Disusun Oleh :
Kelompok B3
Lediana Oktaviani
11.052
10.052
Moh. Ali S
11.054
Nana Noviliya
11.055
Novita Sari
11.057
Noviyani W.E
11.058
Raisya Nadirawati
11.060
11.062
Rendi Sandika
11.064
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Sistem muskuloskeletal yang
berjudul Laporan Pendahuluan dengan Kasus Fraktur tepat pada waktunya.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pengerjaan makalah ini.
Penulis juga menyadari banyak kekurangan yang terdapat pada makalah
ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik yang membangun agar penulis
dapat berbuat lebih banyak dikemudian hari. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
LAPORAN PENDAHULUAN
FRAKTUR
I.
KONSEP TEORI
1. Pengertian
Fraktur adalah Terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau
tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa. (Sjamsuhidajat
R., 1997).
Fraktur adalah Patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau
tenaga fisik.(Price and Wilson, 2006).
Fraktur adalah Terputusnya kontinuitas tulang dan tulang rawan
(Mansjoer,dkk, 2000)
2. Etilogi
Menurut Reever Charlene (2001: 256) ada beberapa etilogi fraktur antara
lain :
a. Traumatic adalah yang sering terjadi pada kecelakaan lalu lintas,
pemain karate dan sepak bola.
b. Patological
Osteoporosis.
c. Patique fraktur / stress terjadi karena trauma yang kronis
(berkurang/lama).
Penyebab patah tulang (Barbara, 1999)
a. Fraktur terjadi ketika tekanan yang menimpa tulang lebih besar
daripada daya tahan tulang, seperti benturan dan cedera.
b. Fraktur terjadi karena tulang yang sakit, ini dinamakan fraktur
patologi yaitu kelemahan tulang akibat penyakit kanker atau
osteoporosis.
1. Jenis-jenis fraktur (Smeltzer and Bare, 2003)
a. Fraktur komplit adalah patah pada seluruh garis tengah tulang dan
biasanya megalami pergeseran (bergeser dari posisi normal).
b. Fraktur Tidak komplit (inkomplit) adalah patah yang hanya terjadi
pada sebagian dari garis tengah tulang.
c. Fraktur tertutup (fraktur simple) tidak menyebabkan robeknya kulit
d. Fraktur terbuka (fraktur komplikata/kompleks) merupakan fraktur
dengan luka pada kulit atau mebran mukosa sampai ke patahan
kaki. 1) Fraktur terbuka terbagi atas tiga derajat, yaitu :
Derajat I :
Luka < 1 cm
Kerusakan jaringan lunak sedikit, tidak ada tanda luka
remuk
Fraktur sederhana, tranversal, oblik, atau kominutif
ringan
Kontaminasi minimal
Derajat II :
laserasi > 1 cm
Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, flap/avulse
Fraktur kominutif sedang
Kontaminasi sedang
Derajat III :
kulit,
otot.
dan
neurovascular
serta
atas :
Jaringan lunak yang menutupi fraktur tulang adekuat,
meskipun terdapat laserasi luas/flap/avulse atau
fraktur segmental/sangat kominutif yang disebabkan
oleh trauma berenergi tinggi tanpa melihat besarnya
ukuran luka.
Kehilangann jaringan lunak dengan fraktur tulang
yang terpapar atau kontaminasi massif.Luka pada
pembuluh arteri/saraf perifer yang harus diperbaiki
4. Patofisiologi
Trauma langsung
Peningkatan tekanan
Diskontinuitas jaringan
tertutup diotot
Peningkatan biokimia
berhubungan dengan
(sitokinin, bradikinin,
akumulasi hambatan
protealitik)
pulmonal
cairan
Sensitivitas meningkat
Emboli lemak
berat
Open fraktur
Jaringan terbuka
Ambang nyeri
Kerusakan rangka
pecah
neuromuskuler
Perdarahan
fungsiolesa hilang
Resti kekurangan
imobilisasi lama
Port de entry
Kuman masuk
Pembuluh darah
Bacterimia
Resti infeksi
volume cairan
Tidak
GI. Tract
Inbalance nitrogen
Kontraktur
menurun
Pasang kateter
pergerakan otot
tachicardi, demam
pada
bagian bawah
Atropi otot
Resiko
resiko gangguan
konstipasi
pemenuhan nutrisi
5. Pemeriksaan penunjang
X.Ray
Bone scans, Tomogram, atau MRI Scans
Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan
vaskuler.
6. Penatalaksanaan
Fraktur biasanya menyertai taruma untuk itu sangat penting untuk melakukan
pemeriksaan terhadap jalan napas (airway). Proses pernafasan (breathing) dan
sirkulasi (circulation) apakah terjadi syok/tidak, kemudian dilakukan foto
radiologis dan pemasangan bidai dilakukan untuk mengurangi rasa sakit dan
mencegah terjadinya kerusakan yang lebih berat pada jaringan lunak.
b.
2.
c.
d.
5. Eksisi luka lapis demi lapis mulai dari kulit, subkutis, fasia hingga
otot.
6. Luka fraktur terbuka selalu dibiarkan terbuka dan bila perlu ditutup
satu minggu kemudian setelah edema menghilang (Kapita Selekta 2
hal 348 349).
II.
5.
d. Sistem Percernaan
Anoreksia disebabkan oleh inbalance nitrogen.
e. Sistem eliminasi uri : tidak ada gangguan
Sistem eliminasi alvi : kadang terjadi konstipasi karena imobilisasi.
f.
Sistem Muskuluskeletal
Terdapat krepitasi yang timbul jika bagian cidera digerakkan,
deformitas spasme otot, terlihat kelemahan/hilang fungsi.
g. Sistem integumen
Laserosi kulit, perubahan warna, pembengkakan lokal (dapat
meningkat secara tiba tiba).
DIAGNOSA KEPERAWATAN
mobilitas
fisik
berhubungan
dengan
keruaskan
neuromuskular.
9. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan penekanan pada
jaringan.
10. Resti terhadap kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
aliran darah/emboli lemak.
11. Resti infeksi berhubungan dengan tidak adequatnya pertahanan primer,
sekunder farktur.
12. Resiko gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan intake kurang
dari kebutuhan.
RENCANA ASUHAN KEPERWATAN
(16 20 x/mnt).
Intervensi :
1. Obs. Frekuensi RR dan upayanya, perhatikan stidor, penggunaan otot
bantu, relaxasi terjadi cyanosis sentral.
R/ tachypnea, dyspnea, perubahan dalam mental, tanda insufisiensi
pernafasan merupakan indikator emboli paru.
2. Auskultasi bunyi napas, perhatikan terjadinya ketidaksamaan, ronchi,
sesak.
R/perubahan adanya bunyi napas tambahan, menunjukkan adanya
komplikasi pernapasan
3. Instruksikan dan bantu latihan nafas dalam dan batuk efektif
R/ meningkatkan ventilasi alveolar.
4. Obs. tanda tanda vital terutama RR
R/ peningkatan dan penurunan RR akan mengidentifikasikan
berhasil/tidaknya tindakan yang dilakukan.
5. Laksanakan hasil kolaborasi dokter.
- Pemberian O2
R/ meningkatnya sediaan O2 dalam tubuh oksigenasi jaringan
optimal.
14. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan
otot
Tujuan : nyeri berkurang sampai dengan hilang setelah 2 3 hari
dilakukan tindakan keperawatan.
Kriteria hasil :
- Nyeri berkurang / hilang
- Klien tampak rileks
- TTV dalam batas normal
Intervensi :
1. Jelaskan prosedur sebelum memulai sesuatu tindakan
R/ memungkinkan klien siap mental dan kooperatif terhadap tindakan
yang dilakukan.
2. Berikan alternatif tindakan penyamanan (massage perubahan posisi)
R/ meningkatkan sirkulasi umum, menurunkan kelemahan otot.
3. Obs. skala nyeri
R/ deteksi diri adanya perubahan.
4. Ajarkan tehnik distraksi relaxasi
R/ mengalihkan perhatian sehingga mengurangi rasa nyeri.
5. Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring
R/ mengurangi nyeri dan mencegah kesalahan posisi tulang yang
cidera.
6. Evaluasi TTV
R/ deteksi dini adanya perubahan
7. Laksanakan hasil kolaborasi dokter dengan pemberian analgesik
R/ analgesik dapat menekan rangsang syaraf nyeri.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fraktur adalah Patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau
tenaga fisik.(Price and Wilson, 2006).
Menurut Reever Charlene (2001: 256) ada beberapa etilogi fraktur
antara lain :
a. Traumatic adalah yang sering terjadi pada kecelakaan lalu lintas,
pemain karate dan sepak bola.
b. Patological
Osteoporosis.
c. Patique fraktur / stress terjadi karena trauma yang kronis
(berkurang/lama).
3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa/I dapat mengaplikasikan langsung pada kasus yang
ditemukan dilapangan. Mengingat begitu berisiko masalah yang akan
muncul akibat dari fraktur terutama pada femur, maka diharapkan kepada
seluruh pihak-pihak medis dan paramedis dapat memperhatikan kondisi
atau gejala-gejala fraktur itu sendiri serta dapat segera melakukan
pembangunan yang tepat dalam memberikan perawatan, terapi dan
pengobatan bagi pasien yang mengalami fraktur.
DAFTAR PUSTAKA
Aesculapius: Jakarta
Price & Wilson, (2006).Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Jakarta
Smeltzer & Bare, (2003).Bukuajar keperawatan medical bedah.Volume
3.Edisi 8. EGC: Jakarta