Pelayanan dokter keluarga melibatkan Dokter Keluarga sebagai penyaring di tingkat primer
sebagai bagian suatu jaringan pelayanan kesehatan terpadu yang melibatkan dokter spesialis
di tingkat pelayanan sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat pelayanan rawat inap,
diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif dengan
mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungannya serta
pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memilah jenis kelamin, usia
serta faktor-faktor lainnya.
(The American Academy of Family Physician, 1969; Geyman, 1971; McWhinney, 1981)
Karakteristik Dokter Keluarga
Lynn P. Carmichael (1973)
Mencegah penyakit dan memelihara kesehatan
http://jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2015/PM_186_Tahun_2015.pdf.
c) Dokter Okupasi
Kedokteran okupasi melakukan intervensi kesehatan yang ditujukan kepada para pekerja dan
lingkungan kerjanya, yang bersifat pencegahan primer (health promotion, specific
protection), sekunder (early detection and prompt treatment), dan tersier (disability limitation,
rehabilitation, prevention of premature death). Kedokteran okupasi melakukan penilaian
tentang berbagai risiko dan bahaya (hazard) di tempat kerja bagi kesehatan pekerja, dan
menerapkan upaya pencegahan penyakit dan cedera, serta meningkatkan kesehatan populasi
pekerja. Dokter okupasi melakukan upaya menurunka risiko, mencegah terjadinya penyakit
dan cedera akibat kerja, dengan menerapkan ventilasi setempat, penggunaan peralatan
protektif perorangan, perubahan cara bekerja, dan vaksinasi. Dokter okupasi melakukan
surveilans kesehatan melalui skrining/ pemeriksaan kesehatan secara berkala (Agius dan
Seaton, 2005). Dokter okupasi juga melakukan pencegahan tersier, yakni melakukan upaya
pelayanan medis perorangan pasca penyakit untuk membatasi kecacatan, disfungsi sisa, dan
kematian, melakukan rehabilitasi, dan mencegah rekurensi penyakit, untuk memulihkan dan
meningkatkan derajat kesehatan masing-masing pekerja. Tetapi dokter okupasi juga
memberikan pelayanan medis langsung kepada pekerja yang sakit. Dokter okupasi menaksir
besarnya masalah dan memberikan pelayanan kuratif untuk mengatasi masalah penyakit yang
dialami pekerja. Dokter okupasi melakukan penatalaksanaan medis terhadap gangguangangguan penyakit penting yang berhubungan dengan pekerjaan, mencakup pernapasan,
kulit, luka bakar, kontak dengan agen fisik atau kimia, keracunan, dan sebagainya. Dokter
okupasi menganalisis absensi pekerja, dan menghubungkannya dengan faktorfaktor
penyebab.
Semua kegiatan kedokteran okupasi tersebut ditujukan untuk melindungi, memelihara, dan
meningkatkan derajat kesehatan pekerja. Derajat kesehatan yang optimal memberikan
kontribusi bagi kinerja perusahaan, seperti produktivitas, laba (profitability), dan
kelangsungan hidup (survival) (Segal, 1999). Peningkatan derajat kesehatan pekerja akan
meningkatkan produktivitas laba, dan kelangsungan hidup perusahaan.
Daftar pustaka :
Agius R , Seaton A (2005). Practical occupational medicine. UK: Hodder Headline/Arnold
Publishers National University of Singapore (2004). Family medicine posting. Family
medicine primer 2004. Singapore: Department of Community, Occupation and Family
Medicine. National University of Singapore.
d) Dokter kelautan
KEDOKTERAN KELAUTAN
Dokter spesialis Kedokteran Kelautan adalah dokter yang memberikan pelayanan kesehatankedokteran kepada komunitas kelautan dan bawah air dan termasuk masyarakat umum yang
berdomisili di wilayah pantai dan pulau-pulau kecil serta terpencil, dengan menerapkan
prosedur standar ilmu kedokteran dan prosedur tindakan khusus kedokteran kelautan secara
profesional dan kompeten.
Komponen Kompetensi Profesional
Pendidikan Kedokteran Spesialis Kelautan dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi
profesional, yang telah dirumuskan memiliki 7 komponen, yakni perawatan pasien,
pengetahuan kedokteran, keterampilan interpersonal dan komunikasi, profesionalisme,
pembelajaran dan pengembangan berdasar praktik, serta kemampuan praktik dalam system,
dan azas etika kedokteran, moral dan medikolegal seta keselamatan pasien dan lingkungan
kerja.
1. Perawatan pasien (Patient Care)
Kemampuan untuk mengumpulkan informasi yang esensial dan akurat dengan anamnesis,
pemeriksaan fisis, serta pemeriksaan penunjang;
Kemampuan untuk menentukan prosedur diagnosis dan terapi dan memahami
keterbatasan diri, untuk melakukan konsultasi;
Kemampuan untuk merencanakan dan menginformasikan tata laksana pasien kepada
pasien dan keluarga.
2. Pengetahuan kedokteran (Medical Knowledge)
Memiliki akses untuk informasi kedokteran yang relevan dengan tugas profesinya, serta
memahami telaah kritis untuk menggunakan evidence yang mutakhir dalam tata laksana
pasien.
3. Kemampuan komunikasi (Interpersonal and
Communication Skills) Memiliki
keterampilan untuk berkomunikasi sehingga dapat melakukan komunikasi yang efektif
dengan pasien, keluarga, serta organisasi profesi.
4. Profesionalisme
Memperlihatkan komitmen kuat untuk bertindak dan bertanggung jawab secara
profesional, mentaati prinsip-prinsip etika, serta menghormati kebinekaan (diversity).
5. Belajar dari praktik (Practice-based learning)
Melakukan evaluasi terus menerus terhadap aktivitas praktiknya, dengan keinginan untuk
belajar dari kesalahan dan pengalaman. Dalam proses ini juga diperlukan kemampuan untuk
menggunakan evidence ilmiah, melakukan telaah kritis, serta menerapkannya dalam tata
laksana pasien.
6.Menjalankan Praktek di dalam kerangka sistem (Systems-based Practice) Karena aktivitas
pelayanan merupakan subsistem dari sistem yang lebih besar, dan praktik kedokteran selalu
mempunyai alternatif untuk pemecahan masalah, maka dokter harus dapat memperlihatkan
kemampuan untuk praktik yang cost-effective dalam sistem pelayanan tempat ia bekerja.
7.Menjalankan Praktek dengan landasan etika kedokteran, moral, medikolegal serta
keselamatan pasien dan lingkungan kerja dan mematuhi kebijakan pemerintah dan
kesepakatan perhimpunan. Pelayanan kesehatan Spesialis Kedokteran Kelautan meliputi:
2. B.PENYELENGGARAANRENCANAPENGEMBANGANTENAGA
KESEHATAN
PenyelenggaraanRencanaPengembanganTenagaKesehataninimerupakan
tanggungjawabsemuakomponenbangsa,baikpemerintahsecaralintassektor
termasukpemerintahdaerahdanmasyarakattermasukswasta.
Sesuaidengantugas,fungsisertakewenangannyamasingmasing,para
pemangkukepentinganmelakukanperandanberkontribusidalam
pengembangantenagakesehatansebagaiberikut:
1.Dukunganpengembangantenagakesehatan
a.DewanPerwakilanRakyat(DPR):sebagaipembahasdanmengesahkan
peraturanperundangandankebutuhananggarandalampelaksanaan
pengembangantenagakesehatan.
b.KementerianKoordinatorBidangKesejahteraanRakyat(Kemenkokesra):
mengkoordinasikandanmenyerasikanperandankontribusisemua
pemangkukepentingandalampengembangantenagakesehatan.
c.KementerianKeuangan(Kemenkeu):mengupayakanketersediaan
anggaranuntukmendukungpengembangantenagakesehatan.
d.KementerianDalamNegeri:mengkoordinasikandanmelakukan
pembinaanterhadapPemerintahDaerahdalampengembangantenaga
kesehatandidaerah,baikdiprovinsimaupunkabupaten/kota.
2.Perencanaankebutuhantenagakesehatan
a.KementerianKesehatan(Kemenkes):mengkoordinasikandan
melaksanakanperencanaankebutuhantenagakesehatan,baikjumlah
maupunjenisnyagunapenyelenggaraanpembangunankesehatandan
pelayanankesehatanbagirakyat.
b.Kemenkesjugamelaksanakandanmengkoordinasikanpenyusunan
kebijakandanNSPK(norma,standar,prosedurdankriteria)
pengembangantenagakesehatanyangmeliputiperencanaankebutuhan
tenagakesehatan,pendayagunaantenagakesehatan,sertapembinaan
danpengawasanmututenagakesehatan.
c.SektorlainnyadalampemerintahantermasukTNI/POLRI,pemerintah
daerahprovinsidanpemerintahdaerahkabupaten/kota,sertaswasta
memberikanmasukandanusulankebutuhantenagakesehatan.
d.SektorlainnyadalampemerintahantermasukTNI/POLRIdanPemerintah
Daerahsertaswastamemberikanmasukandalampenyusunankebijakan
danNSPK(norma,standar,prosedurdankriteria)pengembangantenaga
kesehatanyangmeliputiperencanaankebutuhantenagakesehatan,
pendayagunaantenagakesehatan,sertapembinaandanpengawasan
mututenagakesehatan.
3.Pengadaan/pendidikantenagakesehatan
a.KementerianPendidikanNasional(Kemendiknas):mengkoordinasikan
danbertanggungjawabdalampengadaan/pendidikantenagakesehatan,
baikjumlahmaupunjenisnyasesuaidengankebutuhantenagakesehatan
untukpenyelenggaraanpembangunankesehatandanpelayanan
kesehatanbagirakyat.
b.Kemendiknasjugamelaksanakandanmengkoordinasikanpenyusunan
kebijakandanNSPK(norma,standar,prosedurdankriteria)
pengembangantenagakesehatanyangmenyangkutpengadaan/
pendidikantenagakesehatan.
c.Kemendiknasmelaksanakanpembinaandanpengawasanterhadap
institusipendidikantenagakesehatan,termasukpengaturandalam
perizinanpembukaaninstitusipendidikandanprogramstuditenaga
kesehatan.
d.Kemenkesmemberikanrekomendasiteknissesuaibidangnyadalam
pemberianizinpembukaaninstitusipendidikandanprogramstuditenaga
kesehatankepadaKemendiknas.Kemenkesmelakukankoordinasidalam
penyusunanstandarpelayanankesehatan,yangdapatdipergunakan
sebagaiacuandalampenyusunanstandarkompetensidanstandar
pendidikantenagakesehatan.
4.Pendayagunaantenagakesehatan
a.Kemenkesmemfasilitasirekrutmentenagakesehatanyangdilakukanoleh
semuapemangkukepentinganpengembangantenagakesehatan,baik
pemerintahsecaralintassectortermasukTNI/POLRIdanmasyarakat
termasukswasta.
b.Kemendagrimelakukanpembinaanterhadappemerintahdaerahprovinsi
danpemerintahdaerahkabupaten/kotadalamdistribusidanpemnfaatan
tenagakesehatandidaerah.
c.KemenkesdanKemennakertransbekerjasamadalamrangka
pendayagunaantenagakerjakesehatanIndonesia(TKKI)untuk
pemenuhanpermintaantenagakesehatandariluarnegeri.
d.KementerianPendayagunaanAparaturNegaradanReformasiBirokrasi
(KemenpanRB)berkoordinasidenganBadanKepegawaianNegara
(BKN)dalampenyediaanformasiPegawaiNegeriSipil(PNS)untuk
memenuhikebutuhantenagakesehatan.
e.Semuapemangkukepentingandalampengembangantenagakesehatan,
baikpemerintahsecaralintassektortermasukTNIdanPOLRIdanswasta
sebagaipenggunatenagakesehatan,melaksanakanpengembangankarir
tenagakesehatantermasukcontinuingprofessionaldevelopment.
5.Pembinaandanpengawasanmututenagakesehatan
a.KemenkesbekerjasamadenganKKI,KFN,MTKI,organisasiprofesi
kesehatan,asosiasiinstitusipendidikantenagakesehatandanasosiasi
fasilitaspelayanankesehatanmelaksanakanpembinaandan
pengawasanmututenagakesehatan.
b.KemenkesbekerjasamadenganKemennakertransmelakukanpembinaan
danpengawasanmutuTKKIdanpengawasanterhadapTKWNA.
c.KemendiknasbekerjasamadenganKemenkes,KKI,KFN,MTKI,
organisasiprofesikesehatan,asosiasiinstitusipendidikantenaga
kesehatandanasosiasifasilitaspelayanankesehatanmelaksanakan
pembinaandanpengawasanterhadapinstitusipendidikantenaga
kesehatanmelaluikegiatanakreditasi.
C.KERJASAMAINTERNASIONAL
Kerjasamainternasionaldalampengembangantenagakesehatandapat
dilaksanakandalampengadaan/pendidikantenagakesehatan,pendayagunaan
tenagakesehatan,sertapembinaandanpengawasanmututenagakesehatan.
Kerjasamainternasionaldalampendidikantenagakesehatandapatdilakukan
antarainstitusipendidikantenagakesehatandiIndonesiadenganinstitusi
pendidikantenagakesehatandiNegaralain,dengankoordinasiKementerian
PendidikanNasional.
Kerjasamainternasionaldalampendayagunaantenagakesehatan,utamanya
dalampengirimanTKKIkenegaralain,diupayakandalamkerjasamaantar
pemerintahan(GovernmenttoGovernment).DalamhaliniKemenkes
berkoordinasidenganKementerianTenagaKerjadanTransmigrasi
(Kemenakertrans)dalammelakukankerjasamadengannegaralain.Kerjasama
iniperlumencakuppulapembinaandanpengawasanmutuTKKIyangbekerjadi
luarnegeri.
http://www.who.int/workforcealliance/countries/inidonesia_hrhplan_2011_2025.pd
f.
Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat kerja dengan
menggunakan alat perlindungan diri.
menular,
misalnya
yang
terkena
flu
3. Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (early
diagnosis and prompt treatment)
Merupakan tindakan menemukan penyakit sedini mungkin dan melakukan penatalaksanaan
segera dengan terapi yang tepat.
Contoh :
Pada ibu hamil yang sudah terdapat tanda tanda anemia diberikan tablet Fe dan
dianjurkan untuk makan makanan yang mengandung zat besi
Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular
(contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat segera diberikan
pengobatan.
dengan
jalan
pemeriksaan.Misalnya
Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan tak terjadi
komplikasi, misalnya menggunakan tongkat untuk kaki yang cacat
Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah
ia sembuh dari suatu penyakit
Daftar Pustaka : Afrina Aziz Manap.Five Level Of Prevention. Jakarta : BTP,2011. (Online,
29 Juni 2016)