Anda di halaman 1dari 27

SUPERVISI DALAM MENEJEMEN KEPERAWATAN

PENDAHULUAN
Supervisi dan evaluasi merupakan bagian yang penting dalam manajemen serta keseluruhan
tanggung jawab pemimpin. Pemahaman ini juga ada dalam manajemen keperawatan. Untuk
mengelola asuhan keperawatan dibutuhkan kemampuan manajemen dari Perawat profesional.
Oleh karena itu sebagai seorang manajer keperawatan atau sebagai Perawat profesional
diharapkan mempunyai kemampuan dalam supervisi dan evaluasi.
Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing pengarahan (dalam fungsi manajemen yang
dengan baik dan lancar. Supervisi secara langsung memungkinkan manajer keperawatan
menemukan berbagai hambatan/permasalahan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di
ruangan dengan mencoba memandang secara menyeluruh faktor-faktor yang mempengaruhi dan
bersama dengan staf keperawatan untuk mencari jalan pemecahannya.
Sukar seorang manajer keperawatan untuk mempertahankan mutu asuhan keperawatan tanpa
melakukan supervisi, karena masalah masalah yang terjadi di unit keperawatan tidak seluruhnya
dapat diketahui oleh manajer keperawatan melalui informasi yang diberikan oleh staf
keperawatan yang mungkin sangat terbatas tanpa melakukan supervisi keperawatan.
PENGERTIAN SUPERVISI
Supervisi mempunyai pengertian yang sangat luas, yaitu meliputi segalam bantuan dari
pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang tertuju untuk perkembangan para perawat dan
staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan.
Kegiatan supervisi semacam ini adalah merupakan dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi
pertumbuhan keahlian dan kecakapan para perawat.
Prajudi Atmosudiro (1982), Supervisi diartikan sebagai pengamatan atau pengawasan secara
langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya rutin.
Swansburg (1999), Supervisi adalah suatu proses kemudahan sumber-sumber yang diperlukan
untuk penyelesaian tugas-tugasnya.
Thora Kron (1987), Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar,
mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus
pada setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap perawat dapat memberikan
asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai
dengan kemampuan dan keterbatasan dari perawat.
Supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis. Dalam pelaksanaannya supervisi
bukan hanya mengawasi apakah seluruh staf keperawatan menjalankan tugasnya dengan sebaikbaiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga bersama para
perawat bagaimanan memperbaiki proses keperawatan yang sedang berlangsung. Jadi dalam
kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan sebagai pelaksanan pasif, melainkan

diperlukan sebagai patner kerja yang memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman yang perlu
didengar, dihargai dan diikutsertakan dalam usaha-usaha perbaikan proses keperawatan. Dengan
demikian supervisi diartikan sebagai suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk
membantu para tenaga keperawatan dan staf lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara
efektif.
Supervisor harus mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman. Ini tidak hanya
meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantara para tenaga keperawatan dan tenaga
lainnya. Juga meliputi jumlah persediaan dan kelayakan peralatan agar memudahkan
pelaksanaan tugas. Lingkungan yang sehat bila dapat memberikan rasa bebas dan keinginan
untuk bekerja lebih baik. Supervisor juga mengusahakan semangat kebersamaan dengan lebih
menekankan kita daripada saya.
Pada suatu saat supervisor akan memerlukan bantuan dalam mengambil keputusan melalui
pengamalan dalam tugas untuk menemukan metoda yang lebih baik guna melaksankan
pendelegasian tugas dalam kelompok kerja, tentu memerlukan dukungan dari anggota kelompok.
Walaupun supervisor memperhatikan kondisi dan hasil kerja, tetapi perhatian utama ialah
manusianya, untuk itu harus mengenal tiap individu dan mampu merangsang agar tiap pelaksana
mau meningkatkan diri. Salah satu tujuan utama dari supervisi adalah orientasi, latihan dan
bimbingan individu, berdasarkan kebutuhan individu dan mengarah pada pemanfaatan
kemampuan dan pengembangan ketrampilan yang baru.
Dalam pelaksanaan supervisi, supervisor membuat suatu keputusan tentang suatu pekerjaan yang
akan dilaksanakan, kemudian siapa yang akan melaksanakan. Untuk itu supervisor perlu
memberikan penjelasan dalam bentuk arahan kepada para pelaksana.
SASARAN SUPERVISI
Sasaran yang harus dicapai dalam supervisi adalah sebagai berikut :
1. Pelaksanan tugas sesuai dengan pola
2. Struktur dan hirarki sesuai dengan rencana
3. Staf yang berkualitas dapat dikembangkan secara kontinue/sistematis
4. Penggunaan alat yang efektif dan ekonomis.
5. Sistem dan prosedur yang tidak menyimpang
6. Pembagian tugas, wewenang ada pertimbangan objek/rational
7. Tidak terjadi penyimpangan/penyelewengan kekuasaan, kedudukan dan keuangan.
TUJUAN SUPERVISI
Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini tidak hanya meliputi
lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya para tenaga keperawatan dan tenaga
lainnya , juga meliputi jumlah persediaan dan kelayakan perawatan agar memudahkan
pelaksanaan tugas. Oleh karena itu tujuan supervisi adalah :
1.Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan
2.Melatih staf dan pelaksana keperawatan
3.Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan mengerti terhadap peran,

fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan keperawatan.


4.Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan.
KOMPETENSI
Seorang supervisor harus memiliki kemampuan dalam :
1.Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga dapat dimengerti oleh staf dan
pelaksana keperawatan.
2.Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf/pelaksana keperawatan
3.Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf dan pelaskanaan keperawatan
4.Proses kelompok (dinamika kelompok)
5.Memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan pelaksanaan keperawatan
6.Melakukan penilaian terhadap penampilan kinerja perawat
7.Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan lebih baik.
FUNGSI
1.Dalam keperawatan fungsi supervisi adalah untuk mengatur dan mengorganisir proses
pemberian pelayanan keperawatan yang menyangkut pelaksanaan kebijakan pelayanan
keperawatan tentang standar asuhan yang telah disepakati.
2.Fungsi utama supervisi modern adalah menilai dalam memperbaiki factor-factor yang
mempengaruhi proses pemberian pelayanan asuhan keperawatan.
3.Fungsi utama supervisi dalam keperawatan adalah mengkoordinasikan, menstimuli, dan
mendorong ke arah peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
4.Fungsi supervisi adalah membantu (assisting), memberi support (supporting) dan mangajak
untuk diikutsertakan (sharing).
PRINSIP
Prinsip-prinsip supervisi dalam keperawatan adalah :
1.Didasarkan atas hubungan profesional dan bukan pribadi
2.Kegiatan yang direncanakan secara matang
3.Bersifat edukatif, supporting dan informal
4.Memberikan perasaan aman pada staf dan pelaksanaan keperawatan
5.Membentuk suatu kerjasama yang demokratis antara supervisor dan staf dan pelaksana
keperawatan.
6.Harus objektif dan sanggup mengadakan self evaluation.
7.Harus progresif, inovatif, fleksibel dan dapat mengembangkan kelebihan masing-masing
8.Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri disesuaikan dengan kebutuhan.
9.Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan.
KARAKTERISTIK
Dalam keperawatan, supervisi yang baik apabila memiliki karekteristik :

1.mencerminkan kegiatan asuhan keprawatan yang sesungguhnya


2.mencerminkan pola organisasi/struktur organisasi keperawatan yang ada
3.kegiatan yang berkesinambungan yang teratur atau berkala
4.dilaksanakan oleh atasan langsung (Kepala unit/Kepala Ruangan atau penanggung jawab yang
ditunjuk).
5.Menunjukkan kepada kegiatan perbaikan dan peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
CARA SUPERVISI
1.Langsung
Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung. Pada supervisi modern
diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar pengarahan dan pemberian petunjuk tidak
dirasakan sebagai perintah. Cara memberikan pengarahan yang efektif adalah :
Pengarahan harus lengkap
Mudah dipahami
Menggunakan kata-kata yang tepat
Berbicara dengan jelas dan lambat
Berikan arahan yang logis
Hindari memberikan banyak arahan pada satu saat
Pastikan bahwa arahan dipahami
Yakinkan bahwa arahan anda dilaksanakan atau perlu tindak lanjut
2.Tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan,. Supervisor tidak melihat
langsung kejadian di lapangan, sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat
diberikan secara tertulis.
KEGIATAN RUTIN SUPERVISOR
Tugas-tugas rutin yang harus dilakukan oleh supervisor setiap harinya (bittel,a987) adalah
sebagai berikut:
1.Sebelum pertukaran shift (15-30 menit)
Mengecek kecukupan fasilitas/peralatan/sarana untuk hari itu
Mengecek jadwal kerja
2.Pada waktu mulai shift (15-30 menit)
Mengecek personil yang ada
Menganalisa keseimbangan personil dan pekerjaan
Mengatur pekerjaan
Mengidentifikasi kendala yang muncul

Mencari jalan supaya pekerjaan dapat diselesaikan.


3.Sepanjang hari dinas (6-7 jam):
Mengecek pekerjaan setiap personil, dapat mengarahkan, instruksi, mengoreksi atau
memberikan latihan sesuai kebutuhannya.
Mengecek kemajuan pekerjaan dari personil sehingga dapat segera membantu apabila
diperlukan
Mengecek pekerjaan rumah tangga
Mengecek kembali pekerjaan personil dan kenyamanan kerja, terutama untuk personil baru.
Berjaga-jaga di tempat apabila ada pertanyaan, permintaan bantuan atau hal-hal yang terkait.
Mengatur jam istirahat personil
Mendeteksi dan mencatat problem yang muncul pada saat itu dan mencari cara
memudahkannya.
Mengecek kembali kecukupan alat/fasilitas/sarana sesuai kondisi operasional
Mencatat fasilitas/sarana yang rusak kemudian melaporkannya
Mengecek adanya kejadian kecelakaan kerja
Menyiapkan dan melaporkan secara rutin mengenai pekerjaan.
4.Sekali dalam sehari (15-30 menit)
Mengobservasi satu personil atau area kerja secara kontinu untuk 15 menit. Melihat dengan
seksama hal-hal yang mungkin terjadi seperti : Keterlambatan pekerjaan, lamanya mengambil
barang, kesulitan pekerjaan dan lain sebagainya.
5.Sebelum pulang
Membuat daftar masalah yang belum terselesaikan dan berusaha untuk memecahkan persoalan
tersebut keesokan harinya.
Pikirkan pekerjaan yang telah dilakukan sepanjang hari dengan mengecek hasilnya, kecukupan
material dan peralatannya.
Lengkapi laporan harian sebelum pulang
Membuat daftar pekerjaan untuk harinya, membawa pulang memperlajari di rumah sebelum
pergi bekerja kembali.
SUPERVISOR KEPERAWATAN
Yang termasuk supervisor keperawatan adalah:
1.Kepala ruangan, kepala ruangan bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan
diunit kerjanya. Kepala rungan merupakan ujung tombak penentu tercapai tidaknya tujuan
pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan dan pendokumentasian di unit kerjanya.
2.Pengawas Keperawatan, beberapa ruangan atau unit pelayanan berada di bawah satu instalasi,

pengawas perawatan bertanggung jawab dalam melakukan supervisi pada areanya yaitu beberapa
kepala ruangan yang berada dalam satu instalasi tertentu, misalnya instalasi rawat inap, instalasi
rawat jalan dan lain-lain.
3.Kepala seksi, beberapa instansi digabung dibawah satu pengawasan kepala seksi. Kepala seksi
mengawasi pengawas keperawatan dalam melaksanakan tugas secara langsung dan seluruh
perawat secara tidak langsung.
4.Kepala Bidang keperawatan, Kabid Keperawatan bertanggung jawab untuk melakukan
supervisi kepada kepala seksi secara langsung dan semua perawat secara tidak langsung.
Dengan demikian supervisi berikatan dengan struktur organisasi yang menggambarkan garis
tanggung jawab, siapa yang menjadi supervisor dan siapa yang disupervisi.
PERAN DAN FUNGSI KEPALA RUANGAN
Pada kesempayan ini yang akan dibahas lebih lanjut adalah peran dan fungsi kepala ruangan
dalam meningkatkan asuhan keperawatan, melalui supervisi.
Menutur Depkes RI 1994, Kepala ruangan adalah seorang tenaga perawat profersional yang
diberi tanggung jawab dan wewenang dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di satu
ruang rawat.
Tanggung jawab kepala rungan dapat diidentifikasi sesuai dengan perannya meliputi:
1.Manajemen personalia/ketenagaan, meliputi penerimaan, seleksi, orientasi, pengembangan
tenaga, penilain penampilan kerja, promosi dan penyediaan ketenagaan staf keperawatan.
2.Manajemen operasional, meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan dalam
pelayanan keperawatan.
3.Manajemn kuliatas pelayan, meliputi pengembangan standar asuhan keperarawatan, program
kendali mutu, program evaluasi team dan persiapan untuk akreditasi pelayanan keperawatan.
4.Manajemen finansial, meliputi budget, cost control dalam pelayanan keperawatan.
Penerapan kepemimpinan dalam keperawatan
Pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan merupakan suatu kegiatan yang kompleks dan
melibatkan berbagai individu. Agar tujuan keperawatan tercapai maka diperlukan berbagai
kegiatan dalam menerapkan kepeminpinan khususnya bagi kepala rungan menurut Kron (1981)
kegiatan tersebut meliputi: Perencanaan dan pengorganisasian, membuat penugasan dan
memberi pengarahan, pemberian bimbingan, mendorong kerja sama dan berpartisipasi,
melakukan koordinasi kegiatan dan melakukan evaluasi hasil penampilan kerja.
Melalui kegiatan-kegiatan ini diharapkan kepala ruangan dapat melakukan tanggung jawabnya
sebagai manajer dan pemimpin yang efektif.
Dalam melaksanakan pelayanan dan asuhan keperawatan kepala ruangan sebagai pemimpin
bertanggung jawab dalam :
1)Membantu perawat lain mencapai tujuan yang ditentukan

2)Mengarahkan kegiatan-kegiatan keperawatan


3)Bertanggung jawab atas tindakan keperawatan yang dilakukan
4)Pelaksanaan keperawatan sebagai standar
5)Penyelesaian pekerjaan dengan benar
6)Pencapaian tujuan keperawatan
7)Memperhatikan kesejahteraan bawahan
8)Memotivasi bawahan
PENUTUP
Supervisi keperawatan diperlukan untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan di rumah sakit,
supervisi bukan berarti menghukum tetapi memberikan pengarahan dan petunjuk agar perawat
dapat menyelesaikan tugasnya secara efektif dan efisien.
Supervisor diharapkan mempunyai hubungan interpersonal yang memuaskan dengan staf agar
tujuan supervisi dapat tercapai untuk meningkatkan motivasi, kreativitas dan kemampuan
perawat yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.

1. TEORI / KONSEP YG TERKAIT DGN MANAJEMEN KEPERAWATAN Sumijatun

2. Beberapa Teori Penting yg terkait dgn Man. Keperawatan : Teori Boulding Paradigma
Keperawatan Model Konseptual Keperawatan

3. 9 teori penting dlm man kep : Menurut Boulding (Swansburg R.C,1990) 1. A .Stattic
Structure : - Keperawatan => disiplin ilmu yg semua anggotanya tenaga keperawatan dari
berbagai tingkat jenjang pendidikan. - Dalam organisasi => atasan anak buah - Punya
pasien / klien => menggunakan pendekatan : Proses Keperawatan

4. 2. A. Moving Level : - Manajer Keperawatan => meningkatkan ilmu dan ketrampilan


dlm mengelola keperawatan TU : * Perencanaan * Pengorganisasian * Bimbingan *
Evaluasi

5. lanjutan - Fungsi Manajer Keperawatan di Ruang Rawat : * Mengelola Tenaga *


Supply Peralatan * Meningkatkan kemampuan / ketrampilan / pengetahuan klinik staf =>
untuk meningkatkan asuhan keperawatan NM + NP = Nursing Care of Clients

6. 3 . Control Mechanism Level - Manajer Keperawatan => harus dapat : * Memelihara


dan meningkatkan suasana kerja yang baik * Mudah mendapatkan informasi dengan
interpretasi yg sama => ada keterbukaan dan komunikasi dapat berjalan dengan baik

7. 4. The Level of The Open System Manajer Keperawatan => harus dapat melakukan
supervisi dgn baik agar organisasi => Survive => Berkembang sehingga dapat segera
beradaptasi sesuai dengan tuntutan lingkungan dan Iptek Kesehatan

8. 5. The Genetic Societal Level Salah satu bagian dari manajemen keperawatan =>
mengenai Sumber Daya Manusia yg melakukan asuhan keperawatan pd klien
Kemampuan & pengetahuan manajer keperawatan sangat berpengaruh

9. 6. Animal Level Peningkatan Mobilitas Pengukuran norma / perilaku dalam organisasi


Manajer Keperawatan : meningkatkan pengetahuan & ketrampilan : bisnis & industri RS
agar askep selalu sesuai dgn tuntutan Manajer Keperawatan dituntut dapat menerapkan
ilmu-ilmu dasar maanajemen & praktek perawatan => sesuai dgn tuntutan teori

10. 7. Human Level Manajer Keperawatan => harus dapat mengembangkan stafnya
sehingga mereka menyadari / termotivasi perlunya peningkatan ilmu pengetahuan &
manajemen untuk meningkatkan pelayanan

11. 8. The level of Organitation Manajer Keperawatan merupakan jabatan yang sangat
berat Tanggung jawab mengelola SDM terbesar di RS Harus dapat menciptakan pola
komunikasi yang efektif

12. 9. Transcendental System Manajer Keperawatan => mencoba mencari pertanyaan /


permasalahan yg belum terjawab Menggunakan teori yg didapat => memecahkan
masalah Dalam keperawatan banyak dipakai : teori sistem Apakah seluruh manajer
keperawatan menguasai ?

13. Model Konseptual Keperawatan Lebih kurang 20 model konsep yg telah diuji
cobakan penerapannya, khususnya dinegara berkembang Model konsep tsb antara lain : Florence Nightingale - Hildegard Peplau - Virginia Henderson - Dorothea Orem Imogene King - Sister Calista Roy - Jean Watson

14. 1. Florence Nighttingale, thn 1860 Penekanan pada faktor lingkungan Mempunyai
keyakinan => lingkungan mempengaruhi keadaan sehat Upaya utama perawat =>
menjaga kesehatan melalui pengelolaan lingkungan yg meliputi : udara, air, pembuangan
limbah, kebersihan serta sinar matahari

15. 2. Hildegard Peplau, 1952 Banyak digunakan thn 1963 & 1980 Dikembangkan teori
psikodinamik => penekanan pentingnya hubungan antar manusia => identifikasi
permasalahan yg ada Memandang keperawatan => kekuatan yg matang & direalisasikan
sbg pengembangan kepribadian melalui proses pendidikan terapeutik Hub perawat
klien => 4 fase : orientasi, identifikasi, eksploitasi dan resolusi

16. 3. Virginia Henderson, 1955 Fokus keperawatan pd 14 kebutuhan dasar : - pernapasan


- berpakaian - makan - mperthkan suhu - minum - menjaga kebersihan - eliminasi -

menghindari bahaya - bergerak - komunikas - mperthnkan postur - bekerja - istirahat &


tidur - bermain & belajar

17. lanjutan Fungsi unik perawat => membantu individu baik sakit maupun sehat dlm
melaksanakan aktivitas yg berhub dgn kesehatan / penyembuhan / kematian yg damai
Individu => keseimbangan psikologis & emosi Individu => membutuhkan pertolongan
utk sehat, mandiri dan meninggal dgn damai Individu => kekuatan, keinginan atau
pengetahuan utk mempertahankan kesehatan

18. 4. Dorothea Orem , 1971 Meliputi 3 komponen penting Self Care => kemandirian :
perawatan diri, agen keperawatan diri & keperluan perawatan diri Self Care Defisit =>
adanya keterbatasan dlm perawatan diri => bantuan : 5 metode => membantu,
membimbing, mengajarkan, mendukung & menyiapkan lingkungan => individu dpt
memenuhi kebutuhannya Sistem kesehatan : 3 tipe => sistem bantuan penuh, sebagian
dan suportif / edukatif

19. 5. Imogene King, 1971 3 sistem yg berinteraksi dinamis => Personal system :
persepsi diri, body image, tumbuh & kembang serta tempat dan waktu System / konsep
interpersonal ( group ) : interaksi, komunikasi, transaksi, peran, stress dan koping System
sosial : organisasi, otoritas, kekuatan, status dan pembuatan keputusan

20. 6. Sister Calista Roy, 1970 Banyak digunakan : pendidikan, pelayanan dan riset
Fokus => individu sebagai suatu sistem bio-psiko-sosial yg adaptif yg menggunakan
siklus umpan balik : input, proses dan output Individu dan lingkungan => sumber
stimulus yg membutuhkan modifikasi utk meningkatkan adaptasi 3 kelas stimulus : fokal,
kontekstual dan residual

21. 7. Jean Watson, 1979 Teori ttg Human Caring, banyak digunakan thn 1985 dan 1988
Praktek caring => inti keperawatan 2 prinsip utama dlm keperawatan : - care dan cinta =>
energi utama dan universal - care dan cinta => syarat utk tetap dapat hidup dan juga
sebagai makanan pokok pd manusia

22. Asumsi Watson terhadap Caring Tidak hanya mengandung unsur emosi, kepedulian,
tk laku, atau keinginan => juga respon individu Proses inter subjektif dan moral ideal dlm
keperawatan Hanya dpt didemonstrasikan secaraa interpersonal Efektif utk promosi
kesehatan & ptumbuhan individu/kel Dapat meningkatkan kesehatan klien Respon caring
=> menerima individu pd saat ini dan yad

23. lanjutan Lingkungan caring => perkembangan yg efektif dan memperbolehkan


individu memilih tindakan terbaik utk dirinya Tindakan melibatkan perawat klien =>
peristiwa transpersonal yg mengembangkan keterbukaan Karakteristik abstrak =>
individu yg unik Menjadi sensitif => kekuatan eksistensial, fenomenal dan spiritual

24. Jadi apa yang dapat dilakukan Manajer Rumah Sakit untuk menumbuhkan
profesionalisme perawat ?

Komite Keperawatan
Menurut Swanburg (1996) ada dua jenis komite, yaitu standing committee
dan ad hoc atau special committee. Standing committee adalah penasehat
yang berwenang memberikan masukan kepada pimpinan suatu organisasi
secara langsung. Sedangkan ad hoc committee dibentuk berdasarkan
tujuan spesifik yang dibubarkan setelah tujuan tercapai.
Widaningsih (2000), memberikan pengertian tentang Komite Keperawatan
sebagai wadah non struktural yang anggotanya teridiri dari perawat/bidan,
dipimpin oleh seorang ketua dan bertanggung jawab kepada direktur, yang
bertugas dalam menyusun standar praktek keperawatan, membantu
pelaksanaannya, melakukan pembinaan etika profesi dan mengembangkan
etika profesi keperawatan, Sedangkan Hamid,AY. (2000), memberikan
batasan bahwa komite Keperawatan merupakan gabungan dari karakteristik
terbaik beberapa individu untuk menghasilkan out come yang efektif,
berfungsi mengumpulkan dan memberikan informasi, memberikan masukan
atau nasehat, membuat keputusan, bernegosiasi, mengkoordinasi dan
berpikir kreatif untuk menyelesaikan masalah operasional dan maningkatkan
mutu pelayanan kesehatan pada umumnya dan pelayanan keperawatan
pada khususnya.

Dasar pemikiran Komite Keperawatan


1. Berlakunya UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan
2. Berlakunya PP no 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
3. Undang- undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
yang telah diberlakukan tanggal 21 April 200
4. Kepmenkes nomor 647/ Menkes/ SK/ IV/ 2001 tentang regristasi dan
praktek perawat
5. Kepmenkes nomor 1239/ Menkes/ SK/ IV/ 2001 tentang regristasi dan
praktek perawat
6. Kepmendagri nomor 1/ Mendagri/ SK/ I/ 2002 tentang pedomoan
susunan organisasi dan tata kerja rumah sakit daerah

7. Visi Depkes tentang Indonesia sehat 2001


8. Hasil seminar sehari komite komite Keperawatan program kajian
administrasi Rumah sakit dengan Universitas Indonesia, Jakarta 25
November 2000
9. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Keperawatan sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, penelitian
dan pengembangan di bidang keperawatan (sumber : Tri Johan, 2002)
Sedangkan pembentukannya di Rumah Sakit pemerintah mengacu pada
organisasi dan tatakerja Rumah Sakit Daerah. Dalam keputusan tersebut
komite keperawatan diatur dalam bab IV, bagian ke tiga, pasal 9 tentang
komite keperawatan dalam Bab tersebut disebutkan bahwa :
1. Komite keperawatan merupakan kelompok kerja profesi perawat/
bidan yang anggotanya terdiri dari perawat/ bidan
2. Komite Keperawatan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur rumah Sakit
3. Komite Keperawatan dipimpin oleh ketua yang dipilih oleh anggotanya
4. Komite keperawatan mempunyai tugas membantu direktur menyusun
standar pelayanan keperawatan, pembinaan asuhan keperawatan dan
melaksanakan pembinaan etika profesi keperawatan
5. Ketua Komite Keperawatan diangkat dan ditetapkan dengan Surat
keputusan Direktur.

Tujuan Pembentukan, Syarat Kepengurusan, Tugas Pokok


dan Fungsi Komite Keperawatan
Tujuan pembentukan Komite Keperawatan, syarat kepengurusan, Tugas
pokok dan fungsi Komite Keperawatan mengacu pada Keputusan Menteri
Dalam Negeri nomor 1 tahun 2002 tentang Pedoman Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Rumah Sakit DaerahBab IV Bagian ketiga pasal 9 yaitu :
1) Tujuan dibentuknya Komite keperawatan
Umum : meningkatkan profesionalisme dan mutu asuhan keperawatan
sesuai
standar
etika
profesi
dan
visi
misi
rumah
sakit
Khusus :
1. Memfungsikan komite keperawatan

2. Terlaksananya asuhan keperawatan


3. Mengembangkan pendidikan dan pelatihan
4. meningkatkan mutu dan pelayanan asuhan keperawatan
5. Meningkatkan penghayatan dan pengamalan kode etik keperawatan
6. Memberikan masukan bagi menejer unit dan direksi dalam mengambil
keputusan yang terkait dengan peningkatan mutu pelayanan
perawatan
7. Menciptakan sistem penghargaan
8. Menciptakan kerja yang kondusif
9. Terwujudnya semua kegiatan secara efektif dan efisien
2). Syarat- syarat pengurus komite keperawatan adalah :
1. Pendidikan minimal SI keperawatan
2. Masa kerja minimal 5 tahun
3. Mempunyai kemampuan kepemimpinan
4. Mempunyai pengalaman klinik minimal 3 tahun
5. Mampu berkomunikasi secara baik
6. Jujur dan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap profesi keperawatan
3)
Tugas
pokok
dan
fungsi
komite
keperawatan
Tugas pokok dan fungsi komite keperawatan mengacu pada tugas dan
fungsi komite medik, yaitu :
1. Menyusun standar pelayanan
2. Memantau pelaksanaanya
3. Membina etika profesi
4. Mengatur kewenangan anggota profesi

5. Mengembangkan program pelayanan


6. Mengembangkan program pelayanan dan latihian
7. Mengembangkan program penelitian dan pengembangan
Komite keperawatan mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan audit
keperawatan, etik keperawatan dan pengembangan keperawatan melalui
penataan dan pengolahan asuhan keperawatan untuk mencapai pelayanan
keperawatan yangprofesional. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut
komite keperawatan mempunyai fungsi :
1. Melaksanakan urusan audit keperawatan
2. Melaksanakn urusan etik keperawatan
3. Melaksanakan urusan pengembangan keperawatan

Tugas pokok, Fungsi, Wewenang dan Tanggung Jawab


Anggota Komite Keperawatan
KETUA KOMITE KEPERAWATAN
Ketua komite keperawatan adalah seorang staf perawat fungsional yang
diberi hak, tugas, tanggung jawab dan kewenangan mengola asuhan
keperawatan.
Uraian Tugas Ketua Komite Keperawatan
1. Membantu direktur RS dalam menyusun
keperawatan dan memantau pelaksanaannya

standar

pelayanan

2. Mengkoordinasi pengurus komite keperawatan, yang dimaksud


pengurus komite keperawatan adalah anggota komisi I, komisi II dan
komisi III
3. Meningkatkan program pengembangan
keperawatan dan etik keparawatan

SDM

keperawatan,

audit

4. Mengawasi dan membina pengurus komite keperawatan


5. Mendelegasikan tugas kepada komisi I, komisi II atau III bila
berhalangan

Wewenang Ketua Komite Keperawatan


1. Mengkoordinasi pengurus komite keperawatan
2. Menandatangani surat dan disposisi
3. Memimpin rapat komite keperawatan
4. Mewakili komite keperawatan dalam rapat ekstern
5. Mendelegasikan wewenang kepada komisi I, II dan III
6. Mengawasi dan membina anggota/ pengurus komite keperawatan
Hak ketua komite keperawatan adalah :
1. Berhak mendapat tanggapan dari Direktur RS
2. Berhak mendapat reward yang sesuai dari RS.
KOMISI I
Komisi I adalah staf perawat staf perawat fungsional yang diberi hak, tugas,
wewenang dan tanggung jawab dalam mengelola asuhan keperawatan
melalui
audit
keperawatan
(SOP,
SAK,
lisensi
dan
penyelia)
Tugas Pokok Komisi I
1. Membantu ketua komite keperawatan dalam audit keperawatan
2. Membentuk panitia SOP, SAK, lisensi dan penyelia
Fungsi Komisi
Uraian tugas :

adalah

melaksanakan

urusan

audit

keperawatan

1. Membantu ketua komite dalam membuat SOP, perencanaan,


pelaksanaan dan evaluasi SOP untuk anggota staf perawat fungsional
2. Melakukan revisi SOP sesuai akreditasi
3. Membuat SAK, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi untuk anggota
staf perawat fungsional.
4. Melakukan revisi SAK sesuai akreditasi

5. Memberikan lisensi dan memperpanjang lisensi praktek keperawatan


bekerjasama dengan PPNI
6. Melakukan supervisi ke ruang rawat, membuat standar pelaklsanaan
audit, operasional prosedur keperawatan, mengkoordinasikan kepada
ketua komite dan unit terkait
Wewenang Komisi I
1. Mengkoordinasi panitia SOP, SAK, lisensi
2. Membina ketua dan anggota panitia
3. Mengatur kewenangan audit keperawatan agar sesuai dengan SOP,
SAK, dan memiliki lisensi praktek keperawatan
4. Memberikan lisensi praktek keperawatan baik di dalam maupun di luar
rumah sakit
5. Melakukan supervisi keperawatan pagi, sore dan malam hari
6. Melakukan supervisi sarana, prasarana serta pengambilan keputusan
7. Membuat SOP, SAK, sesuai dengan ilmu pengetahuan dan masukan
dari surveyor akreditasi
8. Melaksanakan bimbingan dan pengawasan sesuai dengan pendidikan,
keahlian dan kinerjanya
9. Memberikan
keperawatan

saran

dan

pertimbangan

kepada

ketua

komite

KOMISI II
Komisi II adalah staf keperawatan fungsional yang diberi hak, tugas,
wewenang dan tanggung jawab dalam mengelola asuhan keperawatan
melalui etik keperawatan (kridensial dan kehormatan) serta urusan reward
perawat
Tugas Pokok Komisi II
1. Membantu ketua komite dalam pembinaan etik keperawatan

2. Membantu panitia kridensial, panitia etik dan reward perawat


Fungsi Komisi II
1. Melaksanakan urusan pembinaan etik keperawatan
2. Melaksanakan urusan reward perawat
Uraian tugas Komisi II
1. Membantu
kredensial

ketua

komite

dalam

membuat

standar

operasional

2. Melaksanakan proses penerimaan SDM keperawatan dan mengevaluasi


kinerja selanjutnya
3. Menerima masukan dari komisi lain sehubungan dengan pengeluaran
dari profesi keperawatan
4. Membantu ketua komite dalam
pembinaan etik keperawatan

membuat

standar

oprasional

5. Melaksanakan pembinaan etik keperawatan


6. Melaksanakan pembinaan atas pelanggaran etik keperawatan
7. Mengusulkan pengembalian nama baik bagi perawat yang telah selesai
mmenjalani proses penbinaan etik kepada ketua komite keperawatan
8. Membuat laporan kegiatan secara tertulis kepada ketua komite setiap
tahun
9. Mengajukan reward berupa materiil dan moril bagi perawat, serta
mengevaluasinya.
Wewenang Komisi II
1. Mengkoordinasi panitia kredensial dan panitia kehormatan perawat
2. Membina ketua dan anggota panitia
3. Mengatur kewenangan etik keperawatan

4. Memberikan advokasi
keperawatan

bagi

perawat

dalam

melakukan

asuhan

5. Menentukan kelulusan seorang perawat menjadi profesi keperawatan


di rumah sakit
6. Membuat SOP kredensial dan kehormatan sesuai
pengetahuan dan masukan dari surveyor akreditasi

dengan

ilmu

7. Menangani reward perawat berupa moril dan materiil


8. Komisi III adalah seorang staf perawat fungsional yang diberi hak,
tugas, wewenang dan tanggung jawab mengelola asuhan keperawatan
melalui pengembangan keperawatan (paningkatan SDM, paningkatan
peralatan dan sarana asuhan keperawatan dan pendokumentasian
asuhan keperawatan.
Tugas pokok Komisi II :
1. Membantu ketua komite dalam pengembangan keperawatan
2. Membantu panitia SDM, peralatan askep, dan pendokumentasian
asskep
KOMISI III
Fungsi Komisi III adalah melaksanakan urusan pengembangan keperawatan
Uraian tugas Komisi III :
1. Membantu ketua komite dalam peningkatan SDM
2. Membuat perencanaan dan evaluasi program pendidikan formal
maupun informal
3. Membuat perencanaan dan evaluasi program pengembangan SDM
keperawatan
4. Membuat perencanaan,
keperawatan

pelaksanaan

dan

evaluasi

jenjang

5. Membuat program standar peralatan keperawatan


6. Memantau dan mengevaluasi penggunaan peralatan keperawatan

karir

7. Membuat perencanaan
keperawatan

dan

evaluasi

pendokumentasian

asuhan

8. Membuat format
keperawatan

mengavaluasi

pendokumentasian

asuhan

dan

9. Membuat standar pendokumentasian asuhan keperawatan


10.

Mengawasi pendokumentasian asuhan keperawatan

11.
Membuat laporan kegiatan secara tertulis kepada ketua komite
keperawatan setiap tahun
Wewenang Komisi III
1. Mengkoordinasi panitia SDM,
pendokumentasian askep

panitia

peralatan

askep,

panitia

2. Membina ketua dan anggota panitia


3. Mengatur kewenangan praktisi keperawatan agar sesuai dengan
standar kualifikasi keperawatan
4. memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pengembangan SDM
5. Memberi saran dan pertimbangan kepada ketua komite tentang
pengembangan SDM

Panitia Peningkatan Mutu Keperawatan


25 04 2011

Dalam standar 7. Evaluasi dan Pengendalian Mutu Akreditasi Rumah Sakit Pokja Keperawatan
pada parameter satu disebutkan tentang adanya team / panitia pengendalian mutu dan program
tertulis tentang upaya peningkatan mutu pelayanan dan asuhan keperawatan.
Untuk memenuhi standar ini, maka Bidang Keperawatan perlu membentuk Panitia Peningkatan
Mutu Keperawatan dengan menerbitkan SK Direktur Rumah Sakit. Panitia ini dibentuk
hendaknya bukan karena semata mata tuntutan akreditasi, tapi memang karena kebutuhan profesi
perawat tentang pentingnya pengembangan pelayanan perawatan dan tuntutan profesionalisme.

Panitia ini adalah tangan kanannya Bidang Perawatan dalam masalah pengembangan pelayanan
keperawatan. Panitia ini membuat program pengembangan mutu keperawatan di rumah sakit,
melaksanakan program tersebut bersama Komite Keperawatan dan melakukan evaluasinya.
Beberapa uraian tugas panitia ini antara lain :
1. Merencanakan upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan.
2. Mengkoordinir upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan
3. Melakukan kajian standar, prosedur, kebijakan dan pengembangan metode
pelayanan keperawatan
4. Melakukan presentasi kasus, audit keperawatan, death converence, ronde
keperawatan dan kegiatan ilmiah Lain
5. Mengadakan penelitian keperawatan dalam upaya peningkatan mutu asuhan
keperawatan
6. Melakuan evaluasi pelayanan keperawatan
7. Melaporkan kepada Bidang Keperawatan tentang Mutu Asuhan Keperawatan
secara berkala

Masih seputar kategori tindakan keperawatan yang disusun oleh Tim Penyusun Revisi Jabatan
Fungsional Tenaga Keperawatan Direktorat Keperawatan dan Keteknisan Medis Kemenkes
1997, sekedar sebagai reverensi.
Masuk dalam tindakan keperawatan komplek kategori 2 adalah sbb:
1. Memberi makan pada pasien bayi melalui NGT
2. Menolong pasien bayi dengan epistaksis
3. Menolong bayi dengan perdarahan tali pusat
4. Irigasi telinga
5. Perawatan pasien dengan racheostomi
6. Pemberian obat inhalasi
7. Pemberian obat melalui saluran kemih
8. Menolong memberikan minuman pada pasien khusus
9. Vena sectie

10.Mengumbah lambung
11.Mengumbah kandung kemih
12.Irigasi mata
13.Jahit luka
14.Macam-macam tindakan observasi fisiologis dan patologis

Komentar : Tinggalkan sebuah Komentar


Kategori : Angka Kredit Perawat, Manajemen Keperawatan

Tindakan Perawatan Komplek Kategori 1


11 02 2012

Masih seputar kategori tindakan keperawatan yang disusun oleh Tim Penyusun Revisi Jabatan
Fungsional Tenaga Keperawatan Direktorat Keperawatan dan Keteknisan Medis Kemenkes
1997, sekedar sebagai reverensi.
Masuk dalam tindakan keperawatan komplek kategori 1 adalah sbb:
1. Pengambilan urine steril
2. Mengukur berat jenis urine
3. Pemeriksaan jumlah protein dalam urine Baca entri selengkapnya

Komentar : 1 Komentar
Kaitkata: Kategori tindakan keperawatan
Kategori : Angka Kredit Perawat, Manajemen Keperawatan

Tindakan Keperawatan Dasar Kategori 4


6 02 2012

Melengkapi tulisan terdahulu tentang Kategori Tindakan Keperawatan, tindakan keperawatan


dasar kategori 4 adalah tindakan keperawatan dasar yang memiliki kesulitan sedang, perlu
pengalaman, dapat menimbulkan gangguan fisik dan psikis, perlu tambahan pengetahuan.
Di bawah ini adalah daftar Tindakan Keperawatan Dasar Kategori 4 :
1. Memberikan suntikan intravena
2. Memberikan infus
3. Tranfusi darah

4. Menyiapkan alat DC Shock dalam keadaan siap pakai (ICU,ICCU)


5. Melakukan EKG

Komentar : 6 Komentar
Kategori : Angka Kredit Perawat, Manajemen Keperawatan

Tindakan Perawatan Dasar Kategori 3


18 01 2012

Melangkapi tulisan sebelumnya tentang Tindakan Keperawatan Dasar Kategori 1 dan 2 yang
digunakan sebagai dasar penghitungan angka kredit, tulisan kali ini saya lengkapi dengan
Kategori 3.
Tindakan keperawatan dasar kategori 3 adalah tindakan keperawatan dasar yang memiliki
kesulitan sedang, tanpa mengandung resiko dan perlu pengalaman kerja. Beberapa yang
termasuk dalam Tindakan Keperawatan Dasar Kategori 3 adalah sebagai berikut : Baca entri
selengkapnya
Komentar : Tinggalkan sebuah Komentar
Kaitkata: angka kredit perawat
Kategori : Angka Kredit Perawat, Manajemen Keperawatan

Tindakan Keperawatan Dasar Kategori 2


15 01 2012

Melengkapi tulisan sebelumnya tentang Kategori Tindakan Keperawatan, saya tuliskan kategori
selanjutnya yaitu Tindakan Perawatan Dasar Kategori 2.
Tindakan Keperawatan Dasar Kategori 2
1. Memberikan obat tetes mata
2. Memberikan obat mata
3. Irigasi mata Baca entri selengkapnya

Komentar : Tinggalkan sebuah Komentar


Kategori : Angka Kredit Perawat, Manajemen Keperawatan

Tindakan Perawatan Dasar Kategori 1


14 01 2012

Dalam aturan pembuatan angka kredit perawat, salah satu hal yang perlu diuraikan lebih detil
adalah tentang kategori tindakan perawat. Di sana disebutkan, tentang Tindakan Keperawatan

Dasar dan Tindakan Keperawatan Komplek. Masing masing kelompok masih terbagi lagi
menjadi kategori 1,2,3 dan 4. Memang sangat rumit dan tidak erdefinisikan dengan baik, karena
memang tidak menggunakan bahasa standar perawat. Tapi walau begitu, karena pedoman yang
digunakan saat ini adalah pedoman itu, maka saya akan coba tuliskan dalam tulisan ini. Lain
waktu akan saya bandingkan dengan yang menggunakan SNL (Standar Bahasa Keperawatan)
Baca entri selengkapnya
Komentar : 8 Komentar
Kategori : Angka Kredit Perawat, Tulisan Lepas

Angka Kredit Perawat


12 09 2009

Bagi kita para perawat yang telah memiliki status PNS atau CPNS, tiap kali naik golongan
dituntut untuk membuat angka kredit minimal 4 semester. Pekerjaan ini kadang membuat malas
kebanyakan teman teman perawat, dikarenakan kebanyakan teman kita malas untuk melakukan
dokumentasi dalam aktifitas kesehariannya.
Sistem Informasi Keperawatan sesungguhnya sangat mampu untuk mengcover seluruh aktifitas
itu. Tapi memang banyak faktor bagi teman-teman kita untuk beralih dari manual kepada
elektronik. Kalaupun ada semangat dari sebagian teman teman kita untuk Go Elektronik, tapi di
sisi lain bisa jadi manajemen rumah sakit belum mampu memfasilitasi, mengingat untuk beralih
ke elektronik membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Maka bersyukurlah bagi teman-teman yang di rumah sakitnya telah mengaplikasikan SIM RS
berbasis IT, selangkah lagi Saudara mampu memanfaatkan fasilitas itu untuk mengefektifkan dan
mengefisiensi dokumen perawatan, termasuk di dalamnya angka kredit.

Tindakan Keperawatan Komplek 3 dan 4


25 07 2012

Walaupun menurut saya kurang sempurna, tapi ini adalah hasil kerja keras para pendahulu
perawat Indonesia yang sampai hari ini belum dilakukan revisi. Mudah-mudahan direktorat
keperawatan Kemkes segera melakukan revisi dengan megacu kepada Standar Bahasa
Keperawatan (SNL)
Komplek kategori 4
1. Penyuluhan kesehatan masyarakat
2. Menyusun rencana tahunan

Komplek kategori 3
1. Memasang NGT
2. Memberikan makan pasien dg labioschisiz
3. Penyuluhan kesehatan kelompok
4. Mengobservasi perdarahan
5. Mengobservasi dehidrasi
6. Mengobservasi masuknya benda asing ke dalam tubuh
7. Mengobservasi gangguan sirkulasi
8. Mengobservasi presentase dari bagian tubuh yang terbakar
9. Mengobservasi reaksi tranfusi darah
10.Mengobservasi dehidrasi adekuat
11.Mengobservasi obstruksi jalan nafas
12.Mengobservasi sianosis
13.Megobservasi diare
14.Mengobservasi hilangnya kemampuan berbicara
15.Membuat jadwal dinas

Susunan

Organisasi

&

Uraian

Tugas

Masing-Masing

1. Ketua Komite Keperawatan

Memberikan kepemimpinan, dukungan, bimbingan dan arahan kepada sub


komite

Memberikan masukan kepada Departemen Keperawatan dan Direktur Rumah


Sakit terhadap ketenagaan, sistem dan standar pelayanan keperawatan

Bersama pengurus lain dan anggotanya menyususn rencana program komite


keperawatan selama satu periode kepengurusan

Mengesahkan rencana program komite ke Direksi Rumah sakit dan


mensosialisasikan dengan departemen keperawatan dan anggota komite
keperawatan

Terlibat langsung dalam pembuatan, pengembangan dan evaluasi standar


praktek keperawatan

Ikut serta dalam penyusunan, pelaksanaan pengembangan profesi keperawatan

Terlibat langsung dalam penyusunan standar etik, evaluasi penerapan kode etik
profesi dan proses pembinaan

Memberikan rekomendasi terhadap pemecahan masalah keperawatan

Berkoordinasi dengan departemen keperawatan dalam pelaksanaan, evaluasi


standar praktek keperawatan, penerapan etik profesi dan peningkatan
profesionalisme tenaga keperawatan

Meriview berbagai isu yang berkembang dan merujuk ke sub komite yang sesuai

Memberikan pertimbangan tentang penempatan tenaga keperawatan di Rumah


Sakit

Memantau kegiatan/ program kerja dari sub komite

Menjalin hubungan dengan organisasi profesi nasional seperti PPNI dan IBI

2. Sekretaris Komite Keperawatan

Melaksanakan kegiatan tatausaha/ kesekretariatan dan kerumahtanggaan


komite keperawatan

Membuat agenda kerja bersama ketua komite dan sub komite keperawatan

Menyusun dan memfasilitasi proses pelaksanaan program komite keperawatan

Melaksanakan tugas tugas pendokumentasian kegiatan komite keperawatan

Membuat dan mengedarkan undangan rapat rapat yang terkait dengan komite
keperawatan

Membuat notulen rapat dan membuat laporan kepada pihak terkait

Mengendalikan surat masuk dan keluar komite keperawatan

Melaksanakan tugas pencatatan ide-ide atau masukan dari anggota komite


keperawatan untuk ditindaklanjuti dalam rapat komite keperawatan

Melaksanakan hal-hal yang ditugaskan oleh ketua komite keperawatan yang


berkaitan dengan lingkup tanggung jawab sebagai sekretaris komite

3. Bendahara Komite Keperawatan

Melakukan perencanaan dan pengendalian pendanaan komite keperawatan


dalam pelaksanaan tugas komite dan hal-hal lain yang terkait dengan
pengelolaan keuangan komite keperawatan

Melakukan pencatatan da pembukuan serta mengumpulkan bukti keuangan

Memberikan informasi perkembangan keuangan komite keperawatan

Mengikuti rapat-rapat komite keperawatan

Melakukan koordinasi dengan ketua komite dalam pelaksanaan keuangan


komite keperawatan

Mengumpulkan berkas pelaporan keuangan komite keperawatan

Mempersiapkan laporan keuangan bulanan, triwulanan dan tahunan sesuai


dengan sistem dan prosedur yang berlaku dilingkungan komite

Melaksanakan hal-hal yang ditugaskan oleh ketua komite keperawatan yang


berkaitan dengan lingkup tanggung jawab sebagai bendahara komite

4. Sub Komite Kredential

Menyusun konsep dasar dan mekanisme kredensial bagi tenaga keperawatan


(perawat dan bidan) di Krakatau Medika Hospital

Menyusun standar asuhan keperawatan di Krakatau Medika Hospital yang


sesuai dengan standar Depkes RI dan melakukan Deseminasi terahadap
standar tersebut

Menyusun dan mengembangkan Metode Asuhan Keperawatan Profesional di


Krakatau Medika Hospital

Memberikan pertimbangan tentang perencanaan pendidikan dan pelatihan bagi


tenaga keperawatan sesuai dengan kebutuhan yang spesifik

Menetapkan dan mengevaluasi kebutuhan pendidikan dan pelatihan serta


menetapkan proses - proses yang belaku dalam program tersebut

Berpartisipasi dalam program rekruitmen dan orientasi tenaga keperawatan


melalui kolaborasi dengan Manager Keperawatan dan Kepala Bagian SDM

Membantu dalam pelaksanaan program penelitian dan pengembangan RS


khususnya di bidang keperawatan

Membantu dan memfasilitasi program bimbingan mahasiswa yang sedang


melakukan penelitian bidan keperawatan atau yang praktek di lingkungan
keperawatan melalui berkolaborasi dengan Manager Keperawatan dan Diklat
Rumah Sakit

Memelihara lingkungan yang kondusif untuk pemanfaatan dan peningkatan riset


keperawatan

5. Sub Komite Disiplin

Menyusun Standar Etik Profesi, hak dan kewajiban perawat/ bidan, hak dan
kewajiban pasien, peraturan rawat inap dan mensosialisakannya

Menyusun prosedur penanganan etik/ disiplin profesi dan sanksinya

Mengevaluasi penerapan kode etik profesi keperawatan dan kebidanan

Membantu ketua komite dalam memberikan rekomendasi/ masukan kepada


departemen keperawatan terhadap tenaga keperawatan yang melakukan
pelanggaran etik/ disiplin profesi

Melakukan sosialisasi dan promosi tentang disiplin profesi kepada seluruh


tenaga keperawatan

Melakukan pembinaan terhadap tenaga keperawatan yang melanggar etik/


disiplin profesi

Bekerjasama dengan panitia K3RS dalam memantau ketertiban dan kepatuhan


peraturan rumah sakit serta rawat inap

6. Sub Komite Mutu

Membantu ketua komite dalam mengendalikan mutu asuhan keperawatan

Mengevaluasi metode asuhan keperawatan, kepatuhan pelaksanaan SPO,


standar asuhan keperawatan, protokol keperawatan dan pedoman yang berlaku
dilingkungan rumah sakit.

Memantau dan menilai pelaksanaan standar asuhan keperawatan serta bekerja


sama dengan sub komite kredential dalam mengembangkan ke bentuk yang
lebih komprehensif

Mengintegrasikan peningkatan mutu keperawatan dengan rencana strategis


rumah sakit

Memberikan pertimbangan rencana pengelolaan, pengadaan dan penggunaan


alat-alat kesehatan

Memonitor efisiensi dan efektifitas penggunaan alat-alat kesehatan

Menyusun dan merevisi rencana peningkatan mutu keperawatan

Membantu ketua komite dalam memberikan masukan kepada Departemen


Keperawatan terhadap rencana pemantauan mutu pelayanan keperawatan,
pengadaan peralatan/ barang Menyusun dan merevisi prosedur (SPO) yang
berlaku di pelayanan keperawata melalui kolaborasi dengan departemen
keperawatan dan komite mutu RS

Anda mungkin juga menyukai