LANDASAN TEORI
A.
Pengertian
1. Prosedur Pembelian
Prosedur pembelian adalah urutan-urutan dari kegiatan pembelian
yang dilaksanakan melalui beberapa bagian dalam perusahaan. Bagianbagian yang terkait dalam prosedur ini adalah bagian pembelian, penerimaan
barang, hutang dan gudang. menurut Mulyadi (2001:300).
Pembelian Menurut Soemarso (2004:208)
Pembelian adalah akun yang digunakan untuk mencatat semua pembelian
barang dagang dalam suatu periode.
Menurut Bodnar dan Hopwood (2003:417) pembelian merupakan sinonim
dari pengadaan yang diartikan sebagai berikut :
Pengadaan adalah proses bisnis memilih
untuk memperlancar pelayanan arus barang, baik arus barang dalam negeri (antar
pulau) atau arus barang ke luar negeri (ekspor-impor). Kegunaan L/C adalah untuk
menampung dan menyelesaikan kesulitan-kesulitan pembayaran ekspor- impor
dari pihak pembeli (importir) maupun penjual (eksportir) dalam transaksi
perdagangan internasional.
a. Definisi L/C
Pengertian Letter of Credit (L/C) secara umum adalah suatu surat
jaminan yang diterbitkan oleh bank untuk membayar sejumlah uang kepada
penjual atau pihak lain yang ditunjuk sebagai pembayaran atas pembelian
barang oleh importir sepanjang dokumen yang diserahkan penjual sesuai
dengan syarat dan kondisi Letter of Credit.
ditentukan dari pihak bank dan yang tercantum didalam L/C atau jaminan
dalam pembayaran apabila syarat L/C dipenuhi.
b. Jenis-jenis L/C
Ada beberapa jenis L/C yang masing-masing mengandung persyaratan
khusus yang sesuai dengan kebutuhan berbagai macam transaksi perdagangan.
Diantara jenis L/C, maka yang perlu diketahui adalah sebagai berikut :
1) Irrevocable L/C
Adalah L/C yang tidak dapat diubah atau dibatalkan tanpa persetujuan
terlebih dahulu dari issuing bank, confirming bank (jika ada) dan penjual
(beneficiary). Dengan demikian Irrevocable L/C merupakan jaminan yang
pasti dari pihak Issuing bank atas penyerahan dokumen-dokumen yang
sesuai dengan syarat L/C.
2) Revocable L/C
Adalah L/C yang dapat diubah atau dibatalkan secara sepihak oleh bank
pembukanya setiap saat tanpa persetujuan terlebih dahulu dari beneficiary.
Walaupun demikian, bank pembuka L/C terikat untuk mengganti setiap
pembayaran, aksepti atau negosiasi yang telah dilaksanakan oleh bank
negosiasi yang dilakukannya sebelum pemberitahuan tentang perubahan
atau pembatalan terakhir diterima.
3) Revolving L/C
Adalah L/C yang digunakan dalam transaksi secara continue, waktu yang
teratur, dan jumlah barang yang sama dengan jangka waktu yang lama.
4) Unconfirmed L/C
sebelum
barang
dikapalkan
ataupun
sebelum
dokumen
9) Usance LC (berjangka)
KETERANGAN :
1. Pihak importir dan pihak eksportir mengadakan korespondensi dan negosiasi jual beli
barang hingga terjadii kesepakatan.
2. Jika terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak, maka dibuat perjanjian jual beli (
sales contract ).
3. Importir membuka LC ke Bank Devisa DN (Bank Pembuka L/C).
4. Bank Devisa DN memberitahukan kepada Bank Korespondensi LN tentang
pembukaan LC nya.
5. Bank / Koresponden LN menghubungi Eksportir LN, eksportir mendapat
pemberitahuan bahwa importir telah membuka L/C dan barang dagangan sudah
dapat segera dikirim.
6. Eksportir
LN
menghubungi
maskapai
pelayaran
untuk
memuat
dan
dikirim
langsung
kepada Importir.
8. Bank LN mengirim dokumen kepada Bank Devisa DN.
9. Bank Devisa DN segera memberitahukan dan menyerahkan dokumen-
dokumen
berdasarkan
dokumen,
PPUD
serta
b. Fungsi Pembelian
Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai
harga barang dalam menentukan eksportir yang akan dipilih untuk pengadaan
barang sesuai dengan permintaan fungsi gudang atau pemakai langsung,
mengeluarkan surat order pembelian kepada eksportir yang dipilih,
mengevaluasi order pembelian atau kontrak penjualan (sales contract) yang
diterima dari eksportir yang dipilih kepada eksportir yang dipilih serta
melakukan pembukaan L/C kepada bank devisa.
c. Fungsi Penerimaan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis,
mutu, dan kuantitas dari barang yang telah diterima dari eksportir guna
menentukan layak atau tidaknya barang tersebut dan apakah telah sesuai
dengan yang dipesan oleh bagian pembelian sesuai dengan surat order
pembelian atau kontrak penjualan (sales contract).
d. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi menerima faktur tagihan dari eksportir dan atas dasar faktur
dari eksportir tersebut, fungsi akuntansi mencatat kewajiban yang timbul dari
transaksi pembelian.
e. Bank Pembuka L/C (Issuing/Opening bank)
Yaitu pihak yang diminta oleh pembeli untuk membuka L/C dengan mengisi
aplikasi terlebih dahulu.
f
f. Reimbursing Bank
Yaitu bank yang fungsinya membayar tagihan dari negotiating bank atau
pihak lain.
g. Surveyor
Suatu badan peneliti yang bergerak dalam bidang penelitian mutu atau
kualitas, jenis, harga barang, dan sebagainya atas permintaan pihak yang
berkepentingan.
h. Maskapai Pelayaran
Adalah perusahaan yang memberikan jasa pengangkutan dengan menerima
uang jasa pengangkutan dengan menerima uang jasa angkut (freight).
Perusahaan ini menerima barang dari eksportir dan mengangkutnya ke tempat
importir atau menerbitkan Bill of Lading (B/L) sebagai tanda bukti muat
barang.
i. Perusahaan Asuransi
Adalah perusahaan yang memberikan perlindungan atas resiko barang yang
akan diangkut dengan cara menutup asuransi barang atas barang-barang
tersebut dengan yang diisyaratkan. Perusahaan ini akan menerbitkan polish
asuransi sebagai bukti bahwa barang-barang telah ditutup asuransinya dan
akan menyelesaikan tagihan tuntutan kerugian apabila terjadi claim atas
kerugian barang tersebut.
j. Bea Cukai Pabean
Adalah instansi resmi dari suatu negara yang mengawasi barang-barang keluar
masuk daeran pabean dan memberikan ijin untuk itu. Dalam kegiatan impor,
maka bea cukai merupakan pihak yang memberikan ijin untuk mengeluarkan
barang dari pelabuhan untuk dimasukkan ke daerah bebas pabean dalam
negeri.
k. Departemen Perdagangan
Adalah instansi pemerintah yang bertugas mengatur tata niaga perdagangan,
antara lain memberikan perijinan dan menetapkan pembatasan barang-barang
yang dapat di impor maupun di ekspor serta mengeluarkan ketentuanketentuannya.
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa setiap pihak-pihak baik di
intern organisasi importir maupun di ekstern terdapat pemisahan tugas, tanggung
jawab serta hak dan kewajiban dalam melakukan prosedur pembelian
menggunakan L/C.
D.
barang dengan jenis, jumlah dan mutu seperti yang tercantum dalam surat
permintaan pembelian.
Merupakan tanda terima barang yang telah dimuat di dalam kapal laut dan
merupakan bukti dari adanya perjanjian pengangkutan barang-barang melalui
laut. Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pihak-pihak yang
terlibat dalam B/L terdiri :
1) Shipper, adalah pengiriman barang
2) Carrier, adalah perusahan pengakuan barang
3) Consignee, adalah penerimaan barang atau yang ditunjuk
Fungsi dari Bill of Lading (B/L) antara lain :
1) Bukti adanya perjanjian pengakuan antara shipper, carrir, Consignee.
2) Tanda terima barang (A Receipt For Goods) yang berarti barang telah
diterima oleh carrier dari shipper untuk diangkut dan diserahkan serta
diterimakan kepada consignee di pelabuhan tujuan.
3) Bukti pemilikan barang (A Documents of Title To The Goods) yang berarti
pemegangan B/L adalah pemilik barang untuk sementara selama diangkut
dan perusahaan angkutan bertindak sebagai wakil atau wakil pemegang
B/L.
4) Tanda bukti pembayaran uang tambang (A Dock Receipt) yang berarti
bahwa uang tambang telah dibayar baik dibayar dimuka pada saat
pemuatan barang di pelabuhan atau dibayar dibelakang pada saat barang
dibongkar di pelabuhan tujuan.
c. Faktur dagang (Commercial Invoice)
Commercial Invoice merupakan dokumen yang harus disertakan di dalam L/C.
Faktur merupakan suatu nota yang dibuat oleh eksportir mengenai barang
yang dijual kepada importir. Didalam rangkaian dokumen pengapalan, faktur
merupakan sumber data dari kejadian dalam transaksi dan merupakan sumber
data dari kejadian dalam transaksi dan merupakan alat pengontrol mengenai
jumlah yang harus ditagih dan keterangan barang.
d. Dokumen Asuransi/Serticificate Of Insurance
Adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri
kepada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan
penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu
peristiwa yang tak tertentu.
Dari pengertian diatas dapat diperoleh penjelasan, bahwa :
1) Adanya jaminan pada pihak tertentu atas kejadian yang menimpanya atau
menimbulkan bahaya atau menimbulkan kerugian.
2) Dari pengertian asuransi mengandung makna yang bertujuan untuk
mengalihkan risiko dari suatu pihak (tertanggung) kepada pihak lainnya
(penanggung).
3) Terdapat pihak yang mengambil alih risiko dari pihak lain berdasarkan
suatu polis dengan menerima premi.
4) Terdapat pihak tertanggung merupakan pihak yang mengalihkan risiko
pada pihak lain berdasarkan suatu polis dengan membayar premi.
5) Premi, merupakan jumlah sebagian biaya asuransi atas suatu prestasi,
selisih dari harga jumlah atas harga nominal atau nilai yang datang dari
barang atau surat berharga.
Pengertian asuransi tidak dapat dipisahkan dengan istilah polis, polis
yaitu suatu pertanggungan harus dibuat secara tertulis. Jadi polis merupakan
suatu akte yang berfungsi sebagai alat bukti ditutupnya asuransi atas suatu
barang atau jasa.
e. Packing List
Disebut dengan istilah daftar pengepakan/isi peti, artinya packing list
berisikan perincian lengkap dari barang yang terdapat dalam setiap peti,
sehingga dari setiap peti dengan mudah diketahui isinya satu persatu atau juga
merupakan daftar yang menerangkan bahwa barang yang akan dikirim telah
terperinci.
Kegunaan dari dokumen ini dapat dibagi dua (2) yaitu :
1) Bagi pihak bank untuk mengetahui jumlah maupun jenis barang
2) Bagi importir bila barang yang diimpor akan dijual kembali, maka dengan
adanya packing list saat penjualan terjadi tidak menimbulkan kekeliruan
penyerahan barang tersebut kepada konsumen, baik mengenai jenis,
merek, tipe maupun model barang tersebut.
3. Dokumen-dokumen lain
Disamping terdapat dokumen-dokumen utama yang diisyaratkan dalam
L/C, terdapat pula dokumen-dokumen lain yang dianggap penting bagi kegiatan
usaha pihak importir, maka dapat dimasukkan dalam persyaratan yang harus
dilengkapi oleh pihak eksportir.
Dokumen-dokumen tersebut merupakan dokumen penunjang yang terdiri
dari:
a. Certificate Of Weight
Merupakan surat keterangan tentang keadaan berat barang. Dokumen ini
menerangkan tentang berat bersih barang (netto weight) dan berat kotor barang
(gross weight) atau juga merupakan daftar rincian timbangan atau ukuran dari
tiap-tiap peti pengepakan.
b. Certificate Of Measury