Anda di halaman 1dari 4

Nama Anggota:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Roni=Rama
Andre=Teguh
Fikri=Bram
Taufik=Risa
Iqomat=Kinara
Bima=Dede
Zulvani=Wika
Dayat=Adek Wika

Roni dan keenam sahabatnya merupakan remaja yang aktif peduli


lingkungan. Mereka mempunyai sebuah komunitas pecinta
lingkungan yang diberi Nama Eko Club yang merupakan
kepanjangan dari Klub Ekologi. Pada suatu hari, desa mereka
terkena musibah banjir.
Roni dan keenam sahabatnya berencana membuat posko bantuan
untuk warga desa, meski sebenarnya mereka tak punya dana untuk
itu.
Naskah Drama
Roni: Eko Club harus mengusahakan bantuan untuk desa kita. Kita
sebagai remaja aktif, tidak boleh tinggal diam dengan keadaan
semacam ini. Lihatlah! Air semakin lama semakin bertambah
volumenya.
Zulvani: Rama benar. Dari APA yang kudengar, warga mulai
mengeluh dengan beberapa penyakit seperti gatal-gatal dan
kekurangan air bersih.
Fikri: Baiklah, aku Akan mengusahakan bantuan. Pertama yang
harus dihubungi adalah Pak Lurah sebagai orang yang bertanggung
jawab penuh atas desa ini.
Iqomat: Tumben otakmu cerdas, Fikri, hehehe... Kalau begitu, biar
aku temani kau pergi ke tempat Pak Lurah. Kebetulan aku
melihatnya di Balai Desa beberapa menit yang lalu.
Fikri: Kalau begitu kita ke Balai Desa sekarang, Kin.
Fikri dan Iqomat pun pergi ke Balai Desa menemui Pak Lurah
sedangkan sisanya masih asyik membahas tindakan yang Akan
diperbuat selanjutnya.

Bima: Eh, Roni. Aku punya kenalan orang SAR. Mungkin kita Akan
membutuhkannya.
Roni: Kebetulan sekali Bim, kita memang membutuhkan mereka.
Tim SAR bisa membantu untuk mengevakuasi warga dari banjir. Di
dusun Mekar Indah ketinggian air sudah mencapai atap rumah
sehingga membuat kita sulit untuk menjangkaunya.
Bima: Oke, aku akan menelepon mereka.
Taufik: Ron, kita sebaiknya buat posko bantuan untuk memasakkan
makanan untuk warga desa. Apa kau tidak memikirkan nasib perut
mereka selama seharian tidak makan.
Roni: Ya, aku juga sedang memikirkan hal itu, Taufik. Kita tunggu
Fikri kembali.
Tak beberapa lama Fikri dan Iqomat kembali.
Fikri: Beres, Ron. Pak Lurah mengiyakan rencana kita untuk
mendirikan posko di Balai Desa juga tentang pengundangan tim
SAR.
Roni: Syukurlah. Setidaknya aksi kita ada yang menyokong,
terutama dari Pak Lurah sendiri. Oke, Taufik kamu pimpin untuk
membuat posko bantuan.
Taufik: Sip, kita harus bergegas.
Ketujuh remaja itu pun pergi ke Balai Desa untuk membuat posko
bantuan. Beberapa saat kemudian tim SAR pun datang membawa
obat-obatan dan perahu karet yang akan digunakan untuk
mengevakuasi warga desa. Taufik, Iqomat dan Zulvany dan dayat
sibuk memasak di posko.
Taufik: Apa yang kau lakukan Zul?
Zulvani: Seperti yang kau lihat, aku sedang memasak mie instan.
Apa sekarang matamu sudah bermasalah Ris?
Taufik: Enak saja, lihatlah... mie yang kau masak itu salah. Mengapa
kau memasukkan gula ke dalamnya?
Zulvani: Apa? Ini gula, Fik? Kukira ini garam. Wah... hancur deh
masakanku.

Taufik: Heheh... dasar Zulvani. Tak apa, kita masak ulang saja.
Iqomat: Seharusnya tidak menyuruh Zulfani untuk memasak. Dia
lebih cocok untuk mengangkati barang-barang bantuan dari truk,
hehe.
Roni: Kalian sedang bercanda? Waktu kita tinggal beberapa jam
lagi. Kita harus mengantarkan makanan ini ke warga tepat pukul
lima sore. Pak Lurah sudah menunggu di aula Balai Desa lho.
Taufik: Iya, Ram. Membungkus makanan ini tak bisa cepat. Lihatlah,
tangan kami Cuma ada dua. Sebaiknya kamu juga ikut membantu
kami di dapur.
Roni: Aku akan memanggil Bima untuk membantu kalian. Dia lebih
cocok di dapur ketimbang aku.
Bima: Apa yang kau bicarakan Ron? Aku ini lelaki sungguhan, bukan
lelaki yang kerjaannya di dapur dan memasak layaknya Iqomat dan
Taufik.
Iqomat: Sudahlah Bim, sebaiknya kau bergegas. Kami butuh kamu
agar pekerjaan ini selesai.
Bima: Baiklah, aku akan membantu kalian nona-nona. Kurang apa
coba, aku ini ksatria penolong lingkungan.
Iqomat: Ksatria apaan? Ksatria kesiangan ya Bim, hihi...
Meski disambi guyonan akhirnya proses membungkus makanan
telah selesai. Di tempat lain Roni pun selesai membagikan obatobatan untuk warga. Makanan yang selesai dibungkus segera
dibagikan kepada warga yang membutuhkan. Beberapa juga diantar
menggunakan perahu karet karena memang ada beberapa warga
yang memilih menetap di rumah hingga air surut.
Roni: Akhirnya misi kita selesai juga.
Taufik: Yup. Eko Club memang keren.
Bima: Semua itu berkat ada ksatria lingkungan Si Bima. Kalau tadi
aku tidak pergi ke dapur pasti makanannya belum selesai
dibungkus.
Iqomat: Kamu itu ksatria kesiangan, bukan ksatria lingkungan.

Zulfani: Sudah, kita semua hebat. Dengan kerja sama dan saling
bantu akhirnya kita bisa. Tak boleh saling menyalahkan satu sama
lain agar tidak menjadikan celah di antara kita semua.

Anda mungkin juga menyukai