PENDAHULUAN
Supervisi dan evaluasi merupakan bagian yang penting dalam manajemen serta keseluruhan
tanggung jawab pemimpin. Pemahaman ini juga ada dalam manajemen keperawatan. Untuk
mengelola asuhan keperawatan dibutuhkan kemampuan manajemen dari Perawat profesional.
Oleh karena itu sebagai seorang manajer keperawatan atau sebagai Perawat profesional
diharapkan mempunyai kemampuan dalam supervisi dan evaluasi.
Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing pengarahan (dalam fungsi manajemen yang
dengan baik dan lancar. Supervisi secara langsung memungkinkan manajer keperawatan
menemukan berbagai hambatan/permasalahan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di
ruangan dengan mencoba memandang secara menyeluruh faktor-faktor yang mempengaruhi dan
bersama dengan staf keperawatan untuk mencari jalan pemecahannya.
Sukar seorang manajer keperawatan untuk mempertahankan mutu asuhan keperawatan tanpa
melakukan supervisi, karena masalah masalah yang terjadi di unit keperawatan tidak seluruhnya
dapat diketahui oleh manajer keperawatan melalui informasi yang diberikan oleh staf
keperawatan yang mungkin sangat terbatas tanpa melakukan supervisi keperawatan.
PENGERTIAN SUPERVISI
Supervisi mempunyai pengertian yang sangat luas, yaitu meliputi segalam bantuan dari
pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang tertuju untuk perkembangan para perawat dan
staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan.
Kegiatan supervisi semacam ini adalah merupakan dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi
pertumbuhan keahlian dan kecakapan para perawat.
Prajudi Atmosudiro (1982), Supervisi diartikan sebagai pengamatan atau pengawasan secara
langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya rutin.
Swansburg (1999), Supervisi adalah suatu proses kemudahan sumber-sumber yang diperlukan
untuk penyelesaian tugas-tugasnya.
Thora Kron (1987), Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar,
mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus
pada setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap perawat dapat memberikan
asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai
dengan kemampuan dan keterbatasan dari perawat.
Supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis. Dalam pelaksanaannya supervisi
bukan hanya mengawasi apakah seluruh staf keperawatan menjalankan tugasnya dengan sebaikbaiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga bersama para
perawat bagaimanan memperbaiki proses keperawatan yang sedang berlangsung. Jadi dalam
kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan sebagai pelaksanan pasif, melainkan
diperlukan sebagai patner kerja yang memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman yang perlu
didengar, dihargai dan diikutsertakan dalam usaha-usaha perbaikan proses keperawatan. Dengan
demikian supervisi diartikan sebagai suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk
membantu para tenaga keperawatan dan staf lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara
efektif.
Supervisor harus mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman. Ini tidak hanya
meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantara para tenaga keperawatan dan tenaga
lainnya. Juga meliputi jumlah persediaan dan kelayakan peralatan agar memudahkan
pelaksanaan tugas. Lingkungan yang sehat bila dapat memberikan rasa bebas dan keinginan
untuk bekerja lebih baik. Supervisor juga mengusahakan semangat kebersamaan dengan lebih
menekankan kita daripada saya.
Pada suatu saat supervisor akan memerlukan bantuan dalam mengambil keputusan melalui
pengamalan dalam tugas untuk menemukan metoda yang lebih baik guna melaksankan
pendelegasian tugas dalam kelompok kerja, tentu memerlukan dukungan dari anggota kelompok.
Walaupun supervisor memperhatikan kondisi dan hasil kerja, tetapi perhatian utama ialah
manusianya, untuk itu harus mengenal tiap individu dan mampu merangsang agar tiap pelaksana
mau meningkatkan diri. Salah satu tujuan utama dari supervisi adalah orientasi, latihan dan
bimbingan individu, berdasarkan kebutuhan individu dan mengarah pada pemanfaatan
kemampuan dan pengembangan ketrampilan yang baru.
Dalam pelaksanaan supervisi, supervisor membuat suatu keputusan tentang suatu pekerjaan yang
akan dilaksanakan, kemudian siapa yang akan melaksanakan. Untuk itu supervisor perlu
memberikan penjelasan dalam bentuk arahan kepada para pelaksana.
SASARAN SUPERVISI
Sasaran yang harus dicapai dalam supervisi adalah sebagai berikut :
1. Pelaksanan tugas sesuai dengan pola
2. Struktur dan hirarki sesuai dengan rencana
3. Staf yang berkualitas dapat dikembangkan secara kontinue/sistematis
4. Penggunaan alat yang efektif dan ekonomis.
5. Sistem dan prosedur yang tidak menyimpang
6. Pembagian tugas, wewenang ada pertimbangan objek/rational
7. Tidak terjadi penyimpangan/penyelewengan kekuasaan, kedudukan dan keuangan.
TUJUAN SUPERVISI
Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini tidak hanya meliputi
lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya para tenaga keperawatan dan tenaga
lainnya , juga meliputi jumlah persediaan dan kelayakan perawatan agar memudahkan
pelaksanaan tugas. Oleh karena itu tujuan supervisi adalah :
1.Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan
2.Melatih staf dan pelaksana keperawatan
3.Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan mengerti terhadap peran,
pengawas perawatan bertanggung jawab dalam melakukan supervisi pada areanya yaitu beberapa
kepala ruangan yang berada dalam satu instalasi tertentu, misalnya instalasi rawat inap, instalasi
rawat jalan dan lain-lain.
3.Kepala seksi, beberapa instansi digabung dibawah satu pengawasan kepala seksi. Kepala seksi
mengawasi pengawas keperawatan dalam melaksanakan tugas secara langsung dan seluruh
perawat secara tidak langsung.
4.Kepala Bidang keperawatan, Kabid Keperawatan bertanggung jawab untuk melakukan
supervisi kepada kepala seksi secara langsung dan semua perawat secara tidak langsung.
Dengan demikian supervisi berikatan dengan struktur organisasi yang menggambarkan garis
tanggung jawab, siapa yang menjadi supervisor dan siapa yang disupervisi.
PERAN DAN FUNGSI KEPALA RUANGAN
Pada kesempayan ini yang akan dibahas lebih lanjut adalah peran dan fungsi kepala ruangan
dalam meningkatkan asuhan keperawatan, melalui supervisi.
Menutur Depkes RI 1994, Kepala ruangan adalah seorang tenaga perawat profersional yang
diberi tanggung jawab dan wewenang dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di satu
ruang rawat.
Tanggung jawab kepala rungan dapat diidentifikasi sesuai dengan perannya meliputi:
1.Manajemen personalia/ketenagaan, meliputi penerimaan, seleksi, orientasi, pengembangan
tenaga, penilain penampilan kerja, promosi dan penyediaan ketenagaan staf keperawatan.
2.Manajemen operasional, meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan dalam
pelayanan keperawatan.
3.Manajemn kuliatas pelayan, meliputi pengembangan standar asuhan keperarawatan, program
kendali mutu, program evaluasi team dan persiapan untuk akreditasi pelayanan keperawatan.
4.Manajemen finansial, meliputi budget, cost control dalam pelayanan keperawatan.
Penerapan kepemimpinan dalam keperawatan
Pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan merupakan suatu kegiatan yang kompleks dan
melibatkan berbagai individu. Agar tujuan keperawatan tercapai maka diperlukan berbagai
kegiatan dalam menerapkan kepeminpinan khususnya bagi kepala rungan menurut Kron (1981)
kegiatan tersebut meliputi: Perencanaan dan pengorganisasian, membuat penugasan dan
memberi pengarahan, pemberian bimbingan, mendorong kerja sama dan berpartisipasi,
melakukan koordinasi kegiatan dan melakukan evaluasi hasil penampilan kerja.
Melalui kegiatan-kegiatan ini diharapkan kepala ruangan dapat melakukan tanggung jawabnya
sebagai manajer dan pemimpin yang efektif.
Dalam melaksanakan pelayanan dan asuhan keperawatan kepala ruangan sebagai pemimpin
bertanggung jawab dalam :
1)Membantu perawat lain mencapai tujuan yang ditentukan
2. Beberapa Teori Penting yg terkait dgn Man. Keperawatan : Teori Boulding Paradigma
Keperawatan Model Konseptual Keperawatan
3. 9 teori penting dlm man kep : Menurut Boulding (Swansburg R.C,1990) 1. A .Stattic
Structure : - Keperawatan => disiplin ilmu yg semua anggotanya tenaga keperawatan dari
berbagai tingkat jenjang pendidikan. - Dalam organisasi => atasan anak buah - Punya
pasien / klien => menggunakan pendekatan : Proses Keperawatan
7. 4. The Level of The Open System Manajer Keperawatan => harus dapat melakukan
supervisi dgn baik agar organisasi => Survive => Berkembang sehingga dapat segera
beradaptasi sesuai dengan tuntutan lingkungan dan Iptek Kesehatan
8. 5. The Genetic Societal Level Salah satu bagian dari manajemen keperawatan =>
mengenai Sumber Daya Manusia yg melakukan asuhan keperawatan pd klien
Kemampuan & pengetahuan manajer keperawatan sangat berpengaruh
10. 7. Human Level Manajer Keperawatan => harus dapat mengembangkan stafnya
sehingga mereka menyadari / termotivasi perlunya peningkatan ilmu pengetahuan &
manajemen untuk meningkatkan pelayanan
11. 8. The level of Organitation Manajer Keperawatan merupakan jabatan yang sangat
berat Tanggung jawab mengelola SDM terbesar di RS Harus dapat menciptakan pola
komunikasi yang efektif
13. Model Konseptual Keperawatan Lebih kurang 20 model konsep yg telah diuji
cobakan penerapannya, khususnya dinegara berkembang Model konsep tsb antara lain : Florence Nightingale - Hildegard Peplau - Virginia Henderson - Dorothea Orem Imogene King - Sister Calista Roy - Jean Watson
14. 1. Florence Nighttingale, thn 1860 Penekanan pada faktor lingkungan Mempunyai
keyakinan => lingkungan mempengaruhi keadaan sehat Upaya utama perawat =>
menjaga kesehatan melalui pengelolaan lingkungan yg meliputi : udara, air, pembuangan
limbah, kebersihan serta sinar matahari
15. 2. Hildegard Peplau, 1952 Banyak digunakan thn 1963 & 1980 Dikembangkan teori
psikodinamik => penekanan pentingnya hubungan antar manusia => identifikasi
permasalahan yg ada Memandang keperawatan => kekuatan yg matang & direalisasikan
sbg pengembangan kepribadian melalui proses pendidikan terapeutik Hub perawat
klien => 4 fase : orientasi, identifikasi, eksploitasi dan resolusi
17. lanjutan Fungsi unik perawat => membantu individu baik sakit maupun sehat dlm
melaksanakan aktivitas yg berhub dgn kesehatan / penyembuhan / kematian yg damai
Individu => keseimbangan psikologis & emosi Individu => membutuhkan pertolongan
utk sehat, mandiri dan meninggal dgn damai Individu => kekuatan, keinginan atau
pengetahuan utk mempertahankan kesehatan
18. 4. Dorothea Orem , 1971 Meliputi 3 komponen penting Self Care => kemandirian :
perawatan diri, agen keperawatan diri & keperluan perawatan diri Self Care Defisit =>
adanya keterbatasan dlm perawatan diri => bantuan : 5 metode => membantu,
membimbing, mengajarkan, mendukung & menyiapkan lingkungan => individu dpt
memenuhi kebutuhannya Sistem kesehatan : 3 tipe => sistem bantuan penuh, sebagian
dan suportif / edukatif
19. 5. Imogene King, 1971 3 sistem yg berinteraksi dinamis => Personal system :
persepsi diri, body image, tumbuh & kembang serta tempat dan waktu System / konsep
interpersonal ( group ) : interaksi, komunikasi, transaksi, peran, stress dan koping System
sosial : organisasi, otoritas, kekuatan, status dan pembuatan keputusan
20. 6. Sister Calista Roy, 1970 Banyak digunakan : pendidikan, pelayanan dan riset
Fokus => individu sebagai suatu sistem bio-psiko-sosial yg adaptif yg menggunakan
siklus umpan balik : input, proses dan output Individu dan lingkungan => sumber
stimulus yg membutuhkan modifikasi utk meningkatkan adaptasi 3 kelas stimulus : fokal,
kontekstual dan residual
21. 7. Jean Watson, 1979 Teori ttg Human Caring, banyak digunakan thn 1985 dan 1988
Praktek caring => inti keperawatan 2 prinsip utama dlm keperawatan : - care dan cinta =>
energi utama dan universal - care dan cinta => syarat utk tetap dapat hidup dan juga
sebagai makanan pokok pd manusia
22. Asumsi Watson terhadap Caring Tidak hanya mengandung unsur emosi, kepedulian,
tk laku, atau keinginan => juga respon individu Proses inter subjektif dan moral ideal dlm
keperawatan Hanya dpt didemonstrasikan secaraa interpersonal Efektif utk promosi
kesehatan & ptumbuhan individu/kel Dapat meningkatkan kesehatan klien Respon caring
=> menerima individu pd saat ini dan yad
24. Jadi apa yang dapat dilakukan Manajer Rumah Sakit untuk menumbuhkan
profesionalisme perawat ?
Komite Keperawatan
Menurut Swanburg (1996) ada dua jenis komite, yaitu standing committee
dan ad hoc atau special committee. Standing committee adalah penasehat
yang berwenang memberikan masukan kepada pimpinan suatu organisasi
secara langsung. Sedangkan ad hoc committee dibentuk berdasarkan
tujuan spesifik yang dibubarkan setelah tujuan tercapai.
Widaningsih (2000), memberikan pengertian tentang Komite Keperawatan
sebagai wadah non struktural yang anggotanya teridiri dari perawat/bidan,
dipimpin oleh seorang ketua dan bertanggung jawab kepada direktur, yang
bertugas dalam menyusun standar praktek keperawatan, membantu
pelaksanaannya, melakukan pembinaan etika profesi dan mengembangkan
etika profesi keperawatan, Sedangkan Hamid,AY. (2000), memberikan
batasan bahwa komite Keperawatan merupakan gabungan dari karakteristik
terbaik beberapa individu untuk menghasilkan out come yang efektif,
berfungsi mengumpulkan dan memberikan informasi, memberikan masukan
atau nasehat, membuat keputusan, bernegosiasi, mengkoordinasi dan
berpikir kreatif untuk menyelesaikan masalah operasional dan maningkatkan
mutu pelayanan kesehatan pada umumnya dan pelayanan keperawatan
pada khususnya.
standar
pelayanan
SDM
keperawatan,
audit
adalah
melaksanakan
urusan
audit
keperawatan
saran
dan
pertimbangan
kepada
ketua
komite
KOMISI II
Komisi II adalah staf keperawatan fungsional yang diberi hak, tugas,
wewenang dan tanggung jawab dalam mengelola asuhan keperawatan
melalui etik keperawatan (kridensial dan kehormatan) serta urusan reward
perawat
Tugas Pokok Komisi II
1. Membantu ketua komite dalam pembinaan etik keperawatan
ketua
komite
dalam
membuat
standar
operasional
membuat
standar
oprasional
4. Memberikan advokasi
keperawatan
bagi
perawat
dalam
melakukan
asuhan
dengan
ilmu
pelaksanaan
dan
evaluasi
jenjang
karir
7. Membuat perencanaan
keperawatan
dan
evaluasi
pendokumentasian
asuhan
8. Membuat format
keperawatan
mengavaluasi
pendokumentasian
asuhan
dan
11.
Membuat laporan kegiatan secara tertulis kepada ketua komite
keperawatan setiap tahun
Wewenang Komisi III
1. Mengkoordinasi panitia SDM,
pendokumentasian askep
panitia
peralatan
askep,
panitia
Dalam standar 7. Evaluasi dan Pengendalian Mutu Akreditasi Rumah Sakit Pokja Keperawatan
pada parameter satu disebutkan tentang adanya team / panitia pengendalian mutu dan program
tertulis tentang upaya peningkatan mutu pelayanan dan asuhan keperawatan.
Untuk memenuhi standar ini, maka Bidang Keperawatan perlu membentuk Panitia Peningkatan
Mutu Keperawatan dengan menerbitkan SK Direktur Rumah Sakit. Panitia ini dibentuk
hendaknya bukan karena semata mata tuntutan akreditasi, tapi memang karena kebutuhan profesi
perawat tentang pentingnya pengembangan pelayanan perawatan dan tuntutan profesionalisme.
Panitia ini adalah tangan kanannya Bidang Perawatan dalam masalah pengembangan pelayanan
keperawatan. Panitia ini membuat program pengembangan mutu keperawatan di rumah sakit,
melaksanakan program tersebut bersama Komite Keperawatan dan melakukan evaluasinya.
Beberapa uraian tugas panitia ini antara lain :
1. Merencanakan upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan.
2. Mengkoordinir upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan
3. Melakukan kajian standar, prosedur, kebijakan dan pengembangan metode
pelayanan keperawatan
4. Melakukan presentasi kasus, audit keperawatan, death converence, ronde
keperawatan dan kegiatan ilmiah Lain
5. Mengadakan penelitian keperawatan dalam upaya peningkatan mutu asuhan
keperawatan
6. Melakuan evaluasi pelayanan keperawatan
7. Melaporkan kepada Bidang Keperawatan tentang Mutu Asuhan Keperawatan
secara berkala
Masih seputar kategori tindakan keperawatan yang disusun oleh Tim Penyusun Revisi Jabatan
Fungsional Tenaga Keperawatan Direktorat Keperawatan dan Keteknisan Medis Kemenkes
1997, sekedar sebagai reverensi.
Masuk dalam tindakan keperawatan komplek kategori 2 adalah sbb:
1. Memberi makan pada pasien bayi melalui NGT
2. Menolong pasien bayi dengan epistaksis
3. Menolong bayi dengan perdarahan tali pusat
4. Irigasi telinga
5. Perawatan pasien dengan racheostomi
6. Pemberian obat inhalasi
7. Pemberian obat melalui saluran kemih
8. Menolong memberikan minuman pada pasien khusus
9. Vena sectie
10.Mengumbah lambung
11.Mengumbah kandung kemih
12.Irigasi mata
13.Jahit luka
14.Macam-macam tindakan observasi fisiologis dan patologis
Masih seputar kategori tindakan keperawatan yang disusun oleh Tim Penyusun Revisi Jabatan
Fungsional Tenaga Keperawatan Direktorat Keperawatan dan Keteknisan Medis Kemenkes
1997, sekedar sebagai reverensi.
Masuk dalam tindakan keperawatan komplek kategori 1 adalah sbb:
1. Pengambilan urine steril
2. Mengukur berat jenis urine
3. Pemeriksaan jumlah protein dalam urine Baca entri selengkapnya
Komentar : 1 Komentar
Kaitkata: Kategori tindakan keperawatan
Kategori : Angka Kredit Perawat, Manajemen Keperawatan
Komentar : 6 Komentar
Kategori : Angka Kredit Perawat, Manajemen Keperawatan
Melangkapi tulisan sebelumnya tentang Tindakan Keperawatan Dasar Kategori 1 dan 2 yang
digunakan sebagai dasar penghitungan angka kredit, tulisan kali ini saya lengkapi dengan
Kategori 3.
Tindakan keperawatan dasar kategori 3 adalah tindakan keperawatan dasar yang memiliki
kesulitan sedang, tanpa mengandung resiko dan perlu pengalaman kerja. Beberapa yang
termasuk dalam Tindakan Keperawatan Dasar Kategori 3 adalah sebagai berikut : Baca entri
selengkapnya
Komentar : Tinggalkan sebuah Komentar
Kaitkata: angka kredit perawat
Kategori : Angka Kredit Perawat, Manajemen Keperawatan
Melengkapi tulisan sebelumnya tentang Kategori Tindakan Keperawatan, saya tuliskan kategori
selanjutnya yaitu Tindakan Perawatan Dasar Kategori 2.
Tindakan Keperawatan Dasar Kategori 2
1. Memberikan obat tetes mata
2. Memberikan obat mata
3. Irigasi mata Baca entri selengkapnya
Dalam aturan pembuatan angka kredit perawat, salah satu hal yang perlu diuraikan lebih detil
adalah tentang kategori tindakan perawat. Di sana disebutkan, tentang Tindakan Keperawatan
Dasar dan Tindakan Keperawatan Komplek. Masing masing kelompok masih terbagi lagi
menjadi kategori 1,2,3 dan 4. Memang sangat rumit dan tidak erdefinisikan dengan baik, karena
memang tidak menggunakan bahasa standar perawat. Tapi walau begitu, karena pedoman yang
digunakan saat ini adalah pedoman itu, maka saya akan coba tuliskan dalam tulisan ini. Lain
waktu akan saya bandingkan dengan yang menggunakan SNL (Standar Bahasa Keperawatan)
Baca entri selengkapnya
Komentar : 8 Komentar
Kategori : Angka Kredit Perawat, Tulisan Lepas
Bagi kita para perawat yang telah memiliki status PNS atau CPNS, tiap kali naik golongan
dituntut untuk membuat angka kredit minimal 4 semester. Pekerjaan ini kadang membuat malas
kebanyakan teman teman perawat, dikarenakan kebanyakan teman kita malas untuk melakukan
dokumentasi dalam aktifitas kesehariannya.
Sistem Informasi Keperawatan sesungguhnya sangat mampu untuk mengcover seluruh aktifitas
itu. Tapi memang banyak faktor bagi teman-teman kita untuk beralih dari manual kepada
elektronik. Kalaupun ada semangat dari sebagian teman teman kita untuk Go Elektronik, tapi di
sisi lain bisa jadi manajemen rumah sakit belum mampu memfasilitasi, mengingat untuk beralih
ke elektronik membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Maka bersyukurlah bagi teman-teman yang di rumah sakitnya telah mengaplikasikan SIM RS
berbasis IT, selangkah lagi Saudara mampu memanfaatkan fasilitas itu untuk mengefektifkan dan
mengefisiensi dokumen perawatan, termasuk di dalamnya angka kredit.
Walaupun menurut saya kurang sempurna, tapi ini adalah hasil kerja keras para pendahulu
perawat Indonesia yang sampai hari ini belum dilakukan revisi. Mudah-mudahan direktorat
keperawatan Kemkes segera melakukan revisi dengan megacu kepada Standar Bahasa
Keperawatan (SNL)
Komplek kategori 4
1. Penyuluhan kesehatan masyarakat
2. Menyusun rencana tahunan
Komplek kategori 3
1. Memasang NGT
2. Memberikan makan pasien dg labioschisiz
3. Penyuluhan kesehatan kelompok
4. Mengobservasi perdarahan
5. Mengobservasi dehidrasi
6. Mengobservasi masuknya benda asing ke dalam tubuh
7. Mengobservasi gangguan sirkulasi
8. Mengobservasi presentase dari bagian tubuh yang terbakar
9. Mengobservasi reaksi tranfusi darah
10.Mengobservasi dehidrasi adekuat
11.Mengobservasi obstruksi jalan nafas
12.Mengobservasi sianosis
13.Megobservasi diare
14.Mengobservasi hilangnya kemampuan berbicara
15.Membuat jadwal dinas
Susunan
Organisasi
&
Uraian
Tugas
Masing-Masing
Terlibat langsung dalam penyusunan standar etik, evaluasi penerapan kode etik
profesi dan proses pembinaan
Meriview berbagai isu yang berkembang dan merujuk ke sub komite yang sesuai
Menjalin hubungan dengan organisasi profesi nasional seperti PPNI dan IBI
Membuat agenda kerja bersama ketua komite dan sub komite keperawatan
Membuat dan mengedarkan undangan rapat rapat yang terkait dengan komite
keperawatan
Menyusun Standar Etik Profesi, hak dan kewajiban perawat/ bidan, hak dan
kewajiban pasien, peraturan rawat inap dan mensosialisakannya