Anda di halaman 1dari 11

PERTUMBUHAN EKONOMI, INFLASI

DAN PENGANGGURAN
Posted on Juni 18, 2013 by raizzou
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati kami memanjatkan segala puji & syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan Tugas
Makalah ini untuk memenuhi mata kuliah Perekonomian Indonesia. Mungkin dalam pembuatan
makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan,isi,dan lain sebagainya. Maka,
kami sangat mengharapkan saran dan kritik guna perbaikan untuk kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini diterima dan bermanfaat bagi para pembaca khususnya dalam menambah
wawasan dan pengetahuan di bidang Ilmu Ekonomi. Atas perhatian dan kerja sama nya kami
mengucapkan Terima kasih.
Bekasi, Mei 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar . 1
Daftar Isi 2
BAB I :
Pendahuluan 3
BAB II :
Pembahasan ekonomi 4
Jenis-Jenis Pengangguran .. 8
Penyebab & Dampak terjadinya Pengangguran 6
Kebijakan Pemerintah untuk mengatasi Pengangguran . 7
Inflasi .. 8
Beberapa cara untuk menggolongkan jenis-jenis Inflasi .. 8

Keterkaitan Pengangguran dengan Inflasi 9


BAB III :
Penutup & Kesimpulan . 10
Daftar Pustaka 11
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Sebuah Negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai macam permasalahan yang
berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara negara yang memiliki jumlah
penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah ketenagakerjaan, pengangguran, kenaikan
harga (inflasi) dan kemiskinan di Indonesia sudah menjadi masalah pokok bangsa ini dan
membutuhkan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut agar tidak menghambat
langkah Negara Indonesia untuk menjadi negara yang lebih maju.
Rumusan Masalah
a. Penyebab hubungan antara Pengangguran dan Inflasi
b. Dampak Pengangguran dan Inflasi terhadap Masyarakat Indonesia
Tujuan Makalah
Mengetahui konsep Pengangguran & Inflasi Mengetahui hubungan antara Pengangguran &
Inflasi Mengetahui Kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah untuk mengendalikan Inflasi
dan menurunkan Pengangguran

BAB II
PEMBAHASAN
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau
pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi
pertumbuhan outputriil. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bahwa pertumbuhan

ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan
kenaikan taraf hidup diukur dengan output riil per orang.

Teori & Model Pertumbuhan Ekonomi


Teori Inovasi Schum Peter
Pada teori ini menekankan pada faktor inovasi enterpreneur sebagai motor penggerak
pertumbuhan ekonomi kapitalilstik.Dinamika persaingan akan mendorong hal ini.
Model Pertumbuhan Harrot-Domar
Menekankan konsep tingkat pertumbuhan natural.Selain kuantitas faktor produksi tenaga kerja
diperhitungkan juga kenaikan efisiensi karena pendidikan dan latihan.Model ini dapat
menentukan berapa besarnya tabungan atau investasi yang diperlukan untuk memelihara tingkat
laju pertumbuhan ekonomi natural yaitu angka laju pertumbuhan ekonomi natural dikalikan
dengan nisbah kapital-output.
Model Input-Output Leontief.
Merupakan gambaran menyeluruh tentang aliran dan hubungan antar industri. Dengan
menggunakan tabel ini maka perencanaan pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan secara
konsisten karena dapat diketahui gambaran hubungan aliran input-output antarindustri.
Hubungan tersebut diukur dengan koefisien input-output dan dalam jangka pendek/menengah
dianggap konstan tak berubah .
Model Pertumbuhan Lewis
Merupakan model yang khusus menerangkan kasus negara sedang berkembang banyak (padat)
penduduknya. Tekanannya adalah pada perpindahan kelebihan penduduk disektor pertanian ke
sektor modern kapitalis industri yang dibiayai dari surplus keuntungan.
Strategi pertumbuhan ekonomi
Industrialisasi Versus Pembangunan Pertanian
Pembangunan pertanian bersifat menggunakan teknologi padat tenaga kerja dan secara relatif
menggunakan sedikit kapital; meskipun dalam investasi pada pembuatan jalan, saluran dan
fasilitas pengairan, dan pengembangan teknologinya.
Kenaikan produktivitas sektor pertanian memungkinkan perekonomian dengan menggunakan
tenaga kerja lebih sedikit menghasilkan kuantitas output bahan makanan yang sama. Dengan
demikian sebagian dari tenaga kerja dapat dipindahkan ke sektor industri tanpa menurunkan
output sector pertanian. Di samping itu pembangunan atau kenaikkan produktivitas dan output
total sektor pertanian akan menaikan pendapatan di sektor tersebut.
Strategi Impor Versus Promosi Ekspor
Stategi industrialisasi via substitusi impor pada dasarnya dilakukan dengan membangun industri
yang menghasilkan barang-barang yang semula diimpor. Alternatif kebijakan lain adalah strategi
industrialisasi via promosi ekspor.

Kebijakan ini menekankan pada industrialisasi pada sektor-sektor atau kegiatan produksi da
dalam negeri yang mempunyai keunggulan komparatif hingga dapat memproduksinya dengan
biaya rendah dan bersaing dengan menjualnya di pasar internasional. Strategi ini secara relatif
lebih sukar dilaksanakan karena menuntut kerja keras agar bisa bersaing di pasar internasional.
Pertumbuhan Ekonomi 2011 Direvisi Jadi 6,4%
Revisi ini naik 0,1 persen dibanding usulan semula yang hanya 6,3 persen.
Pemerintah merevisi target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2011. Dalam diskusi dengan
Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Menteri Keuangan Agus Martowardojo
menyampaikan target pertumbuhan ekonomi menjadi 6,4 persen. Revisi ini naik 0,1 persen
dibanding usulan semula yang hanya 6,3 persen.
Tim Ekonomi dari Bank Dunia diwakili oleh Dr. Enrique Blanco Armas yang menyampaikan
paparan berjudul Indonesia 212, Economic Prospects and Strategic Issues. Pokok bahasannya
adalah bahwa Indonesia dapat meningkatkan pertumbuhan ekonominya selama dua tahun
kedepan, yaitu dari 6.1 persen pada tahun 2010 menjadi 6.4 persen pada tahun 2011 dan
meningkat lagi menjadi 6.7 persen pada tahun 2012.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi selama dua tahun kedepan ini, menurut Tim Ekonomi Bank
Dunia ini, ditopang oleh peningkatan kegiatan investasi dan peningkatan ekspor yang sejalan
dengan akan semakin pulihnya ekonomi negara-negara maju tujuan ekspor Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus meningkat selama dua tahun kedepan ini juga
dicirikan oleh semakin mengecilnya surplus transaksi berjalan yang disebabkan oleh semakin
meningkatnya impor barang modal yang diperlukan untuk menopang pertumbuhan industri
manufaktur. Namun, gejala peningkatan harga-harga komoditi di pasar dunia mempunyai
dampak ganda, yaitu disatu pihak meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan dilain pihak
meningkatkan tekanan inflasi dalam negeri.
Untuk periode setelah 2012, khususnya menjelang akhir tahun 2014, Tim Ekonomi ini
mengatakan bahwa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen diperlukan upaya
khusus untuk lebih meningkatkan investasi atau meningkatkan produktivitas (TFP/Total Factor
Productivity).
Dalam memperkirakan perkembangan ekonomi Indonesia ini, Tim Ekonomi Bank Dunia juga
telah mengidentifikasi beberapa tantangan yang harus diatasi, antara lain:
1. tingkat investasi Indonesia terhadap PDB sebesar 30 persen yang walaupun telah setara
dengan berbagai negara lain, seperti China, India, dan Korea Selatan, namun daya investasi ini
terhadap pertumbuhan ekonomi belum optimal.
2. Dibandingkan dengan berbagai negara ASEAN, kemajuan Indonesia dalam pembangunan
infrastrukturnya masih tertinggal.
3. Iklim usaha Indonesia masih harus lebih ditingkatkan karena ranking Indonesia di Global
Rank In Doing Business, masih berada pada posisi ke-121, yang walaupun lebih baik dari
Filipina dan Kambodia yang masing-masing berada pada posisi 148 dan 147, masih berada di
bawah Singapura yang berada pada posisi ke-1, Thailand ke-19, dan Malaysia ke-21.
Untuk lebih meningkatkan peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepan, Tim Ekonomi
Bank Dunia menyarankan antara lain beberapa langkah sebagai berikut:
pertama, merefomasi peraturan yang memberi keluwesan lebih besar bagi pengusaha dalam
penempatan dan penghentian tenaga kerja.
kedua, penyempurnaan dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional.

ketiga, menyempurnakan kebijaksanaan subsidi BBM, yang saat ini masih sangat regresif.
keempat, menciptakan fiscal space dan meningkatkan efisiensi penggunaannya.

Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang
mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja
contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan
lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang
mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena
jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja
yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat
akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial
lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan
sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang
adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang
seperti Indonesia, dikenal istilah pengangguran terselubung di mana pekerjaan yang
semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

Jenis-Jenis Pengangguran
Berdasarkan Jam Kerja Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3
macam :

Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah Tenaga kerja yang tidak


bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.

Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah Tenaga kerja yang tidak bekerja
secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah
menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama
seminggu.

Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah Tenaga kerja yang sungguhsungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena
memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.

Berdasarkan Penyebab Terjadinya Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran


dikelompokkan menjadi 7 macam :

Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment) Pengangguran Friksional adalah


pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi
dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerja penganggur
yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan
pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan
meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih
baik dari sebelumnya.

Pengangguran Konjungtural (Cycle Unemployment) Pengangguran Konjungtoral


adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya)
kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.

Pengangguran Struktural (Structural Unemployment) Pengangguran Struktural


adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak
ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa
kemungkinan, seperti :

Akibat permintaan berkurang


Akibat kemajuan dan penggunaan teknologi
Akibat kebijakan pemerintah

Pengangguran Musiman (Seasonal Unemployment) Pengangguran Musiman adalah


keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang
menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim
tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.

Pengangguran Siklikal Pengangguran Siklikal adalah pengangguran yang menganggur


akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah
daripada penawaran kerja.

Pengangguran Teknologi Pengangguran Teknologi adalah pengangguran yang terjadi


akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.

Pengangguran Siklus Pengangguran Siklus adalah pengangguran yang diakibatkan


oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran Siklus
disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).

Penyebab terjadinya Pengangguran


Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan
masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya
yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan
keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan
dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka
panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah pengangguran terselubung di
mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh
lebih banyak orang. Dampak terjadinya Pengangguran Bagi Perekonomian Negara
1. Penurunan pendapatan perkapita.
2. Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
3. Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
Bagi Masyarakat Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.
1. Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak
bekerja.
2. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.

Kebijakan-kebijakan Pemerintah untuk mengatasi Pengangguran


Adanya bermacam-macam pengangguran membutuhkan berbagai cara untuk mengatasinya yang
disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut :
Cara Mengatasi Pengangguran Struktural Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang
digunakan adalah :
1. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.
2. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke
tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.
3. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja
yang kosong, dan
4. Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.

Cara Mengatasi Pengangguran Friksional Untuk mengatasi pengangguran secara


Friksional antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut :

1. Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang
bersifat padat karya.
2. Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industry.
3. Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan
sektor formal lainnya.
4. Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan
raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung
maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.

Cara Mengatasi Pengangguran Musiman Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara
sebagai berikut :

1. Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain, dan
2. Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika
menunggu musim tertentu.

Cara Mengatasi Pengangguran Siklus Untuk mengatasi pengangguran jenis ini antara
lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut :

1. Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan

2. Meningkatkan daya beli masyarakat.


INFLASI
Berbagai definisi tentang inflasi telah dikemukakan oleh para ahli. Nanga (2001: 237)
menyatakan bahwa Inflasi adalah suatu gejala di mana tingkat harga umum mengalami kenaikan
secara terus-menerus. Kenaikan tingkat harga umum yang terjadi sekali waktu saja tidaklah dapat
dikatakan sebagai inflasi. Menurut Rahardja (1997: 32) Inflasi adalah kecenderungan dari hargaharga untuk meningkat secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua
barang saja tidak disebut inflasi, tetapi jika kenaikan meluas kepada sebagian besar harga
barang-barang maka hal ini disebut inflasi.
Sementara itu Eachern (2000: 133) menyatakan bahwa Inflasi adalah kenaikan terus-menerus
dalam rata-rata tingkat harga. Jika tingkat harga berfluktuasi, bulan ini naik dan bulan depan
turun, setiap adanya kenaikan kerja tidak berarti sebagai inflasi. Sedangkan Sukirno (2004: 27)
memberikan definisi bahwa Inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam
suatu perekonomian. Selanjutnya BPS (2000: 10) mendefinisikan Inflasi sebagai salah satu
indikator untuk melihat stabilitas ekonomi suatu wilayah atau daerah yang menunjukkan
perkembangan harga barang dan jasa secara umum yang dihitung dari indeks harga konsumen.
Dengan demikian angka inflasi sangat mempengaruhi daya beli masyarakat yang berpenghasilan
tetap, dan di sisi lain juga mempengaruhi besarnya produksi barang.
Berdasarkan berbagai definisi yang telah dikemukakan di atas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa secara umum Inflasi adalah suatu gejala naiknya harga secara terus-menerus
(berkelanjutan) terhadap sejumlah barang. Kenaikan yang sifatnya sementara tidak dikatakan
inflasi dan kenaikan harga terhadap satu jenis komoditi juga tidak dikatakan inflasi.
Beberapa cara untuk menggolongkan Jenis-jenis Inflasi
Penggolongan pertama didasarkan pada parah atau tidaknya inflasi tersebut. Membedakan
beberapa macam inflasi yaitu :

Inflasi Merayap (inflasi yang terjadi sekitar 2-3 persen per tahun)

Inflasi Sederhana (inflasi yang terjadi sekitar 5-8 persen per tahun)

Hiperinflasi (inflasi yang tingkatnya sangat tinggi yang menyebabkan tingkat harga
menjadi dua kali lipat atau lebih dalam tempo satu tahun.

Dilihat dari tingkat keparahannya, Inflasi dapat dipilah dalam tiga kategori :

Inflasi Sedang (Moderate Inflation) Yaitu inflasi yang ditandai dengan harga-harga yang
meningkat secara lambat, dan tidak terlalu menimbulkan distorsi pada pendapatan dan
harga relatif.

Inflasi Ganas (Galloping Inflation) Yaitu inflasi yang mencapai antara dua atau tiga digit
seperti 20, 100 atau 200 persen per tahun dan dapat menimbulkan gangguan-gangguan
serius dalam perekonomian.

Hyperinflasi (Hyperinflation) Yaitu tingkat inflasi yang sangat parah, bisa mencapai
ribuan bahkan milyar persen per tahun, merupakan jenis yang mematikan.

Jenis-jenis Inflasi dilihat dari faktor-faktor penyebab timbulnya Inflasi tersebut

Inflasi tarikan permintaan Inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan
permintaan agregat (AD) yang terlalu besar atau pesat dibandingkan dengan penawaran
atau produksi agregat.

inflasi dorongan biaya Inflasi yang terjadi sebagai akibat adanya kenaikan biaya produksi
yang pesat dibandingkan dengan produktivitas dan efisiensi perusahaan.

Inflasi Struktural Inflasi yang terjadi akibat dari berbagai kendala atau kekakuan
struktural yang menyebabkan penawaran menjadi tidak responsif terhadap permintaan
yang meningkat.

Keterkaitan Pengangguran dengan Inflasi


Dalam indikator ekonomi makro ada tiga hal terutama yang menjadi pokok permasalahan
ekonomi makro. Pertama adalah masalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat
dikategorikan baik jika angka pertumbuhan positif dan bukannya negatif. Kedua adalah masalah
inflasi. Inflasi adalah indikator pergerakan harga-harga barang dan jasa secara umum, yang
secara bersamaan juga berkaitan dengan kemampuan daya beli. Inflasi mencerminkan stabilitas
harga, semakin rendah nilai suatu inflasi berarti semakin besar adanya kecenderungan ke arah
stabilitas harga. Namun masalah inflasi tidak hanya berkaitan dengan melonjaknya harga suatu
barang dan jasa. Inflasi juga sangat berkaitan dengan purchasing power atau daya beli dari
masyarakat. Sedangkan daya beli masyarakat sangat bergantung kepada upah riil. Inflasi
sebenarnya tidak terlalu bermasalah jika kenaikan harga dibarengi dengan kenaikan upah riil.
Masalah ketiga adalah pengangguran. Memang masalah pengangguran telah menjadi momok
yang begitu menakutkan khususnya di negara-negara berkembang seperti di Indonesia. Negara
berkembang seringkali dihadapkan dengan besarnya angka pengangguran karena sempitnya
lapangan pekerjaan dan besarnya jumlah penduduk. Sempitnya lapangan pekerjaan dikarenakan
karena faktor kelangkaan modal untuk berinvestasi. Masalah pengangguran itu sendiri tidak
hanya terjadi di negara-negara berkembang namun juga dialami oleh negara-negara maju.
Namun masalah pengangguran di negara-negara maju jauh lebih mudah terselesaikan daripada di
negara-negara berkembang karena hanya berkaitan dengan pasang surutnya business cycle dan
bukannya karena faktor kelangkaan investasi, masalah ledakan penduduk, ataupun masalah
sosial politik di negara tersebut.
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan sebelumnya dapat ditarik Kesimpulan, bahwa Inflasi menunjukan
tingkat kenaikan harga, sedangkan Pengangguran adalah kesempatan yang timpang yang terjadi
antara angkatan kerja dan kesempatan kerja sehingga sebagian angkatan kerja tidak dapat
melakukan kegiatan kerja.
Inflasi mempunyai keterkaitan terhadap Pengangguran. Tingkat Pengangguran yang rendah akan
menimbulkan masalah Inflasi, sebaliknya bila tingkat Pengangguran tinggi tingkat harga-harga
relatif stabil.
Selain itu, melemahnya daya beli masyarakat akibat kenaikan harga barang (Inflasi), berakibat
pada lemahnya investasi pula, dan akhirnya berdampak pada menambahnya Pengangguran
karena tidak adanya kesempatan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
http://ryansyukra.blogspot.com/2012/05/hubungan-antara-inflasi-dan.html
http://lanimaidiacute.blogspot.com/2012/05/hubungan-inflasi-dan-pengangguran.html
http://dwi-oki.blogspot.com/2012/04/hubungan-antara-pengangguran-dengan.html
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._EKONOMI_DAN_KOPERASI/196302211987032NETI_BUDIWATI/INFLASI_KAITANNYA_DENGAN_PENGANGGURAN_DAN_KESEMP
ATAN_KERJA.pdf
http://shandrakatherine.wordpress.com/tag/makalah-inflasi/

Anda mungkin juga menyukai