Anda di halaman 1dari 22

9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar
1. Pengertian Belajar
Menurut Slameto (2013) belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Sedangkan secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannnya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Aunurrahman (2014) belajar adalah suatu usaha sadar yang
dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan
pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
untuk memperoleh tujuan tertentu.
Pembelajaran bagi siswa mempunyai tujuan agar siswa mendapatkan
berbagai pengalaman, dan dengan pengalaman itu tingkah lakunya akan
meningkat baik secara kualitas maupun kuantitas. Tingakh laku disini meliputi
pengetahuan, keterampilan, dan norma pengendali sikap/prilaku siswa.
Berdasarkan pengertian belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses yang dilalui oleh seseorang yang dapat menghasilkan sesuatu
yang baru yang terlihat dari perubahan pengetahuan dan tingkah laku seseorang.
Belajar adalah perubahan yang relatif permenen pada prilaku, pengetahuan dan

10

kemampuan berfikir yang diperoleh kerana pengalaman. Pengalaman tersebut


dapat diperoleh dengan adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.
(Slameto, 2013).
Perubahan-perubahan yang terjadi tidak karena perubahan fisik atau
kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan,
melainkan terjadi sebagai akibat interaksinya dengan lingkungannya. Perubahan
tersebut haruslah bersifat relatif permanen dan menetap, tidak berlangsung sesaat
saja (Slameto, 2013).
2. Prinsip-prinsip Belajar
Dalam proses belajar yang dilakukan setiap siswa ditemukan berbagai
macam kesulitan, baik kesulitan dalam memahami apa yang dipelajari maupun
kesulitan dalam menghadapi pengaruh-pengaruh dari luar maupun dari dalam diri
sendiri, yang berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar tersebut.
Keberhasilan proses belajar dapat dilihat dalam hasil belajar yang diperoleh. Oleh
karena itu, seseorang yang melakukan kegiatan belajar perlu mengalami prinsipprinsip belajar.
Menurut Slameto (2013) prinsip belajar yang dapat dilaksanakan dalam
situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individual. Prinsipprinsip belajar itu, sebagai berikut :

a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

11

1) Dalam

belajar

setiap

siswa

harus

diusahakan

partisipasi

aktif,

meningkatkan dan membimbing untuk mecapai tujuan instruksional.


2) Belajar hasur meimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada
siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
3) Belajar perlu lingkungan yang menantang

dimana

anak

dapat

mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif


4) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
b. Sesuai hakikat belajar
1) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya.
2) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan discovery
3) Belajar adalah proses kontiguitas (hubungan antara pengertian yang satu
dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang
diharapkan.

Stimulus

yang

diberikan

menimbulkan

respon

yang

diharapkan.
c. Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari
1) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,
penyajian sederhana, sehingga siswa mudah menangkap materi.
2) Dalam belajar, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan tertentu
sesuai dengan tujuan pengajaran yang harus dicapai.
d. Syarat keberhasilan belajar
1) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar
dengan tenang.
2) Proses belajar perlu pengulangan berkali-kali agar dapat dengan mudah
3.

dipahami oleh siswa.


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Belajar adalah suatu kegiatan yang dapat menghasilkan perubahan tingkah

laku, sebagai akibat interaksi dengan lingkungan. Sampai dimanapun perubahan


tercapai atau dengan kata lain berhasil tidaknya belajar itu tergantung pada
bermacam-macam faktor.

12

Menurut Slameto (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat


digolongkan menjadi dua golongan, yaitu :
a. Faktor Internal
Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri.
Faktor intern dibedakan menjadi tiga yaitu :
1) Faktor jasmaniah, antara lain berupa faktor kesehatan dan cacat tubuh
2) Faktor psikologis, anatar lain berupa inteligensi, perhatian, minat, bakat,
motif kematangan dan kesiapan.
3) Faktor kelelahan.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa, antara lain :
1) Faktor keluarga, (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar
belakang kebudayaan, sarana dan prassarana).
2) Faktor sekolah, (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas
ukuran, keadaan gedung, tugas sekolah, metode belajar, sarana dan
prasarana).
3) Faktor masyarakat, (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman
bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).
4. Definisi hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa pada hakikatnya
adalah perubahan mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris yang
berorientasi pada proses belajar mengajar yang dialami siswa (Sudjana, 2005).

13

Sudjana (2005) mengatakan bahwa hasil belajar itu berhubungan dengan


tujuan instruksional dan pengalaman belajar yang dialami siswa. Sistem
pendidikan Nasional dan rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler
maupun tujuan intruksional pada umumnya menggunakan klasifkasi hasil belajar
Bloom yang secara garis besar membaginya kedalam tiga ranah yaitu, ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar
intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni knowledge (pengetahuan),
comprehension (pemahaman), aplikasi, analisis, sintetis dan evaluasi. Kedua
aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya
termasuk kognitif timgkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang
terdiri dari lima aspek yaitu, penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,
organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri atas enam aspek yaitu,
gerakan

refleks,

keterampilan

gerakan

dasar,

kemampuan

perseptual,

keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan


ekspresif dan interpretatif (Sudjana, 2005).

5. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Djamarah (2003) menyatakan bahwa berhasil atau tidaknya seseorang
dalam belajar disebabkan oleh faktor yang berasal dari dalam diri individu dan
faktor

dari

luar

individu. Secara garis besar terdapat dua faktor yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor eksternal dan faktor internal.


a. Faktor eksternal yang terdiri dari:
1) Faktor Lingkungan

14

a) Lingkungan alami
Lingkungan alami adalah lingkungan tempat siswa berada dalam
arti lingkungan fisik. Yang termasuk lingkungan alami adalah lingkungan
sekolah, lingkungan tempat tinggal dan lingkungan bermain.
b) Lingkungan Sosial
Makna lingkungan dalam hal ini adalah interaksi siswa sebagai
makhluk sosial, makhluk yang hidup bersama atau homo socius. Sebagai
anggota masyarakat, siswa tidak bisa melepaskan diri dari ikatan sosial.
Sistem sosial yang berlaku dalam masyarakat tempat siswa tinggal
mengikat perilakunya untuk tunduk pada norma sosial, susila, dan hukum.
2) Faktor Instrumental
a) Kurikulum
Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan unsur
substansial dalam pendidikan. Tanpa kurikulum kegiatan belajar
mengajar tidak dapat berlangsung. Setiap guru harus mempelajari dan
menjabarkan isi kurikulum kedalam program yang lebih rinci dan
jelas sasarannya, sehingga dapat diketahui dan diukur dengan pasti
tingkat keberhasilan belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
b) Program
Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung dari baik
tidaknya program pendidikan disusun berdasrkan potensi sekolah
yang tersedia baik tenaga, finansial, sarana dan prasarana.
c) Sarana dan Fasilitas
d) Guru
b. Faktor internal yang terdiri dari:
1) Fisiologis
Merupakan faktor internal yang berhubungan dengan proses-proses yang
terjadi pada jasmaniah.

15

a) Kondisi fisiologis
Kondisi fisiologis umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan
belajar individu, siswa dalam keadaan lelah akan berlainan belajarnya
dengan siswa dalam keadaan tidak lelah.
b) Kondisi Panca Indera
Merupakan kondisi fisiologis yang dispesifikkan pada kondisi indera
kemampuan untuk melihat, mendengar, mencium, meraba dan merasa
dapat mempengaruhi hasil belajar.
2) Psikologis
Faktor psikologis merupakan faktor dari dalam diri individu yang
berhubungan dengan rohaniah, yang termasuk dalam faktor ini adalah :
1) Minat
Minat adalah suatu rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu atau
aktivitas tanpa ada yang memerintahkan.
2) Kecerdasan
Kecerdasan berhubungan dengan kemampuan siswa untuk beradaptasi,
menyelesaikan masalah, dan belajar dari pengalaman kehidupan.
3) Bakat
Bakat adalah kemampuan bawaaan yang merupakan potensi yang masih
perlu dilatih dan dikembangkan untuk dapat muncul secara maksimal.
4) Motivasi
Motivasi adalah suatu kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu.
5) Kemampuan kognitif
Ranah kognitif merupakam kemampuan intelektual yang berhubungan
dengan pengetahuan, ingatan, pemahaman dan lain-lain.
6. Jens-jenis Hasil Belajar
Bloom (dalam Sudjana, 2005) membagi hasil belajar dalam tiga ranah yaitu
ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.
a. Ranah kognitif

16

1) Penegtahuan
Tipe hasil pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah. Namun, tipe
hasil belajar ini menjadi prasyarat bagi tipe hasil belajar yang berikutnya.
Hal ini berlaku bagi semua bidang studi pelajaran.
2) Pemahaman
Pemahaman dapat dilihat dari kemampuan individu dalam menjelaskan
sesuatu masalah atau pertanyaan.
3) Aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi
khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis.
Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Mengulangulang menerapkannya pada situasi lama.
4) Analisis
Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur atau
bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya. Analisis
merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan
dari ketiga tipe sebelumnya.
5) Sintetis
Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh
disebut sintesis. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen dimana
menyatukan unsur-unsur menjadi integritas.
6) Evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin
dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan metode, dan lainlain.
b. Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif
tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiaannya
terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, kebiasaan belajar.

17

c. Ranah Psikomotorik
Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill)
dan kemampuan bertindak individu.

B. Kemandirian Belajar
1. Pengertian kemandirian belajar
Dalam kamus besar bahasa Indonesia mandiri adalah berdiri sendiri.
Kemandirian belajar adalah belajar mandiri, tidak menggantungkan diri pada
orang lain, siswa di tuntut untuk memiliki keaktifan dan inisiatif sendiri dalam
belajar, bersikap, berbangsa maupun bernegara (Abu Ahmadi, 2007).
Desi Susilawati (2009) mendeskripsikan belajar mandiri sebagai berikut:
a. Siswa berusaha untuk meningkatkan tanggung jawab dalam mengambil
berbagai keputusan.
b. Kemandirian dipandang sebagai suatu sifat yang sudah ada pada setiap
orang dan situasi pembelajaran.
c. Kemandirian bukan berarti memisahkan diri dari orang lain.
d. Pembelajaran mandiri dapat mentransfer hasil belajarnya yang berupa
pengetahuan dan keteramilan dalam berbagai situasi.
e. Siswa yang belajar mandiri dapat melibatkan berbagai sumber daya dan
aktivitas seperti membaca sendiri, belajar kelompok, latihan dan kegiatan
korespondensi.
f. Peran efektif guru dalam belajar mandiri masih dimungkinkan seperti
berdialog dengan siswa, mencari sumber, mengevaluasi hasil dan
mengembangkan berfikir kritis.
g. Beberapa institusi pendidikan menemukan cara untuk mengembangkan
belajar mandiri melalui program pembelajaran terbuka.

18

Kemandirian belajar adalah kondisi aktifitas belajar yang mandiri tidak


tergantung pada orang lain, memiliki kemauan serta bertanggung jawab sendiri
dalam menyelesaikan masalah belajarnya. Kemandirian belajar akan terwujud
apabila siswa aktif mengontrol sendiri segala sesuatu yang dikerjakan,
mengevaluasi dan selanjutnya merencanakan sesuatu yang lebih dalam
pembelajaran yang dilalui dan siswa juga mau aktif dalam proses pembelajaran.
2. Ciri-Ciri Kemandirian Belajar
Anak yang mempunyai kemandirian belajar dapat dilihat dari kegiatan
belajarnya, dia tidak perlu disuruh bila belajar dan kegiatan belajar dilaksanakan
atas inisiatif dirinya sendiri. Untuk mengetahui apakah siswa itu mempunyai
kemandirian belajar maka perlu diketahui ciri-ciri kemandirian belajar.
Anton Sukarno (2005) menyebutkan ciri-ciri kemandirian belajar sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Siswa merencanakan dan memilih kegiatan belajar sendiri.


Siswa berinisiatif dan memacu diri untuk belajar secara terus menerus
Siswa dituntut bertanggung jawab dalam belajar
Siswa belajar secara kritis, logis, dan penuh keterbukaan
Siswa belajar dengan penuh percaya diri

Menurut Sardiman (2008) menyebutkan bahwa ciri-ciri kemandirian belajar yang


meliputi:
1. Adanya kecenderungan untuk berpendapat, berprilaku dan bertindak atas
kehendaknya sendiri.
2. Memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan.
3. Membuat perencanaan dan berusaha dengan ulet dan tekun untuk
mewujudkan harapan.

19

4. Mampu untuk berfikir dan bertindak secara kreatif, penuh inisiatif dan tidak
sekedar meniru.
5. Memiliki kecenderungan

untuk

mencapai

kemajuan,

yaitu

untuk

meningkatkann prestas belajar.


6. Mampu menemukan sendiri tentang sesuatu yang harus dilakukan tanpa
mengharapkan bimbingan dan tanpa pengarahan orang lain.
Kesimpulan dari uraian tersebut kemandirian belajar adalah sikap mengarah
pada kesadaran belajar dan segala keputusan, di tentukan secara mandiri.
3.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar


Menurut Muhammas

Nur Syam

(2005), ada dua faktor yang

mempengaruhi kemandirian belajar yaitu sebagai berikut :


Pertama faktor internal dengan indikator tumbuhnya kemandirian belajar
yang terpancar dalam fenomena ini antara lain :
a. Sikap bertanggung jawab untuk melaksanakan apa yang dipercayakan dan
ditugaskan.
b. Kesadaran hak dan kewajiban siswa disiplin moral yaitu budi pekerti yang
menjadi tingkah laku.
c. Kedewasaan diri mulai konsep diri, motivasi sampai berkembangnya
pikiran, karsa, cipta dan karya (secara berangsur)
d. Kesadaran mengembangkan kesehatan dan kekuatan jasmani, rohani,
dengan makanan yang sehat, kebersihan dan olahraga.
e. Disiplin diri dengan mematuhi tata tertib yang berlaku, sadar hak dan
kewajiban, keselamatan lalu lintas, menghormati orang lain, dan
melaksanakan kewajiban.

20

Kedua faktor eksternal sebagai pendorong kedewasaan dan kemandirian


belajar yang meliputi, potensi jasmani rohani yaitu tubuh yang sehat dan kuat,
limgkungan hidup, sumber daya alam, sosial ekonomi, keamanan dan ketertiban
mandiri, kondisi dan suasana keharmonisan dalam dnamika positif atau negatif
sebagai peluang dan tantangan meliputi tatanan budaya dan sebagainya secara
komulatif.
4.

Pengukuran kemandirian belajar


Pengukuran mengandung pengertian suatu keadaan dimana seseorang

memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya, mampu mengambil
keputusan dan inisatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi, memiliki
kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya dan bertanggung jawab
terhadap apa yang dilakukannya. Pengukuran kemandirian berdasarkan pada
faktor internal siswa yaitu percaya diri, disiplin, motivasi, inisiatif dan tanggung
jawab.
a. Percaya diri
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa percaya
diri sendiri berarti yakin benar dan memastikan akan kemampuan atau
kelebihan seseorang atau sesuatu (bahwa akan dapat memenuhi harapanharapannya).
Menurut Thursan Hakim(2002), rasa percaya diri juga dapat diartikan
sebagai suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang
dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa
mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya.

21

Terdapat beberapa ciri-ciri dari orang yang mempunyai rasa percaya


diri yaitu:
1. Bersikap tenang dalam mengerjakan segala sesuatu.
2. Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai.
3. Mampu menetralisasi ketegangan yang muncul didalam berbagai situasi.
4. Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi disegala situasi.
5. Memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang
penampilannya.
6. Memiliki kecerdasan yang cukup.
7. Memlilki tingkat pendidikan formal yang cukup.
8. Memiliki keterampilan dan keahlian yang menunjang kehidpannya.
9. Memiliki kemampuan bersosialisasi
10. Memiliki latar belakan pendidikan keluarha yang baik.
11. Memiliki pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi kuat dan
tahan didalam menghadapi berbagai cobaan hidup.
12. Selalu bereaksi positif didalam menghadapi berbagai masalah.
Para ahli berpendapat bahwa rasa percaya diri erat kaitanya dengan
konsep diri maka jika seseoran memiliki konsep diri yang negatif terhadap
dirinya maka akan menyebabkan seseorang tersebut memiliki rasa tidak
percaya terhadap dirinya sendiri. Rasa percaya diri yang rendah akan
berakibat pada tindakan yang tidak efektif, yang tentunya berdampak pada
kegiatan pembelajaran sehingga menyebabkan rendahnya prestasi belajar di
sekolah.
b. Disiplin
Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri
atau kepatuhan seseorang untuk mengikuti bentuk-bentuk aturan atas dasar
kesadaran pribadinya, disiplin dalam belajar merupakan kemauan yang
didorong oleh diri siswa sendiri. Displin siswa pada pembelajaran berdasarkan
lima aspek yaitu kriteria dalam hal sebagai berikut:

22

1. Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.


2. Semangat dan antusias dalam kegiatan pembelajaran.
3. Komitmen yang tinggi terhadap tugas.
4. Memiliki kemampuan untuk memimpin.
c. Inisiatif
Inisiatif adalah kemmpuan individu dalam menghasilkan sesuatu yang
baru atau asli atau suatu pemecahan masalah, sedangkan menurut suryana
insiatif adalah kemampuan mengembangkan ide dan cara-cara baru dalam
memecahkan masalah dan menemukan peluang (thinking new things)
(Suryana, 2006).
Ciri-ciri orang yang inisiatif adalah sebagai berikut (Slameto, 2010)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Memiliki hasrat keingintahuan yang besar.


Bersikap terbuka dalam pengalaman baru.
Keinginan untuk menemukan dan meneiti.
Cenderung menyukai tugas yang berat dan sulit
Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan
Memiliki dedikasi yang aktif dalam melaksanakan tugas.
Berfikir fleksibel.
Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi

jawaban yang lebih banyak.


d. Tanggung Jawab
Menurut Ikaputra Waspada (2004), ciri-ciri yang dimiliki orang yang
bertanggung jawab adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugas atau pekerjaannya


Mau bertanggung jawab
Energik
Berorientasi ke masa depan.
Kemampuan memimpin.
Mau belajar dari kegagalan.
Yakin kepada dirinya dan memiliki obsesi yang tinggi untuk mencapai

prestasi.
e. Motivasi

23

Seseorang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang


mengutamakan nilai-nilai motivasi, berorientasi pada ketekunan dan ketabahan,
tekad kerja keras, mempunyai energik dan berinisiatif. Selain itu seseorang
memiliki motivasi tinggi apabila orang tersebut memiliki hasrat untuk mencapai
hasil yang terbaik guna mencapai kepuasan pribadi, faktor dasarnya adalah
adanya kebutuhan yang harus dipenuhi (Suryana, 2006).
Seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi pada umumnya memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan-kesulitan dan permasalahan yang timbul
pada dirinya.
2. Selalu memerlukan umpan balik yan segera untuk melihat keberhasilan
dan kegagalan.
3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
4. Berani menghadapi resiko dengan penuh tantangan.
5. Menyukai dan melihat tantangan secara seimbang
Kemandirian belajar siswa diperlukan agar mereka mempunyai tanggung
jawab dalam mengatur dan mendisiplinkan dirinya,

selain itu dalam

mengembangkan kemampuan belajar atau kemauan diri sendiri. Sikap-sikap


tersebut perlu dimiliki oleh siswa sebagai peserta didik karena hal tersebut
merupakan ciri-ciri dari kedewasaan orang terpelajar. Kemandirian belajar dapat
diartikan sebagai sifat serta kamampuan yang dimiliki siswa untuk melakukan
kegiatan belajar aktif yang didorong oleh motif untuk menguasai suatu
kompetensi yang telah dimiliki (Haris Mujiman, 2007).
Penetapan kompetensi sebagai tujuan belajar, dengan cara pencapainnya
baik penetapan waktu belajar, tempat belajar, irama belajar, cara belajar, sumber
belajar, maupun evaluasi hasil belajar dilakukan sendiri oleh sisiwa. Kemandirian

24

belajar diartikan sebagai aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong


oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan disertai rasa tanggung jawab dari diri
pembelajar (La Sulo, 2005).

C. Fasilitas Belajar
1. Pengertian Fasilitas Belajar
Dalam kamus bahasa Indonesia arti fasilitas adalah segala hal yang
memudahkan perkara (kelancaran tugas dan sebagainya) atau dapat disebut juga
sebagai kemudahan. Menurut Suharsimi Arikunto (2001) fasilitas belajar adalah
segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu
usaha. Dan fasilits belajar adalah segalah sesuatu untuk memudahkan dan
melancarkan suatu tujuan yang dicapai.
Fasilitas belajar identik dengan sarana dan prasarana pendidikan.
Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan
menegaskan bahwa : (1) setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana meliputi
prabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya,
bahan habis pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. (2) setiap satuan pendidikan
wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pendidik, ruang
TU, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, tempat olah
raga, tempat ibadah dan tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran berkelanjutan.

25

Menurut The Liang Gie (dalam sudjana, 2005), fasilitas adalah


persyaratan yang meliputi keadaan sekeliling tempat belajar dan keadaan jasmani
siswa atau anak yang meliputi ruang tempat belajar, penerangan belajar yang
cukup, buku-buku pegangan dan peralatan lain.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa fasilitas
belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang memudahkan dan
melancarkan pelaksanaan suatu usaha. Yang dapat memudahkan dan melancarkan
usaha ini dapat berupa benda-benda maupun uang. Jasi dalam hal ini fasilitas
dapat disamakan dengan sarana.
2.

Macam-macam fasilitas belajar

Fasilitas belajar dapat dibagi dalam berbagai macam antara lain sebagai berikut:
a. Sumber belajar
Secara sederhana sumber belajar adalah dosen atau guru dan bahan-bahan
pelajaran atau pengajaran baik buku bacaan dan semacamnya yang dapat
digunakan untuk kepentingan proses atau aktivitas pengajaran baik secara
langsung maupun tidak langsung. Sumber belajar tersebut seperti buku
paket, buku pelengkap, brosur, majalah, surat kabar dan sebagainya.
b. Perabot belajar
Perabot belajar yang dimaksud adalah peralatan tulis seperti buku, pensil,
penggaris dan lain-lain dan perabot untuk belajar yaitu meja kursi belajar
serta almari atau rak buku.
c. Tempat belajar

26

Tempat belajar adalah salah satu faktor yang mendukung lancarnya suatu
proses belajar mengajar.
d. Peralatan
Peralatan merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat
bantu mengajar. Sebagai contoh berupa globe, papan tulis, kapur, video slide
dan sebagainya.
e. Media belajar
Menurut arti media adalah suatu sarana, media koomunikasi merupakan
sarana untuk mengadakan penampilan untuk mengadakan penampilan
komunikasi seperti dosen atau guru, transparansi, slide, gambar audio, video
kaset televisi, telepon dan sebagainya. Media pendidikan merupakan alat
bantu belajar yang digunakan suatu sarana perantara dalam proses belajar
mengajak untuk lebih meningkatkan atau mempertinggi mutu proses
kegiatan belajar
3. Aspek-aspek fasilitas belajar
Aspek-aspek fasilitas belajar meliputi alat-alat belajar, tempat belajar,
waktu belajar, metode belajar dan hubungan sosial.
a) Alat-alat belajar
Belajar tidak dapat dilakukantanpa alat belajar yang memadai, semakin
lengkap alat-alat belajar maka akan semakin baik adalam belajar, Alat
dapat bersifat umum dan bersifat khusus.
b) Tempat belajar

27

Sebuah syarat untuk belajar dengan baik adalah tersedianya tempat belajar.
Setiap pelajar hendaknya mengusahakan agar memfungsikan suatu tempat
belajar tertentu agar dapat belajar dengan baik tanpa gangguan.
c) Waktu belajar
Belajar membutuhkan waktu yang cukup agar dapat belajar dengan
nyaman dan mudah dimengerti. Namun waktu yang cukup perlu
perencanaan yang baik dan dilaksanakan dengan teratur dan penuh
kedisiplinan untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
d) Metode belajar
Metode sebagai suatu cara sangat efektif dan efisien, oleh karena itu
metode yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan suatu kegiatan
dalam mencapai tujuan sesuai dengan bahan yang sedang dipelajari.
e) Hubungan sosial
Hubungan sosial yang baik dan mendukung dapat memperlancar aktivitas
belajar, sebaliknya jika hubungan sosial yang buruk maka akan
menghambat aktivitas belajar sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar.
D. Hasil Penelitian yang Relevan
Untuk mengindari duplikasi, peneliti melakukan penelusuran terhadap
penelitian-penelitian terdahulu, dari hasil penelusuran diperoleh penelitian yang
relevan antara lain:
1. Pengaruh kelengkapan fasilitas belajar dan kemandirian belajar terhadap
prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran
2012/2013. Penelitian ini dilakukan oleh Iis Ambarsari mahasiswa fakultas
keguruan dan ilmu pendidikan akuntansi Universitas Muhammadiyah
Surakarta pada tahun 2013. Dari hasil penelitianya diketahui bahwa fasilitas
dan kemandirian belajar berpengaruh terhadap hasil belajar hal ni terlihat dari
hasil perhitungan sumbangan efektif menunjukkan kontribusi fasilitas belajar

28

terhadap hasil belajar sebesar 14,64% dan kontribusi kemandirian belajar


sebesar 14,15%. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa kontribusi fasilitas
dan kemandirian belajar terhadap hasil beljar sebesar 28,79%
2. Pengaruh kemandirian dan fasilitas belajar dirumah dengan prestasi belajar
biologi siswa kelas X MAN Wonokromo. Penelitian ini dilakukan oleh
Muhammad Maemun mahasiswa jurusan pendidikan biologi Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Islam negeri Sunan Kalijaga pada tahun 2008.dari
hasil penelitiannya dapat diketahui bahwa ada hubungan yang positif antara
kemandirian belajar dengan prestasi siswa kelas X MAN Wonokromo Bantul
tahun ajaran 2006/2007. Dan ada hubungan yang positif dan signifikansi
antara kemandirian belajar dan fasilitas belajar dirumah dengan prestasi
belajar biologi siswa kelas X MAN Wonokromo Bantul tahun ajaran
2006/2007

E. Kerangka Berfikir
Menurut Sugiyono

(2010) kerangka berfikir

merupakan

model

konseptual tentang teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah


diidentifikasi sebagai masalah yang penting dalam penelitian ini variabel yang
akan dijabarkan adalah variabel bebas yaitu kemandirian belajar dan fasilitas
belajar dengan variabel terikat yaitu hasil belajar IPA siswa kelas VIII SMP
Negeri

Tarakan.

Penjabaran

variabel-variabel

ini

bertujuan

untuk

mengidentifikasi hubungan antara variabel-variabel yang mana diasumsikan


bahwa variabel bebas dapat mempengaruhi variabel terikat. Sehingga
dapat digambarkan kerangka berfikir tersebut dalam gambar berikut:

29

Fasilitas Belajar

Kemandirian Belajar
Motivasi belajar
Penggunaan sumber
belajar

Personal attributes

Sumber Belajar

Strategi belajar
Hasil Belajar

processes

Alat-alat Belajar

Ruang Belajar

Personal attributes
Learning kontext

Gambar. Skema Kerangka Berfikir

F. Hipotesis
Berdasarkan pada perumusan masalah, maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:

30

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar dengan


hasil belajar IPA siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Tarakan.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara fasilitas belajar di rumah
dengan hasil belajar IPA kelas VIII SMP Negeri 6 Tarakan.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara kemandirian dan fasilitas
belajar di runah dengan hasil belajar IPA siswa kelas VIII SMP Negeri 6
Tarakan.

Anda mungkin juga menyukai