Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK TERINTEGRASI

MATA KULIAH PROMOSI KESEHATAN


DI RUANG OK RSUP SANGLAH
TANGGAL,

OLEH :
KELOMPOK

MARIA IMAKULATA P07124214 012


ANGELINA FELANY GANDI P07124214 013
PUTU ANNA ARTHA RAHAYU P07124214 014
KADEK ARI DWI LESTARI P07124214 015
NI KADEK YANA DEVI PRAMITA P07124214 016
I G A AYU CAHYANINGRUM ANANTA P07124214 017
NI MADE SRI OKTAVIYANTI P07124214 018

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN PRODI DIV KEBIDANAN KLINIK
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum
praktik terintegrasi mata kuliah Promosi Kesehatan di Ruang OK RSUP
Sanglah dengan baik. Dalam penyusunan laporan ini, tidak lupa pula penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
kelancaran pembuatan laporan ini, yakni yang terhormat :
1. Ibu Ni Gusti Kompiang Sriasih, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Denpasar.
2. Ibu Kadek Ayu Sutariani, SST selaku dosen pembimbing dalam
penyusunan laporan praktik terintegrasi ini yang telah memberikan izin
untuk melaksanakan praktik terintegrasi dan meluangkan waktunya untuk
membimbing penulis.
3. Ibu Ni Nyoman Sumiasih, SKM, M.Kes sebagai penanggung jawab mata
kuliah Promosi Kesehatan.
4. Pembimbing di wahana praktik Ruang OK RSUP Sanglah yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing kami di wahana praktik.
5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, yang telah
membantu dalam penyusunan laporan hasil praktikum ini.
Dalam laporan ini, penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki
beberapa kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
membangun dari para pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Denpasar, 07 November 2016

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

PRAKATA..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................

A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Tujuan Praktik.................................................................................. 2
C. Metode Praktik................................................................................. 2
D. Sistematika Penulisan Laporan........................................................ 3
BAB II KAJIAN TEORI
A. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi............................................. 4
B. Langkah Langkah Managemen Kebidanan Pada Asuhan
Kesehatan Reproduksi.................................................................... 10
C. Asuhan Pada Remaja, Pra Konsepsi, Dan Masa Perimenopause
Berdasarkan Best Practice.............................................................. 11
D. Upaya Berpikir Kritis Dalam Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Berbasis Evidence Based................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemeliharaan kesehatan adalah suatu upaya penanggulangan dan
pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan
atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Salah satu usaha
pemerintah dalam menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat dan
pelaksanaan bagaimana cara hidup sehat adalah dengan cara melakukan
pendidikan kesehatan melalui penyuluhan atau yang biasa disebut promosi
kesehatan. Promosi kesehatan adalah upaya memasarkan, menyebarluaskan,
memperkenalkan pesan-pesan kesehatan, atau upaya-upaya kesehatan
sehingga masyarakat menerima pesan-pesan tersebut (Notoatmojo,2005).
Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan diharapkan mampu melakukan
upaya promosi kesehatan khusunya dalam pelayanan kebidanan yang meliputi
upaya promotive, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
Dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran pada mata kuliah promosi
kesehtan, sekaligus menambah pengetahuan dan pengalaman khususnya bagi
mahasiswa DIV Kebidanan Klinik semester V Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Denpasar, diwujudkan melalui kegiatan praktik terintegrasi yang
dilaksanankan di Ruang OK RSUP Sanglah. Melalui kegiatan praktik
terintegrasi ini mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menerapkan
upaya promosi kesehatan khusunya dalam pelayanan kebidanan di wahana
praktik.

B. Tujuan Praktik
Adapun tujuan praktik terintegrasi pada mata kuliah Promosi Kesehatan
adalah sebagai berikut :

C. Metode Praktik
D. Sistematika Penulisan Laporan
Laporan ini terdiri dari II BAB, yaitu BAB I yaitu bab pendahuluan yang
terdiri dari latar belakang diadakannya praktik terintegrasi mata kuliah
promosi kesehatan, tujuan praktik, metode praktik dan sistematika laporan..
BAB II terdiri dari kajian teori mengenai asuhan kebidanan pada kesehatan
reproduksi, langkah langkah managemen kebidanan pada asuhan kesehatan
reproduksi, asuhan pada remaja, pra konsepsi, dan masa perimenopause
berdasarkan best practice, dan upaya berpikir kritis dalam pelayanan
kesehatan reproduksi berbasis evidence based. BAB III merupakan Tinjauan
Kasus. BAB IV yaitu Pembahasan. Terakhir, BAB V yaitu Penutup yang
terdiri dari simpulan dan saran. Selain itu juga disertakan dengan daftar
pustaka yang memuat sumber-sumber pustaka yang diambil atau digunakan
dalam teori di laporan ini.

BAB II
KAJIAN TEORI
Memilih Kebutuhan, Menyusun TIU dan TIK, Menyusun Materi, Menentukan
Metode, Merancang Tempat, Waktu, Merancang Strategi Pendidikan Promosi,
Merancang Evaluasi dalam Promosi

1. Memilih Kebutuhan
Pemilihan kebutuhan yang dilakukan dapat dibuat dalam bentuk kasus.
Memilih Kebutuhan Dalam Promosi Kesehatan Tentang Pentingnya
Senam Hamil pada Trimester III

Kasus :

Berdasarkan data yang dimiliki, 80% ibu hamil di Desa X saat


melahirkan mengalami perlukaan perineum, baik yang di peroleh spontan
maupun karena tindakan episiotomi. Berdasarkan masalah yang muncul di
Desa X tersebut, maka sebagai petugas kesehatan khususnya bidan,
melakukan identifikasi kebutuhan dari ibu hamil terkait dengan masalah yang
dihadapi saat ini. Berdasarkan identifikasi tersebut, diketahui bahwa perineum
ibu kaku, ibu juga tidak mengetahui bagaimana cara dalam mengatasi masalah
ini, sehingga bidan memutuskan bahwa ibu di Desa X ini membutuhkan
penyuluhan tentang senam hamil, dengan tujuan mengurangi kasus perlukaan
jalan lahir pada ibu ibu di desa X tersebut.

Kebutuhan :
1. Tempat yang luas, nyaman, dan bersih
2. Matras
3. Bantal
4. Doppler
5. Tensimeter
6. Music dan sound system
7. Provider senam hamil
8. Gym ball
9. Lembar balik
2. Menyusun TIU dan TIK

a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Tujuan Instruksional Umum (TIU) adalah tujuan pengajaran yang
perubahan prilaku siswa yang masih merupakan perubahan internal yang
belum dapat dilihat dan diukur. Kata kerja dalam tujuan umum pengajaran
masih mencerminan perubahan prilaku yang umumnya terjadi pada
manusia, sehingga masih menimbulkan beberapa penafsiran yang berbeda-
beda. Contoh TIU: Setelah dilakukan penyuluhan ibu mengetahui
pentingnya senam hamil bagi ibu-ibu yang sedang hamil. Kata kerja
mengetahui pentingnya senam hamil merupakan kata kerja yang bersifat
umum karena mengetahui pentingnya senam hamil dapat ditafsirkan
berbeda.
b. Tujuan instruksional khusus (TIK)
Adalah tujuan pengajaran dimana perubahan prilaku telah dapat
dilihat dan diukur. Kata kerja yang menggambarkan perubahan prilaku
telah spesifik sehingga memungkinkan dilakukan pengukuran tanpa
menimbulkan lagi berbagai perberdaan penafsiran. Misal TIK yang
dirumuskan sbb Ibu mampu menyebutkan pentingnya senam hamil,
dapat lebih dikhususkan dengan mengatakan ibu menyebutkan
pentingnya senam hamil dan ingin mengikuti senam hamil yang akan
dilaksanakan pada kelas-kelas ibu hamil di puskesmas.

3. Menyusun Materi
Setelah tujuan, sasaran, situasi, masalah, dan latar belakang sasaran sudah
ditentukan, maka isi/materi dari promosi dapat disusun. Materi promosi
kesehatan harus dibuat sesederhana mungkin sehingga mudah dipahami oleh
sasaran. Dasar-dasar komunikasi juga perlu dipahami dalam menyusun
materi/isi promosi. Bila perlu materi/isi pesan dibuat dengan menggunakan
gambar dan bahasa setempat sehingga sasaran merasa bahwa pesan tersebut
memang benar benar ditujukan kepadanya sehingga sasaran mau
melaksanakan isi pesan tersebut.

4. Menentukan Metode
Dalam menentukan metode yang digunakan dalam promosi ksehatan ,
harus dipertimbangkan tentang aspek yang akan dicapai. Bila mencangkup
aspek pengetahuan maka yang dapat dilakukan dengan penyuluhan langsung,
pemasangan poster, spanduk dan penyebaran leadlet. Untuk aspek sikap kita
perlu memberikan contoh yang lebih konkrit dan mengungah emosi, perasaan
dan sikap sasaran, misalnya dengan memperlihatkan foto, slide atau melalui
pemutaran film dan video. Bila untuk mengembangkan kemampuan
keterampilan tentu sasaran harus mencoba keterampilan tersebut. Yang lain
yang perlu diperhatikan adanya sumber daya yang dimiliki masyarakat dan
jenis sasarannya.
Secara garis besar, metode dibagi menjadi dua, yaitu metode didaktif dan
metode sokratik.
1. Metode didaktik didasarkan atau dilakukan secara satu arah atau one way
method. Tingkat keberhasilan metode didaktif sulit dievaluasi karena
peserta didik bersifat pasif dan hanya pendidik yang aktif (misalnya :
ceramah, film, leaflet, bulket, poster, dan siaran radio, kecuali siaran radio
yang bersifat interaktif, dan tulisan di media cetak).
2. Metode sokratik. Metode ini dilakukan secara dua arah atau two ways
method. Dengan metode ini, kemungkinan antara pendidik dan peserta
didik bersikap aktif dan kreatif (misalanya : diskusi kelompok, debat,
panel, forum, buzzgroup, seminar, bermain peran, sosiodarma, curah
pendapat, demonstrasi, studi kasus, lokakarya, dan penugasan perorangan).

Menurut Notoatmodjo (1993) dan WHO (1992), metode pendidikan


kesehatan diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Metode pendidikan inividu
a. Bimbingan dan Konseling
Bimbingan berisi penyampaian informasi yang berkenan dengan
masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang
disajikan dalam bentuk pelajaran. Informasi dalam bimbingan
dimaksudkan memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri dan
orang lain, sedangkan perubahan sikap merupakan tujuan tidak
langsung. Konseling menjadi strategi utama dalam proses bimbingan,
dan merupakan teknik standar dan tugas pokok seorang konselor di
pusat pendidikan. Konseling membantu konseli memecahkan masalah-
masalah pribadi (sosial atau emosional), mengerti diri, mengeksploitasi
diri, dan dapat memimpin diri sendiri dalam suatu masyarakat serta
membantu mengembangkan kesehatan mental, perubahan sikap, dan
tingkah laku. Proses konseling terdiri atas tiga tahap (Cavagnh, 1982),
yaitu :
1) Tahap awal. Meliputi pengenalan, kunjugan, dan dukungan
lingkungan
2) Tahap pertengahan. Berupa kegiatan penjelasan masalah klien, dan
membantu apa yang akan diberikan berdasarkan penilaian kemabli
masalah klien
3) Tahap akhir. Ditandai oleh penurunan kecemasan klien. Terdapat
perubahan perilaku kearah positif, sehat dan dinamik, tujuan hidup
yang jelas di masa yang akan datang, dan terjadi perubahan sikap
b. Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan
konseling. Wawancara petugas dengan klien dilakukan untuk
menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima
perubahan, apakah tertarik atau tidak terhadap perubahan dan untuk
mengetahui apakah perilaku yang sudah atau belum diadopsi
memiliki dasar pengertian dan kesadaran yang kuat.

2. Metode pendidikan kelompok


Metode kelompok dibagi menjadi 2 yaitu kelompok besar dan kecil.
a. Kelompok Besar
Untuk kelompok yang besar (sasaran berjumlah lebih dari 15 orang),
dapat digunakan metode ceramah dan seminar.

1) Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran pendidikan tinggi maupun
rendah.
2) Seminar
Metode ini hanya cocok untuk pendidikan menengah ke atas.
Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari seorang ahli atau
beberapa orang ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan
dianggap hangat masyarakat.

b. Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita
sebut kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok
kecil antara lain :
1) Diskusi Kelompok
Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan
pancingan-pancingan yang dapat berupa pertanyaan-petanyaan
atau kasus sehubungan dengan topic yang dibahas. Agar terjadi
diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus mengarahkan
dan megatur sedemikian rupa sehingga semua orang dapat
kesempatan berbicara, sehingga tidak menimbulkan dominasi dari
salah seorang peserta.
2) Curah pendapat (Brain Storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok.
Prinsipnya sana dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada
permulaan pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah
dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan
(curah pendapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut
ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum
semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh dikomentari
oleh siapa pun. Baru setelah semua anggota dikeluarkan
pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan akhirnya
terjadi diskusi.
3) Bola Salju (Snow Bailing)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2
orang) dan kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah.
Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2pasang bergabung
menjadi satu. Msreka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan
mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah
beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan
lainnya, demikian seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi
diskusi seluruh anggota kelompok.
4) Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok
kecil (buzz group) yang kemudian diberi suatu permasalahan yang
sama atau tidak sama dengan kelompok lain, Masing-masing
kelompok mendiskusikan masalah tersebut, Selanjutnya hasil dan
tiap kelompok didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya.
5) Bermain peran (Role Ploy)
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk
sebagai pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan,
misalnya sebagai dokter puskesmas, sebagai perawat atau bidan,
dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau
anggota masyarakat. Mereka memperagakan, misalnya bagaimana
interaksi atau berkomunika sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
6) Permainan Simulasi (Simulation Game)
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan
diskusi kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan da lam
beberapa bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara
memainkannya persis seperti bermain monopoli, dengan
menggunakan dadu, gaco (petunjuk arah), selain beberan atau
papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi
berperan sebagai narasumber.

3. Metode pendidikan massa


Metode pendidikan massa dilakukan untuk mengonsumsikan pesan-
pesan kesehatan yang ditujukan untuk masyarakat. Karena sasaran
pendidikan bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan, umur,
jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, dan tingkat pendiidkan.
Umumnya, bentuk pendekatan massa diberikan secara tidak langsung,
biasanya menggunakan atau melalui media massa. Contoh metode
pendidikan massa yaitu ceramah umum, pidato atau diskusi, simulasi,
tulisan-tulisan di majalah atau koran, dan bill board.

5. Merancang Tempat, Waktu


Di tempat pelayanan kesehtan, pada waktu pasien akan menjalani
perawatan di rumah sakit atau pasien yang akan berobat jalan di rumah sakit,
akan melalui prosedur yang ditentukan rumah sakit. Di tempat tempat
tersebut idealnya merupakan tempat untuk dilaksanakan promosi kesehatan,
terkait dengan pelayanan yang akan diberikan. Namun demikian tidak semua
titik pelayanan tersebut efektif untuk dilakaukan promosi kesehatan. Tempat
tempat pelayanan rumah sakit yang potensial dilakukan promosi kesehatan,
anatara lain sebagai berikut :
a. Di ruang tunggu
Di ruang tunggu rumah sakit baik di ruang tunggu panggilan periksa
dokter, ruang tunggu obat, dan sebagainya adalah kesempatan yang baik
untuk melakukan promosi kesehatan. Di ruang ini dapat dilakukan
penyuluhan langsung atau ceramah kesehatan atau dilakukan penyuluhan
tidak langsung misalnya menggunakan rekaman radio kaset atau video
tidak langsung. Disamping itu, di ruang tunggu juga disediakan leaflet
leaflet atau selebaran selebaran yang dapat dibaca atau dibawa pulang
oleh pasien atau keluarga pasien. Demikian pula pada dinding dinding
ruang tunggu perlu ditempel poster poster yang berisikan pesan pesan
kesehatan.

b. Di kamar periksa
Sambil memeriksa pasien atau setelah selesai memeriksa pasien,
petugas kesehtan atau dokter dapat menjelaskan tentang penyakit yang
diderita pasien, penyebabnya, perjalanan penyakitnya, cara penularan, cara
pencegahan, dan pengobatan yang diberikan.Untuk menunjang promosi
atau penyuluhan kesehatan pada kesempatan kesempatan tersebut, di
ruang periksa dilengkapi dengan alat alat peraga atau gambar gambar
terkait dengan penyakit tertentu, misalnya : kerangka manusia, gambar
gambar atau model makanan bergizi dan sebagainya.

c. Di ruang perawatan
Di ruang perawatan peran perawat sangat penting karena di tempat
ini, perawat mempunyai waktu yang relatif banyak untuk berkomunikasi
dengan pasien dibandingkan dengan petugas yang lain. Perawat dapat
menyampaikan pesan pesan dan anjuran anjuran yang harus dipatuhi
oleh pasien dalam rangka proses penyembuhan.

6. Merancang Strategi Pendidikan Promosi


1. Perencanaan Strategi Promosi Pendidikan
Perencanaan strategi promosi memerlukan tahapan-tahapan tertentu
untuk dipenuhi. Ada sedikitnya ada enam tahapan umum yang perlu
diperhatikan dalam merumuskan suatu strategi, yaitu :
a. Seleksi yang mendasar dari kritis terhadap permasalahan,
b. Menetapkan tujuan dasar dan sasaran strategis,
c. Menyusun perencanaan tindakan dalam promosi
d. Menyusun rencana anggaran penyumberdayaan sebagai modal
promosi,
e. Mempertimbangkan keunggulan sebagai acuan terhadap lembaga
lain,
f. Mempertimbangkan keberlanjutan.

2. Pelaksanaan Strategi Promosi Pendidikan


Pelaksanaan strategi promosi pendidikan akan melibatkan beberapa tahap
adapun tahapannya antara lain:
a. Menentukan tujuan. Tujuan promosi merupakan awal untuk kegiatan
promosi.
b. Mengidentifikasi pasar yang dituju. Pasar yang dituju harus terdiri atas
individu-individu yang sekiranya bersedia menggunakan lembaga
pendidikan tersebut selama periode yang bersangkutan.
c. Menyusun anggaran. Anggaran digunakan untuk mengarahkan
pengeluaran uang dalam mencapai tujuan tersebut.
d. Memilih berita. Tahap selanjutnya dimulai dengan berita yang tepat
untuk mencapai pasar yang dituju tersebut. Sifat berita itu akan berbeda
beda tergantung pada tujuan promosinya.
e. Menentukan promotional mix. Sekolah atau lembaga pendidikan dapat
menggunakan tema berita yang berbeda-beda pada masing-masing
kegiatan promosinya.
f. Memilih media mix. Media adalah saluran penyampaian pesan
komersial kepada khalayak sasaran.Untuk alternatif media secara
umum dapat dikelompokkan menjadi media cetak (surat kabar, majalah,
tabloid, brosur, selebaran) media elektronik (Televisi, radio) media luar
ruang (baliho, poster, spanduk, balon raksasa) media lini bawah
(kalender).

7. Merancang Evaluasi dalam Promosi


Rencana evaluasi harus dijabarkan yaitu mengenai kapan evaluasi akan
dilaksanakan, dimana akan dilaksanakan, kelompok sasaran yang mana akan
dievaluasi & siapa yang akan melaksanakan evaluasi tersebut. Tahap
evaluasi pada promosi kesehatan pada dasarnya memiliki kesamaan dengan
tahap evaluasi pada proses keperawatan secara umum.. Didalam tahapan
evaluasi hal penting yang harus diperhatikan adalah standar ukuran yang
digunakan untuk dijadikan suatu pedoman evaluasi. Standar ini diperoleh
dari tujuan dan hasil yang diharapkan diadakannya suatu kegiatan tersebut.
Kedua standar ini selalu dirumuskan ketika kegiatan ataupun tindakan
keperawatan belum diberikan. Selain itu, dalam tahapan evaluasi juga
dilakukan pengkajian lagi yang lebih dipusatkan pada pengkajian objektif
dan subjektif klien atau objek kegiatan setelah dilakukan tindakan promosi
kesehatan

1. Pembagian Tujuan Intruksional


Tujuan instruksional

Anda mungkin juga menyukai