OLEH :
KELOMPOK 4
I Gusti Agung Ayu Cahyaningrum Ananta
P07124214 017
P07124214 022
P07124214 025
P07124214 028
P07124214 040
P07124214 043
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat-Nya lah, makalah yang berjudul Kehamilan dengan Penyakit Gangguan
Jiwa ini dapat kami selesaikan. Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari
bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman judul...................................................................................................... i
Kata Pengantar..................................................................................................... ii
Daftar Isi.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................... 2
C. Tujuan.............................................................................................................. 2
D. Manfaat........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Stadar Penanganan Kegawatdaruratan Maternal ............................................ 3
BAB III PENUTUP
A. Simpulan..........................................................................................................11
B. Saran................................................................................................................ 11
Daftar Pustaka...................................................................................................... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kehamilan adalah tahap utama perkembangan kehidupan perempuan.
Kehamilan dapat membawa kegembiraan dan sebaliknya merupakan peristiwa
yang penuh dengan tekanan dan tantangan. Perubahan psikis yang terjadi selama
kehamilan sangat menentukan. Masalah kehamilan merupakan episode dramatis
terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita
yang pernah mengalaminya. Perubahan kondisi fisik dan emosional yang
kompleks memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses
kehamilan yang terjadi. Konflik antara keinginan prokreasi, kebanggaan yang
ditumbuhkan dari norma-norma sosiokultural dan persoalan dalam kehamilan itu
sendiri (misalnya adanya perubahan tubuh dan hormonal, kehamilannya tersebut
tak diinginkan, jarak kehamilan yang terlalu dekat, riwayat keguguran ataupun
riwayat obstetrik buruk lainnya) dapat merupakan pencetus berbagai reaksi
psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan, hingga ke tingkat gangguan jiwa
(psikosis) yang berat (Saifuddin, 2002). Namun, ini bukan lah hal yang
mengherankan karena ovulasi dan haid juga dapat menimbulkan psikosis.
Penderita sembuh setelah anaknya lahir, akan tetapi dalam kehamilan berikutnya
biasanya penyakitnya timbul lagi. Eklamsia dan infeksi dapat pula disertai atau
disusul oleh psikosis. Psikosis dapat menjadi lebih berat dalam kehamilan.
Berdasarkan masalah di atas, maka dalam makalah ini akan dibahas
mengenai kelainan jiwa dalam kehamilan (depresi, psikosa dan psikoneurosa)
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan, selain itu agar masyarakat,
terutama wanita hamil lebih banyak tentang hal tersebut, mulai dari bentuk-bentuk
atau jenisnya sampai cara penanganannya. Dengan mengetahuinya, maka
diharapkan dapat meyadari bahwa hal itu adalah fisiologis dan peristiwa kodrati
yang harus dilalui dan agar mereka dapat menyesuaikan diri sehingga tidak terjadi
lagi hal-hal yang tidak diinginkan dalam hubungannya dengan perubahan
emosional.
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Depresi
1. Pengertian
Depresi atau biasa disebut sebagai gangguan afektif merupakan salah satu
bentuk psikosis. Menurut National Institut of Mental Health, gangguan depresi
dimengerti sebagai suatu penyakit tubuh yang menyeluruh (whole-body), yang
meliputi tubuh, suasana perasaan (mood), dan pikiran. Depresi merupakan
gangguan mood yang menyerang 1 dari 4 wanita pada suatu titik tertentu dalam
kehidupannya, jadi tidak usah heran jika kelainan ini juga biasa mengenai wanita
hamil. Tetapi sering kali depresi tidak didiagnosa dengan baik saat hamil karena
sering dianggap hanya suatu bentuk gangguan keseimbangan hormon. Asumsi ini
tentu saja bisa membahayakan ibu serta bayi yang dikandungnya. Depresi bisa
diobati dan dimanage selama kehamilan. Depresi saat kehamilan atau antepartum
depresi, merupakan gangguan mood sama halnya dengan depresi klinis.
Gangguan mood merupakan kelainan biologis yang melibatkan perubahan kimia
pada otak. Saat kehamilan, perubahan hormone bisa mempengaruhi kimia otak
yang
berhubungan
dengan
depresi
dan
gelisah.
Hal
ini
bisa
Gejala-gejala Depresi
Pada ibu hamil, tanda-tanda atau gejala yang menunjukkan mengalami depresi
yakni diantaranya sebagai berikut :
a. Ditandai dengan perasaan muram, murung, kesedihan, menunjukan lebih
banyak air mata dibandingkan senyum, tidak bisa atau sulit berkonsentrasi,
mengingat, atau mengambil keputusan pekerjaan dan aktivitas sehari-hari.
b. Kadang-kadang tegang, kaku, dan menolak intervensi terapeutik. Selain
itu, gejala di atas biasanya disertai perubahan nafsu makan dan pola tidur,
harga diri yang rendah, hilangnya energi dan penurunan dorongan seksual.
c. Jarang mengontrol kehamilan.
d. Tidak pernah memberi stimulus terhadap janin yang dikandungnya.
3
B. Psikosa
1.
Pengertian
Psikosa adalah suatu gangguan jiwa dengan kehilangan rasa kenyataan
(sense of reality) atau dengan kata lain, psikosa adalah tingkah laku secara
keseluruhan dalam kepribadiannya berpengaruh tidak ada kontak dengan realitas
sehingga tidak mampu lagi menyesuikan diri dalam norma-norma yang wajar dan
berlaku umum.
Psikosa merupakan gangguan jiwa yang serius, timbul karena penyebab
organic ataupun emosional (fungsional) dan yang menunjukkan gangguan
kemampuan berfikir, bereaksi secara emosional, mengingat , berkomunikasi,
menafsirkan kenyataan dan bertindak sesuai dengan kenyataan, sedemikian rupa
sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup sehari hari sangat
terganggu. Psikosa ditandai oleh perilaku regresif, hidup perasaan tidak sesuai,
berkurangnya pengawasan terhadap impuls impuls serta waham dari halusinasi.
Pada umunya pasien psikosa tidak mampu melakukan partisipasi sosial,
sering ada gangguan bicara, kehilngan orientasi terhadap lingkungan, aspek
sosialnya membahayakan orang lain maupun diri sendir serta memerlukan
perawatan rumah sakit.
2. Penyebab Terjadinya Psikosa pada Kehamilan:
a. Internal (perubahan tubuh dan hormonal ibu hamil)
b. Ekstenal (kehamilan yang tidak diinginkan, kehamilan beresiko, dan jarak
kehamilan yang terlalu dekat, riwayat kegugura, riwayat obstetri buruk)
3. Tanda dan Gejala
a. Tanda tanda psikosa:
1) Halusinasi
2) Sejumlah kelainan peilaku, sepeti aktivitas yang meningkat, gelisah,
dan retardasi psikomotor.
b. Gejala psikosis adalah:
1)
2)
kebingungan
3)
4)
5)
kegembiraan
6)
keyakinan palsu
7)
2) Triwulan II
a) Kehamilan nyata
b) Adaptasi dengan kenyataan
c) Perut bertambah besar
d) Terasa gerakan janin
3) Triwulan III
a) Timbul gejolak baru menghadapi persalinan
b) Perasaan bertanggung jawab
c) Golongan ibu yang mungkin merasa takut
d) Ibu yang mempunyai riwayat/ pengalaman buruk pada persalinan yang
lalu
4. Pencegahan psikosa
Adapun cara pencegahan yang dapat dilakukan pada penderita psikosa adalah
dengan memperhatikan hal-hal berikut :
a.
Informasi
b. ANC rutin
c.
Nutrisi
d.
Penampilan
e. Aktivitas
f.
Relaksasi
g.
Senam hamil
h.
Latihan pernafasan
5. Penatalaksanaan psikosa
Perjalanan penyakit bervariasi dan bergantung pada jenis penyebab
penyakit. Bagi mereka dengan psikosis manik-depresif dan skizoafektif, waktu
pemulihan adalah sekitar 6 bulan (Sneddon, 1992). Yang paling mengalami
gangguan fungsi pada saat pemeriksaan lanjutan adalah mereka yang menderita
skizofrenia. Para wanita ini sebaiknya dirujuk ke psikiater. Keparahan psikosis
postpartum mengharuskan diberikannya terapi farmakologis dan pada sebagian
besar kasus dilakukan tindakan rawatinap. Wanita ynag mengalami psikosis
biasanya mengalami kesulitan merawat bayinya.
Litium
Keamanan litium selama kehamilan masih diperbebatkan. Selain kekhawatiran
Benzidiazepin
Obat golongan ini mungkin diperlukan selama kehamilan bagi wanita dengan
gangguan cemas yang parah atau untuk pasien psikotik yang agitatif atau
mengamuk. Diazepam mungkin menyebabkan depresineurologis berkepanjangan
pada neonatus apabila pemberian dilakukan dekat dengan kelahiran.
f.
diperlukan pada pasien dengan gangguan mood mayor yang parah dan tidak
berespon terhadap terapi farmakologis. Hasil diperoleh dengan menjalani 11 kali
terapi dari umur kehamilan 23-31 minggu. Mereka menggunakan tiamilal dan
suksinilkolin,
intubasi,
dan
ventilasi
bantuan
setiap
kali
terapi.
10
Miller (1994) mengkaji 300 laporan kasus terapi kejut listrik selama kehamilan
mendapatkan bahwa penyulit terjadi pada 10%. Penyulit-penyulit tersebut antara
lain adalah aritmia transien jinak pada bayi, perdarahan pervaginamringan, nyeri
abdomen, dan kontraksi uterus yang swasirna. Wanita yang kurang dipersiapkan
juga berisiko lebih besar mengalami aspirasi, kompresi aortokava, dan alkalosis
respiratorik. Langkah-langkah pengkajian penting adalah pengkajian servik,
penghentian obat antikolinergik yang tidak esensial, pemantauan frekuensi denyut
jantung janin dan uterus, hidrasi intravena, pemberian antasida cair, dan pasien
dobaringkan miring kiri. Selama prosedur, hindari hiperventilasi berlebihan dan
jalan napas harus dilindungi.
Penatalaksannan yang dilakukan:
a.
kesehatan lainnya.
b.
Ajarkan dan berikan latihan latihan untuk dapat menguasai otot otot istirahat
dan pernafasan
d.
e.
f.
Pengobatan etiologik harus sedini mungkin dan di samping faal otak dibantu
Peredaran darah harus diperhatikan (nadi, jantung dan tekanan darah), bila
Pemberian cairan harus cukup, sebab tidak jarang terjadi dehidrasi. Hati-hati
Klien harus dijaga terus, lebih-lebih bila ia sangat gelisah, sebab berbahaya
untuk dirinya sendiri (jatuh, lari dan loncat keluar dari jendela dan sebagainya)
ataupun untuk orang lain.
11
j.
menurun) atau dengan kompres es. Klien mungkin lebih tenang bila ia dapat
melihat orang atau barang yang ia kenal dari rumah. Sebaiknya kamar jangan
terlalu gelap, klien tidak tahan terlalu diisolasi.
C. Psikoneurosa
1.
Pengertian
Psikoneurosa yaitu ketegangan pribadi yang terus menerus akibat adanya
konflik dalam diri orang bersangkutan dan terjadi terus menerus orang tersebut
tidak dapat mengatasi konfliknya, ketegangannya tidak mereda akhirnya neurosis
(suatu kelainan mental dengan kepribadian terganggu yang ringan seperti cemas
yang kronis, hambatan emosi, sukar tidur, kurang perhatian terhadap lingkungan
dan kurang memiliki energi). Psikoneurosa adalah sekelompok reaksi psikis
dengan adanya ciri khas yaitu kecemasan, dan secara tidak sadar ditampilkan
keluar dalam pelbagai bentuk tingkah laku dengan jalan menggunakan mekanisme
pertahanan diri ( defence mechanism).
Psikoneurosa adalah sekelompok reaksi psikis dengan adanya ciri khas yaitu
kecemasan, dan secara tidak sadar ditampilkan keluar dalam berbagai bentuk
tingkah laku dengan jalan menggunakan mekanisme pertahanan diri ( defence
mechanism). Oleh pengkondisian yang buruk dari lingkungan sosial yang sangat
tidak menguntungkan, muncul kemudian banyak ketegangan dan kecemasan, serta
simptom-simptom mental yang pathologis atau gangguan mental yang disebut
neurosa. Psikoneurosa atau disingkat dengan neurosa disebabkan oleh faktorfaktor psikologis dan kultural, khususnya oleh ketakutan dan kecemasankecemasan terus-menerus yang menimbulkan stress atau ketegangan batin yang
kuat dan kronis; sehingga orang mengalami frustasi hebat, konflik-konflik
emosional, kepatahan fisik dan kepatahan mental ( mental breakdown ). Ditambah
pula oleh ketidak-imbangan pribadi dan kurangnya atau sedikitnya usaha serta
kemauan, sehingga menambah banyaknya kecemasan, yang nantinya akan
meledak menjadi gejala neurosa.
Psikoneurosa
dalam diri orang bersangkutan dan terjadi terus menerus orang tersebut tidak
12
Jenis Psikoneurosa
a. Neurosis kuatir atau anxiety neurosis
Dali Gulo (1982 : 179), berpendapat bahwa neurosis adalah suatu kelainan
mental, hanya memberi pengaruh pada sebagaian kepribadian, lebih ringan dari
psikosis, dan seringkali ditandai dengan : keadaan cemas yang kronis, gangguangangguan pada indera dan motorik, hambatan emosi, kurang perhatian terhadap
lingkungan, dan kurang memiliki energi fisik.
Psikoneurosis adalah gangguan yang terjadi hanya pada sebagian kepribadian.
Karena gangguan hanya pada sebagian kepribadian, maka yang bersangkutan
masih bisa melakukan pekerjaan/aktivitas sehari-hari. Sebenarnya psikoneurosis
bukanlah suatu penyakit, yang bersangkutan masih dapat kita sebut normal. Yang
diderita yang bersangkutan adalah ketegangan pribadi yang terus sebagai akibat
konflik yang berkepanjangan. Orang tersebut tidak dapat mengatasi konflik yang
tidak kunjung reda yang pada taraf terakhir menjadi neurosis (suatu kelainan
mental dengan kepribadian terganggu yang ringan seperti cemas yang kronis,
hambatan emosi, sukar tidur, kurang perhatian terhadap lingkungan dan kurang
memiliki energi)
b. Neurosis cemas (anxiety neurosis atau anxiety state)
1) Gejala-gejala neurosis cemas
Tidak ada rangsang yang spesifik yang menyebabkan kecemasan,
tetapi bersifat mengambang bebas, apa saja dapat menyebabkan gejala
tersebut. Bila kecamasan yang dialami sangat hebat maka terjadi
kepanikan
a) Gejala somatis dapat berupa sesak nafas, dada tertekan, kepala ringan
seperti mengambang, lekas lelah, keringat dingan,
13
14
dekat
persalinan
pada
atau
saat
depresi
pascapersalinan
Riwayat kematian janin intrauterine atau kematian segera setelah lahir
Riwayat kelainan kongenital
Riwayat infertilitas
Riwayat abortus berulang
f. Riwayat pseudosiesis atau hyperemesis (Saifuddin, 2009)
b.
c.
d.
e.
16
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
B. SARAN
17
DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin, A,B dkk.2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Saifuddin, A,B dkk.2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
18