Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
Veruka vulgaris adalah proliferasi jinak epitel skuamous yang menimbulkan lesi berupa
papul verukosa disebabkan oleh Human papillomavirus (HPV) tipe tertentu.1 Veruka vulgaris
paling sering terjadi pada usia 5-20 tahun dan hanya 15% yang terdapat pada usia di atas 35
tahun. Data nasional prevalensi di Indonesia belum diketahui. Di negara-negara dengan layanan
medis yang sangat maju, tingkat rujukan kutil ke klinik dermatologi sudah sangat meningkat
dalam 50 tahun terakhir. Namun, untuk penyakit ini belum ada data yang cukup untuk menilai
apakah ini mencerminkan peningkatan sejati dalam angka kejadian.2
Veruka lebih sering ditemukan pada anak-anak atau dewasa muda, namun veruka juga
dapat terjadi pada orang tua. Veruka vulgaris dapat muncul dimana saja pada permukaan kulit,
khususnya di ekstermitas bagian ekstensor.3 Penyebaran veruka vulgaris dapat secara langsung
melalui skin-to-skin contact maupun tidak langsung melalui lingkungan. Autoinokulasi virus
dapat terjadi, umumnya terlihat pada jari yang berdekatan. 4 Veruka vulgaris berbentuk papul
padat dengan permukaan kasar, hiperkeratosis, serta adanya black dots yang merupakan
karakteristik lesi ini. Lesi tampak berwarna keabuan dengan ukuran 1 mm hingga
1cm.Tempat predileksi tersering yaitu jari, punggung tangan, dan daerah yang sering terkena
trauma seperti lutut atau siku, tetapi dapat timbul di mana saja pada kulit.5
Umumnya infeksi virus ini tidak menunjukkan gejala dan tanda yang akut melainkan
terjadi secara lambat serta adanya ekspansi fokal dari sel epitel. Walaupun bersifat jinak, tetapi
beberapa tipe HPV dapat bertransformasi menjadi neoplasma. Bentuk klinis yang ditimbulkan
bermacam-macam, yaitu veruka vulgaris, veruka plana, veruka plantaris, dan veruka akuminata.
Walaupun penyakit ini tidak selalu menyebabkan kematian, penyakit ini dapat menyebabkan
morbiditas yang bermakna dan membutuhkan biaya perawatan kesehatan yang besar.6

BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama

: An. L. W.

Umur

: 18 Tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Suku/Bangsa

: Minahasa/Indonesia

Alamat

: Ranonea Lingkungan XI Amurang

Agama

: Kristen Protestan

Pekerjaan

: Mahasiswa

Pendidikan

: S1

Status Perkawinan

: Belum Menikah

Tanggal Pemeriksaan : 26 April 2016


A. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Kutil di lutut kanan
Riwayat Penyakit Sekarang :
Kutil dilutut kanan sejak kurang lebih 1 tahun. Awalnya kecil kemudian makin lama makin besar
hingga berukuran biji jagung. Kutil berwana seperti kulit tidak gatal dan nyeri.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien pernah menderita keluhan yang sama pada tahun 2012 kutil timbul dijari.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Hanya pasien yang menderita penyakit seperti ini.
Riwayat Alergi :
Alergi makanan dan alergi obat disangkal.
2

Riwayat Atopi :
Pasien tidak memiliki riwayat asma dan tidak sering bersin-bersin di pagi hari.
Riwayat Kontak :
Pasien menyangkal jika pernah berhubungan dengan orang yang memiliki keluhan yang sama.
Riwayat Kebiasaan :
Penderita mandi 2 kali sehari, menggunakan sabun cair yang dipakai sendiri, handuk dipakai
sendiri, pakaian diganti tiap kali mandi.
Riwayat Sosial :
Penderita tinggal di rumah permanen, beratap genteng, berdinding beton, berlantai keramik,
memiliki 4 kamar tidur, kamar mandi/WC di dalam rumah. Dihuni oleh 4 orang.
B. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalisata :
-

Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Tinggi Badan
: 157 Cm
Berat Badan
: 52 Kg
IMT
: 21,09 Kg/m2
Tanda Vital
Tekanan Darah
: 120 / 80 mmHg
Nadi
: 78 kali/menit
Respirasi
: 22 kali/menit
Suhu Aksilar
: 36,4 oC
- Kepala
Mata
: Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterus -/ Hidung
: sekret (-)
Telinga
: sekret (-)
Mulut
: karies (-)
- Leher
Trakea
: letak tengah
Pembesaran KGB : (-)
Thoraks
Simetris, Retraksi (-)
3

Cor
: SI-II Normal, Bising (-)
Pulmo
: Suara pernapasan vesikular, Rh (-/-), Wh (-/-)
Pembesaran KGB aksilaris (-)
- Abdomen
Datar, lemas, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-)
Hepar / Lien
: tidak teraba
- Ekstremitas superior : akral hangat, edema (-)
- Ekstremitas inferior : akral hangat, edema (-)
Status Dermatologis :
Regio genu dekstra : papul dengan permukaan verukosa.
C. DIAGNOSIS
Veruka Vulgaris
D. DIAGNOSIS BANDING
-

Moloskum kontangiosum
Keratosis seboroik

E. PENATALAKSANAAN
Non Farmakologi :

Elektro kauterisasi + kuretase

Farmakologi :

Clindamycin 3 x 300 mg cap (5 hari)

F. PROGNOSIS
- Quo ad vitam
- Quo ad functionam
- Quo ad sanationam

: at bonam
: at bonam
: at bonam

BAB III
PEMBAHASAN

Diagnosis veruka ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada


anamnesis ditemukan laki-laki usia 18 tahun dengan keluhan utama kutil pada lutut kanan. Pada
pemeriksaan fisik dan status dermatologis ditemukan papul dengan permukaan verukosa pada
regio genu dekstra.
Pasien didiagnosis dengan veruka vulgaris, pada veruka vulgaris terjadi hiperplasia
semua lapisan epidermis, dapat terlihat hiperkeratosis dengan area parakeratosis, serta lapisan
malpighi dan granular menebal. Lesi berupa papul atau nodul berduri, bersisik, kasar yang dapat
ditemukan pada permukaan kulit di berbagai tempat di tubuh, dapat tunggal maupun
berkelompok, ukuran bervariasi mulai dari pinpoint hingga lebih dari 1 cm, tetapi rata-rata 5
mm. Bertambahnya ukuran lesi berlangsung beberapa pekan hingga beberapa bulan. Lesi
berwarna abu-abu dengan permukaan yang kasar sehingga disebut verrucous. Pada beberapa
kasus didapatkan mother wart yang berkembang dan tumbuh lambat dalam waktu yang lama.
Dan kemudian secara tiba-tiba muncul veruka yang baru.7

Veruka vulgaris didiagnosis banding dengan moluskum kontagiosum dan keratosis


seboroik. Gambaran klinis moluskum kontagiosum ialah papul miliar atau lentikular berwarna
putih seperti lilin, berbentuk kubah yang di tengahnya terdapat lekukan (delle). Lesi dapat terjadi
di seluruh tubuh, baik pada kulit maupun mukosa., dan terkadang menimbulkan rasa gatal.
Diagnosis moluskum kontagiosum bisa disingkirkan dengan melihat tempat predileksi dan rasa
gatal yang tidak sesuai dengan keluhan penderita. Gambaran klinik keratosis seboroik berupa
papul berwarna cokelat sampai hitam dengan perabaan yang kenyal. Tempat predileksinya tubuh
bagian atas dan wajah. biasanya terjadi pada orang tua. Diagnosis keratosis seboroik bisa
disingkirkan dengan melihat gambaran klinik, tempat predileksi dan faktor usia yang tidak sesuai
dengan keluhan penderita.8

.
Pengobatan dapat dilakukan dengan berbagai macam tindakan yang bertujuan untuk
mendestruksi lesi, yaitu bedah listrik dengan anestesi lokal; memakai bahan kaustik seperti
larutan perak nitrat 25%, TCA (trichlo acetic acid) jenuh, fenoil likuefaktum; bedah skalpel
(ekstirpasi); bedah beku dengan CO2, N2, N2O.9
Pada kasus ini, pasien diberikan terapi non farmakologi berupa elektrokauterisasi dan
kuretase. Selain itu, juga diberikan pengobatan berupa Clindamycin 3 x 300 mg cap (5 hari).
Penyakit ini memiliki prognosis baik. Tetapi penyakit ini seringkali residif walaupun
telah dilakukan pengobatan yang adekuat. Sekitar 65% dari kutil menghilang secara spontan
dalam waktu 2 tahun. Ketika kutil menghilang dengan sendirinya, tidak ada jaringan parut yang
terlihat. Namun, jaringan parut dapat terjadi sebagai hasil dari metode pengobatan yang berbeda.9

DAFTAR PUSTAKA
1. Handoko RP. Penyakit virus.Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu penyakit kulit
dan kelamin.Edisi ke-6. Jakarta. Badan penerbit fakultas kedokteran UI;2013. h. 112.
2. Jonathan J, Kapantow GM, Niode NJ. Profil veruka vulgaris di Poliklinik kulit dan
kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari-Desember
2012.2015;3:712-6.
3. Wolff K, Goldsmith LA, Kats SI, et al. Warts. Fitspatricks dermatology in general
medicine, 7th edition New York : Mc Graw-Hill Book Co, 2008 : 1913-23
4. Androphy EJ, Kirnbaurer R. Human Papilloma Virus infection. In Goldsmith LA, Katz
SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editors. Fitzpatrick's Dermatology in
General Medicine (8th ed). USA: McGraw-Hill Medical, 2012; p. 2421-33.
5. Kirnbaurer R, Lenz P, Okun MM. Human Papillomavirus. In Bolognia JL, Jorizzo JL,
Rapini RP, editors. Dermatology (2nd ed). St. Louis: Mosby/Elsevier, 2008; p. 1183-98.
6. Davey, Patrick. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlanga;2006.h.409-11
7. Sterling JC. Virus infection. Dalam: Burns T et al (ed). Rooks Text Book Of
Dermatology. Ed 7. Vol 4. 2004; 25.37-53
8. Duarsa NW, Pindha S, Bratiartha, et al. Veruka Vulgaris dalam Pedoman Diagnosis dan
Terapi Penyakit Kulit dan Kelamin RSUP Denpasar, Bali, 2000, p35
9. Putra
Imam
B.
2008.
Tumor-Tumor

Jinak

Kulit.

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3410/1/08E00609.pdf, diakses 4 Juli


2012).

Anda mungkin juga menyukai