BAB 1
PENDAHULUAN
secara umum pada keterkaitannya yang erat dengan ilmu dasar maupun ilmu
klinik. Sangat sulit mengerti farmakologi tanpa pengatahuan tantang fisiologi
tubuh, biokimia, dan patogenesis penyakit dan ilmu kedokteran klinik.
Farmakologi mempunyai keterkaitan khusus dengan farmasi, yaitu ilmu
mengenai cara membuat, memformulasi, menyimpan, dan menyediakan
obat.Farmakologi
terutama
terfokus
pada
dua
sub
disiplin,
yaitu
stabilitas fisik dan kimia dimana tablet harus memenuhi kriteria yang
dipersyaratkan oleh Farmakope.8
Amoxicillin adalah obat antibiotik golongan penisilin sub . Obat golongan ini
bekerja sebagai broad-spectrum (bisa untuk membunuh bakteri gram positif
dan negatif), seperti salmonella, shigella dan lainnya. 1
Intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan berbagai
permasalahan dan merupakan ancaman global bagi kesehatan terutama
resitensi bakteri terhadap antibiotik.Selain berdampak pada morbiditas dan
mortalitas, juga memberi dampak negatif terhadap ekonomi dan sosial yang
sangat tinggi.Pada awalnya resistensi terjadi ditingkat rumah sakit, tetapi
lambat
laun
juga
berkembang
Streptococcuspneumoniae,
dilingkungan
masyarakat,
Staphylococcusaureus,
dan
khususnya
Escherichiacoli
masalah
tersebut
adalah
antimikroba
antaralain
kuman
Mengetahui
tingkat
pengetahuan
pemakaian
mahasiswa/i
terhadap
indikasi
2.
1.4.
Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan kepada mahasiswa/i FK UISU angkatan 2011 agar lebih
bijak dalam pemakain antibiotik amoxicillin.
2. Sebagai masukan kepada mahasiswa/i FK UISU angkatan 2011 agar lebih
teliti dalam pemakain antibiotik amoxicillin.
3. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa/i FK UISU angkatan 2011.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Amoxicillin
Amoxilin itu adalah nama dagang dari obat antibiotik golongan penisilin sub
Amoksisilin diserap dengan baik (pada tingkat yang berbeda dan tingkat dari
berbagai daerah usus) dari GIT. Ia menikmati penggunaan klinis luas, bukan
hanya karena spektrum yang luas antibakteri, tetapi juga karena bioavailabilitas
oral nya tinggi (70-90%) dengan puncak plasma tingkat yang terjadi dalam 1
sampai 2 jam. dan tergantung dosis, umumnya menjadi 1,5-3 kali lebih besar
dibandingkan dengan ampisilin setelah lisan setara dosis . Volume semu distribusi
amoksisilin adalah sekitar 0,26-0,31 L / kg dan didistribusikan secara luas ke
banyak tissues 35, 54, termasuk hati, paru-paru, prostat (manusia), otot, empedu,
cairan asites, pleura dan sinovial, dan cairan mata, terakumulasi dalam cairan
ketuban dan melintasi plasenta, tetapi menembus buruk ke dalam sistem saraf
pusat kecuali peradangan (10 - 60% dari yang ditemukan dalam serum) .Tingkat
yang sangat rendah obat adalah ditemukan dalam aqueous humor, dan tingkat
rendah yang ditemukan pada airmata, keringat dan saliva 54%. Hal ini kira-kira
17-20% terikat pada plasma manusia protein, terutama albumin 35%. Ekskresi
amoksisilin adalah terutama ginjal, dan > 80% dari yang tidak berubah 50-70%
(dari dosis) dapat diambil dalam urin, menyebabkan sangat tinggi konsentrasi
kemih dan juga disekresi dalam 54%. Absorpsi amoxicillin di saluran cerna jauh
lebih baik dari pada ampisilin. Dengan dosis oral yang sama, amoxicillin
mencapai kadar dalam darah yang tingginya kira kira dua kali lebih tinggi dari
pada kedua eliminasi kedua obat ini hampir sama. Penyerapan ampisilin
terhambat oleh adanya makanan di lambung, sedang amoxicillin tidak.1
2.1.2 Farmakodinamik
Amoxicillin adalah golongan dari pada penisilin, antibiok ini dapat membunuh
dan menghambat perkembangan bakteri dan organisme lain, sebagai bakterisid
yaitu bersifat membunuh bakteri dan menghambat sintesis dinding sel.11
2.1.3 Indikasi
Infeksi telinga, hidung dan tenggorokan seperti otitis media yang disebabkan
oleh streptococcus pneumonia, staphylococcus yang
tidak
memproduksi
Tabel 1. Distribusi kuman gram negatif yang sensitif dan resisten terhadap
antibiotik penisilin.
NO
1
2
3
4
5
Antibiotika
Pseudomonas sp
Ampisilin
Amoksi-Clav
Amoksisilin
Penisillin G
Sulbenisilin
Klebsiella sp
1.8%(S)98.2% (R)
34.7%(S)65.3%(R) 76.5%(S) 23.5(R)
1,6 % (S)98,4%(R) 0,0%(S) 100,0(R)
1,3%(S)98,7%(R)
0,0%(S) 100,0(R)
37,5%(S)62,5%(R) 14,5%(S)84,5%(R)
Escherichia coli
0.0%(S)100.0%(R)
87.5 % (S) 12.5% (R)
5,5%(S) 94,5% (R)
5,5%(S)94,5%(R)
20,6%(S)79,4%(R)
2.1.4. Dosis
a. Oral :
Dewasa : 250-500 mg tiap 8 jam.
Bayi : (<6 kg) 25-50 mg tiap 8 jam
Anak-anak : (<20 kg) : 20-40 mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 8 jam.
Anak-anak : (>20 kg) : sama dengan dewasa.
b. Suntikan IM :
Dewasa : 500 mg tiap 8 jam.
Anak-anak : 50-100 mg/kg/hari.
c. Suntikan IV atau infus :
Dewasa : 1 gr tiap 6 jam
Anak-anak : 50-100 mg/kg/hari.5
- Reaksi alergi dengan gejala sebagai berikut: ruam, gatal-gatal, gatal, panas
dingin, demam, sesak napas, nyeri otot, pembengkakan wajah atau leher, sesak di
tenggorokan, atau batuk.
Efek
samping
Sebuah
studi
pharmacovigilance
dilakukan
untuk
Menurut Ditjen POM (1995), sifat fisika dan kimia amoksisilin adalah sebagai
berikut :
Rumus molekul
Berat molekul
Pemerian
: C16H19N3O5S.3H2O
: 419, 45
365, 9 dalam bentuk anhidrat
: serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau.
Kelarutan : sukar larut dalam air dan metanol, tidak larut dalam benzena, dalam
karbon tertraklorida dan dalam kloroform
10
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
panca indra manusia, yakni : indra penglihatan,pendengaran,penciuman,rasa,dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.4
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang ( overt behavior ). Karena dari pengalaman dan
penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974)
mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku
baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :4
a.
b.
c.
d.
Trial, di mana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa
yang dikehendaki oleh stimulus.
e.
11
statistik
dalam
perhitungan-perhitungan
hasil
penelitian,
dapat
12
13
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Desain/Jenis penelitian
14
Besar sampel :
Jumlah dari sampel ditentukan jumlahnya dengan rumus :
n=
N
1+N(d2)
Dimana :
n = jumlah sampel yang digunakan
d = derajat kesalahan yang diinginkan = 0,1
N = jumlah seluruh sampel
Hasil :
n=
1+N(d2)
351
=77,82 = 78 orang
1 + 351(0,12)
15
Varibel
Independen
3.3.4.
Variabel
dan Def
Tingkat pengetahuan
mahasiswa FK UISU
angkatan 2011
Variabel Dependen
16
diberikan.
Mahasiswa yang tidak pernah menggunakan antibiotik amoxicillin
17
18
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil dan Pembahasan Deskripsi Karekteristik Responden
19
Umur
1
2
3
4
Total
17
18
19
20
86
Baik
0%
0%
2,3%
0%
2,3%
Sedang
1,8%
21,4%
44,6%
32,1%
99,9%
Kurang
0%
21,4%
46,4%
32,1%
99,9%
Umur
Kurang
Sedang
20
1.
2.
3.
4.
Total
17
18
19
20
86
0%
8,1%
20.9%
14,0%
43,0%
1,2%
12,8%
25,6%
17,4%
57,0%
Pengetahuan
Baik
Sedang
Kurang
Laki-laki
1,2%
14,0%
8,1%
23,3%
Perempuan
1,2%
51,2%
24,4%
76,7%
Pada grafik 4.1.3. Hasil distribusi responden pengetahuan indikasi dan jenis
kelamin berdasarkan jenis kelamin dijumpai paling rendah pada laki-laki dan
paling banyak dijumpai pada perempuan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmojo (2003) bahwa perempuan lebih
peka dan lebih perduli akan suatu hal daripada laki-laki.13
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Kurang
10,5%
32,6%
43,0%
Sedang
12,8%
44,2%
57,0%
21
Pada grafik 4.1.4. Hasil distribusi responden pengetahuan indikasi dan jenis
kelamin berdasarkan jenis kelamin dijumpai paling rendah pada laki-laki dan
paling banyak dijumpai pada perempuan.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai gambaran
tingkat pengetahuan pemakain antibiotik amoxicillin terhadap mahasiswa/i
FK UISU angkatan 2011 dapat disimpulkan bahwa :
22
2.