DAN PENGANGGURAN
Posted on Juni 18, 2013 by raizzou
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati kami memanjatkan segala puji & syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan Tugas
Makalah ini untuk memenuhi mata kuliah Perekonomian Indonesia. Mungkin dalam pembuatan
makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan,isi,dan lain sebagainya. Maka,
kami sangat mengharapkan saran dan kritik guna perbaikan untuk kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini diterima dan bermanfaat bagi para pembaca khususnya dalam menambah
wawasan dan pengetahuan di bidang Ilmu Ekonomi. Atas perhatian dan kerja sama nya kami
mengucapkan Terima kasih.
Bekasi, Mei 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar . 1
Daftar Isi 2
BAB I :
Pendahuluan 3
BAB II :
Pembahasan ekonomi 4
Jenis-Jenis Pengangguran .. 8
Penyebab & Dampak terjadinya Pengangguran 6
Kebijakan Pemerintah untuk mengatasi Pengangguran . 7
Inflasi .. 8
Beberapa cara untuk menggolongkan jenis-jenis Inflasi .. 8
BAB II
PEMBAHASAN
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau
pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi
pertumbuhan outputriil. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bahwa pertumbuhan
ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan
kenaikan taraf hidup diukur dengan output riil per orang.
Kebijakan ini menekankan pada industrialisasi pada sektor-sektor atau kegiatan produksi da
dalam negeri yang mempunyai keunggulan komparatif hingga dapat memproduksinya dengan
biaya rendah dan bersaing dengan menjualnya di pasar internasional. Strategi ini secara relatif
lebih sukar dilaksanakan karena menuntut kerja keras agar bisa bersaing di pasar internasional.
Pertumbuhan Ekonomi 2011 Direvisi Jadi 6,4%
Revisi ini naik 0,1 persen dibanding usulan semula yang hanya 6,3 persen.
Pemerintah merevisi target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2011. Dalam diskusi dengan
Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Menteri Keuangan Agus Martowardojo
menyampaikan target pertumbuhan ekonomi menjadi 6,4 persen. Revisi ini naik 0,1 persen
dibanding usulan semula yang hanya 6,3 persen.
Tim Ekonomi dari Bank Dunia diwakili oleh Dr. Enrique Blanco Armas yang menyampaikan
paparan berjudul Indonesia 212, Economic Prospects and Strategic Issues. Pokok bahasannya
adalah bahwa Indonesia dapat meningkatkan pertumbuhan ekonominya selama dua tahun
kedepan, yaitu dari 6.1 persen pada tahun 2010 menjadi 6.4 persen pada tahun 2011 dan
meningkat lagi menjadi 6.7 persen pada tahun 2012.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi selama dua tahun kedepan ini, menurut Tim Ekonomi Bank
Dunia ini, ditopang oleh peningkatan kegiatan investasi dan peningkatan ekspor yang sejalan
dengan akan semakin pulihnya ekonomi negara-negara maju tujuan ekspor Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus meningkat selama dua tahun kedepan ini juga
dicirikan oleh semakin mengecilnya surplus transaksi berjalan yang disebabkan oleh semakin
meningkatnya impor barang modal yang diperlukan untuk menopang pertumbuhan industri
manufaktur. Namun, gejala peningkatan harga-harga komoditi di pasar dunia mempunyai
dampak ganda, yaitu disatu pihak meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan dilain pihak
meningkatkan tekanan inflasi dalam negeri.
Untuk periode setelah 2012, khususnya menjelang akhir tahun 2014, Tim Ekonomi ini
mengatakan bahwa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen diperlukan upaya
khusus untuk lebih meningkatkan investasi atau meningkatkan produktivitas (TFP/Total Factor
Productivity).
Dalam memperkirakan perkembangan ekonomi Indonesia ini, Tim Ekonomi Bank Dunia juga
telah mengidentifikasi beberapa tantangan yang harus diatasi, antara lain:
1. tingkat investasi Indonesia terhadap PDB sebesar 30 persen yang walaupun telah setara
dengan berbagai negara lain, seperti China, India, dan Korea Selatan, namun daya investasi ini
terhadap pertumbuhan ekonomi belum optimal.
2. Dibandingkan dengan berbagai negara ASEAN, kemajuan Indonesia dalam pembangunan
infrastrukturnya masih tertinggal.
3. Iklim usaha Indonesia masih harus lebih ditingkatkan karena ranking Indonesia di Global
Rank In Doing Business, masih berada pada posisi ke-121, yang walaupun lebih baik dari
Filipina dan Kambodia yang masing-masing berada pada posisi 148 dan 147, masih berada di
bawah Singapura yang berada pada posisi ke-1, Thailand ke-19, dan Malaysia ke-21.
Untuk lebih meningkatkan peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepan, Tim Ekonomi
Bank Dunia menyarankan antara lain beberapa langkah sebagai berikut:
pertama, merefomasi peraturan yang memberi keluwesan lebih besar bagi pengusaha dalam
penempatan dan penghentian tenaga kerja.
kedua, penyempurnaan dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional.
ketiga, menyempurnakan kebijaksanaan subsidi BBM, yang saat ini masih sangat regresif.
keempat, menciptakan fiscal space dan meningkatkan efisiensi penggunaannya.
Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang
mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja
contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan
lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang
mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena
jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja
yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat
akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial
lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan
sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang
adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang
seperti Indonesia, dikenal istilah pengangguran terselubung di mana pekerjaan yang
semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Jenis-Jenis Pengangguran
Berdasarkan Jam Kerja Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3
macam :
Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah Tenaga kerja yang tidak bekerja
secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah
menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama
seminggu.
Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah Tenaga kerja yang sungguhsungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena
memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
1. Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang
bersifat padat karya.
2. Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industry.
3. Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan
sektor formal lainnya.
4. Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan
raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung
maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.
Cara Mengatasi Pengangguran Musiman Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara
sebagai berikut :
1. Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain, dan
2. Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika
menunggu musim tertentu.
Cara Mengatasi Pengangguran Siklus Untuk mengatasi pengangguran jenis ini antara
lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut :
Inflasi Merayap (inflasi yang terjadi sekitar 2-3 persen per tahun)
Inflasi Sederhana (inflasi yang terjadi sekitar 5-8 persen per tahun)
Hiperinflasi (inflasi yang tingkatnya sangat tinggi yang menyebabkan tingkat harga
menjadi dua kali lipat atau lebih dalam tempo satu tahun.
Dilihat dari tingkat keparahannya, Inflasi dapat dipilah dalam tiga kategori :
Inflasi Sedang (Moderate Inflation) Yaitu inflasi yang ditandai dengan harga-harga yang
meningkat secara lambat, dan tidak terlalu menimbulkan distorsi pada pendapatan dan
harga relatif.
Inflasi Ganas (Galloping Inflation) Yaitu inflasi yang mencapai antara dua atau tiga digit
seperti 20, 100 atau 200 persen per tahun dan dapat menimbulkan gangguan-gangguan
serius dalam perekonomian.
Hyperinflasi (Hyperinflation) Yaitu tingkat inflasi yang sangat parah, bisa mencapai
ribuan bahkan milyar persen per tahun, merupakan jenis yang mematikan.
Inflasi tarikan permintaan Inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan
permintaan agregat (AD) yang terlalu besar atau pesat dibandingkan dengan penawaran
atau produksi agregat.
inflasi dorongan biaya Inflasi yang terjadi sebagai akibat adanya kenaikan biaya produksi
yang pesat dibandingkan dengan produktivitas dan efisiensi perusahaan.
Inflasi Struktural Inflasi yang terjadi akibat dari berbagai kendala atau kekakuan
struktural yang menyebabkan penawaran menjadi tidak responsif terhadap permintaan
yang meningkat.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan sebelumnya dapat ditarik Kesimpulan, bahwa Inflasi menunjukan
tingkat kenaikan harga, sedangkan Pengangguran adalah kesempatan yang timpang yang terjadi
antara angkatan kerja dan kesempatan kerja sehingga sebagian angkatan kerja tidak dapat
melakukan kegiatan kerja.
Inflasi mempunyai keterkaitan terhadap Pengangguran. Tingkat Pengangguran yang rendah akan
menimbulkan masalah Inflasi, sebaliknya bila tingkat Pengangguran tinggi tingkat harga-harga
relatif stabil.
Selain itu, melemahnya daya beli masyarakat akibat kenaikan harga barang (Inflasi), berakibat
pada lemahnya investasi pula, dan akhirnya berdampak pada menambahnya Pengangguran
karena tidak adanya kesempatan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
http://ryansyukra.blogspot.com/2012/05/hubungan-antara-inflasi-dan.html
http://lanimaidiacute.blogspot.com/2012/05/hubungan-inflasi-dan-pengangguran.html
http://dwi-oki.blogspot.com/2012/04/hubungan-antara-pengangguran-dengan.html
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._EKONOMI_DAN_KOPERASI/196302211987032NETI_BUDIWATI/INFLASI_KAITANNYA_DENGAN_PENGANGGURAN_DAN_KESEMP
ATAN_KERJA.pdf
http://shandrakatherine.wordpress.com/tag/makalah-inflasi/