Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Permasalahan Teknis dan Non Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


Permasalahan di sebuah proyek merupakan sebuah kenyataan dimana
perencanaan tidak sesuai dengan pelaksanaan. Permasalahan yang timbul di
dalam pekerjaan proyek ini merupakan masalah yang selalu terjadi pada
sebuah proyek.
Permasalahan di proyek berkenaan dengan hambatan pelaksanaan
pekerjaan baik permasalahan teknis maupun non teknis. Permasalahan teknis
adalah permasalahan yang diakibatkan oleh kesalahan atau hambatan yang
timbul dalam melaksanakan pekerjaan terutama yang berkaitan dengan objek
pekerjaan

itu

sendiri.

Sedangkan

permasalahan

non

teknis

adalah

permasalahan yang timbul dari faktor luar atau dari lingkungan yang erat
hubunganya dengan pelaksanaan proyek tersebut.
Permasalahan tersebut dapat terjadi karena pelaksanaan melenceng
dari perencanaan, kurangnya pengawasan terhadap suatu pekerjaan, pekerjaan
tidak disertai dengan pengendalian waktu, mutu, biaya, dan lain-lain.
Kesalahankesalahan teknis yang terjadi akan berdampak besar pada
pelaksanaan pekerjaan proyek kedepannya. Permasalahan-permasalahan yang
terjadi di lapangan di antaranya :
1. Permasalahan Pekerjaan Lantai Keramik
a. Permasalahan Teknis Pekerjaan Lantai Keramik Pembahasan
Permasalahan yang terjadi pada pekerjaan lantai keramik di
lantai 1,2 dan 3 di bangunan Mall @23 Paskal yaitu terkait
pemasangan keramik. Pada pekerjaan tersebut ada beberapa faktor
yang dapat menyebabkan terjadinya permasalahan. Pertama, lantai
kerja untuk pemasangan keramik di lantai 1,2 dan 3 tidak dibersihkan
terlebih dahulu dari sisa bongkaran dan sampah. Hal ini dapat
mengakibatkan terjadinya poving lantai yang membuat lantai keramik
yang sudah dipasang akan mengembung kembali dan dapat menjadi
pecah.

49

Gambar 4.1 Lantai kerja pemasangan keramik lantai 5


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

Gambar 4.2 Lantai kerja pemasangan keramik lantai 5


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

Permasalahan kedua, pada pasir urug di lantai kerja koridor


lantai 5 tidak sesuai dengan syarat pekerjaan, ketebalan pasir yang
direncanakan +-5cm di perencanaan menjadi 2-3 cm pada
pelaksanaan di lapangan.
Permasalahan ketiga adalah mekanisme pemasangan keramik,
keramik dipasang bersamaan dengan pemasangan rangka plafon. Hal
tersebut dapat menyebabkan keramik yang belum kering dan padat

50

terinjak-injak

kembali

sehingga

bisa

mengakibatkan

keramik

bergeser.

Gambar 4.3 Pemasangan Keramik dan Scaffolding untuk pemasangan Rangka Plafond
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

Gambar 4.4 Lantai Keramik yang Kotor Akibat Pekerjaan Lain


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

Permasalahan keempat adalah lantai keramik yang sudah


selesai terinjak-injak dan kotor dikarenakan pada lantai terdapat alat
dan bahan untuk finishing dinding entrance lift.
b. Pembahasan

51

Permasalahan lantai kerja pemasangan keramik di atas terjadi


akibat peil lantai dari plat lantai 3 ke lantai 4 terlalu tinggi dan tidak
sesuai rencana kerja, oleh karena itu untuk meminimalisir terjadinya
penambahan

biaya

akibat

penambahan

pasir

urug

pelaksana

menggunakan bekas bongkaran untuk lantai kerja pemasangan


keramik.
Untuk sampah yang terdapat di lantai kerja itu disebabkan
karena tukang yang membuang sampah disekitar tempat kerjanya
seperti bungkus rokok dan plastik makanan. Namun hal itu dapat
menyebabkan

masalah

yang

lain

pada

suatu

hari

seperti

mengembungnya keramik akibat udara yang terperangkap. Solusi


untuk masalah sampah adalah disediakan tempat sampah sementara
per lantai.
Pemasangan

lantai

keramik

yang

bersamaan

dengan

pemasangan rangka plafond adalah mekanisme yang kurang tepat.


Sebaiknya untuk finishing arsitektur menggunakan cara top down.
Penyelesaian dari bagian atas, setelah itu lanjut ke bagian bawah.
2. Pekerjaan Plafond
a. Permasalahan Teknis Pekerjaan Plafond
Permasalahan teknis pada pekerjaan plafond berada di leveling
plafond, perencanaan dan pelaksanaan ada perbedaan. Pelaksanaan
pekerjaan plafond di koridor tidak dapat dilaksanakan pada level
ketinggian seperti yang terdapat di gambar kerja karena terhalang
utilitas di atasnya.

Gambar 4.5 Rangka Plafond Yang Belum Terpasang Karena Terhalang Utilitas
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

b. Pembahasan

52

Pemasangan plafond untuk koridor lantai 4 tidak dapat


dilaksanakan sesuai rencana level ketinggiannya karena akan
bertabrakan dengan utilitas di atasnya. Hal itu dapat menyebabkan
pemasangan penutup plafond menjadi sulit.

Penurunan level ketinggian plafon yang


direncanakan sejajar dengan ruang kelas

Gambar 4.6 Plafon Koridor lantai 4 yang Diturunkan Level Ketinggiannya


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

Solusi yang tepat untuk mengatasi hal yang telah dijelaskan di


atas maka solusi yang tepat adalah menurunkan level ketinggian
plafond tersebut beberapa centimeter agar pemasangan penutup
plafond menjadi lebih mudah.
3. Pekerjaan Pengecatan Dinding Dalam
a. Permasalahan Teknis Pekerjaan Pengecatan Dinding Dalam
Cat lapisan terakhir (sudah finish) lantai 4 dilakukan sebelum
kusen dipasang, akibatnya ketika kusen sudah dipasang ada dinding
yang sudah finish rusak kembali akibat pekerjaan yang kurang hatihati.

53

Gambar 4.7. Dinding yang Rusak Setelah Pemasangan Kusen


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

b. Pembahasan
Dinding mengalami kerusakan padahal cat dinding tersebut
merupakan cat finishing, hal ini disebabkan karena cat finishing
dilakukan ketika kusen belum dipasang. Oleh karena itu, perlu adanya
pekerjaan tambahan untuk memperbaiki dinding tersebut. Solusinya,
semen putih bisa digunakan untuk melapisi dinding yang rusak.
B. Permasalahan Non Teknis
Beberapa permasalahan yang terjadi di proyek sangat berpengaruh
dan

berdampak

besar

adalah

kesalahankesalahan

non

teknis.

Permasalahan non teknis yang terjadi di lapangan diantaranya sebagai


berikut :
1. Faktor Keselamatan Pekerja
Mayoritas pekerja belum memakai perlengkapan lapangan yang
bisa melindungi tubuh saat bekerja seperti helm, sepatu dan kemeja
lapangan.

54

Gambar 4.8 Keselamatan Pekerja yang diabaikan


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

Gambar di atas menunjukkan pekerja yang tidak memerhatikan


keselamatan kerja, ada yang tidak menggunakan sepatu safety boot,
tidak menggunakan helm, dan sebagainya.
2. Faktor Kurangnya Tenaga Kerja
Kurangnya tenaga kerja dapat berpengaruh tehadap kuantitas
suatu pekerjaan, apalagi tenaga kerja yang kurang adalah tenaga kerja
ahli. Kurangnya tenaga kerja sendiri dapat dilihat di lantai 4 dimana
kusen terlambat dipasang karena tenaga untuk fabrikasi kusen di lantai
4 mengalami kekurangan. Akhirnya, kusen terlambat dipasang.
3. Faktor Keterlambatan Material
Faktor ini sangat berpengaruh terhadap progress pekerjaan
lapangan karena jika material yang dibutuhkan tidak datang tepat
waktu maka pekerjaan tidak akan selesai pada waktunya.
Pengadaan material di proyek sendiri memiliki bobot yang
cukup tinggi dalam progress pekerjaan di lapangan.

55

Selain masalah non-teknis yang disebutkan di atas, terdapat


pula masalah teknis lainnya diantaranya:
1. Perubahan gambar antara di lapangan dan shop drawing terhambat
karena revisi gambar.
2. Terjadi beberapa kecelakaan kecil seperti terkantuk besi ataupun
teriris benda tajam saat pelaksanaan pekerjaan karena minimnya
perlengkapan keselamatan pekerja.
3. Para pekerja yang tidak memenuhi standar, sehingga yang terlihat
dilapangan yaitu:
a) Para pekerja banyak mengobrol pada saat melakukan
pekerjaan.
b) Para pekerja yang bersantai di jam kerja
c) Para pekerja mengabaikan K-3
Dari setiap permasalahan yang terjadi selama proyek Gedung FPEB
UPI ini, pihak pelaksana menentukan strategi-strategi untuk menyelesaikan
permasalahan yang terjadi di lapangan, strategi yang diambil untuk
menyelesaikan permasalan tersebut antara lain, yaitu :
1.
Pengecekan stok material sehingga, dalam periode tertentu stok
material dapat segera didatangkan.
2.
Tenaga kerja ditambah untuk mengejar schedule
3.
Melakukan koordinasi antara pelaksana, mandor, dan pekerja

56

Anda mungkin juga menyukai