LANDASAN TEORI
2.1 SINAR X
Sinar x merupakan gelombang elektro magnetik didefenisikan sebagai suatu
gelombang yang terdiri atas gelombang listrik dan gelombang magnit. Pada gambar 2
berikut ditunjukkan keluarga gelombang elektro-magnetik, di mulai dari gelombang
radio, cahaya tampak, sinar-x, hingga sinar kosmik. Pengelompokan tersebut
dibedakan atas tingkat energi atau panjang gelombangnya.
-10
-9
m, 1 nm = 10 = 10 m
Panjang gelombang sinar-X dalam kisaran 0,5 -2,5 .(lihat gambar 2.2)
Sinar X terjadi bila elektron yang bergerak dengan kecepatan tinggi tiba-tiba
terhenti karena menubruk suatu bahan misalnya suatu plat logam. Sebagai sumber
elektron adalah filamen yang dipanaskan dan plat logam adalah anodanya. Elektron15
Universitas Sumatera
Utara
Utara
min =
12 ,5
4
V x10 (mm)
(1)
Banyak elektron tergantung pada arus listrik yang melalui filamen dan temperatur.
Karena arus mudah dikontrol maka dalam sinar x ada dua kontrol yaitu kontrol
intensitas oleh arus dan kontrol tenaga oleh tegangan. Tenaga elektron hampir
seluruhnya diubah menjadi panas sedang yang menjadi sinar x hanya 1% maka
anoda yang berupa logam tungsten perlu dihubungkan dengan blok tembaga
pendingin. Ada juga sinar x yang tak mempunyai pendingin tetapi hanya dilengkapi
dengan switch.
SIFAT-SIFAT SINAR X
Ada pun sifat sifat dari sinar x adalah sebagai berikut :
a Daya tembus
18
Universitas Sumatera
Utara
Sinar x dapat menembus bahan atau massa yang padat dengan daya tembus yang
sangat besar seperti tulang dan gigi. Makin tinggi tegangan tabung (besarnya KV)
yang digunakan, makin besar daya tembusnya. Makin rendah berat atom atau
kepadatan suatu benda, makin besar daya tembusnya.
b. Pertebaran (Hamburan)
Apabila berkas sinar x melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas sinar
tersebut akan bertebaran keseluruh arah, menimbulkan radiasi sekunder (radiasi
hambur) pada bahan atau zat yang dilalui. Hal ini akan menyebabkan terjadinya
gambar radiografi dan pada film akan tampak pengaburan kelabu secara menyeluruh.
Untuk mengurangi akibat radiasi hambur ini maka diantara subjek dengan diletakkan
timah hitam (grid) yang tipis.
c. Penyerapan
Sinar x dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom
atau kepadatan bahan atau zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau berat
atomnya makin besar penyerapannya.
d. Efek fotografi
Sinar x dapat menghitamkan emulsi film (emulsi perak-bromida) setelah diproses
secara kimiawi (dibangkitkan) di kamar gelap.
e. Fluoresensi
Sinar x menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium tungstan atau zink
sulfide memendarkan cahaya (luminisensi). Luminisensi ada 2 jenis yaitu :
1. Fluoresensi, yaitu memendarkan cahaya sewaktu ada radiasi sinar x saja.
2. Fosforisensi, pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa saat walaupun
radiasi sinar x sudah dimatikan (after glow).
19
Universitas Sumatera
Utara
f. Ionisasi
Efek primer dari sinar x apabila mengenai suatu bahan atau zat dapat
menimbulkan ionisasi partikel-partikel atau zat tersebut.
g. Efek biologi
Sinar x akan menimbulkan perubahan-perubahan biologi pada jaringan. Efek
biologi ini yang dipergunakan dalam pengobatan radioterapi.
(Sjahrial Rasad, 2005).
20
Universitas Sumatera
Utara
target,
sehingga
pembelokan/pemantulan
akan
dipancarkan
elektron
sehingga
sinar
karakteristik,
akan
dipancarkan
sinar
dan
X
bremstrahlung.
5) Berkas sinar X yang dihasilkan, yaitu sinar X karakteristik bremstrahlung,
dipancarkan keluar tabung melalui window.
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa bila arus (mA) dinaikkan (gambar kanan)
maka spektrum sinar X akan semakin tinggi intensitasnya dengan puncak pada energi
atau panjang gelombang yang tetap. Bila tegangan (kV) dinaikkan (gambar kiri) maka
intensitas semakin tinggi dan puncaknya bergeser ke kiri, panjang gelombang
mengecil atau energi membesar.
A. Intensitas Radiasi
Sinar X sebagaimana radiasi gelombang elektromagnetik yang lain memancar ke
segala arah secara merata. Jumlah radiasi per satuan waktu per satuan luas (Intensitas)
disuatu tempat sangat tergantung pada tiga hal yaitu jumlah radiasi yang dipancarkan
oleh sumber, jarak antara tempat tersebut dan sumber radiasinya, serta medium
diantaranya.
Hubungan antara intensitas radiasi terhadap jarak mengikuti persamaan inverse
square law (hukum kuadrat terbalik) sebagaimana berikut.
r2
I
1
=r2
Dimana
(2)
I1 = intensitas di titik 1
I2 = intensitas di titik 2
r1 = jarak antara titik 1 dan sumber
r2 = jarak antara titik 2 dan sumber
Salah satu prinsip proteksi radiasi eksterna adalah menjaga jarak, semakin jauh posisi
seseorang dari sumber radiasi maka intensitas radiasi yang diterimanya akan semakin
kecil, mengikuti hukum kuadran terbalik diatas.
B. Atenuasi Sinar X
Intensitas radiasi sinar X setelah melalui bahan dengan tebal tertentu akan mengalami
pelemahan atau atenuasi(lihat gambar 9) mengikuti persamaan berikut :
I =I 0 eX
.(3)
Utara
=ex .. (4)
ln
I0
=x . (5)
1 I
2
ln
I0
=x .. (6)
ln 2 =x . (7)
0,693 =x . (8)
0,693
x=
HVL =
TVL =
, x=0 .. (9)
0,693
2,303
; .(10)
.(11)
Contoh :
Koefisien serap suatu bahan adalah 0,1386/mm. Bila bahan tersebut digunakan
sebagai penahan radiasi sinar X maka tebal yang dibutuhkan untuk menurunkan
intensitas radiasi dari 10 mR/jam menjadi 2,5 mR/jam adalah :
HVL bahan = 0,693 / 0,1386 = 5 mm
Ix/I0 = 2,5 / 10 =
Tebal yang diperlukan adalah 2 x HVL = 2 x 5 mm =10 mm
(satu HVL menurunkan nya maka diperlukan 2 HVL untuk menurunkan nya).
25
Universitas Sumatera
Utara
Ix / I0
1/2
1/4
1/8
1 / 16
5
1 / 32
Dst.
Tabel 2.2 Jumlah TVL dengan jumlah IX/I0
Jumlah TVL
IX / I0
1 / 10
1 / 100
1 / 1000
Dst
C. Mekanisme Interaksi
Mekanisme interaksi sinar X ketika mengenai materi adalah efek fotolistrik, efek
Compton dan produksi pasangan
26
Universitas Sumatera
Utara
1. Efek fotolistrik
Utara
28
Universitas Sumatera
Utara
A. Kualitas radiografi
Kualitas radiografi adalah kemampuan radiografi dalam memberikan informasi yang
jelas mengenai objek atau organ yang diperiksa. Kualitas radiografi ditentukan oleh
beberapa komponen antara lain: densitas, kontras, ketajaman, dan detail
Kualitas radiografi meliputi, sebagai berikut :
1. Densitas
Gambaran hitam pada hasil radiografi ditetapkan sebagai densitas. Hasil densitas
yang semakin baik terdapat pada area yang dimana sinar-x ditangkap oleh film
dan dikonversikan ke warna hitam, silver metalik.
Karakteristik fisik bahan yang paling ditemui di x-ray imaging dibandingkan
dalam tabel berikut.
Tabel 2.3. Karakteristik Fisik Bahan Kontras
Nomor Atom
Density
Efektif (Z)
(gr/cm )
Air
7,42
1,0
Otot
7,46
1,0
Lemak
5.92
0.91
Udara
7.64
0.00129
Kalsium
20.0
1.55
Iodine
53.0
4.94
Barium
56.0
3.5
Material
Transmitansi
(It/I0)
Persen
transmitansi
Invers transmitansi
(I0/It)
Densitas film
(Log(I0/It))
1.0
100%
0.1
10%
10
0.01
1%
100
0.001
0.1%
1000
0.0001
0.01%
10000
0.00001
0.001%
100000
0.000001
0.0001%
1000000
0.0000001
0.00001%
10000000
Tegangan yang lebih rendah menghasilkan kontras yang tinggi dan tegangan
yang lebih tinggi menghasilkan kontras yang rendah.
30
Universitas Sumatera
Utara
C =D2 D1 (12)
Dengan :
C = menyatakan kontras
D2 = Densitas pada daerah ke
2 D1 = Densitas pada daerah 1
Tabel 2.5 Efek mA, kVp & Waktu Eksposur Terhadap Densitas Film dan Kontras
Densitas Film
Kontras
kVp
Ya
Ya
mA
Ya
Tidak
Waktu (s)
Ya
Tidak
31
Universitas Sumatera
Utara
Atau
P = FxB
(14)
(A B)
Gangguan juga dapat ditimbulkan dari hamburan yang sampai pada film
baik dari benda yang diperiksa maupun dari benda-benda lain yang berada
dibelakang film.
32
Utara
dalam wilayah kiri bawah harus terlihat sebagai gambaran umum kondisi citra
medik yang semestinya. Anggaplah noise dan kekaburan (blur) adalah dua hal
yang secara bersama menghasilkan tabir ketidaktampakan (curtain of
invisibility)".
Noise menurunkan visibilitas obyek dengan kontras rendah. Sedangkan blur
menurunkan visibilitas obyek yang ukurannya kecil. Biasanya, kebanyakan obyek
dengan ukuran anatomi yang kecil akan mempunyai nilai kontras yang relatif
rendah dan visibilitasnya menurun karena faktor noise dan blur.
36
Universitas Sumatera
Utara
Radiasi primer berorientasi pada sumbu yang sama dengan strip timah dan
melewati di antara strip timah tersebut untuk sampai ke film. radiasi hambur
muncul dari berbagai titik dari pasien dan yang meliputi dari segala arah (multi
arah), sehingga sebagian besar diserap oleh timah (grid) dan hanya sejumlah kecil
sinar X yang lewat dan sampai ke film (lihat gambar 24).
37
Universitas Sumatera
Utara
38
exposure dengan cepat grid bergerak sehingga pada hasil gambar radiografi strip
tidak lagi terlihat (gambar 21)
Gambar 2.21. Hasil radiografi grid diam(kiri) dan grid bergerak (kanan)
(Gyunggi-Do, 2010)
Sebuah grid tersusun atas strip dan materi radiotransparen seperti kayu atau
aluminium teratur pada saat focal spot diposisikan tepat ditengah grid, strip pada
grid disejajarkan dengan tumbukan primer. Contoh familiar alat yang dapat kita
temui adalah grid yang dapat bergerak yaitu Potter-Bucky Diafragma (atau
Bucky). Grid ini tetap bergerak selama waktu terjadinya pemaparan sinar. Pada
39
Universitas Sumatera
Utara
saat grid yang tidak bergerak digunakan strip pada grid akan tergambar pada
radiografi. Untuk menghindari hasil dari strip ini maka digunakan strip yang
bergerak.
Grid Ratio
Grid ratio adalah perbandingan antara tinggi lempengan timbal dengan jarak
antara lempeng.
Grid ratio =D
(15)
Semakin tinggi grid ratio semakin banyak hamburan yang diserap oleh grid, faktor
eksposi yang digunakan semakin besar.
Grid dengan ratio 8:1 atau 10:1 grid sering digunakan di dalam pemeriksaan
thorak dsb. Grid ratio 5:1 akan menyerap radiasi 85% di mana grid ratio
16:1penyerapan radiasi sebesar 97%.
40
Universitas Sumatera
Utara
Rasio grid didefinisikan sebagai perbandingan antara tinggi dari strip dengan jarak
seperti pada gambar dibawah ini.
Atau,
41
Universitas Sumatera
Utara
42
Universitas Sumatera
Utara
: Jalur lempeng
sejajar (lihat
gambar 2.27).
Focused
: Dua grid diletakkan satu atas yang lain (bersilang), crossed grid
dalam sumbu
longitudinal (gambar 2.27). Keunggulan utama grid ini adalah susunan strip timah
hitamnya memungkinkan kita untuk sudut tabung x-ray sepanjang grid tanpa
kehilangan radiasi primer dari grid cutoof. (lihat gambar 2.25).
Cutoff Grid adalah hilangnya berkas radiasi primer karena ketidaktepatan angulasi
antara tube dan strip timah dan menimbulkan perbesaran strip pada gambar rontgen
seperti terlihat pada gambar 2.26.
Gambar 2.26. Bayangan cut off pada film karena penyudutan tabung sinar x
(Gyunggi-Do, 2010)
44
Tabel 2.6. Dibawah ini bisa kita liat tabel faktor perbaikan kontras (K), sebagai
berikut
Grid
no.
Faktor perbaikan
kontras
(mg/cm )
(K)
170
1.95
310
1.95
3.4
2 x 3.1
11
340
2.1
390
2.1
460
2.35
15
460
2.6
2x7
680
2.95
15
900
2.95
NB : Crossed grid
Utara
Jadi tidak ada penambahan daya tembusnya. Berbeda dengan gambar dibawah ini
yang menunjukkan tentang perubahan panjang gelombang.
Bila jarak berubah maka jumlah radiasi yang dipancarkan sebanding terbalik dengan
kwadrat jaraknya, atau dapat dirumuskan sebagai berikut :
E=
Mxt
d2 (18)
Yaitu jenis film yang memiliki kepekaan terhadap warna hijau sampai violet, jenis
ini digunakan untuk film green sensitive pada pemeriksaan radiografi.
2) Monochromatic film
Yaitu jenis film yang memiliki kepekaan terhadap satu jenis warna, yaitu warna
biru saja. Jenis ini biasanya digunakan untuk film x ray blue sensitive.
3) Panchromatic film
Yaitu jenis film yang memiliki kepekaan terhadap semua warna pencahayaan.
Jenis ini digunakan dalam film fotografi.
I
D =log
I1
..(19)
50
tg=
D
(23)
= D
log exp osure log t
Dalam radiografi t ditentukan dengan meradiasi bahan yang akan diperksa pada
ketebalan yang berbeda-beda dengan suatu jarak tertentu dan waktu yang berbedabeda.
52
Universitas Sumatera
Utara
mempunyai suhu 40 .
(Sjahriar Rasad, 2005)
53
54
Pada sinar X biasanya grafik ini biasanya sudah dibuat dari pabrik yang
mengeluarkannya, karena itu grafik ini berbeda untuk tipe pembangkit sinar X
(pesawat sinar X) yang lain. Dalam laboratorium grafik ini sering dibuat lagi untuk
sinar X maupun sinar , karena film yang dipakai berlainan dengan film yang
dicantumkan dari pabrik dan juga karena film juga mendekati masa berlakunya atau
penyimpanannya kurang sempurna.
55
HUKUM PELEMAHAN
Hukum pelemahan adalah
I =I0eX (24)
56
Universitas Sumatera
Utara
Gambar 2.36. Grafik antara tebal bahan dan densitas film untuk 2 tegangan yang
berbeda dengan exposure yang berbeda.
(M. Syukur,1974)
Pilih density 2 atau density yang sesuai pada film yang digunakan. Kemudian
exposure (mAm) digambarkan terhadap ketebalan pada kertas semilog. Masingmasing grafik diperoleh dari 2 titik dengan tegangan yang sama. Untuk memperoleh
grafik exposure yang lain harus digunakan tegangan yang lain pula.
Gambar 2.37. Grafik exposure untuk dua tegangan dalam kontras semi log
(M. Syukur,1974)
57
E= d2
(27)
Karena density film dipilih tetap maka E akan tetap untuk setiap perubahan M, t dan
d. sehingga E1 = E2. Jadi ada 3 hubungan yaitu :
M
1
1.
2.
1 =
t2
3.
t
1
M
=
d22
M2
t
d2
d2
d22
t 2 M1
Dari hubungan diatas jelas bahwa walaupun grafik exposure hanya berlaku untuk
suatu jarak tertentu tetapi dapat digunakan juga untuk jarak yang lain.
2.16 KEPEKAAN
Tidak semua ukuran cacad dapat terlihat pada film, jadi radiografi mepunyai batas
kepeakaan atau kemampuan pemberian informasi pada film radioggrafi. Kepekaan
dalam radiografi dilakukan dengan jalan memilih sumber radiasi atau film yang
dipakai. Untuk pemilihan tinggal memilih ukuran perak yang halus sedang untuk
pemilihan tenaga radiasi dilakukan sebagai berikut :
Menurut hukum pelemahan,
5
8
Universitas Sumatera
Utara
I1 =I0ex
untuk jelasnya lihat gambar dibawah ini
I2 =I0e
( (X X ) + X )
1
(28)
=e( 1)X
...(29)
59
Universitas Sumatera
Utara
...(30)
D1 D0
I1
D0
(
D D 0 =e
2
1)X
.(31)
Atau
D
2
D D=
D =(D
D
ln(
X
D D
1
min
Dimana
+1)
0
1
D
=.konstan(35)
k=
D D
min
Untuk mata normal kmin = 0,02 dan cacad biasanya berisi udara atau hampa, jadi 1 =
0.
ln 1,02
Xmin = ..(36)
Maka dapat dilihat bahwa makin kecil tenaga sumber makin besar maka
radiografinya makin peka artinya makin kecil cacat yang dilihat.
6
0
Universitas Sumatera
Utara