Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gangguan napas saat tidur (Obstruktive Sleep Apnea, OSA) adalah
sekelompok gangguan yang ditandai dengan kesulitan bernapas saat tidur. OSA
diakibatkan karena penyempitan sebagian ataupun seluruhnya dari tenggorokan
yang dapat menyebabkan henti napas 10 sampai 20 detik atau beberapa kali dalam
satu malam (Lam et al., 2010) . Gangguan napas saat tidur berhubungan dengan
penurunan kualitas hidup dan dapat memicu timbulnya sejumlah penyakit
berbahaya seperti meningkatkan risiko dua kali terkena hipertensi, jantung
koroner, stroke pada usia muda, disfungsi seksual, bahkan kematian mendadak
(Boese et al.,2014).
Diperkirakan lebih dari 12 juta orang dewasa memiliki gangguan napas
saat tidur. OSA lebih sering terjadi pada laki-laki dengan 1 dari 25 laki-laki
setengah baya menderita OSA dibandingkan 1 dari 50 wanita setengah baya.
Prevalensi OSA meningkat setidaknya 1 dari 10 orang yang berusia di atas 60
tahun (American Lung Association, 2010).
Rinitis alergi adalah salah satu penyakit akibat manifestasi reaksi
hipersensitivitas tipe I yang diperantarai oleh immunoglobulin E dengan mukosa
hidung sebagai sasaran utama (Jimenez et al., 2012). Pada rinitis alergi dapat
ditemui gejala hidung gatal, bersin-bersin, rinorea dan obstruksi hidung (Irawati
et al., 2007).
Rinitis alergi merupakan masalah kesehatan yang sangat biasa terjadi.
Prevalensi rinitis alergi di Amerika lebih dari 20- 40 juta, kira-kira 26% pada
1

popoulasi di Inggris, dan 10-25 % pada populasi dunia. Prevalensi di Eropa


sekitar 10-15 %, di Thailand sekitar 20%, di Jepang sekitar 10% dan di New
Zealand 25% (Storms, 2007). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Reinhard dkk yang dilakukan di RSU Prof.Dr. R.D Kandau Manado didapatkan
jumlah kasus rinitis alergi terbanyak pada kelompok umur 20-30 tahun yaitu
23,92% dari jumlah (Reinhard et al, 2013).
Rinitis alergi merupakan penyakit yang sangat mengganggu dikarenakan
gejalanya dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup penderitanya. Penyakit ini
dapat mengganggu kualitas tidur penderitanya, selain membutuhkan biaya
pengobatan yang relatif mahal, masalah emosi dan gangguan pada sosial, juga
bersifat rekuren, kronis dan progresif. Penyakit ini selain merugikan penderita
secara pribadi, namun juga akan merugikan individu sebagai sumber daya
manusia (Rimmer dan Hellgren, 2012).
Hubungan antar Rinitis alergi dengan Obstructive Sleep Apnea didapatkan
bahwa dalam penderita Rinitis alergi mempunyai risiko yang lebih tinggi terkena
Obstructive Sleep Apnea karena pada Rinitis alergi terjadi penyumbatan hidung
yang menyebabkan sumbatan jalan napas atas yang terjadi secara berulang
sehingga aliran udara ke paru-paru menjadi terhambat (Storms., 2008)
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas maka penulis melakukan penelitian
tentang hubungan Rinitis alergi dengan Obstructive Sleep Apnea (OSA).

1.2 Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan Rinitis alergi dengan Obstructive Sleep


Apnea Pada Mahasiswa FK UMM angkatan 2011-2012.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan Rinitis alergi dengan Obstruktive Sleep
Apnea pada Mahasiswa FK UMM angkatan 2011-2012.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui distribusi jenis kelamin Rinitis alergi

pada

Mahasiswa FK UMM 2011-2012


2. Untuk mengetahui insiden Rinitis alergi dengan Obstruktif Sleep
Apnea pada Mahasiswa FK UMM angkatan 2011-2012.
3. Untuk mengetahui kelompok distribusi gejala klinis Rinitis alergi
pada Obstructive Sleep Apnea pada Mahasiswa FK UMM angkatan
2011-2012
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Klinis
Memberikan informasi tentang hubungan Rinitis alergi dengan
Obstructive Sleep Apnea.
1.4.2 Manfaat Akademis
1. Menambah wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan kedokteran.
2. Sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan
dengan hubungan Rinitis alergi dengan Obstruktif Sleep Apnea.
1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi bagi
masyarakat

sehingga

dapat

meningkatkan

kewaspadaan

terjadinya

Obstructive Sleep Apnea pada penderita Rinitis Alergi sehingga dapat


menghindari faktor pemicu Rinitis alergi.

Anda mungkin juga menyukai

  • EKGDasar
    EKGDasar
    Dokumen85 halaman
    EKGDasar
    BenedictaAdrianaArumBestari
    100% (1)
  • Tugas Presentasi Demam Berdarah 1
    Tugas Presentasi Demam Berdarah 1
    Dokumen17 halaman
    Tugas Presentasi Demam Berdarah 1
    Altama L. Sidarta
    Belum ada peringkat
  • Emergency Medicines With IV Line 1
    Emergency Medicines With IV Line 1
    Dokumen12 halaman
    Emergency Medicines With IV Line 1
    Rani Wulandari
    Belum ada peringkat
  • INTOKSI ALKOHOL
    INTOKSI ALKOHOL
    Dokumen34 halaman
    INTOKSI ALKOHOL
    Mohammad Zianuddin
    Belum ada peringkat
  • Borang
    Borang
    Dokumen75 halaman
    Borang
    camila anis
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen4 halaman
    Bab 1
    Mohammad Zianuddin
    Belum ada peringkat
  • Status KK M Zianuddin Metabolik
    Status KK M Zianuddin Metabolik
    Dokumen17 halaman
    Status KK M Zianuddin Metabolik
    Mohammad Zianuddin
    Belum ada peringkat
  • Minipro DR - Ika
    Minipro DR - Ika
    Dokumen34 halaman
    Minipro DR - Ika
    Mohammad Zianuddin
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Mohammad Zianuddin
    Belum ada peringkat
  • Kokain Digunakan Gangguan Pada Orang Dewasa
    Kokain Digunakan Gangguan Pada Orang Dewasa
    Dokumen19 halaman
    Kokain Digunakan Gangguan Pada Orang Dewasa
    Mohammad Zianuddin
    Belum ada peringkat
  • Hearing Loss
    Hearing Loss
    Dokumen5 halaman
    Hearing Loss
    Mohammad Zianuddin
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Reading Tugas 2
    Jurnal Reading Tugas 2
    Dokumen5 halaman
    Jurnal Reading Tugas 2
    Mohammad Zianuddin
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen4 halaman
    Bab 2
    Mohammad Zianuddin
    Belum ada peringkat
  • Tujuan Diet Leaflet
    Tujuan Diet Leaflet
    Dokumen2 halaman
    Tujuan Diet Leaflet
    Mohammad Zianuddin
    Belum ada peringkat
  • Jurding Mata
    Jurding Mata
    Dokumen16 halaman
    Jurding Mata
    Intan Firdaus
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Kel
    Lapsus Kel
    Dokumen4 halaman
    Lapsus Kel
    Mohammad Zianuddin
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Dalam Memory
    Gangguan Dalam Memory
    Dokumen4 halaman
    Gangguan Dalam Memory
    Mohammad Zianuddin
    Belum ada peringkat
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Dokumen1 halaman
    Penda Hulu An
    Mohammad Zianuddin
    Belum ada peringkat
  • DM Gestasional
    DM Gestasional
    Dokumen5 halaman
    DM Gestasional
    Mohammad Zianuddin
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    Mohammad Zianuddin
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Mohammad Zianuddin
    Belum ada peringkat
  • Bab III Edit
    Bab III Edit
    Dokumen7 halaman
    Bab III Edit
    Mohammad Zianuddin
    Belum ada peringkat
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Dokumen1 halaman
    Penda Hulu An
    Mohammad Zianuddin
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen1 halaman
    Bab Iv
    Mohammad Zianuddin
    Belum ada peringkat
  • Patofisiologi Anemia Defisiensi Besi
    Patofisiologi Anemia Defisiensi Besi
    Dokumen5 halaman
    Patofisiologi Anemia Defisiensi Besi
    Mohammad Zianuddin
    Belum ada peringkat
  • Jurding Mata
    Jurding Mata
    Dokumen16 halaman
    Jurding Mata
    Intan Firdaus
    Belum ada peringkat
  • Jurding DR Fajar 6.2
    Jurding DR Fajar 6.2
    Dokumen13 halaman
    Jurding DR Fajar 6.2
    Mohammad Zianuddin
    Belum ada peringkat
  • ZIA LO Ppok
    ZIA LO Ppok
    Dokumen10 halaman
    ZIA LO Ppok
    Mohammad Zianuddin
    Belum ada peringkat
  • BAB II N
    BAB II N
    Dokumen12 halaman
    BAB II N
    Mohammad Zianuddin
    Belum ada peringkat