Anda di halaman 1dari 15

RANGKUMAN STOELTING BAB 5

BENZODIAZEPIN (BDZ)

PENDAHULUAN
1. BDZ mempunyai 5 efek utama: 1. Anxyolisis
2. Sedasi
3. Anti konvulsan
4. Spinal-cord mediated skeletal muscle relaxation
5. Antegrade amnesia
2. Efek amnesia lebih lama daripada efek sedasi.
3. Efek relaksasi muskuloskeletal tidak cukup untuk pembedahan.
4. Efektif untuk tx insomnia akut tetapi tidak untuk yang kronik.
5. Dibandingkan dengan barbiturate, BDZ:
1. Potensi toleransi lebih kecil
2. Potensi disalahgunakan lebih kecil
3. Lebih aman jika overdosis karena ada antagonis yang spesifik yaitu Flumazenil.
4. Lebih jarang berinteraksi dengan obat lain.
MECHANISM OF ACTION
1. Sebagian besar efek BDZ terjadi karena fasilitasi GABA (neurotransmiter inhibitif utama di
CNS).
2. BDZ tidak mengaktivasi GABA tetapi meningkatkan afinitas reseptor GABA terhadap
GABA.
3. Efek sedasi karena aktivasi subunit alpha-1 reseptor GABA (banyak di korteks serebri,
cortex serebeli dan thalamus)
4. Efek anxyolisis karena aktivasi subunit alpha-2 reseptor GABA (banyak di hipocampus dan
amygdala)
5. Selain BDZ ada obat yang bekerja pada reseptor GABA dengan mekanisme yang berbeda
yaitu: -Barbiturat
-Etomidat
-Propofol
-Neurosteroid
-Alkohol
6. BDZ, barbiturat, dan alkohol saling sinergis untuk inhibisi CNS membahayakan jiwa.
7. BDZ mengurangi cardiac oxygen demand dengan mengurangi Heart Rate dan
memvasodilatasi a. Coronaria jadi BDZ bersifat kardioprotektif selama IMA mekanisme:
mengurangi degradasi adenosin (dengan menginhibisi transporter adenosin) yang
merupakan regulator fungsi jantung yang penting.

EFEK SAMPING
1. Fatique dan drowsiness merupakan efek samping yang paling sering pada penggunaan lama
BDZ.
2. Penggunaan lama tidak mempengaruhi tensi, HR, maupun irama jantung.
3. Hindari penggunaan BDZ pada COPD
4. Gangguan koordinasi motorik dan fungsi kognitif sering terjadi pada penggunaan BDZ
bersama dengan depresan CNS yang lain.
DRUG INTERACTION
1. Sinergis dengan depresan CNS yang lain yaitu:
- alkohol
- obat anestesi dapat mengurangi kebutuhan obat anestesi
- opioid BDZ punya potensiasi efek depresi ventilasi dengan opioid tetapi
sebaliknya justru mengurangi efek analgesi opioid.
- alpha-2 agonis
HYPOTHALAMIC-PITUITARY ADRENAL AXIS
1. BDZ mensupresi hypothalamic-pituitary adrenal axis penurunan kadar kortisol
2. Pada binatang, alprazolam menginhibisi sekresi ACTH dan kortisol bisa untuk terapi
antidepresi.
KETERGANTUNGAN
1. BDZ bisa sebebkan ketergantungan terutama pada penggunaan >6 bulan pada dosis rendah.
2. Tanda-tanda withdrawal : -iritability
-insomnia
-tremulousness
AGING
1. Lorazepam, oxazepam, dan temazepam lebih dipilih untuk usia tua daripada diazepam
karena tidak terbentuk metabolit aktif.
2. Penggunaan lama BDZ bisa mempercepat penurunan fungsi kognitif pada usia tua.
PLATELET AGGREGATION
1. BDZ menginhibisi Platelet-activating factor sehingga akan mencegah agregasi trombosit.

MIDAZOLAM

Larut air
Dibanding diazepam , maka midazolam :
2-3x lebih poten
Afinitas terhadap reseptor GABA 2x diazepam
Efek amnestik lebih poten daripada efek sedatif

Comercial Preparation

Pada pH >4 cincin imidazole tertutup sehingga menjadi larut lemak. Jadi dalam tubuh
manusia midazolam akan larut lemak. Ini disebut pH-dependent ring open phenomenon.
Selama preparasi, midazolam dicampur dengan propylen glycol.
Propylen glycol merupakan venoiritan sehingga penyuntikan selama iv/im akan nyeri.
Midazolam bisa dicampur dengan garam opioid dan antikolinergik dalam bentuk solusio.

Farmakokinetik

Cepat diabsorpsi GIT dan mudah lewat Blood Brain Barrier


Pemberian peroral hanya 50% yang mencapai sirkulasi sistemik karena adanya first pass
effect.
Sebagian besar terikat plasma protein
Karena larut lemak maka :
Efeknya singkat
Lebih mudah dikontrol
Tes fungsi mental kembali normal dalam 4 jam setelah pemberian
Waktu paruh (T1/2) 1-4 jam (diazepam 21-37 jam). Pada orang tua T1/2 meningkat 2x
karena penurunan hepatic blood flow dan penurunan aktivitas enzim hepar.
Volume Distribusi (Vd) mirip dengan diazepam dimana Vd ini akan meningkat pada umur
tua dan obese.
Pada cardiopulmonary bypass akan menurunkan plasma konsentrasi midazolam dan
meningkatkan T1/2

Metabolisme

Midazolam dimetabolisme oleh enzim cyt P-450 menjadi metabolit aktif dan inaktif.
Metabolit aktifnya yaitu :

o 1-hydroxymidazolam (1/2 poten), akan dibersihkan oleh ginjal. Efek akan


kelihatan nyata saat konsentrasi dalam darah meningkat yaitu pada gagal ginjal
setelah diberi infus midazolam dalam waktu lama.
o 4- hydroxymidazolam, tidak terdeteksi dalam plasma.
Metabolisme akan dihambat oleh:
o Cimetidin
o Erytromycin
o Ca hannel blocker
o Antifungal
Fentanyl akan berkompetisi dengan midazolam untuk memakai cyt P-450. Jadi fentanyl
bisa menghambat metabolisme midazolam.
Hepatic clearance midazolam :
o 5x lebih besar daripada lorazepam
o 10x lebih besar daripada diazepam

Renal Clearance
T1/2, Vd, dan clearance tidak dipengaruhi oleh gagal ginjal
EFEK PADA ORGAN
CNS

Midazolam menurunkan CMRO2 (Cerebral Metabolic Oxygen Reguirement) dan CBF


(Cerebral Blod Flow). Efek ini mirip dengan barbiturate dan propofol.
Midazolam tidak mampu memproduksi isoelektrik EEG. Ini menunjukkan adanya ceiling
effect karena penurunan CMRO2.
Menurunkan CBF pada regio tertentu di otak sehingga fungsi arousal, attention dan
kesadaran masih bisa normal
Respon pembuluh darah otak terhadap CO2 tidak dipengaruhi midazolam selama anestesi.
Ada bukti bahwa pasien COB mengalami peningkatan ICP saat diberikan miazolam dalam
waktu cepat dengan dosis 0,15 mg/kg iv.
Meski tidak meningkatkan ICP saat induksi tetapi tidak dapat mencegah peningkatan ICP
saat induksi dan auskultasi.
Efektif untuk mengatasi status epileptikus
Pemberian pada anak yang kritis (4-11) bersama fentanyl
dihubungkan dengan
encephalopathy
Paradoxical excitement terjadi pada <1% pengguna midazolam. Ini diterapi dengan
midazolam.

Ventilation

Penurunan ventilasi sesuai dengan penambahan dosis (dosis midazolam 0,15 mg/kg iv =
0,3 mg/kg iv diazepam)

Pada COPD ventilasi lebih mudah terdepresi.


Transient apnea bisa terjadi setelah injeksi cepat dalam dosis besar (>0.15 mg/kg iv)
apalagi jika ditambah obat premed opioid.
Pada volunteer yang sehat, midazolam sendiri tidak mendepresi ventilasi.
Kombinasi midazolam 0,05 mg/kg iv dan fentanyl 2mcg/kg iv akan berakibat hipoksemia
dan hipoventilasi
Spinal anestesi pada ketinggian T6 merangsang resting ventilasi tapi apabila dikombinasi
dengan midazolam dosis 0,05 atau 0,075 mg/kg iv akan sinergis dan justru mendepresi
resting ventilasi (pada volunteer yang sehat).
Benzodiazepin mendepresi reflex menelan dan mengurangi aktivitas upper airway.

Cardiovascular System

Dosis 0,2 mg/k iv untuk induksi anestesi bisa berakibat:


o Penurunan yang besar terhadap tensi dan HR dibandingkan diazepam 0,5 mg/kg iv
o Efek mirip thiopental 3-4 mg/kg iv
Cardiac Output tidak dipengaruhi oleh midazolam
o Kemungkinan tensi yang turun karena adanya penurunan resistensi vaskuler
o Karena ini benzodiazepin bisa bermanfaat untuk pasien gagal jantung
Midazolam tidak bisa mencegah respon peningkatan tensi dan HR karena intubasi trakea.

Clinical Uses

Midazolam merupakan gol. Benzodiazepin yang paling umum digunakan sebagai obat
premed pada anak, sedasi iv dan induksi anestesi.
Bisa untuk kombinasi maintenance anestesi.
Efektif untuk terapi kejang grand mal akibat obat local anestesi yang lari ke sistemik.

Preoperative Medication

Pada pasien anak, sirup midazolam (2mg/ml) efektif untuk sedasi dan anxiolysis pada dosis
0,25 mg/kg dengan efek minimal pada ventilasi dan saturasi O2, bahkan jika diberikan
pada dosis sampai 1 mg/kg (max 20 mg).
Dosis 05 mg/kg peroral 30 menit sebelum induksi anestesi sudah cukup memberikan efek
sedasi dan anxiolisis pada anak tanpa delayed awakening.
Meskipun direkomendasikan untuk diberikan 20 menit sebelum bedah, ada bukti kalo
anterograde amnesia timbul pada dosis 0,5 mg/kg yang diberikan 10 menit pra bedah.

Sedasi Intravena

Dosis 1-2,5 mg iv (onset dalam waktu 30-60 detik, kadar puncak dalam waktu 3-5 menit
dan durasi 15-8 menit) efektif untuk sedasi selama regional anestesi.
Dibandingkan diazepam, maka midazolam :

Onset lebih cepat


Amnesia lebih besar
Complete recovery tidak lebih cepat
Sedasi post op lebih kecil
Nyeri injeksi lebih kecil
Kejadian trombosis vena lebih kecil

Efek samping terpenting adalah depresi ventilasi karena penurunan hypoxic drive.
Efek depresi ventilasi lebih besar daripada diazeam dan lorazepam:
Dicetuskan (sinergis) dengan opioid dan obat depresan CNS yang lain.
Dicetuskan oleh COPD saat pada dosis sedasi.
Umur makin meningkat maka sensitifitas terhadap efek hipnotik akan makin meningkat.

Induksi Anestesi

Dosis yang diperlukan 0,1-0,2 mg/kg iv, setelah 30-60 detik.


Induksi anestesi dengan thiopental lebih cepat 50-100% daripada midazolam.
Onset terjadinya penurunan kesadaran akan dipercepat fentanyl dosis kecil (50-100mcg iv)
apabila fentanyl diberikan 1-3 menit sebelum midazolam iv.
Dosis diturunkan saat pasien juga mendapat obat depresan CNS yang lain saat premed.
Usia lanjut butuh dosis lebih kecil untuk induksi karena sensitivitas terhadap midazolam
meningkat.
Pada dosis kecil apabila terjadi perubahan hemodinamik yang signifikan, ini disebabkan
karena midazolam menginduksi vasodilatasi perifer bukan karena depresi jantung. Efek
depresi jantung minimal.
Apabila didapatkan depresi kardiovaskular yang disertai depresi ventilasi kemungkinan
besar disebabkan karena kehadiran obat lain seperti propofol dan thiopental.

Maintenance Anestesi

Midazolam bisa menurunkan kebutuhan obat anestesi inhalasi.


Proses recovery obat anestesi menjadi 1-2,5x lebih lama saat induksi menggunakan
midazolam daripada thiopental.
Jarang terjadi nausea, vomiting, dan emergence excitement post op.
Satu jam post op pasien akan sadar penuh (alert) baik yang menggunakan midazola
maupun thiopental.

Sedasi Post Op

Penggunaan iv jangka lama (loading dose 0,5-4 mg iv, maintenance dose 1-7 mg/hr iv)
untuk sedasi pada pasien terintubasi akan meningktkan saturasi midazolam pada jaringan
perifer. Sehingga clearance midazolam menjadi tidak tergantung dari redistribusi obat dari
jaringan perifer tapi lebih tergantung kepada metabolisme hepar.

Akumulasi metabolit aktif dengan penggunaan iv jangka panjang menyebabkan penurunan


konsentrasi midazolam yang lebih lambat yaitu pada infus yang terputus dibandingkan
single injeksi iv.
Opioid pada dosis analgesic akan menurunkan kebutuhan midazolam. Pasien juga akan
lebih cepat bangun saat infus midazolam dihentikan.
Emergence time meningkat pada usia lanjut, obese, dan pasien dengan penyakit liver berat.

Paradoxical Vocal Cord Motion

Suatu kelainan corda vocalis yang bisa menyebabkan obstruksi upper airway dan stridor
yang manifes post op.
Dosis 0,5-1 mg iv efektif untuk tx paradoxical cord motion.

DIAZEPAM

Sangat larut lemak.


Durasi lebih lama daripada diazepam.

Commercial Preparation

Dilarutkan dalam cairan propylen glycol dan sodium benzoat.


Injeksi im/iv nyeri.

Farmakokinetik

Cepat diabsorbsi GIT, kadar puncak dicapai dalam waktu 1 jam pada dewasa, 15-30 menit
pada anak.
Ambilan obat oleh otak cepat, diikuti redistribusi menuju jaringan lemak (Vd besar).
Vd wanita lebih besar daripada pria
Cepat melewati plasenta dan kadar pada fetal bisa sama denga ibu, bahkan kadang lebih
bsar.
Durasi tidak ditentukan oleh ikatan dengan reseptor tapi oleh metabolisme dan eliminasi.

Protein Binding
Ikatan dengan protein plasma kuat sehingga terapi hemodialisis untuk atasi overdosis diazepam
tidak efektif.
Metabolisme

Metabolit ada 3 yaitu:


o Desmetildiazepam, lambat dimetabolisme dan sedikit kurang poten dibandingkan
diazepam, bisa sebabkan drowsiness yang manifes 6-8 jam setelah pemberian
diazepam.
o Oxazepam
o Temazepam, jumlah sedikit.
Bisa terjadi recurrent sedation karena enterohepatic circulation.
Cimetidin bisa menghambat metabolisme diazepam dan desmetildiazepam karena
cimetidin menghambat enzim cytochrom P-450.

Elimination Half Time (T1/2)

Pada orang sehat T1/2 21-37 jam.


Pada pasien sirosis, T1/2 meningkat 5x karena :
o Protein plasma turun Vd meningkat
o Hepatic blood flow turun clearance menurun
Pada usia lanjut T1/2 dan sensitifitas reseptor meningkat.
Hepatic clearance tidak dipengaruhi umur.
T1/2 diazepam lebih lama dari lorazepam tapi durasi lebih pendek karena diazepam
terlepas lebih cepat dari reseptor GABA.
Desmetildiazepam T1/2 48-96 jam.
Penggunaan diazepam jangka lama terjadi prolonged somnolence setelah terapi dihentikan
sehingga butuh waktu 1 minggu atau lebih untuk menghilangkan metabolit2nya karena
menunggu metabolit itu terlepas dari jaringan lemak.

Effect on Organ System

Seperti benzodiazepine yang lain, efek diazepam terhadap ventilasi dan sirkulasi sistemik
adala minimal.
Fungsi liver dan renal tidak terpengaruh.
Tidak meningkatkan insiden nausea dan vomiting.

Kadar dalam plasma tidak dipengaruhi oleh hormon2 stres seperti katekolamin, arginin
vasopressin, dan cortisol.

Ventilation

Peningkatan PaCO2 tidak terjadi sampai dosis 0,2 mg/kg iv.


Peningkatan ringan PaCO2 karena penurunan tidal volume (TV).
Dosis <10 mg iv jarang apnea.
Terjadinya prolong depresi ventilasi sering karena kombinasi dengan opioid, alkohol dan
pada pasien COPD.

Cardiovascular System

Dosis induksi anestesi 0,5-1 mg/kg iv menyebabkan tensi, cardiac output, dan SVR
menurun sedikit (seperti saat sedang tidur).
Bisa terjadi transient depression of baroreceptor-mediated HR response, tapi lebih ringa
dibandingkan obat anestesi inhalasi, dan juga masih bisa diatasi tubuh dengan mekanisme
kompensasi saat terjadi hipovolemik.
Tidak ada efek ke sistem saraf simpatis.
Tidak menyebabkan hipotensi ortostatik.
Insiden dan besarnya penurunan tensi pada diazepam iv lebih kecil dibandingkan barbiturat
iv saat induksi anestesi.
Tapi kadang2 ada pasien yang secara tiba2 mengalami hipotensi meskipun dengan
diazepam dosis kecil.
Kombinasi diazepam dan NO2 setelah induksi tidak dihubungkan dengan kejadian
perubahan kardiovaskuler. Hal inin sangat kontras dibandingkan dengan aat NO2
dikombinasi dengan opioid.
Diazepam 0,125-0,5 mg/kg iv yang diikuti injeksi fentanyl 50 mcg/kg iv bisa terjadi
penurunan SVR dan tensi.

Otot Skelet

Efek muscle relaxan karena aksi diazepam di neuron internuncial medula spinalis.
Tonus otot menurun karena pengaruh obat pada neuron gamma medula spinalis.
Bisa terjadi toleransi terhadap efek muscle relaxan ini.

Overdosis

Pada konsentrasi plasma >1 ng/ml akan terjadi intoksikasi CNS. Dan ini dicapai pada dosis
besar diazepam.
Koma tidak terjadi bila fungsi cardiac dan pulmonar disuport serta tidak ada kehadiran
alkohol.

Clinical Uses

Diazepam masih digunakan untuk:


o Premed pada pasien dewasa
o Tx delirium tremens
o Tx kejang akibat obat lokal anestesi
Efek muscle relaxan dipake untuk:
o Lumbar disc disease
o Tetanus
Tapi untuk sedasi iv dan premed pada anak lebih dipilih midazolam.

Aktivitas Anti Konvulsan

Pada binatang dosis 0,25 mg/kg iv mampu mencegah kejang akibat toksisitas lokal
anestesi.
Dosis 0,1 mg/kg iv efektif untuk :
o Mengurangi kejang karena lidocain
o Deliriums tremens
o Status epilepticus
Efek anti konvulsan karena kemampuan diazepam untuk memfasilitasi neurotransmitter
GABA.
Barbiturat menghambat kejang dengan mendepresi CNS secara non selektif. Tapi
diazepam secara selektif menghambat aktivitasdari limbic system terutama hypocampus.
Diazepam digunakan untuk atasi kejang akut sedangkan untuk maintenance gunakan obat
lain yang long acting seperti fenitoin.

LORAZEPAM

Efek sedasi dan amnestik lebih kuat daripada midazolam dan diazepam.
Efek pada ventilasi, CV dan otot skelet mirip dengan benzodiazepn yang lain.

Farmakokinetik

Dimetabolisme di liver menjadi metabolit inaktif dan disekresi 80% lewat ginjal dalam
bentuk lorazepam glucoronid
T1/2 10-20 jam dan tidak meningkat pada usia lanjut maupun kombinasi dengan cimetidin.
Clearance jauh lebih lambat dari midazolam
Onset lebih lambat daripada diazepam dan midazolam karena kurang larut lemak dan lebih
lambat masuk CNS.

Clinical Uses

Pemberian peroral dan im absorbsinya baik


Peroral, kadar plasma maksimal tercapai dalam waktu 2-4 jam dan kadar terapeutik
bertahan 24-48 jam.
Dosis yang dianjurkan untuk preop 50 mcg/kg, jangan >4 mg. Dengan dosis ini efek
anterograde amnesia berlangsung selama 6 jam, dan sedasi tidak berlebihan.
Karena lamanya durasi loraepam, maka obat ini jarang digunakan untuk premed.
Setelah injeksi iv (1-4 mg) onset tercapai dalam waktu 1-2 menit, kadar puncak 20-30
menit dan durasi efek sedasi berlangsung6-10 jam.
Obesitas akan memperpanjang efek sedatif. Ini menunjukkan bahwa Vd dan T1/2 yang
besar.
Lamanya onset membuat lorazepam jarang digunakan untuk induksi anestesi iv, sedasi iv
selama regional anestesi dan sebagai anti konvulsan.
Seperti diazepa, lorazepam efektif untuk mengurangi reaksi emergensi setelah pemberian
ketamin.
Injeksi lorazepam tidak membuat nyeri dan jarang terjadi trombosis vena.

OXAZEPAM

Merupakan metabolit diazepam


Durasi sedikit lebih cepat dibanding diazepam karena metabolitnya tidak aktif.
T1/2 5-15 jam
Seperti lorazepam, durasi oxazepam tidak dipengaruhi disfungsi hepar atau cimetidin.
Absorps oral relatif lambat sehingga obat ini tidak efektif digunakan untuk insomnia karena
kesulitan untuk memulai tidur. Tapi mungki efektif untuk insomnia karena nightly
awakenings atau total waktu tidur yang singkat.

ALPRAZOLAM

Punya efek yang signifikan untuk sedasi pada pasien dengan primary anxiety atau serangan
panik.
Mungkin merupakan alternatif pengganti midazolam untuk premed
Inhibisi ACTH dan kortisol mugkin lebih kuat dibanding benzodiazepin yang lain.

CLONAZEPAM

Sangat larut lemak


Metabolit aktif dan inaktif ditemui di urin
T1/2 24-48 jam
Efektif untuk mengontrol dan mencegah kejang khususnya mioklonik dan inantile spasme.

FLURAZEPAM

Digunakan khusus untuk tx insomnia


Setelah pemberian 15-30 mg po, efek hipnotik terjadi dalam 15-25 menit dan berlangsung
7-8 jam.
Rapid eye movement dikurangi oleh obat ini.
Metabolit utama adalah desalkylflurazepam yang sifatnya aktif sehinggan bisa
memperpanjang T1/2 dan menyebabkan daytime sedation (hangover).
Pemberian berulang akan menyebabkan sedasi kumulatif.ati2 pada usia lanjut

TEMAZEPAM

Khusus digunakan untuk tx insomnia


Absorpsi oral komplit tapi konsentrasi plasma puncak tercapai 2,5 jam setelah pemberian.
Metabolisme di liver menghasilkan metabolit aktif lemah dan metabolit inaktif yang
dikonjugasi dengan glukoronid.
T1/2 15 jam
Rapid eye movement tidak dikurangi oleh obat ini pada dosis 15-30 mg po

Tidak terjadi toleransi dan withdrawal meskipn digunakan selama 30 hari untuk terapi
insomnia.

TRIAZOLAM

Peroral efektif untuk tx insomnia


Kadar puncak dengan dosis 0,25-0,5 pada dewasa akan tercapai dalam 1 jam.
T1/2 1,7 jam benzodiazepin yang paling short acting
Sedasi kumulatif lebih jarang dibanding yang lain.
Tidak mengurangi rapid eye movement selama tidur
Rebound insomnia bisa terjadi jika penggunaan obat ini dihentikan.
Bisa terjadi anterograde amnesia saat digunakan sebagai tx insomnia ketika travelling
Pada pasien usia lanjut yang sehat, akan terjadi efek yang kuat untuk sedasi dan gangguan
psikomotor jika dibandingkan dengan pasien muda. Efek cenderung karena turunnya
clearance dan tingginya konsentrasi plasma dan bukan kaena peningkatan sensitifitas.
Karena itu dosis pada usia lanjut dikurangi nya.

FLUMAZENIL

Antagonis benzodiazepin yang spesifik.


Mempunyai afinitas yang besar terhadap reseptor BDZ dengan sedikit efek agonis BDZ.
Efektif untuk mengatasi depresi ventilasi yang disebabkan kombinasi BDZ dan opioid.
Dimetabolisme oleh hepar menjadi metabolit yang inaktif.

Dose and Administration

Pemberian secara titrasi untuk mencapai tingkat kesadaran yang diinginkan.


Dosis inisial yang dianjurkan 0,2 mg iv (8-15 mcg/kg iv) yang akan merevers efek depresi
CNS BDZ dalam 2 menit. Jika diperlukan bisa diberikan dosis ulang 0,1 mg iv (sampai
total 1 mg iv) dengan interval 60 detik.

Pada umumnya total dosis 0,3-0,6 mg iv sudah cukup untuk untuk mengurangi efek sedasi
BDZ.
Dosis 0,5-1 mg iv biasanya cukup untuk menghilangkan secara lengkap efek BDZ pada
dosis terapi.
Pada pasien yang tidak sadar karena overdosis obat yang tidak diketahui, kegagalan pada
respon pemberian flumazenil lebih dari 5 mg mungkin karena disebabkan karena
intoksikasi obat lain atau adanya gangguan fungsi organik.
Durasi flumazenil 30-60 menit.
Dosis ulangan yang bisa diberikan untuk memaintaine kesadaran adalah infusi kontinyu
0,1-0,4 mg/jam.
Tidak dianjurkan memberi flumazenil pada pasien yang sedang diterapi obat anti epileptik
untuk mengontrol kejang karena justru akan memicu timbulnya withdrawal seizures.

Side Effect

Penggunaan flumazenil sebagai antagonis BDZ tidak menyebabkan cemas akut, hipertensi,
takikardi, maupun gejala neuroendokrin yang disebabkan respon stres post op.
Fungsi sistolik dan hemodinamik koroner tidak terpengaruhpada pasien PJK yang diterapi
flumazenil.
Flumazenil tidak menurunkan kebutuhan obat anestesi inhalasi.
Dosis yang diberikan 10x dosis yang dianjurkan tidak akan ngefek pada resting ventilasi
atau fungsi psikomotor pada individu sehat.

SHORT-ACTING HYPNOSEDATIVES

Zaleplon, Zolpidem, dan Zopiclone mempunyai aktivitas yang mirip BDZ terhadap
kompleks reseptor GABA.
Sepertinya obat2 ini mempunyai sifat yang lebih selektif terhadap subunit reseptor GABA
tertentu, sehingga lebih efektif untuk tx gangguan tidur dengan efek samping yang lebih
sedikit dibanding BDZ.
Berdasarkan variasi ikatan terhadap subunit reseptor GABA tertentu, maka obat2 ini
mempunyai efek yang berbeda terhadap stadium tidur.
Zaleplon (10 mg po) cepat dieliminasi sehingga timbul efek samping yang lebih sedikit
setelah minum single dose sebelum tidur.
Zolpidem (10 mg po) dan Zopiclon (7,5 mg po) lebih lama dieliminasi sehingga bisa terjadi
prolonged effect. Akibatnya timbul residual sedasi dan efek samping yang mungkin
digunakan untuk tx insomnia yang jarang bangun malam.
Sebaliknya zaleplon lebih baik digunakan untuk pasien yang sulit untuk memulai tidur

Anda mungkin juga menyukai