Anda di halaman 1dari 1

FUNGSI UTAMA KEPEMIMPINAN DEMOKRASI

Michelle Muliawidjaja/LB46/LO01/1901502022

Kepemimpinan demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar mau


bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan
yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan. Pemimpin
menempatkan dirinya sebagai pengontrol, pengatur dan pengawas dari organisasi tersebut
dengan tidak menghalangi hak-hak bawahannya untuk berpendapat dan berfungsi sebagai
penghubung antar departemen dalam suatu organisasi. Secara konseptual, kepemimpinan
demokratis memiliki tiga fungsi utama, yaitu :
a.

Membagi Tanggungjawab diantara Anggota Kelompok

Pemimpin yang demokratis selalu mendorong partisipasi anggota dalam setiap kegiatan
kelompok dalam menentukan tujuan kelompok. Seorang pemimpin cenderung untuk
membagi tanggungjawab daripada memusatkan tanggungjawab pada seseorang atau pada
dirinya sendiri. Kehidupan masyarakat yang demokratis ditandai dengan pendistribusian
tanggungjawab. Inti dari kepemimpinan demokratis adalah mendorong dan membuka
kesempatan kepada semua anggota untuk melahirkan inisiatif sesuai dengan cara yang
diinginkan untuk tercapainya tujuan organisasi.

b.

Pemberdayaan Anggota Kelompok

Melibatkan anggota dalam merumuskan kebijakan publik merupakan salah satu ciri dari
kepemimpinan yang demokratis. Anggota-anggotanya memerlukan kemampuan dan
ketrampilan dalam berbagai bidang misalnya kemampuan bicara, berpikir, berorganisasi.
Pemimpin yang ada harus dapat menjadi contoh bagi pengikut-pengikutnya. Terdapat lima
hal yang perlu diperhatikan oleh para pengikut atau anggota suatu kelompok, yaitu:
1) merupakan pendukung dari pemimpin.
2) harus bertanggungjawab atas setiap tindakannya dalam kelompok.
3) terus menjaga otonomi/independensi nya masing-masing.
4) mengakui cara-cara atau mekanisme kepemimpinan dalam organisasi tersebut.
5)

c.

bekerjasama dengan pemimpin.

Mekanisme Musyawarah dalam Merumuskan Kebijakan

Musyawarah merupakan jantung dari demokrasi dan musyawarah yang bermutu tinggi
memerlukan kepemimpinan demokratis yang efektif. Kepemimpinan yang demokratis
membantu proses musyawarah melalui partisipasi yang konstruktif (membangun), fasilitasi,
dan menjaga hubungan yang sehat serta kondisi emosi yang positif. Partisipasi yang
membangun berarti menentukan, menganalisa dan memecahkan permasalahan kelompok
melalui musyawarah.

Anda mungkin juga menyukai