DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN LOGO........................................................................................ ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ v
KATA PENGANTAR...................................................................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN................................................... vii
ABSTRACT.....................................................................................................viii
ABSTRAK....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Latar Belakang...............................................................................................
Rumusan Masalah..........................................................................................
Tujuan Penelitian............................................................................................
Manfaat Penelitian.........................................................................................
Ruang Lingkup Penelitian.............................................................................
Definisi Operasional.......................................................................................
1
3
3
3
3
4
Deskripsi Teori................................................................................................ 6
Echinodermata.................................................................................................. 6
Klasifikasi Echinodermata............................................................................... 7
Habitat Echinodermata..................................................................................... 10
Keanekaragaman.............................................................................................. 11
Zona Intertidal.................................................................................................. 11
Metode Transek Kuadrat.................................................................................. 12
Daerah Sekotong.............................................................................................. 13
Hasil Penelitian yang Relevan....................................................................... 13
Kerangka Berfikir.......................................................................................... 14
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 15
A.
B.
1.
2.
C.
1.
Rancangan Penelitian..................................................................................... 15
Instrument Penelitian.................................................................................... 15
Penelitian Pendahuluan.................................................................................... 15
Penelitian Utama.............................................................................................. 15
Teknik Pengumpulan Data............................................................................ 16
Peta Wilayah Kabupaten Lombok Barat.......................................................... 16
DAFTAR TABEL
3.1
3.2
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
Tabel.
Halaman
Nilai Indeks Shannon-Winner dan Kategorinya............................................... 19
Nilai Indeks distribusi dalam menentukan persebaran biota laut..................... 20
Fauna Echinodermata yang ditemukan di dalam kuadran............................... 21
Fauna Echinodermata yang ditemukan di luar kuadrat.................................... 22
Tabel 4.3. Indeks Keanekaragaman Shannon (H) Stasiun 1
(Berkarang )...................................................................................................... 23
Tabel 4.4. Indeks Keanekaragaman Shannon (H) Stasiun 2
(Berpasir )......................................................................................................... 23
Tabel 4.5. Pola Distribusi (id).......................................................................... 24
Tabel 4.6. Indeks Kelimpahan dan Kelimpahan Relatif (Berkarang).............. 25
Tabel 4.7. Indeks kelimpahan dan Kelimpahan Relatif (berpasir).................. 25
Tabel 4.8. Hasil Pengukuran Parameter Lingkungan (Rata-rata)..................... 26
DAFTAR GAMBAR
Gambar.
Halaman
2.1 Gambar Diagram bagian-bagian laut................................................................ 12
3.1 Peta Wilayah Kabupaten Lombok Barat.......................................................... 16
3.2 Peta Wilayah Kecamatan Sekotong.................................................................. 16
3.3 Sketsa Pengambilan Sampel............................................................................. 17
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laut merupakan ekosistem yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Hampir
setiap filum hewan dapat ditemukan di laut seperti, Coelentrata, Echinodermata, Annelida,
serta Molluska. Anggota dari filum ini memiliki peranan yang sangat penting dalam ekologi
laut. Kehidupan biota laut, tumbuhan, hewan maupun mikroba. Dimanapun filum itu terdapat
selalu dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti gerakan air, suhu, salinitas, dan
cahaya (Romimohtarto dan Juwana, 2007).
Echinodermata adalah salah satu filum yang hanya terdapat di laut. Habitat hewan ini
adalah pantai dan laut sampai kedalaman 366 m. Filum ini bertindak sebagai pengurai dengan
memakan sampah-sampah laut dan sisa-sisa organisme yang sudah mati. Filum ini
merupakan makanan penting bagi ikan-ikan penghuni karang dalam siklus rantai makanan
(Rusyana, 2011). Jadi dengan adanya echinodermata maka keseimbangan dalam ekosistem
laut akan senantiasa terjaga. Selain itu echinodermata dapat hidup menempati berbagai
macam habitat seperti zona rataan terumbu, daerah pertumbuhan alga, padang lamun, koloni
karang hidup dan koloni karang mati (Yusron, 2009). Echinodermata sangat umum
ditemukan di daerah pasir terutama yang banyak ditumbuhi lamun (Aziz dalam Valorischa,
2012). Salah satu wilayah yang memiliki lingkungan seperti ini adalah kawasan pesisir
Sekotong Lombok Barat.
Lombok Barat merupakan salah satu daerah yang memiliki perairan yang luas yaitu
sekitar 1.352,39 km2, dengan panjang garis pantai mencapai 182,17 km yang tersebar mulai
dari Lombok Barat bagian utara hingga bagian selatan. Kondisi tersebut menyebabkan daerah
ini memiliki zona intertidal yang luas, termasuk di daerah Sekotong yang merupakan salah
satu kecamatan yang memiliki perairan yang luas di Kabupaten Lombok Barat (Anonim a,
2012).
Zona intertidal Sekotong memiliki berbagai jenis substrat yang berbeda, baik yang
berpasir, berlumpur, berbatu dan berkarang. Zona intertidal di daerah tersebut menempati
areal yang sangat luas, dan pada saat air laut mencapai surut terendah, panjang dasar perairan
yang kering dapat mencapai ratusan meter. Kondisi ini dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir
setempat mencari hewan laut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Hasil observasi awal tanggal 04 November 2012 menunjukkan bahwa diantara
beberapa jenis Echinodermata yang
Sekotong sudah
dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai bahan konsumsi. Sebagai contoh bulu babi
jenis Tripneustus gratilla dijadikan sebagai makanan tambahan.
Keberadaan fauna Echinodermata di daerah intertidal Sekotong sampai saat ini belum
teridentifikasi dan diketahui kecendrungan habitatnya dengan baik. Selain itu, masih jarang
dilakukan penelitian-penelitian ilmiah di zona intertidal Sekotong khususnya tentang fauna
Echinodermata serta kurangnya data mengenai preferensi habitatnya. Dengan demikian,
penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan keanekaragaman jenis dan preferensi habitat
Echinodermata yang ada di kawasan intertidal Sekotong, Lombok Barat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut : Bagaimana keanekaragaman jenis dan preferensi habitat Echinodermata
pada zona intertidal di kawasan pesisir Sekotong, Lombok Barat ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan keanekaragaman jenis dan
preferensi habitat Echinodermata pada zona intertidal di kawasan pesisir Sekotong, Lombok
Barat.
D. Manfaat Penelitian
Sebagai sumber informasi bagi keperluan studi maupun untuk pengembangan ilmu
pengetahuan terutama di bidang zoologi, khususnya untuk mahasiswa dan masyarakat sekitar
pada umumnya. Selain itu, penelitian ini sebagai salah satu acuan bagi penelitian selanjutnya.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk lebih terarahnya pelaksanaan penelitian ini dan menghindari luasnya ruang
lingkup penelitian maka perlu ditegaskan batasan-batasan sebagai berikut :
Spesies yang diteliti
Tempat Penelitian
: Echinodermata
: Pada Zona Intertidal di kawasan pesisir
: Sekotong.
Keanekaragaman Jenis dan Preferensi
Habitat Echinodermata.
F. Definisi Operasional
Adapun beberapa hal mengenai definisi operasional yang diangkat oleh penulis diantaranya
1.
sebagai berikut :
Keanekaragaman merupakan jumlah dan kelimpahan relatif dari spesies dalam sebuah
komunitas biologis (Campbell dan Reece, 2008). Menurut Soegianto dalam Katili (2011)
Keanekaragaman jenis adalah sebagai suatu karakteristik tingkatan komunitas bedasarkan
organisasi biologisnya. Dalam penelitian ini keanekaragaman yang dimaksud ialah
2.
3.
4.
5.
maupun terendam air yang masih dipengaruhi oleh proses-proses yang berkaitan dengan laut
atau sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut dan perembesan air asin (Arif, 2008).
Kawasan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kawasan pesisir Sekotong Kabupaten
6.
Lombok Barat.
Brosur adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga sejumlah kecil
halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit (Anonim b, 2012).
Sesuai dengan pernyataan diatas Erlawati (2010) menjelaskan bahwa brosur adalah alat
promosi yang terbuat dari kertas yang di dalamnya terdapat sejumlah informasi dan
penawaran mengenai jasa atau produk.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Echinodermata
Echinodermata
berasal
pernyataan di atas Jasin dalam Valorischa (2012) ciri dari Ecinodermata antara lain memiliki
sistem sirkulasi yang mengalami reduksi, sistem saraf dengan batang cincin yang bercabangcabang kearah radial.
Filum Echinodermata terdiri atas dua sub filum yaitu sub filum Eleutherozoa
dan sub filum Pelmatozoa. Sub filum Eleutherozoa terdiri dari empat kelas yaitu kelas
Asteroidea (bintang laut), kelas Ophiuroidea (bintang ular), kelas Echinoidea (landak laut),
dan kelas Holothuroidea (teripang laut). Sedangkan sub filum Pelmatozoa terdiri dari satu
kelas yaitu kelas Crinoidea atau Lili laut (Rusyana, 2011).
a.
1)
a.
Klasifikasi Echinodermata
Filum Echinodermata terdiri atas dua sub filum yaitu sub filum Eleutherozoa dan sub
filum Pelmatozoa (Rusyana, 2011).
Kingdom
: Animalia
Filum
: Echinodermata
Sub Filum
: Eleuterozoa
Kelas Asteroidea (Bintang laut).
Sesuai dengan namanya, maka tubuh berbentuk bintang dengan
lima lengan atau lebih. Terdapat duri-duri dengan berbagai ukuran
pada permukaan kulit dan alat catut, memiliki kaki yang
berbentuk tabung dan kebanyakan bersifat sebagai predator
(Suhardi, 2007).
b.
Jasin
dalam
Valorischa
(2012)
bintang
ular
mirip ular. Beberapa spesies merupakan pemakan suspense, sedangkan yang lain merupakan
predator (Campbell dan Reece, 2008).
c.
d.
2)
a.
Kingdom
: Animalia
Filum
: Echinodermata
Sub Filum
: Pelmatozoa
Kelas Crinoidea (Lili laut).
Kelompok hewan ini
pinnule, cabang ini membuat hewan berbulu-bulu. Cakram sentral bentuknya seperti
mangkuk dengan mulut terletak di dasar (Romimohtarto dan Juwana, 2007).
b. Habitat Echinodermata
Habitat merupakan tempat atau lingkungan luar dimana tumbuh tumbuhan dan hewan
hidup (Romimohtarto dan Juwana, 2007). Sesuai dengan pendapat diatas Kuspiadi dalam
Valorischa (2012) mengatakan habitat merupakan lingkungan tempat makhluk hidup
beradaptasi.
Sebagian besar anggota filum Echinodermata beradaptasi untuk hidup di atas batuan
dan substrat keras lainnya. Jenis Echinodermata yang hidup di daerah terumbu karang
berbeda dengan yang hidup di daerah berpasir, karena memiliki perbedaan daya adaptasi
pada habitat dan lingkungannya. Echinodermata yang hidup di terumbu karang biasanya
dihuni oleh berbagai bintang mengular seperti marga Ophiotrix, Ophiocoma, bintang laut
jenis Linkia laevigata dan beberapa jenis bulu babi serta lili laut jenis Stephanometra indica.
Sedangkan pada daerah berpasir banyak terdapat jenis teripang, bintang laut jenis Archaster
typicus dan Astropectens polychanthus dan dolar pasir (Laganum laganum). Jenis tersebut
beradaptasi dengan cara membenamkan diri ke dalam pasir yang merupakan salah satu upaya
menghindari kondisi kekeringan dan sengatan matahari (Kuspiadi dalam Valorischa, 2012).
2. Keanekaragaman
Keanekaragaman merupakan jumlah dan kelimpahan relatif dari spesies dalam sebuah
komunitas biologis (Campbell dan Reece, 2008). Menurut Soegianto dalam Katili (2011)
biologisnya.
Sedangkan
menurut
Soegianto
dalam
Handayani
(2006)
Gambar 2.1 Diagram bagian-bagian laut (Davis dalam Romimohtarto dan Juwana, 2007).
4. Metode Transek Kuadrat
Metode transek kuadrat merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mencari
keanekaragaman jenis suatu spesies dengan menarik sebuah garis secara tegak lurus dan
memberikan plot-plot pengamatan (Yusron, 2009). Keuntungan dari metode transek kuadrat
antara lain tidak banyak memakan waktu, tidak banyak menghabiskan biaya, dan mudah
dilakukan.
5. Daerah Sekotong
Kecamatan Sekotong merupakan salah satu dari sepuluh kecamatan yang terdapat di
Kabupaten Lombok Barat yang terletak di bagian paling selatan. Sebelah utara berbatasan
dengan Kecamatan Lembar, Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Lombok Tengah,
sebelah selatan berbatasan langsung dengan Lautan Indonesia dan sebelah barat berbatasan
dengan Selat Lombok.
Sekotong memiliki luas wilayah sekitar 330,45
, Pelangan 73,28
, Kedaro 7,06
. Dilihat dari
segi geografisnya, wilayah Sekotong memiliki banyak perbukitan dan lembah. Bagian selatan
dan barat lansung berbatasan dengan laut lepas termasuk lautan Indonesia. Hal ini mendorong
masyarakat setempat bermata pencaharian di sektor perikanan (Anonim, 2009).
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan
oleh Katili (2011) dengan penelitian yang berjudul Struktur Komunitas Echinodermata pada
Zona Intertidal di Gorontalo. Persamaan tersebut terdapat pada topik pengkajian yang sama
yaitu mencari keanekaragaman jenis Echinodermata pada zona intertidal. Dari penelitian
tersebut diperoleh hasil bahwa pantai yang karakteristik lokasinya berkarang memiliki
kemelimpahan yang tinggi dari masing-masing jenis echinodermata. Hal ini dikarenakan
hewan-hewan yang termasuk filum echinodermata lebih menyukai substrat yang berkarang.
Penelitian ini juga memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yusron
(2009) dengan penelitian yang berjudul Keanekaragaman Jenis Echinodermata di Perairan
Teluk Kuta Nusa Tenggara Barat dan mendapatkan echinodermata dari sub filum
Eleutherozoa.
C. Kerangka Berfikir
Echinodermata adalah suatu filum yang menempati daerah pasang surut pantai. Adapun
kecendrungan hidup dari filum ini yaitu tergantung pada jenisnya, ada yang cendrung hidup
pada substrat pantai yang berpasir, berlumpur dan substrat yang berkarang. Semua itu juga
tergantung dari keadaan suhu, pH, dan salinitas air disekitarnya.
Dari sekian banyak jenis echinodermata sebagian sudah di manfaatkan oleh manusia
sebagai sumber makanan tambahan. Dengan demikian dihawatirkan keanekaragaman dari
echinodermata di daerah sekotong sudah terancam punah.
Hal inilah yang mendorong penulis untuk melakukan identifikasi mengenai
keanekaragaman dan preferensi habitat echinodermata di daerah Sekotong Lombok Barat.
Dengan menggunakan metode transek kuadar diharapkan dapat mengidentifikasi
keanekaragaman jenis dan preferensi habitat dari echinodermata di kawasan pesisir sekotong
Lombok barat. Dengan demikian dapat menjadi acuan bagi mahasiswa untuk memperluas
wawasan mengenai echinodermata serta sumber refrensi bagi peneliti salanjutnya dan sebagai
informasi bagi masyarakat pada umumnya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif, yaitu pencarian fakta status sekelompok
manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada
masa sekarang dengan interpretasi yang tepat, untuk mencari sebab atau hal-hal yang
mempengaruhi terjadinya sesuatu (Sedarmayanti dan Hidayat, 2002).
B. Instrumen Penelitian
1. Penelitian Pendahuluan
Tahap ini meliputi studi literatur dan pengumpulan data yang berhubungan dengan
penelitian, survei awal lapangan dan persiapan alat penelitian. Penelitian pendahuluan
dilakukan untuk menentukan lokasi penelitian maupun ukuran wilayah pengambilan sampel
yang dilakukan dalam penelitian.
2. Penelitian Utama
Penelitian utama terdiri dari tiga tahap yaitu pengambilan data Echinodermata,
pengukuran parameter lingkungan, dan identifikasi sampel.
3. Pembuatan Brosur
15
Brosur merupakan salah satu sarana promosi usaha yang tergolong cukup simpel sehingga
paling sering dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis dalam rangka mempromosikan usahanya.
Adapun cara pembuatan brosur sebagai berikut : Masuk Ofice Word kemudian pilih (New),
lalu klik Brochure, kemudian pilih bentuk brosur sesuai dengan yang kita inginkan dan bisa
langsung di edit. Brosur yang dihasilkan dari penelitian ini kemudian bisa di berikan pada
dinas-dinas terkait, untuk kemudian disampaikan pada masyarakat.
C. Teknik Pengumpulan Data
1.
Peta Wilayah Kabupaten
Lombok Barat
2.
Sekotong
Gambar 3.2 Peta Wilayah Kecamatan Sekotong (Filosovia, 2012). Stasiun I (Substrat
Berkarang) Desa Batu Putih; Stasiun II (Substrat Pasir) Desa Sekotong Barat; Stasiu III
(Substrat Lumpur) Desa Sekotong Tengah.
3.
Sketsa
Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel Echinodermata ini dilakukan pada saat air laut surut yaitu pada saat
surut terendah dengan metode jelajah dan metode transek kuadrat (Gambar 3.3). Metode
jelajah dimaksudkan untuk mendata keanekaragaman jenis Echinodermata di sekitar stasiun
penelitian terutama yang di luar kuadrat plot.
Metode transek kuadrat dimaksudkan untuk mengetahui penyebaran jenis dan
kelimpahan Echinodermata sebagai indikator preferensi habitat. Pemasangan kuadrat
dilakukan pada garis transek yang telah dibentangkan dari bibir pantai ke tengah zona
intertidal sampai jarak 100 m, jarak antar kuadrat dalam satu transek yaitu 10 m, dengan
besar kuadrat 1x1 m. Pengambilan fauna Echinodermata dengan mencuplik langsung di
lapangan. Sedangkan identifikasi sampel dilakukan di Laboratorium Biologi IKIP Mataram.
Parameter lingkungan yang diukur antara lain adalah pH dengan menggunakan pH meter,
salinitas dengan refraktometer, suhu dengan termometer batang, dan kuat atau kecepatan arus
dengan bola plastik yang di modifikasi. Pengukuran parameter lingkungan langsung
dilakukan di lapangan pada saat pengambilan sampel di setiap titik pengambilan sampel yaitu
di setiap kuadrat pada garis transek.
D. Teknik Analisis Data
Analisis data meliputi perhitungan beberapa indikator preferensi antara lain Indeks
Kelimpahan, Indeks Keanekaragaman dan Pola Distribusi.
1. Indeks Keanekaragaman Shannon-Wienner (H) (Krebs dalam Valorischa, 2012).
Indeks Keanekaragaman ini digunakan untuk mengetahui keanekaragaman
Echinodermata dan pada prinsipnya, nilai indeks makin tinggi, berarti komunitas
Echinodermata di perairan itu makin beragam. Secara matematis dirumuskan dengan :
H= -
Keterangan :
H:Indeks diversitasShannon-Wienner
Pi : Proporsispesies ke-i
ln : Logaritmanatur
ni : Jumlahindividu spesies ke-i
N : Jumlahtotal individu
Kategori
Indeks
>3
1-3
<1
K=
Analisis data pola distribusi Echinodermata pada tiap lokasi penelitian untuk mengetahui
sebarannya ditentukan dengan Indeks Morishita. Indeks Penyebaran jenis dirumuskan
sebagai berikut :
Berkelompok
< 1
Acak
http://www.academia.edu/8378206/Hewan_Animalia_Ciri_dan_Klasifikasi_Echinod
ermata
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bintang laut dan sebagian besar echinodermata (dari bahasa Yunani echin,berduri
dan derma,kulit) adalah hewan sesil atau hewan yang bergerak lamban dengan simetri
radial sebagai hewan dewasa.
Bagian internal dan eksternal hewan itu menjalar dari tengah atau pusat, seringkali
berbentuk lima jari-jari. Kulit tipis menutupi eksoskeleton yang terbuat dari lempengan
keras. Sebagian besar hewan echinodermata bertubuh kasar karena adanya tonjolan
kerangka dan duri yang memiliki berbagai fungsi. Yang khas dari echinodermata adalah
system pembuluh air (water vascular system), suatu jaringan saluran hidrolik yang
bercabang menjadi penjuluran yang disebut kaki tabung (tube feet) yang berfungsi
sebagai lokomosi, makan, dan pertukaran gas.
Reproduksi seksual anggota filum echinodermata umumnya melibatkan individu
jantan dan betina yang terpisah dan membebaskan gametnya ke dalam air laut.
Diantara 700 atau lebih anggota filum echinodermata, semuanya adalah hewan laut,
dibagi menjadi enam kelas : Asteroidea (bintang laut), Ophiuroidea (bintang mengular),
Echinoidea (bulu babi dan sand dollar), Crinoidea (lili laut dan bintang bulu),
Holothuroidea (timun laut). Kelas-kelas itulah, serta ordo-ordo tiap kelaslah yang akan
menjadi pokok pembahasan kita sekaligus kita dapat mengetahui peranan echinodermata
dalam kehidupan sehari-hari, serta dampak kerugian yang ditimbulkannya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan berbagai macam kelas pada filum Echinodermata, serta
ordo-ordo yang mewakilinya.
2. Untuk menjelaskan karakteristik filum echinodermata secara umum.
3. Untuk menjelaskan bagian-bagian tubuh filum ini yang ditinjau dari segi
anatomi dan struktur tubuh, sistem gerak, sistem reproduksi, sistem
pencernaan, sistem pernafasan dan respirasinya, serta sistem peredaran darah
dan sistem syarafnya.
4. Menjelaskan manfaat atau peranan hewan-hewan yang termasuk ke dalam
kelas Echinodermata dalam kehidupan sehari-hari, serta dampak kerugian
yang ditimbulkannya.
II. PEMBAHASAN
2.1 Ciri-ciri Umum Echinodermata
Berikut ini karakteristik filum echinodermata secara umum:
a. Semua echinodermata hidup di air laut;
Tabel di bawah ini merangkum sifat-sifat penting kelas echinodermata. Salah satu kelas yaitu
bintang laut akan dibahas lebih detil:
Kelas
Contoh
Ciri-ciri
Crinoidea
Asteroidea
Bintang laut
Ophiuroidea
rapuh, bintang
keranjang
Echinoidea
Holothuroide
Teripang
Anatomi
Badan berbentuk sebagai bintang dan terdiri atas :
- Satu discus sentralis dan
- Lima radii.
Dataran yang biasanya disebelah bawah, dimana ditengah-tengah discus, terdapat mulut
atau actinostoma, ialah dataran oral. Dataran yang disebelah atas disebut aboral.
Skeleton terdiri atas laminae yang tersusun rapat. Laminae ini disebut juga ossicula.
Mereka terletak diantara dua lapisan jaringan pengikat daidalam dinding badan. Diantara
isscula terdapat serabut-serabut otot. Diantara mereka juga terdapat pori kecil yaitu pori
dermal. Pada dataran aboral, pada ossicula berpangkal spinae. Diantara spinae tersebut
ada yang dapat digerakkan.
Pada dataran oral satu radius ada sulcus ambulacralis. Sulcus ambulacralis ini dibentuk
oleh dua baris ossicula amburaclis. Satu ossiculum dari satu baris bersendi dengan satu
ossulum dari baris yang lain sehingga besarnya sudut yang dibentuk oleh kedua ossicula
itu dapat berubah.
Struktur Tubuh
Permukaan Echinodermata umumnya berduri, baik itu pendek tumpul atau runcing
panjang. Duri berpangkal pada suatu lempeng kalsium karbonat yang disebut testa.
Sistem saluran air dalam rongga tubuhnya disebut ambulakral. Ambulakral berfungsi
untuk mengatur pergerakan bagian yang menjulur keluar tubuh, yaitu kaki ambulakral
atau kaki tabung ambulakral. Kaki ambulakral memiliki alat isap.
Sistem pencernaan terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Pertukaran gas
terjadi melalui insang kecil yang merupakan pemanjangan kulit. Sistem sirkulasi belum
berkembang baik. Echinodermata melakukan respirasi dan makan pada selom. Sistem
saraf Echinodermata terdiri dari cincin pusat saraf dan cabang saraf. Echinodermata tidak
memiliki otak. Untuk reproduksi Echinodermata ada yang bersifat hermafrodit dan
dioseus.
Larva ini berenang bebas di dalam air mencari tempat yang cocok hingga menjadi
branchidaria, lalu mengalami metamorfosis dan akhirnya menjadi dewasa. Setelah
dewasa bentuk tubuhnya berubah menjadi radial simetri.
2.5 Sistem Pencernaan
Siste
m pencernaan makanan hewan ini sudah sempurna. Sistem pencernaan dimulai dari
mulut yang posisinya berada di bawah permukaan tubuh. Kemudian diteruskan melalui
faring, ke kerongkongan, ke lambung, lalu ke usus, dan terakhir di anus. Anus ini
letaknya ada di permukaan atas tubuh dan pada sebagian Echinodermata tidak berfungsi.
Pada hewan ini lambung memiliki cabang lima yang masing-masing cabang menuju ke
lengan. Di masing-masing lengan ini lambungnya bercabang dua, tetapi ujungnya buntu.
melindungi permukaan tubuh dari kotoran.Pada bagian tubuh dengan mulut disebut
bagian oral, sedangkan bagian tubuh dengan lubang anus disebut aboral. Pada hewan ini,
kaki ambulakral selain untuk bergerak juga merupakan alat pengisap sehingga dapat
melekat kuat pada suatu dasar.
f. Sistem ambulakral : pedia tanpa ampula dan batil pengisap, lima pasang podia dekat
mulut berguna untuk memasukkan makanan ke mulut. Gerakan lebih cepat dari kelas lain
(Darwis, 2002: 121- 122; Kastawi, 2005 : 284)
Ophiuroidea terdiri dari 2.000 spesies, contohnya adalah bintang ular (Ophiothrix).
Ophiuroidea (dalam bahasa yunani, ophio = ular) berbentuk seperti asteroidea, namun
lengannya lebih langsing dan fleksibel.Cakram pusatnya kecil dan pipih dengan
permukaan aboral (dorsal) yang halus atau berduri tumpul. Ophiuroidea tidak memiliki
pediselaria. Cakram pusat berbatasan dengan lengan-lengannya. Hewan ini pun juga
dapat beregenerasi.
Berikut ini ada beberapa ordo yang mewakili dari kelas Ophiuroidea :
Ordo Ophiurae:
Contoh : Astroporpa sp, Asteronyx sp. (Yusuf Kastawi. 2005 : 278- 285)
3. Echinoidea
Ciri-ciri umum dari kelas ini yaitu sebagai berikut:
a. Tubuh bulat atau oval tanpa lengan
b. Tubuh ditutupi oleh cangkang endoskeleton dari lempeng kalkareus yang rapat,
tertutup pula oleh spina (duri) yang dapat digerakkan
c. Podia (kaki tabung) keluar dari lubang dari lempeng ambulakral yang berfungsi untuk
pergerakan
d. Mulut di oral yang dikelilingi peristomium yang bersifat membran
e. Anus aboral dikelilingi periproct bersifat membran
f. Lekuk/celah ambulakral tidak ada
g. Pedicellaria bertangkai dengan 3 japit
h Seks terpisah, kelenjar kelamin pentamerous. (Kastawi, 2005: 281)
Echinoidea berbentuk bola atau pipih, tanpa lengan. Echinoidea yang berbentuk bola
misalnya bulu babi (diadema saxatile) dan landak laut (Arabcia punctulata). Permukaan
tubuh hewan ini berduri panjang. Echinoidea memilki alat pencernaan khas, yaitu
tembolok kompleks yang disebut lentera aristoteles.Fungsi dari tembolok tersebut adalah
untuk menggiling makanannya yang berupa ganggang atau sisa-sisa organisme.
Echinoidea yang bertubuh pipih misalnya dolar pasir (Echinarachnius parma).
Permukaan sisi oral tubuhnya pipih, sedangkan sisi aboralnya agak cembung. Tubuhnya
tertutupi oleh duri yang halus dan rapat.Durinya berfungsi untuk bergerak, menggali, dan
melindungi permukaan tubuhnya dari kotoran. Kaki ambulakral hanya terdapat di sisi
oral yang berfungsi utuk mengangkut makanan.
a. Sea urchin
b. Sand Dollar
c. Sea Biscuits
Berikut ini ada beberapa ordo yang mewakili dari kelas Echinoidea :
Ordo Lepidocentroida:
Hewan ini tidak berlengan dan anus terdapat pada kutub yang berlawanan dari tubuhnya.
Daerah ambulakral dan inter-ambulakral tersusun berselang-seling di sepanjang
tubuhnya. Alur ambulakral tertutup, madreporit terdapat di rongga tubuhnya. Sebagian
kaki ambulakral termodifikasi menjadi tentakel oral. Sistem respirasinya disebut pohon
respirasi, karena sistem tersebut terdiri dari dua saluran utama yang bercabang pada
rongga tubuhnya. Keluar dan masuknya air melalui anus.
Berikut ini ada beberapa ordo yang mewakili dari kelas Holothuroidea:
Ordo Aspidochirota:
Ordo Elasipoda:
Hewan ini berbentuk seperti tumbuhan. Crinoidea terdiri dari kelompok yang tubuhnya
bertangkai dan tidak bertangkai. Kelompok yang bertangkai dikenal sebagai lili laut,
sedangkan yang tidak bertangkai dikenal sebagai bintang laut berbulu. Contoh lili laut
adalah Metacrinus rotundus dan untuk bintang laut berbulu adalah Oxycomanthus
benneffit dan Ptilometra australis. Lili laut menetap di kedalaman 100 m atau lebih.
Sedangkan yang berbulu hidup di daerah pasang surut sampai laut dalam. Kedua
kelompok tersebut memiliki oral yang menghadap ke atas. Lengannya yang berjumlah
banyak mkengelilingi bagian kaliks (dasar tubuh). Pada kaliks terdapat mulut dan
anus.Jumlah lengan kelipatan lima dan mengandung cabang-cabang kecil yang disebut
pinula. Sistem ambulakral tidak memiliki madreporit dan ampula. Crinoidea adalah
pemakan cairan, misalnya zooplankton atau partikel makanan.
Berikut ini ada beberapa ordo yang mewakili dari kelas Crinoidea:
Ordo Articulata:
3. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Echinodermata diklasifikasikan dalam lima kelas besar yaitu: Asteroidea
(bintang laut), Ophiuroidea (bintang mengular), Echinoidea (bulu babi dan
sand dollar), Crinoidea (lili laut dan bintang bulu), dan Holothuroidea
(timun laut).
2. Pembahasan yang telah diuraikan di atas menjelaskan salah satunya terkait
dengan karakteristik dan ciri-ciri umum filum ini, anatomi dan struktur
tubuh, morfologi, ekologi, sistem reproduksi, sistem gerak, sistem syaraf,
sistem pencernaan, serta sistem peredaran darahnya.
3. Filum Echinodermata memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia
dan keberlangsungan hidup ekosistem air laut, serta dapat pula merugikan
Makalah Echinodermata
I .PENDAHULUAN
Bintang laut dan sebagian besar echinodermata berasal dari bahasa Yunani yang
artinya echin,berduri dan derma,kulitjadi echinodermata adalah hewan sesil
atau hewan yang bergerak lamban dengan simetri radial sebagai hewan dewasa.
Bagian internal dan eksternal hewan itu menjalar dari tengah atau pusat, seringkali
berbentuk lima jari-jari. Kulit tipis menutupi eksoskeleton yang terbuat dari lempengan keras.
Sebagian besar hewan echinodermata bertubuh kasar karena adanya tonjolan kerangka dan
duri yang memiliki berbagai fungsi. Yang khas dari echinodermata adalah
system pembuluh air (water vascular system), suatu jaringan saluran hidrolik yang
bercabang menjadi penjuluran yang disebut kaki tabung (tube feet) yang berfungsi
sebagai lokomosi, makan, dan pertukaran gas.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
a. Porifera
Coelenterata
Platyhelminthes
Nemathelminthes
Annelida
Mollusca
Arthropoda
Echinodermata
i.
Chordata (Laila,2007)
Kelas-kelas
tiap kelaslah
yang
akan
menjadi
pokok
pembahasan kita sekaligus kita dapat mengetahui peranan echinodermata dalam kehidupan
sehari-hari, serta dampak kerugian yang ditimbulkannya.
1.2 Tujuan
4.
syarafnya.
Menjelaskan manfaat atau peranan hewan-hewan yang termasuk ke dalam
kelas Echinodermata dalam kehidupan sehari-hari, serta dampak kerugian yang
ditimbulkannya.
II. PEMBAHASAN
Tubuh memiliki banyak kaki tabung yang befungsi untuk bergerak dan
menangkap makanan;
Tubuh ditutupi oleh epidermis yang di sokong oleh skeleton yang tetap dan
spina;
Sistem pencernaan sederhana (beberapa di antaranya dilengkapi dengan
anus), rongga tubuh bersilia, biasanya luas, di isi dengan/mengandung sel bebas
(amoebosit);
Respirasi dengan papulae, kaki tabung atau dengan pohon respirasi;
Jenis kelamin terpisah, gonat besar, fertilisasi eksternal, telur banyak, larva
mikroskopik, bersilia, biasanya berenang bebas, mengalami metamorfosis.
lambat
Tampilan khusus anggota filum ini seluruhnya memiliki duri. Tepat
dibawah kulitnya, duri dan lempeng kapurnya membentuk kerangka.
Tubuhnya berkembang dalam bidang lima antimere yang memancar dari
Contoh
Ciri-ciri
Crinoidea
Sessil, menempel
menggunakan batang; lengan
bercabang; kaki tabung bersilia
dipakai untuk makan; beberapa
spesies berenang bebas
Asteroidea
Bintang laut
Ophiuroidea
Bintang ular,
bintang rapuh,
bintang keranjang
Echinoidea
Holothuroid
Teripang
ea
testa.Sistem
saluran
air
dalam
rongga
tubuhnya
disebut
pemanjangan
kulit.Sistem
sirkulasi
belum
berkembang
Asteroide
Ophiupoidea
Echinoidea
Crinoidea
Holothuroide
yang parasit.Ada sekitar 5.300 jenis Echinodermata yang sudah dikenal manusia.
Jumlahnya amat banyak, karena musuh hewan ini hanya sedikit.
Bintang laut sebagai kelompok Echinodermata juga bisa merugikan,
karena
hewan
laut
ini
sebagai
pemakan
tiram/kerang
mutiara.
Juga ada diantara jenis bintang laut yang memakan binatang karang sehingga
banyak yang mati.
Bintang laut Asteroidea sesuai dengan namanya itu, jenis hewan ini
berbentuk bintang dengan 5 lengan.
Saluran radial : saluran yang berasal dari saluran cincin meluas ke seluruh
lengan , saluran ini dari saluran cincin berpencar ke tentakel masing
masing
Saluran lateral : saluran yang berasal dari saluran radial yang mengalirkan
air ke ampula
Ampula : suatu wadah menyerupai balon yang elastis , ketika terisi air
mangsa.
Cara gerak Bintang Laut
Pada hewan ini air laut masuk melalui lempeng dorsal yang berlubanglubang kecil (madreporit) menuju ke pembuluh batu. Kemudian dilanjutkan ke
saluran cincin yang mempunyai cabang ke lima tangannya atau disebut saluran
radial selanjutnya ke saluran lateral.Pada setiap cabang terdapat deretan kaki
tabung dan berpasangan dengan semacam gelembung berotot atau disebut juga
ampula.Dari saluran lateral, air masuk ke ampula.
Saluran ini berkahir di ampula. Jika ampula berkontraksi, maka air tertekan
dan masuk ke dalam kaki tabung.Akibatnya kaki tabung berubah menjulur
panjang.Apabila hewan ini akan bergerak ke sebelah kanan, maka kaki tabung
sebelah kanan akan memegang benda di bawahnya dan kaki lainnya akan
bebas.Selanjutnya ampula
mengembang
kembali
dan
air akan
bergerak
Di
samping
itu
hewan
ini
juga
bergerak
dalam
air
dengan
Stomach
Mulut
Anus
Gonad
Tubuh terdiri atas lima lengan atau lebih yang tersusun radial.
Sistem syaraf terdiri dari : cincin syaraf , syaraf lengan , syaraf radial pada
cakram
lengan
3. Sistem Respirasi : menggunakan Branchia dermalis / papilla berupa
kantong tipis ada di setiap kulit lengan berupa tonjolan
4. Sistem ekskresi juga dikeluarkan lewat Branchia dermalis / Papulla
5. Sistem Reproduksi Kawin, Dioceus Fertilisasi eksternal ovum keluar
sejumlah 2,5 juta setiap 2 jam ketemu sperma di air
Ophiuroidea
reticulata
tidak
seperti
menggunakan
bintang
laut,
lengan
mereka
bergantung
pada
untuk
kaki
lengannya
bersillia,
disebut
pluteus.
Pleteus
kemudian
mengalami
metamorfosis menjadi bentuk seperti bintang laut dan akhirnya menjadi bintang
ular.
Habitat, Populasi, dan Distribusi
Bintang mengular dapat ditemukan pada perairan besar, dari kutub
sampai tropis.Hewan ini hidup di laut yang dangkal atau dalam.Biasanya
bersembunyi di sekitar batu karang, rumput laut, atau mengubur diri di
lumpur/pasir; sangat aktif di malam hari.
Berdasarkan fakta bintang ular merajai dasar laut pada kedalaman lebih
dari 500 meter, di seluruh dunia. Ada sekitar 2.000 spesies bintang ular yang
hidup sekarang, dan mereka kebanyakan ditemukan pada kedalaman lebih dari
500 meter (1.620 kaki).
Spesies ini dianggap terancap punah Bintang ular dari jenis
Psammechinus miliaris mengalami kerusakan serius pada lapisan kalsitnya pada
pH 6,63. Padahal jenis ini telah beradaptasi pada lingkungan kolam karang yang
berbatu sangat dangkal.
Echinoidea
Echinoidea berbentuk
bola atau
pipih,
tanpa
lengan.Echinoidea
yang
berbentuk bola misalnya bulu babi (Diadema saxatile) dan landak laut (Arabcia
punctulata).Hidup
pada
batuan
atau
lumpur
di
tepi
pantai
atau
dasar
khas,
yaitu
tembolok
kompleks
yang
disebut
lentera
dan
rapat.Durinya
berfungsi
untuk
bergerak,
menggali,
dan
melindungi
Reproduksi
echinoidea
dengan
fertilisasi
eksternal
dan
bersifat
Holothuroidea
Apabila dilihat secara sepintas, timun laut yang merupakan salah satu
anggota filum Echinodermata tidak terlihat mirip dengan hewan Echinodermata
lainnya.Anggota kelas ini umumnya tidak memiliki duri dan endoskeleton yang
keras sangat tereduksi.Tubuh ketimun laut memanjang sepanjang sumbu oralaboral
sehingga
memberikan
bentuk
ketimun
seperti
namanya.
Namun
demikian, setelah diteliti lebih lanjut ternyata di tubuhnya terdapat lima baris
kaki tabung (kaki ambulakral) yang merupakan sistem pembuluh yang hanya
terdapat pada hewan Echinodermata. Kaki tabung (kaki ambulakral) yang
terdapat di sekitar mulut kemudian dikembangkan menjadi tentakel untuk
makan.
Ciri-ciri
Bentuk tubuh menyerupai mentimun yang berkulit lunak.
Tidak mempunyai lengan dan duri mereduksi menjadi spikula
Daya regenerasi tinggi.
Berwarna hitam coklat dan hijau.
Dilengkapi alat pembelaan diri berupa zat perekat yang di hasilkan dari
anullus.
Mulut dan anus terletak pada ujung berlawanan.
Mulut dikelilingi oleh tentakel
Bagian tubuh teripang dan fungsinya
Tentakel : berfungsi sebagai alat gerak ,merasa, memeriksa dan alat penagkap
mangsa.
Stomach/perut : sebagai alat pencernaan
Gonad : kelenjar kelamin yang berfungsi sebagai penghasil hormon kelamin.
Saluran kelamin : Berfungsi sebagai saluran menuju gonad.
Madreporit : Lempeng tali lapisan pada ujung saluran air.
Esofagus : saluran di belakang rongga mulut berfungsi menghubungkan rngga
Siput Laut
Wikipedia
dijelaskan
bahwa,
nudibranch
memiliki
kepala
hewan
hermafrodit,
tetapi
jarang
melakukan
fertilisasi
Hewan ini oleh para ahli zoology diklasifikasikan kedalam anggota kelas
gastropoda pada filum mollusca. Sebagaimana nama kelasnya, hewan ini
berjalan dengan perutnya (gastro = perut, podos = kaki) tubuhnya lunak, dan
pergerakannya sangat lambat (namanya juga siput), mungkin sebab itulah
makhluk ini dikarunia anugrah berupa warna-warni yang sangat beragam dan
indah sebagai bentuk penyamaran/kamuflase sehingga terhindar dari serangan
pemangsa.
dewasa,
sehingga
tubuhnya
belum
mengandung
zat
kloroplas.
Siput ini dapat hidup hingga memiliki panjang 60mm, tapi yang ditemukan
sebagian besar berukuran antara 20mm sampai 30mm.
Wilayah Penyebaran
Makanan
III. PENJELASAN
3.1 Klasifikasi
1.
Bintang laut
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Echinodermata
Class
: Asteroidea
Ordo
: Valvatida
Family
: Ophidiasteridae
Genus
: Linckia
Spesies
2.
3.
Bintang Mengular
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Echinodermata
Class
:Ophiuroidea
Ordo
: Valvatida
Family
:Ophiuridae
Genus
:Ophiolepsis
Spesies
:Ophiolepsis reticulata
Bulu Babi
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Echinodermata
Class
: Echinoidea
Ordo
: Cidaroidea
Family
4.
: Linckia laevigata
: Diadematidae
Genus
: Diadema
Spesies
:Diadema setosum
: Animalia
Phylum
:Echinodermata
Class
:Holothuroidea
Ordo
:Aspidochirotidae
Family
Genus
:Holotthuraidae
:Halothuria
Spesies
5.
:Halothuria edulis
Siput Laut
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Archogastropoda
Famili : Turbinidae
Genus : Litttorina
Spesies : Littorina sp.
IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1.
2.
3.