Anda di halaman 1dari 2

a.

Dampaknya terhadap perekonomian Sulawesi Tenggara:


1). Ekspor
Krisis yang terjadi di AS,mengakibatkan daya beli masarakat AS,drastis
turun,akibatnya permintaan terhadap barang dan jasa masarakat AS terhadap
produk dari Indonesia termasuk produksi dari Sulawesi Tenggara menurun,
dengan kata lain ekpor sulawesi tenggara juga akan berpengaruh walaupun
pengaruhnya tidak terlalu memberatkan ,karena proporsi nilai ekspor terhadap
PDB Indonesia dan PDRB Sulawesi Tenggara relatif kecil,sehingga
pengaruhnya juga sangat kecil.
2). Pengangguran
Akibat krisis di Amerika ,daya beli masarakat Amerika menurun,Penarikan
dana investor asing meningkat,sehingga berdampak pada pengurangan
produksi barang utk ekspor,proyek yang seharusnya berjalan dengan menyerap
banyak tenaga kerja ahirnya batal dan ini akan mendorong kenaikan dari
jumlah penganggur di sulawesi tenggara.
3). Pertumbuhan ekonomi
Krisis di Amerika berdampak terhadap menurunnya ekspor, tingginya tingkat
pengangguran, menyebabkan menurunnya pertumbuhan ekonomi sulawesi
tenggara.

ANALISIS PDB:
Priode tahun 2005 -1007,pemulihan ekonomi terjadi dengan rata-rata pertumbuhan
PDB sebesar 5,83 pertahunnya,puncaknya pada tahun 2007 dimana tingkat
pertumbuhan PDB sebesar 6,28 %,tetapi memasuki pertengahan tahun 2008 terjadi
krisis keuangan di Amerika Serikat,yang dampaknya juga dirasakan oleh Indonesia
dimana pertumbuhan PDB Indonesia menurun mulai pertengahan 2008 dan
puncaknya pada tahun 2009 pertumbuhan PDB Indonesia anjlok menjadi 4 %
walaupun tidak separah negara-negara lainnya.
ANALISA INFLASI:

Tingkat pertumbuhan inflasi tertinggi sebesar 17,11% ada ditahun 2005, ,hal ini
disebabkan jumlah uang yang beredar dimasarakat cukup tinggi sehingga BI
menaikkan suku bunga BI rate sebesar 12,75% pada tahun yang sama.akibatnya
inflasi menurun hingga tahun2007 sebesar 6,59%, Pertengahan tahun 2008 terjadi
1

krisis keuangan di Amerika sehingga pada ahir tahun 2008 inflasi kembali naik
sebesar 11,06% ditahun 2008.selanjutnya inflasi berfluktuasi hingga thn2012,tahun
2013 dan 2014 inflasi kembali naik sebesar 8,4%. Inflasi terendah di tahun 2015
sebesar 3,4% disebabkan pada tahun 2013 dan 2014 Bank Indonesia menaikkan BI
rate dari 5,75% thn2012 naik menjadi 7,75% tahun 2014,sehingga pada tahun 2015
inflasi turun menjadi 3,4%.
ANALISA PENGANGGURAN:

Krisis Moneter yang terjadi pada ahir tahun 1990an, menyebabkan angka
pengangguran di Indonesia meningkat pesat. Tetapi memasuki priode tahun
2005 2015 jumlah pengangguran mulai turun melambat,karena priode ini Indonesia
mulai melakukan pemulihan ekonomi sampai pada tahun 2014 angka pengangguran
semakin menurun dari 11,2 % tahun 2005 turun menjadi 5,9% pada tahun 2014
disebabkan kondisi perekonomian sudah mulai membaik dimana sektor informal
paling banyak menyarap tenaga kerja.
ANALISIS BI RATE :
Tingkat Inflasi yang tertinggi terjadi pada tahun 2005 sebesar 17,11%,akibat jumlah
uang yang beredar dimasyarakat meningkat,untuk menurunkan kan inflasi maka
BI,menetapkan BI Rate yg tinggi sebesar 12,75% pada tahun 2005,laju inflasi
mengalami penurunan sampai pada tahun 2007,turun dari 17,11% tahun2005 menjadi
6,59% tahun 2007,demikian pula BI rate turun dari 12,75% th 2005 menjadi 8% th
2007,selanjutnya BI rate mengalami fluktuasi,dengan tkt terendah sebesar 5,75%
karena tkt inflasi relatif stabil sebesar 4,3%.
INVESTASI DOMESTIK
Analisis :
Penanaman modal Dalam Negeri (PMDN) terus meningkat sejak tahun 2008,
penanaman modal ini terutama di ajukan untuk sektro sekunder. Pada Tahun 2012,
sector sekunder mendominasi struktur PMDN dengan persentase sebesar 54,1 %,
sedangkan sector tersier sebesar 23,8 % dan sector primer 22,1 persen.
INVESTASI ASING

Anda mungkin juga menyukai