah
penelitian dan pemetaan salinitasnya. Datadata yang diolah pada program ArcGIS ini
adalah data titik koordinat sampel dan hasil
uji salinitas sampel air sumur yang diambil.
Sedangkan analisis data yang digunakan
adalah analisa statistik dan analisis uji
korelasi Pearson. Untuk mengetahui
pengaruh variabel kedalaman sumur dan
jarak terdekat sumur ke garis pantai
merupakan faktor yang dapat berpengaruh
terhadap tingginya nilai salinitas yang dapat
mempengaruhi terjadinya intrusi air laut di
pesisir bagian selatan Kota Makassar.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Daerah penelitian adalah daerah pesisir
bagian selatan Kota Makassar dengan jumlah
sampel sebanyak 62 sampel sumur penduduk
untuk diteliti salinitasnya. Dari 62 sampel
yang telah diteliti, sampel air sumur dangkal
dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat
salinitas dan jenis air.
Analisa Statistik
Analisa Distribusi Frekuensi
Data yang telah diperoleh dari suatu
penelitian yang masih berupa data acak dapat
dibuat menjadi data yang berkelompok, yaitu
data yang telah disusun ke dalam kelas-kelas
tertentu. Daftar yang memuat data
berkelompok disebut distribusi frekuensi
atau tabel frekuensi. Distribusi frekuensi
adalah susunan data menurut kelas interval
tertentu atau menurut kategori tertentu dalam
sebuah daftar (Hasan, 2001)
Hasil distribusi frekuensi salinitas
dapat digambaran penyajian data dalam
bentuk histogram dapat dilihat pada Gambar
2.

Histogram Distribusi Frekuensi

Frekuensi

25
20
15
10
5
0
Frekuensi

Cumulative %

120.00%
100.00%
80.00%
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%

Nilai Tengah Data Salinitas

Gambar 2. Grafik Histogram Distribusi Frekuensi Salinitas

Dari histogram diatas dapat


dilihat untuk nilai salinitas dengan
frekuensi tertinggi berada pada kisaran
salinitas 2957 mg/l - 4068,6 mg/l dan
nilai tengah 3332.48 dengan frekuensi
21 yang berartinya terdapat 21 sumur
gali dengan kadar salinitas antara
2957,8 mg/l 4068,6 mg/L.
Analisa Uji Korelasi Pearson
Analisa
Uji
Korelasi
Pearson
digunakan
untuk
menguji
hipotesis
hubungan antara dua variabel dan untuk
melihat kuat lemahnya hubungan dan arah
hubungan antara dua variabel, yaitu jarak
dan kedalaman terhadap salinitas.
a. Jarak terhadap Salinitas
Hasil uji korelasi pearson antara jarak
sumur dari pantai dengan salinitas air sumur
menggunakan software SPSS dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel. 4.5 Hasil Uji Korelasi Pearson
Correlations
SALINITAS
Pearson
Correlation
SALINITAS

Sig. (2-tailed)
N

-.161
.212

Sig. (2-tailed)
N
Pearson
Correlation

JARAK

JARAK

62

62

-.161

.212
62

62

Dari hasil tabel di atas dapat dilihat


hubungan antara jarak sumur dari pantai

dengan kadar salinitas air sumur. Jika nilai


koefisien korelasi tidak sama dengan nol
maka
terdapat
hubungan
saling
ketergantungan
antara
2
variabel.
Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson
menggunakan Software SPSS 20, diketahui
koefisien korelasi kedua variabel adalah
-0.161 dan nilai signifikansi 0.212 (>0.05).
sehingga dapat diartikan bahwa terdapat
hubungan antara jarak dari pantai dengan
nilai salinitas air sumur namun menurut
penafsiran korelasi, hubungan yang terjadi
sangat lemah dan tidak signifikan. Arah
hubungan
korelasi
kedua
variabel
menunjukkan tanda negative yang berarti
bahwa semakin jauh jarak sumur dari pantai,
nilai salinitas pada air sumur cendurung
menurun.
Pengukuran jarak salinitas dilakukan
dengan mengukur jarak koordinat titik
sampling
dari
pantai
menggunakan
pengukuran jarak di Google Earth.
Hubungan antara jarak dan kadar salinitas
pada sumur dapat pula dilihat pada grafik xy
di bawah ini :

Pearso
n
1
-.665**
Correlat
ion
TAS
Sig. (210000
.000
tailed)
8000
N
62
62
6000
Pearson
-.665**
1
4000
Linear (Salinitas) Correlati
KEDAL on
R = 0.03
2000
AMAN
Sig. (2.000
tailed)
0
62
62
2300
4300 N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

GRAFIK HUBUNGAN SALINITAS DENGAN


JARAK SUMUR DARI PANTAISALINI

Salinitas
Salinitas
(mg/l)

1300

3300

Dari hasil tabel di atas dapat dilihat


antara ketebalan air dalam sumur
dengan
kadar
salinitas
air
sumur.
Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson
menggunakan Software SPSS 20, diketahui
koefisien korelasi kedua variabel adalah
-0.665 dan nilai signifikansi 0.000 (<0.05).
sehingga dapat diartikan bahwa terdapat
hubungan yang kuat antara ketebalan air
dalam sumur dengan nilai salinitas air sumur.
Arah hubungan korelasi kedua variabel
menunjukkan tanda negative yang berarti
bahwa semakin rendah ketebalan air dalam
sumur maka, nilai salinitas pada air sumur
cendurung meningkat. Dari arah hubungan
yang terjadi dapat diartikan bahwa
penyusupan air asin di wilayah penelitian
melalui air permukaan (seperti kanal dan
drainase).
Pengukuran ketebalan air dalam sumur
dilakukan langsung pada saat pengambilan
sampel air sumur. Dengan mengetahui
kedalaman sumur dan tinggi muka air dalam
sumur dapat diketahui berapa ketebalan air
dalam sumur. Hubungan keduanya dapat
dilihat dengan grafik xy seperti pada gambar
berikut :

Jarak (meter)
hubungan

Gambar 3 Grafik Hubungan Jarak pantai


dengan salinitas Sumur

Berdasarkan gambar diatas dapat


dilihat salinitas tinggi terdapat pada daerah
dekat pantai dan berangsur turun pada daerah
yang jauh dari pantai. Walaupun terdapat
beberapa sumur yang memiliki salinitas yang
tinggi pada daerah yang jauh dari pantai,
namun trend dari grafik terbentuk
menunjukkan bahwa semakin jauh sumur
dari pantai maka salinitas cenderung
menurun.
b. Tinggi Air dalam Sumur Terhadap
Salinitas
Hasil uji korelasi pearson antara
ketebalan air dalam sumur dari pantai dengan
salinitas air sumur menggunakan software
SPSS dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel. 4.6 Hasil Uji Korelasi Pearson
Correlations
SALINITAS

KETEBALAN AIR
DALAM SUMUR

Grafik Hubungan Antara Tinggi Air dalam Sumur dengan Salinitasnya

Klasifikasi Air Berdasarkan Jenis Air

10000
8000
6000
Salinitas
(mg/l )
Salinitas

4000Linear (Salinitas)

2%

26%

Air Asin Air Payau Air sedang (agak payau)


73%

2000
0
1.502.002.503.003.50
Ketebalan Air dalam sumur (meter)

Gambar 4. 5. Grafik Hubungan Ketebalan


Air dalam Sumur dengan Salinitas

Berdasarkan gambar di atas dapat


dilihat bahwa semakin tinggi air dalam
sumur salinitas semakin rendah, hal ini
kemungkinan diakibatkan oleh air asin yang
masuk larut bersama dengan air tanah yang
ada. Air tanah yang ada kemungkinan berasal
dari air tanah pada akuifer daerah tersebut
ataupun berasal dari air resapan hujan.
Klasifikasi Air Sumur
Bedasarkan hasil uji salinitas
sampel air sumur di atas, maka
sampel yang diambil dapat di
klasifikasikan berdasarkan jenis air
dan tingkat salinitasnya
1. Klasifikasi Air Sumur Berdasarkan
Jenis Air
Berdasarkan hasil uji salinitas air
sumur gali yang dilakukan maka, sumur gali
yang diuji dapat di klasifikasi berdasarkan
jenis airnya sebagai berikut :

Gambar 4. 1 Klasifikasi
Berdasarkan Jenis Air

Air

Sumur

Klasifikasi
diatas
berdasarkan
klasifikasi air menurut As Kapoor (2001)
dimana
air
dapat
diklasifikasikan
berdasarkan jenisnya. Berdasarkan gambar di
atas dapat diliat bahwa dari 62 sampel air
sumur gali yang diuji 72% atau 45 sumur
masuk dalam kategori air payau, 26 % atau
16 sumur sudah termasuk air asin dan 2%
atau 1 sumur saja dalam kategori sedang (air
agak payau)
Dari hasil pengujian salinitas, sampel
air sumur yang termasuk air payau memiliki
kadar salinitas berkisar antara 1800 mg/l
4800mg/l, sedangkan air sumur yang sudah
termasuk air asin memiliki kadar salinitas
yang berkisar antara 5100 mg/l 7800 mg/l
dan sampel sumur dengan kadar salinitas
sedang memiliki kadar salinitas 700 mg/l.
Secara umum sampel air sumur
yang diuji menunjukkan kondisi air
sumur yang telah terkontaminasi
dengan air asin sehingga banyak air

sumur yang telah menjadi payau


hingga asin. Namun keadaan air
sumur yang kurang baik kualitasnya
ini tidak begitu dipermasalahkan oleh
warga
setempat
karena
pada
umumnya di wilayah penelitian
kebutuhan air bersih masyrakat telah
terpenuhi dengan adanya penyediaan
air bersih oleh PDAM.

Gambar 4.2. Klasifikasi Air Sampel


Berdasarkan Peruntukkannya

Dari gambar 4.2 di atas dapat


dilihat bahwa yang terbanyak atau
sekitar 72% sampel air sumur yang
diambil cocok di peruntukkan sebagai
air untuk peternakan dan beberapa
jenis irigasi, dengan salinitas berkisar
antara 1500-5000 mg/l. Sedangkan
sekitar 24% sampel air sumur
2. Klasifikasi
Air
Berdasarkan
memiliki salinitas berkisar antara
Peruntukkannya
5000-7000 mg/l, menurut Australian
Berdasarakan Australian Government
Govenrment
National
Water
National Water Commission (2011) kadar
Commission (2011) air dengan kadar
salinitas
dalam
perairan
dapat
salinitas ini tidak diperuntukkan
untuk air minum namun kebanyakan
diklasifikasikan
berdasarkan
jenis
digunakan
untuk
keperluan
peruntukkannya. Dengan mengacu pada
peternakan. Selain itu terdapat 2%
klasifikasi tersebut, dari hasil uji salinitas
sampel air sumur yang memiliki
sampel air sumur yang diambil, maka
salinitas 700 mg/l (<1500 mg/l) dan
berdasarkan peruntukkannya dapat di
2% dengan kadar salinitas 7800 mg/l
klasifikasi kan sebagai berikut :
(7000 mg/l 14000 mg/l). Untuk air
dengan kadar salinitas di bawah 1500
Klasifikasi Air Berdasarkan Peruntukkannya
mg/l dapat digunakan dalam berbagai
Untuk berbagai macam peruntukkan (dapat
peruntukkan dan berdasarkan rasa air
diminum)
ini dapat dikonsumsi sebagai air
minum. Sedangkan air dengan kadar
2% 2%
24%
salinitas berkisar antara 7000 mgl/l
Peternakan dan irigasi (terbatas)
14000 mg/l menurut Australian
Govenrment
National
Water
73%
Commission
(2011),
air
ini
cocok
Peternakan
diperuntukkan
untuk
keperluan
peternakan namun terbatas, artinya
peternakan (terbatas)
tidak semua jenis perternakan cocok
dikarenakan kadar salinitasnya yang
tinggi
Penyebaran Salinitas
Penentuan lokasi sampling dilakukan
secara acak dan letak koordinat sumur gali
dicatat menggunakan Global Position
System (GPS). Dari pengukuran titik
koordinat menggunakan GPS terdapat 62
lokasi sumur. Selanjutnya data lokasi serta
hasil pengukuran salinitas air sumur diolah
menggunakan software ArcMap 10.1. Hasil
penelitian menunjukka penyebaran salinitas
yang terbentuk pada wilayah sampling dapat
dilihat pada gambar berikut :

Gambar 7. Peta Penyebaran Salinitas Daerah Pesisir Bagian Utara Kota Makassar

Berdasarkan Peta Penyebaran Salinitas


Wilayah Sampling (Gambar 4.1) dapat
dilihat bahwa penyebaran salinitas pada
wilayah sampling bervariasi. Pada gambar
juga dapat dilihat bahwa intrusi terjadi pada
bagian barat lokasi penelitian dengan
salinitas tinggi, dan berangsur turun pada
bagian tengah wilayah penelitian. Sedangkan
pada bagian timur wilayah penelitian,
terdapat lokasi yang memiliki salinitas
rendah dan adapula yang memiliki salinitas
tinggi. Perbedaan nilai salinitas tersebut
dapat terjadi tergantung kondisi wilayah
sekitar sumur. Ditinjau dari kejadiannya,
kondisi payau hingga asinnya air tanah dapat
disebebakan oleh 3 faktor yaitu disebabkan
karena adanya penyusupan air laut, karena
lingkungan pengendapan yang bersifat marin
sehingga batuan pada wilayah tersebut sudah
asin dan faktor ketiga karena adanya
pengaruh air tanah yang berasal dari dalam
magma (Djaendi dan Soeroto, 1989)
Penyusupan air laut kemungkinan
melalui badan air yang melintasi daerah

penelitian. Dapat terlihat bahwa pada daerah


penelitian dilewati oleh kanal Jongayya. Dari
hasil pengujian salinitas diketahui bahwa
kanal jongayya memiliki kadar salinitas
sebesar 3 o/oo atau setara dengan 3000 mg/l
berdasarkan hasil uji salinitasnya maka air
kanal pada saluran kanal jongayya yang
terletak di jalan Bantabantaeng sudah
termasuk air payau (As Kapoor, 2001).
Sedangkan badan air yang terdapat di
Perkampungan Nelayan Mariso salinitas
mencapai 32 o/oo atau setara dengan 32000
mg/l salinitas ini sama dengan salinitas air
laut yang berkisar antara 30 o/oo 38 o/oo.
Penggambaran Kontur Muka Air Tanah
Berdasarkan hasil pengukuran tinggi
muka air tanah pada sumur maka dapat
dilihat kontur jarak antara permukaan tanah
ke muka air tanah dalam sumur seperti pada
Gambar 4.8 serta grafik profil melintangnya
pada Gambar 4.9.

Gambar 8. Peta Kontur Muka Air Tanah Daerah Pesisir Bagian Utara Kota Makassar

Berdasarkan gambar 4.8, dapat dilihat


bahwa tinggi muka iar tanah pada daerah
penelitian tersebar tidak merata dimana
terdapat daerah yang muka air tanahnya
rendah berkisar antara -0.50 meter hingga

-0.55 meter di bawah muka tanah dan paling


dalam berkisar antara -1.1 meter hingga -0.9
meter di bawah permukaan tanah. Adapun
contoh profil melintang posisi muka air
tanah (barat-timur), sebagai berikut :

Gambar 9. Profil Melintang Jarak Permukaan Tanah ke MAT (Barat-Timur)

Pesisir kota Makassar merupakan


daerah dataran rendah dengan kondisi elevasi
tanah yang hampir rata dan sejajar dengan
muka air laut rata-rata. Dari grafik profil
melintang kontur muka air tanah pada

potongan A-A dapat dilihat bahwa muka air


tanah tidak stabil dan berangsur turun hingga
-0.8 m ke arah timur daerah penelitian.
Kondisi air tanah seperti ini sangat labil
terhadap pengaruh air laut terutama pada

daerah yang berbatasan langsung dengan 1. Sebaiknya dilakukan penelitian dengan


mengambil
parameter
lain
yang
garis pantai sehingga dapat diduga bahwa
mempengaruhi
salinitas
seperti
kadar
intrusi terjadi pada daerah pesisir pantai
Natrium (Na) dan Klorida (Cl), serta daya
bagian selatan kota Makassar.
hantar listrik (DHL).
Penutup
2. Diharapkan adanya studi yang meninjau
Kesimpulan
hal-hal yang mempengaruhi intrusi air
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
laut seperti pasang-surut, permeabilitas
disimpulkan bahwa :
tanah,
gambaran
akuifer
untuk
1. Dari hasil pengujian salinitas dari 62
memberikan gambaran yang lebih akurat
sampel air sumur dangkal yang diambil
tentang pola penyebaran salinitas akibat
diperoleh hasil salinitas berkisar antara
intrusi.
700 mg/l-7800 mg/l. berdasarkan hasil 3. Untuk pemerintah sebaiknya memberikan
tersebut sebagian besar kualitas air sumur
peraturan mengenai penggunaan air tanah
yang diuji merupakan air payau hingga
untuk.
asin berdasarkan klasifikasi air menurut
As
Kapoor
(2001)
dan
tidak
DAFTAR PUSTAKA
diperuntukkan untuk air minum.
2. Pada
pola
penyebaran
salinitas Bunga, A.M, 1996. Evaluasi Intrusi Air Laut
menggunakan Arc GIS 10.1 dapat dilihat
Bawah Tanah di Wilayah Kotamadya
bahwa air tanah dangkal pada daerah
Ujung Pandang. Thesis. Universitas
penelitian telah tercemar oleh air asin.
Hasanuddin
Penyebaran air asin terlihat bervariasi dan BSN. 1992. Spesifikasi Sumur Gali untuk
tidak merata. Hal ini disebabkan oleh
Sumber Air Bersih. SNI 03-2916-1992.
kondisi lokasi sumur galinya.
Jakarta.
3. Berdasarkan peta kontur jarak antara Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi
muka tanah ke muka air tanah, diketehui
Pengelolaan Sumber Daya dan
bahwa posisi muka air tanah tidak stabil
Lingkungan
Perairan.
Cetakan
dan rata-rata kedalamannya berkiras
Kelima. Yogjakarta : Kanisius.
antara -0.5 - -1.1 meter di bawah Ginting, E. 2011. Analisis Intrusi Air laut
permukaan tanah.
Pada Sumur Gali dan Sumur Bor
4. Berdasarkan uji korelasi antara salinitas
Dengan Metode Konduktivitas Listrik
dengan jarak diperoleh koefisien korelasi
Di Kecamatan Hamparan Perak. Tesis.
sebesar
-0.161.
Sehingga
dapat
Universitas Sumatera Utara.
disimpulkan bahwa korelasi kedua Herlambang, A. 1996. Kualitas Air tanah
variabel lemah dan tidak signifikan
Dangkal di Kabupaten Bekasi.
dengan arah hubungan negative yang
Program Pascasarjana, IPB. Bogor.
berarti bahwa semakin jauh jarak sumur Husni, A., dan Roh, S. 2012. Sebaran TDS,
dari pantai maka salinitas cenderung
DHL, Penurunan Muka Air Tanah Dan
rendah. Sedangkan hasil uji korelasi
Prediksi Intrusi Air Laut Di Kota
antara variabel kedalaman sumur dengan
Tangerang Selatan. Jurnal Skripsi.
kadar salinitas diperoleh hasil koefisien
IPB. Bogor.
korelasi sebesar -0.665. Sehingga dapat Kodoatie,
R.K.1996.
Penghantar
disimpulkan bahwa kedalaman sumur
Hidrogeologi. Yogyakarta: Penerbit
dengan salinitas memiliki korelasi yang
Andi.
kuat dan signifikan dengan arah hubungan NSW Public Works. 2011. Brackish
negative dimana semakin dalam sumur
groundwater: a viable community
salinitas yang diperoleh semakin rendah.
water supply option? Australlian
Saran
Government : National Water
Commision

Putra, B. 2010. Analisa Kualitas Fisik,


Bakteriologis dan Kimia Air Sumur
Gali Serta Gambaran Keadaan
Konstruksi Sumur Gali di Desa
Patumbak
Kampung
Kecamatan
Patumbak Kabupaten Deli serdang
Tahun 2010. Skripsi. Universitas
Sumatera Utara.
Reksoatmodjo, Tedjo N. (2009). Statistika
Teknik. Jakarta: Refika Aditama.
Sastra, Z. 2011. Analisis Intrusi Air Laut
Dan Zona Klorida Pada Sumur Bor
Dalam Dan Dangkal Di Kawasan
Kota Medan Dan Sekitarnya. Tesis.
Universitas Sumatera Utara.
Seyhan, Ersin. 1990. Dasar-Dasar Hidrologi
(terjemahan
Sentot
Subagyo).

Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press.
Siswanto, B. 2011. Evaluasi Kebijakan
Pengambilan dan Pemanfaatan Air
Tanah di Provinsi DKI Jakarta. Tesis.
Institut Pertanian Bogor.
SNI 6989.58. 2008. Metoda Pengambilan
Contoh Uji Kualitas Air. Badan
Litbang Pekerjaan Umum.
Sosrodarsono, S dan Takeda, K. 1987.
Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta:
Pradnya Paramita.
Soemarto, CD. 1987. Hidrologi Teknik.
Surabaya: Usaha Nasional

Anda mungkin juga menyukai