TUGAS
Oleh:
Kelompok 10
Oleh:
Imelda Fitrah, S.Kep.
Putri Mareta Hertika, S.Kep.
Desi Rahmawati, S.Kep.
Alfun Hidayatulloh, S.Kep.
NIM 082311101033
NIM 122311101014
NIM 122311101021
NIM 122311101047
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Analisa Situasi
Fraktur memegang proporsi terbesar penyebab trauma atau cedera, dapat
terjadi pada semua tingkat usia dan dapat menimbulkan perubahan yang
signifikan pada kualitas hidup individu. Perubahan yang ditimbulkan diantaranya
terbatasnya aktivitas, karena rasa nyeri akibat tergeseknya saraf motorik dan
sensorik, pada luka fraktur. Rasa nyeri yang dialami pasien, membuat pasien takut
untuk menggerakkan ekstremitas yang cedera, sehingga pasien cenderung untuk
tetap berbaring lama, membiarkan tubuh tetap kaku (Smeltzer & Bare, 2009).
Individu yang membatasi pergerakannya (immobilisasi), akan menyebabkan tidak
stabilnya pergerakan sendi, terjadinya atropi otot dalam 4 6 hari (Maher,
Salmond & Pellino, 2002).
Immobilisasi (bed rest) yang lama, akan merangsang atropi otot skeletal.
Menurunnya kekuatan otot sejumlah 1- 1.5 % perhari selama periode
immobilisasi dan sampai 5.5 % perhari jika immobilisasi karena pemasangan gips
atau fraktur (Honkanen, et al 1997, Thorn, et al, 2001). Penelitian sebelumnya
diketahui bahwa setelah periode pendek yaitu 10 (sepuluh) hari otot tidak diberi
beban atau bed rest, maka hasilnya 4 (empat) hari pertama terjadi penurunan
kekuatan otot untuk menahan beban (Berg & Tesch, 1996) dan setelah 6 minggu
bed rest, hampir setengah dari kekuatan otot menurun (Berg et al, 1996).
Berdasarkan bebrapa pemaparan diatas dapat diketahui bahwa atropiotot
skeletal dapat beresiko tinggi terjadi pada klien yang menjalani post operasi
fraktur akibat imobilisasi (bed rest) yang lama. Beberapa cara dapat digunakan
untuk mencegah terjadinya atropi otot skeletal. Salah satu cara untuk mencegah
atropi skleletal adalah dengan melakukan Latihan rengang gerak atau yang biasa
disebut Range of Motion (ROM). Range of Motion adalah latihan yang dilakukan
untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan
menggerakkan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa
otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005). Melakukan ROM sedini mungkin dapat
mencegah berbagai komplikasi seperti nyeri karena tekanan, kontraktur,
tromboplebitis, dekubitus, sehingga penting dilakukan rutin dan kontinu (Hudak
& Gallo, 1996). Untuk itulah latihan rentang gerak sangat diperlukan bagi pasien
post operasi muskulosekletal.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di ruangan Seruni didapatkan
sebagian besar pasien mengalami fraktur pada ektremitas. Beberapa diantara
mengalami pembengkakan serta nyeri. Hal tersebut dapat terjadi karena pasien
kurang melakukan gerak. Berdasarkan pemmaparan tersebut makan dapat
disimpulkan bahwa pemberian latihan rentang gerak penting diberikan pada
pasien post operasi di Ruang Seruni RSD dr. Soebandi Jember.
1.2 Perumusan Masalah
Bagaimanakah pelaksanaan latihann rentang gerak pada pasien post operasi di
di Ruang Seruni RSD dr. Soebandi Jember?
BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT
2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan pendidikan kesehatan ini bertujuan untuk memberi pengetahuan
terkait latihan rentang gerak pada pasien post operasi.
2.1.2 Tujuan Khusus
a. Keluarga pasien mengetahui pentingnya latihan rentang gerak pada
pasien post operasi
b. Keluarga pasien mampu mendemonstrasikan latihan rentang gerak
pada pasien post operasi
1.2 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari kegiatan latihan rentang gerak antara
lain:
c. Menambah pengetahuan pada pasien dan keluarga terkait latihan
rentang gerak pada pasien post operasi
Khalayak sasaran pada kegiatan pendidikan kesehatan ini yaitu pasien dan
keluarga pasien
4.3 Metode yang Digunakan
1. Jenis model pembelajaran :
2. Landasan teori :
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Mengajukan masalah
c. Mengidentifikasi pilihan tindakan
d. memberi komentar
e. Menetapkan tindak lanjut
: Sasaran
: Pemateri
DAFTAR PUSTAKA
Maher, Salmond & Pellino. 2002. Low Back Syndrome. Philadelpia. FA Davis
Company
Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, dan Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata
Komalasari,dkk. Jakarta:EGC
Sjamsuhidajat, R. dan De Jong W. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC
Smeltzer, S. & Bare,B.G (2009). Textbook of Medical Surgical Nursing, 9th,
Philadelphia, Lippincot
Suriadi. 2004. Perawatan Luka. Cetakan ke I. Jakarta. CV Sagung Seto
Tesch PA, Berg HE, Bring D, Evans HJ, Leblanc AD (2005). Evects of 17-day
spaceXight on knee extensor muscle function and size. Eur J Appl
Physiol
https://www.researchgate.net/publication/6614768_Hip_thigh_and_calf_
muscle_atrophy_and_bone_loss_after_5-week_bedrest_inactivity.
Diakses pada 03 Januari 2017
Daftar Lampiran :
1. Lampiran 1 : Berita Acara
2. Lampiran 2: Daftar Hadir
3. Lampiran 3: SAP
4. Lampiran 4: SOP
5. Lampiran 5: Materi
6. Lampiran 6: Leaflet
Jember, 6 Januari 2016
Pemateri
Kelompok 10
UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2016/2017
Pada hari ini, tanggal 06 Bulan Januari tahun 2016 jam 08.00 s/d 09.00 WIB
bertempat di Ruang Seruni RSD dr. Soebandi Jember telah dilaksanakan Kegiatan
Pendidikan Kesehatan Latihan Rentang Gerak oleh Mahasiswa Program Profesi
Ners Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh ....
terlampir)
(..)
NIP
UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2016/2017
DAFTAR HADIR
Pada hari ini, tanggal 6 Januari tahun 2017 jam 08.00 s/d 09.00 WIB bertempat
Ruang Seruni RSD dr. Soebandi Jember telah dilaksanakan Kegiatan Pendidikan
Kesehatan Latihan Rentang Gerak oleh Mahasiswa Program Profesi Ners
Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh . orang (daftar hadir terlampir)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Nama
Alamat
TTD
(..)
NIP
Lampiran 3
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik/materi :Latihan Rentang Gerak
Sasaran
Waktu
: 08.00-09.00WIB
1. Standar Kompetensi
Setelah dijelaskan tentang pemenuhuahan nutrisi, sasaran akan dapat
mengerti dan memahami tentang latihan rentang gerak untuk pasien post
operasi
2. Kompetensi Dasar
Setelah dijelaskan pentingnya pemenuhan nutris selama 45menit sasaran akan
mampu :
a. Menjelaskan tentang pengertian latihan rentang gerak
b. Menjelaskan tentang manfaat latihan rentang gerak
c. Menjelaskan tentang langkah-langkah latihan rentang gerak
3. Pokok Bahasan
Latihan rentang gerak pada pasien post operasi
4. Subpokok Bahasan
a. Pengertian latihan rentang gerak
b. Manfaat latihan rentang gerak
c. Langkah-langkah latihan rentang gerak
5. Waktu
1x45 menit
6. Bahan/ Alat yang digunakan
a. Leaflet
7. Model Pembelajaran
a. Jenis Model Pembelajaran
b. Landasan Teori
: Diskusi
c. Landasan Pokok
b. Menagajukan masalah
c. Mengidentifikasi pilihan tindakan
d. Memberi komentar
e. Menetapkan tindak lanjut
8. Persiapan
Mahasiswa menyiapkan materi terkait nutrisi, menyiapkan ruangn untuk
diskusi, menyiapakan alat-alat penunjang pendidikan kesehatan.
9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan
Proses
Pembukaan
Tindakan
Kegiatan Penyuluh
1. Salam pembuka
Waktu
Kegiatan Peserta
Kegiatan peserta
5 menit
Memperhatikan,
30 menit
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan umum
Pelaksanaan
materi
tentang :
menanggapi
a. Pengertian
rentang gerak
b. Manfaat
latihan
rentang gerak
c. Langkah-langkah
latihan
rentang
gerak
Diskusi / Evaluasi
1. Menyimpulkan
materi Memperhatikan
dan menanggapi
2. Mengevaluasi
hasil
pendidikan kesehatan
3. Memberikan
tentang
latihan
gerak
4. Salam penutup
10. Evaluasi
Jawablah pertanyaan ini dengan tepat
a. Apakah atihan rentang gerak?
Leaflet
rentang
10 menit
Lampiran 5: Materi
LATIHAN RENTANG GERAK PADA PASIEN POST OPERASI
1. Definisi
Latihan rentang gerak atau range of motion (ROM) adalah latihan dengan
menggerakkan semua persendian sehingga mencapai rentangan penuh tanpa
menyebabkan rasa nyeri
2.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
a. Letakkan satu tangan di bawah lutut responden dan tangan yang lainnya di
telapak kaki responden.
b. Angkat kaki dan putar kaki ke dalam dan keluar.
c. Ulangi latihan kurang lebih sampai 3 kali.
P. Dorsofleksi pergelangan kaki
a. Letakkan satu tangan di bawah tumit responden dan tangan lainnya di
kaki responden.
b. Tekan telapak kaki pasien dengan menggunakan lengan bawah peneliti.
Leaflet 6