Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH FILSAFAT ILMU

Disusun oleh :
Mery Nur Fitriani
13308141036
Biologi-B 2013

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016
Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jarak Pagar (Jatropha Curcas L)
Dalam
Menghambat Pertumbuhan Propionibacterium Acnes
Pemanfaatan bahan alam yang berasal dari tumbuhan sebagai obat
tradisional telah lama dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk menangani
berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan
bakunya mudah didapat atau dapat ditanam di pekarangan sendiri, relatif
murah dan dapat diramu sendiri di rumah.
Salah satu tumbuhan yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat adalah
jarak pagar. Tanaman jarak pagar yang termasuk dalam famili Euphorbiaceae,
genus Jatropha (Backer dan Brink, 1965) mempunyai daun yang diduga bisa
digunakan sebagai antibakteri karena mengandung senyawa saponin dan tanin.
Tanaman jarak terbagi menjadi dua yaitu tanaman jarak kepyar (Ricinus
communis L.) dan tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.). Kedua jenis
tanaman jarak ini temasuk kedalam famili Eurphorbiaceae dengan tipe daun
besar dan agak pucat. Tanaman jarak pagar berasal dari Amerika dan umumnya
tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini tumbuh dengan cepat, kuat,
dan tahan terhadap panas, lahan tandus dan berbatu (Duke, 1983).
Jarak pagar berbentuk pohon kecil atau belukar besar dengan tinggi
mencapai 5 meter dan bercabang tidak teratur. Batangnya berkayu, berbentuk

silinder dan bergetah. Tanaman ini mampu hidup sampai berumur lima puluh
tahun dengan diperbanyak melalui biji dan stek. Dari biji yang berkecambah
akan tumbuh 5 akar yaitu sebuah akar tunggang dan empat akar cabang.
Sementara itu bibit yang berasal dari stek tidak mempunyai akar tunggang.
Jarak pagar bisa ditanam di lahan marginal atau lahan kering. Cocok juga untuk
program reboisasi atau penghijauan. Lahan marginal dan kritis biasanya
kekurangan air, sementara jarak pagar tahan terhadap stres air sehingga cocok
ditanam di daerah kekurangan air. Pada musim kemarau jarak pagar akan
menggugurkan daunnya tetapi akarnya tetap mampu menahan air karena itu
jarak pagar disebut tanaman pioner, tanaman penahan erosi dan tanaman yang
dapat mengurangi kecepatan angin (Syah, 2006).
Daun jarak pagar berupa daun tunggal berwarna hijau muda sampai
hijau tua. Daun menjari berbentuk bundar dengan diameter 10-75 cm.
Bunganya tersusun dalam suatu malai yang muncul dari ujung batang atau
cabang. Panjang malai bunga antara 10-40 cm (Staubmann et al.,1997).
Daun jarak mengandung senyawa kimia seperti -sitosterol,
stigmasterol, cholesterol, campesterol, dan 7-keto--sitosterol. Selain itu daun
jarak juga mengandung flavonoid apigenin, vitexsin, dan isovitexsin (Hufford
and Oguntimein, 1987). Komponen bioaktif daun jarak juga dapat berfungsi
sebagai antiplasmodial pada larva nyamuk malaria Plasmodium falciparum
(Kohler et al., 2002).
Mekanisme kerja flavonoid sebagai antibakteri adalah membentuk
senyawa kompleks dengan protein ekstraseluler dan terlarut sehingga dapat
merusak membran sel bakteri dan diikuti dengan keluarnya senyawa
intraseluler (IndoBIC, 2005). Mekanisme kerja saponin sebagai antibaktei
adalah menurunkan tegangan permukaan sehingga mengakibatkan naiknya
permeabilitas atau kebocoran sel dan mengakibatkan senyawa intraseluler akan
keluar (Robinson, 1995). Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri adalah
menghambat enzim reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel
bakteri tidak dapat terbentuk (Robinson, 1995).
Jarak pagar dikenal memiliki banyak kegunaan terutama sebagai
tumbuhan obat tradisional. Daun jarak yang diekstrak dengan petroleum eter

mempunyai aktifitas antiinflamasi (Stubman et al., 1997). Daun jarak yang


direbus sering digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati sakit perut
pada anak-anak dan mengobati radang tenggorokan pada orang dewasa. Daun
jarak juga sering digunakan untuk fumigasi pada kandang untuk memberantas
hama atau serangga (Syah, 2006). Fregbenro-Beyioku et al. (1998)
menambahkan bahwa air getah yang berasal dari daun jarak yang digiling
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus, Bacillus dan
Micrococcus. Pada masa yang akan datang, tanaman Jarak pagar khususnya
biji buah jarak dapat digunakan sebagai bahan untuk pembuatan bahan bakar
alternatif melalui proses destilasi.
Mikroorganisme dapat membahayakan karena mampu menginfeksi dan
menimbulkan penyakit. Mikroorganisme dapat disingkirkan, dihambat atau
dibunuh secara fisik maupun kimia. Zat antibakteri adalah zat yang dapat
mengganggu pertumbuhan atau bahkan mematikan bakteri dengan cara
mengganggu metabolisme mikroba tersebut (Pelezar dan Chan, 1986).
Antibakteri ini hanya digunakan jika mempunyai sifat toksisitas, artinya dapat
membunuh bakteri yang menyebabkan penyakit tetapi tidak beracun bagi
inangnya. Berdasarkan aktivitasnya, zat antibakteri dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu yang memiliki aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan
bakteri) dan yang memiliki aktivitas bakterisidal (membunuh bakteri).
Beberapa zat antibakteri bersifat bakteriostatik pada konsentrasi rendah dan
bakterisidal pada konsentrasi tinggi (Schunack et al., 1990).
Senyawa antibakteri bekerja merusak mikroba dengan berbagai cara,
yaitu merusak dinding sel, merusak membran plasma yang mengakibatkan
terhambatnya pertumbuhan sel atau matinya sel, mendenaturasi protein dan
asam-asam nukleat, menghambat kerja enzim, menghambat sintesis asam
nukleat dan protein. Banyak faktor dan keadaan yang dapat mempengaruhi
kerja antibakteri, antara lain konsentrasi antibakteri, jumlah bakteri, spesies
bakteri, adanya bahan organik, suhu, dan pH lingkungan (Pelezar dan Chan,
1986). Antibakteri alami dapat diperoleh dari senyawa yang terkandung di
dalam tanaman. Senyawa-senyawa ini merupakan metabolit sekunder yang
mungkin dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat.

Propionibacterium

acnes

termasuk

dalam

kelompok

bakteri

Corynebacteria. Bakteri ini termasuk flora normal kulit. Propionibacterium


acnes berperan pada patogenesis jerawat dengan menghasilkan lipase yang
memecah asam lemak bebas dari lipid kulit. Asam lemak ini dapat
mengakibatkan inflamasi jaringan ketika berhubungan dengan sistem imun dan
mendukung terjadinya akne (Burkhart, 2006).
Propionibacterium acnes termasuk bakteri yang tumbuh relatif lambat.
Bakteri ini tipikal bakteri anaerob gram positif yang toleran terhadap udara.
Genome dari bakteri ini telah dirangkai dan sebuah penelitian menunjukkan
beberapa gen yang dapat menghasilkan enzim untuk meluruhkan kulit dan
protein, yang mungkin immunogenic (mengaktifkan sistem kekebalan tubuh)
(Jawetz, E dkk, 1986).
Pratiwi (2008) dalam bukunya Mikrobiologi Farmasi halaman 22-24
menyatakan bahwa ciri-ciri penting dari bakteri Propionibacterium acnes
adalah berbentuk batang tak teratur yang terlihat pada pewarnaan gram positif.
Bakteri ini dapat tumbuh di udara dan tidak menghasilkan endospora. Bakteri
ini dapat berbentuk filamen bercabang atau campuran antara bentuk
batang/filamen dengan bentuk kokoid. Propionibacterium acnes memerlukan
oksigen mulai dari aerob atau anaerob fakultatif sampai ke mikroerofilik atau
anaerob. Beberapa bersifat patogen untuk hewan dan tanaman.
Akne terjadi ketika lubang kecil pada permukaan kulit yang disebut
pori-pori tersumbat. Pori-pori merupakan lubang bagi saluran yang disebut
folikel, yang mengandung rambut dan kelenjar minyak. Biasanya, kelenjar
minyak membantu menjaga kelembaban kulit dan mengangkat sel kulit mati
(Burkhart, 2006). Ketika kelenjar minyak memproduksi terlalu banyak minyak,
pori-pori akan banyak menimbun kotoran dan juga mengandung bakteri.
Mekanisme terjadinya jerawat adalah bakteri Propionibacterium acnes
merusak stratum corneum dan stratum germinat dengan cara menyekresikan
bahan kimia yang menghancurkan dinding pori. Kondisi ini dapat
menyebabkan inflamasi. Asam lemak dan minyak kulit tersumbat dan
mengeras. Jika jerawat disentuh maka inflamasi akan meluas sehingga padatan

asam lemak dan minyak kulit yang mengeras akan membesar (Jawetz, E dkk,
1986).
Berdasarkan prevalensi yang telah diuraikan di atas dapat ditarik
kesimpulan sementara (hipotesis) bahwa pemberian ekstrak daun jarak pagar
(Jatropha curcas L) dapat menghambat pertumbuhan

Propionibacterium

acnes. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun jarak pagar (Jatropha
curcas L) dalam menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes.
DAFTAR PUSTAKA
Backer, C.A., dan Brink, R.C.B.V.D. 1965. Flora of Java, Vol.II, N.V.P.
Norrdhoff, Gonogen, Netherlands.
Indonesian Biotechnology Information Centre (IndoBIC). 2005. Senyawa
Antimikroba Dari Tanaman, http://indobic.or.Id/berita detail.php?
idberita=124 diakses pada tanggal 11 November 2015.
Jawetz, E., Melnick, L.J., dan Adelberg, A.E. 1986. Mikrobiologi Untuk Profesi
Kesehatan, diterjemahkan oleh Tonang, Edisi 16, Jilid 2, 288, EGC, Jakarta.
Nikken Rima Oktavia. 2014. Effectivity of Several Antiacne Facial Wash Against
Propionibacterium acnes. Medical Education Study Program, UIN Jakarta.
Pratiwi, S. T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : Penerbit Airlangga. Hal 2224, 188-189.
Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, diterjemahkan oleh
Kosasih, P., Edisi Keenam, 72, 157, 198, ITB, Bandung.
Santoso, S. 2005. Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 12, 332,
409, 430, 451, PT.Elex Media Komputindo, Jakarta.
Sisunandar, Julianto, T., dan Yulia, D. 2002. Senyawa Antibakteri Pada Jarak Cina
dalam Proceding Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia XXII,
Purwokerto.
TD Wilkins, et al. Standardized Single-Disc Method for Antibiotic Susceptibility
Testing of Anaerobic Bacteria. AMJ Clin Pathol. 1972, p.451-459. Diunduh
pada 21/11//2015 source: http://aac.asm.org.

Anda mungkin juga menyukai